KEGIATAN BELAJAR 1
1. Kegiatan pelayanan (service) merupakan suatu jasa yang diberikan kepada seseorang
atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
a. Perihal/cara melayani
c. Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.
a. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik (ahli terapi
fisik)
b. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan emosional sosial (psikolog
dan tenaga sosial )
c. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan (melibatkan
beberapa ahli dibidang pendidikan dan psikolog).
B. Sejarah Perkembangan
Pendidikan khusus tumbuh dari satu kesadaran awal bahwa beberapa anak
membutuhkan sejenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan biasa agar dapat
mengembangkan potensi mereka. Akar dari kesadaran ini dapat ditelusuri di Eropa pada
tahun 1700-an ketika para pionir tertentu mulai membuat upaya-upaya terpisah untuk
pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Dewasa ini, peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh kembang dalam
mengolah system maupun cara bergaul dengan orang lain. Selain itu lembaga
pendidikan tidak hanya sebatas untuk system bekal ilmu pengetahuan, namun juga
memberi skill hidup yang diharapkan bermanfaat di masyarakat..
Lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang normal saja, tapi juga
anak-anak keterbelakangan mental.
Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan para ABK, sehingga ABK tersebut daapt mengembangkan
potensinya. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan fisik dan kesehatan, kebutuhan yang
berkaitan dengan emosional-sosial, dan kebutuhan pendidikan. Tersedianya layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan merupakan faktor kunci bagi perkembangan
ABK.
KEGIATAN BELAJAR 2
Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Bentuk layanan pendidikan segregasi memisahkan ABK dari anak normal. Dengan
demikian, ABK mempunyai sekolah sendiri, demikian pula anak normal mempunyai
sekolah yang tidak ada kaitannya dengan sekolah untuk ABK.
Alasan para pendukung pelayanan pendidikan terpisah ini antara lain sebagai berikut.
a. Dalam layanan segregasi (terpisah) ABK akan mendapat perlakuan / perhatian yang
lebih intensif karena para guru memang disiapkan khusus untuk melayani mereka.
b. Dalam layanan segregasi, para ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul lebih
akrab.
c. Keinginan untuk bersaing dalam pendidikan segregasi mungkin lebih tinggi karena
para ABK merasa mempunyai kemampuan setara sehingga kesempatan untuk
unggul akan semakin terbuka.
2. Layanan Pendidikan Integrasi
Layanan pendidikan dalam bentuk terpadu atau integrasi menyediakan pendidikan
bagi ABK disekolah yang sama dengan anak normal. Melalui pendidikan terintegrasi,
para ABK dapat menghayati dunia yang sama dengan anak normal, demikian pula anak
normal akan mendapat kesempatan untuk menghayati keanekaragaman dalam hidup.
Secara umum, jenis-jenis layanan pendidikan ini, yang oleh McLaughlin & Lewis (1985)
disebut sebagai model layanan pendidikan, dapat dibedakan dan dideskripsikan sebagai
berikut.
a. Mereka mendapat kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan anak normal,
b. Tidak digunakan lagi label kelainan,
c. Mereka tidak perlu mengadakan perjalanan terlampau jauh untuk pergi kesekolah.
Dalam Model layanan ini, ABK bersekolah disekolah biasa. Sekolah tersebut di bantu
oleh guru Pendidikan Khusus sebagai konsultan bagi para guru, kepala sekolah, dan
orang tua ABK yang ada di sekolah tersebut.
Kelebihan
Kelemahan
Model ini hampir sama dengan model guru konsultan, ABK bersekolah di sekolah
biasa, dengan para guru yang mengajar di sekolah tersebut, di bantu oleh guru kunjung .
Guru kunjung ini adalah guru Pendidikan Khusus yang bertugas di lebih dari satu
sekolah. Oleh karena itu, ia tidak setiap hari berada di sekolah yang sama, melainkan
mempunyai jadwal kunjungan tetap ke sekolah-sekolah tempatnya bertugas.
Dalam layanan ini, layanan untuk ABK di berikan di kelas-kelas khusus, terpisah dari
anak-anak normal. Kelas khusus ini mungkin berada di sekolah biasa, tetapi mungkin
juga di tempat lain. Dengan demikian, ABK mempunyai kelas sendiri, dengan para guru
yang di siapkan untuk melayani ABK jenis tertentu.
Model ini menyediakan layanan bagi ABK dalam satu sekolah khusus pada siang hari
(hari sekolah), sedangkan pada waktu-waktu di luar hari/jam sekolah, para ABK berada
di rumah bersama keluarga dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Pelayanan pendidikan untuk ABK merupakan satu kegiatan atau proses yang sangat
kompleks yang memerlukan kerjasama dari berbagai pakar/personel yang terkait dengan
ABK. Oleh karena itu, pelayanan pendidikan terhadap ABK tidak dapat di lakukan seorang
diri, lebih-lebih untuk ABK tingkat parah.
3. Pengawas sekolah
4. Kepala sekolah
6. ABK sendiri
7. Psikologi sekolah
11. Guru pendidikan jasmani yang sudah mendapat pelatihan khusus untuk menangani ABK
Dalam Pendidikan Khusus di kenal tiga bentuk layanan pendidikan. Yaitu layanan pendidikan
terpisah (segregasi), layanan pendidikan terpadu (integrasi), dan layanan pendidikan terpadu
penuh (inklusi).