Anda di halaman 1dari 7

RESUME PENGANTAR PENDIDIKAN

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

MODUL 2

(HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS)

DI SUSUN OLEH

ENDANG KUMALA SARI


LILIRESKI ANGGRAINI
SURYANI
MUTHIA HASSANATUL HASANAH
AYU DWI SAPUTRI

UPBJJ PEKAN BARU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
MODUL 2

KEGIATAN BELAJAR 1

Pengertian pelayanan pendidikan dan sejarah


perkembangan pendidikan khusus di
indonesia

A. Makna dan jenis pelayanan B. sejarah perkembangan layanan pendidikan


pendidikan bagi ABK khusus

1. Makna pelayanan Sejarah perkembangan layanan


pendidikan ABK pendidikan khusus di indonesia

Layanan pendidikan yang berkaitan


2. Jenis Pelayanan Pendidikan
dengan bidang kesehatan dan fisik
Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Layanan pendidikan yang berkaitan


dengan kebutuhan emosional social

Layanan pendidikan yang memang


berkaitan langsung dengan kebutuhan
pendidikan yang merupakan kebutuhan
terbesar para penyandang kelainan
PENGERTIAN PELAYANAN PENDIDIKAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN KHUSUS DI INDONESIA

A. MAKNA DAN JENIS PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS
1. Makna Pelayanan Pendidikan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1997:571), pelayanan diartikan sebagai 1.
Perihal atau cara melayani , 2. Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan
memperoleh imbalan (uang) , 3. Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual
beli barang atau jasa. Dari ketiga makna tersebut dapt disimak bahwa makna yang
paling tepat dengan ilustrasi diatas adalah makna yang kedua,yaitu usahamelayani
kebutuhan orang lain dengan pendapat imbalan. Dalam keempat ilustrasi diatas
pemberi layanan, secara langsung dan tidalk langsung mendapat imbalan dari yang
membutuhkan layanan tersebut. Suatu pelayanan dikatakan berhasil atau berkualitas
tinggi jika layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan parah pengguna layanan.
Inilah yang merupakan kata kunci dalam keberhasilan pelayanan, lebih lebih dalam
konteks pelayanan pendidikan bagi ABK. Oleh karena itu, kaitan kebutuhan dan
pelayanan harus selalu anda pegang teguh. Seperti halnya dengan pelayanan,
pendidikan juga dapat dimaknai dengan berbagai cara. Makna yang akan kita
gunakan dalam modul ini adalahmakna yang terdapat dalam UU NO. 20/2003 tentang
sisdiknas. Dalam bab 1, pasal 1, ayat 1 ditetapkan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

2. Jenis Pelayanan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.


Dibedahkan menjadi 3 kategori sebagai berikut:
a. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik seperti
kebutuhan yang berkaitan dengan gerakan anggota tubuh dan berbagai jenis
gangguan kesehatan, melibatkan berbagai tenaga professional seperti: ahli terapi
fisik (phsycal therapist occupational therapist, dan berbagai dokter ahli).
b. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan emosional social, seperti
kebutuhan yang berkaitan dengan konsep diri, penyesuaian diri dengan
lingkungan / masyarakat sekitar, menghadapi pristiwa penting dalam hidup, dan
kebutuhan bersosialisasi.
c. Layanan pendidikan yang memang berkaitan langsung dengan kebutuhan
pendidikan, yang merupakan kebutuhan terbesar para penyandang kelainan,
melibatkan ahli pendidikan dari berbagai bidang dan fisikolog.
B. Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus tumbuh dari satu kesadaran awal bahwa beberapa anak membutuhkan
sejenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan biasa agar dapat mengembangkan
potensi mereka. Salah satu upaya tersebut dengan mendirikan lembaga lembaga
residensial yang didirikan diamerika serikat untuk mengajar penyandang cacat terbanya
diawal 1800an. Hal ini membuat amaerika serikat menjadi Negara yang memimpin
Negara Negara lain dalam pengembangan pendidikan khusus diseluruh dunia.

C. Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus Diindonesia.


a. Diindonesia dimulai ketika belanda masuk ke Indonesia (1596-1942), dimana dengan
memperkenalkan sistem persekolahan dengan orientasi untuk pendidikan bagi anak
anak penyandang cacat lembaga pertama untuk anak tuna netra, tunagrahita tahun
1927 dan untuk tunarungu 1930 yang ketiganya terletak dikota Bandung
b. Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah RI mengundang-
undangkan tentang pendidikan. Undang undang tersebut menyebutkan pendidikan
dan pengajaran luarbiasa diberikan khusus untuk mereka yang membutuhkan (pasal 6
ayat 2) dan untuk itu anak-anak tersebut berhak dan diwajibkan belajar disekolah
sedikitnya 6 tahun(pasal 8 ). Dengan ini dapat dinyatakan berlakunya undang undang
tersebut maka sekolah-sekolah barui yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat,
termasuk untuk anak tunadaksa dan tuna laras yang disebut dengan sekolah luar biasa
(SLB).
c. Berdasarkan urutan berdirinya SLB pertama untuk masing masing kategori kecacatan
SLB di kelompokkan menjadi : 1. SLB A untuk anak tuna netra, 2. SLB B untuk anak
tuna rungu, 3. SLB C untuk anak tuna grahita, 4. SLB D untuk anak tuna daksa, 5.
SLB E untuk anak tuna laras, 6. SLB F untuk anak tuna ganda.

KEGIATAN BELAJAR 2

PETA KONSEP
Berbagai bentuk dan jenis layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus 1. Layanan pendidikan segresi (memisahkan
(ABK ABK dari anak normal)
2. Layanan pendidikan integrasi (ABK di
sekolah yang sama dengan anak normal)
3. Layanan pendidikan inkluisi (AABK berada
di panti-panti)
Pelayanan pendidikan segresi, integresi, dan
inkluisi

1. Layanan sekolah biasa


2. Sekolah biasa dengan guru konsultan
3. Sekolah biasa dengan guru kunjungan
4. Model ruang sumber
5. Model kelas khusus
Jenis pelayanan pendidikan khusus 6. Model sekolah khusus siang hari
7. Model sekolah dalam panti asuhan dan
rumah sakit

1. Memberikan supervise kepada orang tua yang


ingin membantu guru dalam pendidikan
anaknya
Pendekatan kolaboratif dalam pelayanan 2. Menilai kemajuan siswa, serta melaporkan dan
pendidikan ABK menginterprestasikan hasil penilaian tersebut
kepada orang tua siswa
3. Bekerja sama dengan orang tua siswa dalam
membuat perencanaan dan mengambil
keputusan yang berkaitan dengan kebijakan
dan penyelengaraan sekolah
4. Berkonsultasi dengan orang tuan siswa tentang
situasi sekolah dan situasi rumah yang
mungkin mempengaruhi anak.
5. Jika dianggap perlu dan tepat guru bertindak
sebagai orang tua terhadap siswa asuhannya

berbagai bentuk dan jenis layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK)

A. Pelayanan Pendidikan Segresi, Integrasi, Dan Inkluisi


1. Layanan pendidikan segresi yaitu layanan pendidikan segresi memisahkan ABK dari
anak normal
2. Layanan pendidikan integrasi yaitu layanan pendidikan dalam bentuk terpadu atau
integrasi menyediakan pendidikan bagi ABK di sekolah yang sama dengan anak
normal
3. Layanan pendidikan Inkluisi, ABK berada dipanti panti atau dirumah sakit untuk
mendapat layanan kesehatan dan pendidikan

B. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus


1. Layanan sekolah biasa, anak anak berkebutuhan khusus yang memenuhi syarat
bersekolah bersama sama dengan anak anak lain disekolah biasa.
2. Sekolah biasa dengan guru konsultan, ABK bersekolah di sekolah biasa. Sekolah
tersebut dibantu oleh guru pendidikan khusus sebagai konsultan bagi para guru,
kepalah sekolah, dan orang tua ABK yang ada di sekolah tersebut
3. Sekolah biasa dengan guru kunjung, ABK bersekolah disekolah biasa yang
dilengkapi dengan para guru yang mengajar disekolah tersebut, dibantu oleh guru
kunjung
4. Model ruang sumber ABK bersekolah disekolah biasa yang dilengkapi dengan ruang
khusus yang disebut sumber atau dapat pula disebut sebagai ruang bimbingan khusus
5. Model kelas khusus, layanan untuk ABK diberikan dikelas kelas khusus, terpisah dari
anak normal.
6. Model sekolah khusus siang hari, model ini menyediakan layanan bagi ABK dalam
satu sekolah khusus siang hari (hari sekolah), sedangkan pada waktu waktu di luar
hari / jam sekolah para ABK berada di rumah bersama keluarga dan lingkungan
masyarakat sekitarnya
7. Model sekolah dalam panti asuhan dan rumah sakit, layanan pendidikan ABK di
berikan di pantih asuhan atau rumah sakit tempat ABK di rawat.

C. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pelayanan Pendidikan ABK


Pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK berasumsi bahwa layanan
pendidikan terhadap ABK akan Menjadi Lebih efektif jika dilakukan satu tim dengan
yang berasal dari berbagai bidang keahlian yang bekerjasama dalam memenuhi
kebutuhan ABK yang ada di sekolah biasa, guru dapat berkolaborasi dengan teman
sejawat, kepala sekolah, dan orang tua siswa.

Anda mungkin juga menyukai