Anda di halaman 1dari 24

INISIASI TUTON SESI 2

MATA KULIAH : PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


KODE MK : PDGK4407
PROGRAM STUDI : PGSD
FAKULTAS : FKIP

Pengembang : LIDIA OKTAMARINA, M.Pd


E’mail : lidiaoktamarina@radenfatah.ac.id
Penelaah :-
E’mail :-
Hakikat Pendidikan bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)

1. Menjelaskan pengertian pelayanan pendidikan bagi ABK


2. Menjelaskan makna dan jenis pelayanan pendidikan bagi ABK
3. Menjelaskan sejarah perkembangan layanan pendidikan khusus di Indonesia.
4. Membedakan bentuk pelayanan pendidikan segregasi dan bentuk pelayanan
pendidikan integrasi
5. Menjelaskan karakteristik berbagai jenis pelayanan
6. Menjelaskan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK.
KB 1
Pengertian Pelayanan Pendidikan dan Sejarah Perkembangan
Pendidikan Khusus
di Indonesia
Makna Pelayanan Pendidikan Bagi ABK

Jasa yang diberikan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan


para ABK, sehingga ABK tersebut dapat mengembangkan
Pelayanan pendidikan potensinya. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan fisik
bagi ABK dan kesehatan, kebutuhan yang berkaitan dengan emosional-
sosial, dan kebutuhan pendidikan. Tersedianya pelayanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan merupakan factor
kunci bagi perkembangan ABK.
Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus

Layanan pendidikan yang


memang berkaitan
langsung dengan
Layanan pendidikan yang kebutuhan pendidikan,
berkaitan dengan yang merupakan
kebutuhan emosional kebutuhan terbesar para
sosial, seperti kebutuhan penyandang kelainan,
Layanan pendidikan yang (melibatkan ahli
yang berkaitan dengan
berkaitan dengan bidang pendidikan dari berbagai
konsep diri, penyesuain
kesehatan dan fisik, bidang dan psikolog.)
diri dengan
seperti kebutuhan yang
lingkungan/masyarakat
berkaitan dengan
sekitar. (psikolog dan
koordinasi gerakan
tenaga sosial)
anggota tubuh dan
berbagai jenis gangguan
kesehatan, melibatkan
berbagai tenaga
professional, (seperti ahli
Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus

• Pada zaman primitive perlakuan terhadap para penyandang kelainan sangat menyedihkan.
Dilandasi oleh pengaruh mistik dan berbagai kepercayaan lainnya. Para penyandang kelainan
Asal mula sering dikucilkan dan dimusnakan ketika masih bayi.

• Seorang anak penyandang tunarungu berhasil didik di spanyol.


Pada abad
ke 16

• Layanan pendidikan bagi anak tunagrahita, tunarungu wicara dan tuna netra secara formal baru
didirikan pada abad ke 19. Pada tahun 1817 di AS didirikan sekolah yang disediakan khusus bagi
Di Amerika anak tunarungu wicara. Pada tahun 1831 didirikan sekolah untuk penyandang tunanetra
Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus di Indonesia

Pada tahun 2010 PP


no 17 pasal 130 ayat
Selanjutnya 1 dan 2 membuka
pemerintah peluang bagi ABK
mendirikan sekolah untuk mendapatkan
TERPADU. Yaitu pelayanan
Keluar UUD 1945 pasal pendidikan pada
sekolah dasar yang
31 jenjang dasar dan
melayani anak
“bahwa setiap warga berkebutuhan khusus. menengah. Yaitu:
negara berhak Sekolah terpadu SDLB, SMPLB, dan
Pada tahun 1927 mendapatkan diniatkan untuk SMALB
berdiri sekolah luar pendidikan” memberi kesempatan
biasa (SLB) di PP No. 72 tahun 1991 kepada anak ABK yang
bandung. bahwa setiap anak memenuhi syarat
berhak mendapatkan bersekolah bersama
layanan pendidikan dengan anak-anak
Tahun 1901 sesuai dengan jenis normal lainnya. Bukan
institute tuna kelainan yang hanya SD, namun juga
netra didirikan disandang. SLB-A sd pada jalur SMP, dan
di bandung SLB-G (lihat hal 2.11) SMA.
Sekolah Luar Biasa

• Berdasarkan urutan berdirinya SLB pertama untuk masing-masing


kategori kecacatan SLB dikelompokkan menjadi:
1.      SLB A untuk anak tunanetra
2.      SLB B untuk anak tunarungu
3.      SLB C untuk anak tunagrahita
4.      SLB D untuk anak tunadaksa
5.      SLB E untuk anak tunalaras
6.      SLB F untuk anak berbakat
7. SLB G untuk anak tunaganda
KB 2
Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan Pendidikan Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)
“Pelayanan Pendidikan Segregasi, Integrasi, dan Inklusi”
Layanan Pendidikan Segregasi (Layanan Terpisah)
Bentuk layanan pendidikan segregasi memisahkan ABK dari anak normal. Dengan demikian, ABK
mempunyai sekolah sendiri, demikian pula anak normal mempunyai sekolah yang tidak ada kaitannya dengan
sekolah untuk ABK.

Kelebihan:
1. ABK akan mendapat perlakuan dan perhatian yang lebih intensif
2. Para ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul lebih akrab
3. Keinginan untuk bersaing lebih tinggi, karena para ABK merasa mempunyai kemampuan yang setara.
Kelemahan:
4. Para ABK akan memiliki dunia sendiri dan terisolasi dari dunia luar
5. Para ABK akan kurang mendapatkan tantangan dalam mencapai sesuatu yang lebih baik, karena
kemampuan mereka hampir sama
6. Masyarakat luas tidak mengenal ABK secara benar sehingga mereka tidak dapat menghargai mereka.
Padahal jika mendapatkan layanan yang sesuai ABK mampu mengembangkan potensi secara optimal, dan
terkadang melebihi kemampuan anak normal.
Layanan Pendidikan Integrasi (Layanan Terpadu )

Sistem Pendidikan Integrasi adalah sistem pendidikan luar


biasa yang bertujuan memberikan pendidikan yang
memungkinkan anak luar biasa memperoleh kesempatan
mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal
agar dapat mengembangkan diri secara optimal.
Lanjutan.
.
Keuntungan :
1. Merasa diakui haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh pendidikan
2. Dapat mengembangkan bakat ,minat dan kemampuan secara optimal
3. Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal
4. Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
5. Harga diri anak luar biasa meningkat

Kekurangan :
6. Para ABK tidak akan mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya
7. Kemungkinan para ABK akan menjadi bahan ejekan bagi anak normal yang akan
berdampak negative bagi para ABK.
8. Bagi anak normal pendidikan integrasi dianggap berdampak buruk karena dapat
menghambat perkembangan mereka.
Lanjuta
n..
Model layanan integrasi:
1. Integrasi fisik besaran 60%
2. Integrasi sosial besaran 40%
3. Integrasi pembelajaran 25%

Waktu yang digunakan anak berkebutuhan khusu untuk belajar perhari


sebanyak 60%. Sedangkan sisanya 40% dari waktu belajar sehari anak
mendapatkan layanan pendidikan segregasi atau terpisah dari anak normal.

(lihat modul hal 2.26)


Layanan Pendidikan Inklusi (layanan terpadu penuh)

• Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Pendidikan inklusi


adalah termasuk hal yang baru di Indonesia .

• Pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan


khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

• Praktiknya ABK disekolahkan di sekolah terdekat dengan tempat


tinggalnya, terlepas dari tingkat kelainan yang disandang. (baik dari
ABK ringan – ABK berat).
Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus
1. Layanan di sekolah biasa 4. Model Ruang sumber
2. Sekolah Biasa dengan 5. Model Kelas Khusus
guru konsultan 6.Model sekolah khusus
3. Sekolah Biasa dengan siang hari
guru kunjung 7. Model sekolah dalam
panti asuhan/rumah sakit

05/16/2021 DRAFT 15
1. Layanan di sekolah biasa
Kelemahan:
Kelebihan: 1. Pembelajaran di kelas biasa
2. Mereka mendapatkan mungkin akan menimbulkan
kesempatan yang luas untuk kesulitan belajar
berinteraksi dengan anak normal 2. Jumlah siswa yang banyak di satu
3. Tidak digunakan lagi label kelas membuat perhatian guru
untuk ABK terbatas
kelainan
3. Kegiatan kelompok kecil/ kegiatan
4. Para ABK tidak perlu individu sering tidak digunakan
mengadakan perjalanan jauh
untuk pergi kesekolah 4. Guru tidak mendapat pelatihan
khusu menangani ABK
2. Sekolah biasa dengan guru konsultan

Kelebihan: Kekurangan:
1. Konsultan dapat membantu para 1. Guru pendidikan khusus yang
guru sehingga memungkinkan bertindak sebagai konsultan
tersedianya metode pembelajaran
yang tepat untuk ABK dianggap sebagai org luar.
2. Dapat melayani lebih banyak siswa 2. Pengalaman yang didapat guru
3. Memberikan pengaruh pada konsultan kemungkinan akan
lingkungan pembelajaran terbatas
4. Konsultan dapat memberikan 3. Kemungkinan akan terjadi
layanan yg komprehensif bagi ABK pemisahan Antara
pembelajaran dan penilaian
3. Sekolah biasa dengan guru kunjung

Kelebihan: Kelemahan:
1. Guru kunjung dapat membantu 1. Bantuan pada ABK tidak dapat
mengidentifikasi dan mendiagnosis
ABK disekolah biasa diberikan secara konsisten
2. Memberikan konsultasi pada guru 2. Guru kunjung kurang akrab
sekolah biasa dengan staf sekolah lainnya
3. Layanan yg diberikan bersifat paruh 3. Masalah transportasi
waktu
4. Kesinambungan program kurang
4. Mengakomodasi kebutuhan beberapa
sekolah terpelihara
5. Cara yang ekonomis untuk menangani 5. Tindak lanjut yang teratur juga
ABK yang ringan kurang
4. Model Ruang Sumber

Kelebihan: Kekurangan:
1. Model ini menekankan pada 1. Pengaturan jadwal mungkin
pengajaran remedial. akan menimbulkan masalah
2. GPK berperan sebagai knsultan 2. Tidak sesuai untuk melayani
bagi guru biasa ABK yang mengalami kesulitan
3. GBK dapat menyediakan belajar yg parah
pembelajaran individual bagi
ABK
4. Mengurangi trauma
5. Model Kelas Khusus

Kelebihan: Kekurangan:
1. Setiap anak mempunyai 1. Kontak atau interaksi dengan
program pendidikan individual anak normal terbatas
2. Lingkungan belajar kondusif 2. Kurang sesuai dengan ABK
bagi ABK kesulitan belajar ringan dan sedang
parah
3. Menyediakan perhatian penuh
dari guru ke ABK
4. Menyediakan kondisi belajar
yang khas secara penuh waktu
6. Model sekolah khusus siang hari

Kelebihan: Kekurangan:
1. Para personil dan fasilitas yang ada 1. Selama waktu sekolah ABK
di fungsikan secara penuh untuk
melayani ABK
tidak dapat berinteraksi
dengan anak normal
2. Dapat melayani ABK secara penuh
3. Pusat pelayanan untuk diagnosis, 2. Biaya tinggi
konseling, dan mengajar
4. Menyediakan kurikulum dan
lingkungan belajar yg khusus
5. ABK tetap berada dengan
keluarganya di luar jam sekolah
7. Model sekolah dalam Panti Asuhan atau rumah sakit

Kelebihan: Kekurangan:
1. Menyediakan latihan motorik 1. Terpisah dari kehidupan
secara teratur masyarakat biasa
2. Memberikan perhatian khusus 2. Memerlukan biaya yg tinggi
pada gizi dan perawatan
kesehatan
3. Dapat menunjukkan prosedur
diagnosis dan mengajar yang
tepat
Pendekatan Kolaboratif Dalam
Pelayanan
Pendidikan ABK
• Pelayanan Pendidikan tidak dapat dilakukan satu orang tetapi melibatkan banyak pihak

• Anggota team mencakup para pakar sbb:


- guru sekolah biasa - ahli terapi fisik
- Guru Pendidikan khusus - Guru bina wicara
- Kepala sekolah - Pekerja sosial
- Pengawas sekolah - Guru penjas
- orang tua ABK - ABK sendiri
- Psikolog sekolah
- dokter dari beberapa spesialis
- perawat sekolah

(lihat modul hal 2.33)

05/16/2021 DRAFT 23

Anda mungkin juga menyukai