Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING


Tentang
SEJARAH KEBERADAAN BK DAN STRATEGI PERKEMBANGAN BK

Dosen Pengampu:
Drs. Afrizal Sano, M. Pd. Kons.

Oleh
Kelompok 1:
Dendy Karlino 23006010
Mariam Zafarabhihi 23006018
Lathifah Insani 23006015
Arsyiah Salma Azizah 23006008
Aisyah Rahmadani 23006002

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. telah mengizinkan kami menyelesaikan makalah ini.
Atas rahmat dan bimbingan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah Keberadaan BK & Strategi Pengembangan Bk”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Bapak Drs. Afrizal Sano, M.Pd. Kons. Selain itu kami juga berharap
semoga tulisan ini dapat menambah wawasan para pembaca tentang “Sejarah
Keberadaan Bk & Strategi Pengembangan Bk”. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. Afrizal Sano, M.Pd. Kons. selaku dosen mata kuliah Bimbingan
dan Konseling. Semoga tugas yang diberikan dapat menambah ilmu dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat diperbaiki. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 7 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. SEJARAH KEBERADAAN BK .............................................................. 3
B. STRATEGI PERKEMBANGAN BK ...................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Awalnya gerakan bimbingan dan konseling (BK) digiatkan oleh tokoh-tokoh
yang peduli terhadap pengembangan pelayanan BK, khususnya dalam bidang
pendidikan. Gerakan BK ini terus berkembang menjadi gerakan yang semakin jelas
corak dan isinya, yang kegiatannya terintegrasi dengan program sekolah. Dewasa
ini sudah mulai jelas substansi profesi BK yang mampu berkiprah dalam latar
persekolahan maupun di luar persekolahan. Perkembangan BK tampaknya lamban
tetapi terarah dan pasti, serta secara bertahap mendapatkan dukungan fasilitas dan
peraturan-peraturan atau regulasi berupa perundang-undangan dari pemerintah
yang semuanya mempermantap keberadaan profesi BK yang menitikberatkan pada
pengoptimalan perkembangan individu, kebahagiaan, serta kemandirian individu,
terutama kemaslahatan kehidupan kemanusiaan itu berkembang menjadi profesi
yang bermartabat (Prayitno, 2008).
Profesi bimbingan dan konseling berkembang secara perlahan tapi pasti tidak
dapat dilepaskan dari perkembangan di bidang psikologi dan kesehatan.
Perkembangan bidang psikologi dan kesehatan telah mendorong munculnya
metode-metode baru dalam menyelesaikan permasalahan pribadi. Awalnya
ilmuwan psikologi dan ilmuwan kesehatan agak berbeda dalam memberi bantuan
kepada pasiennya. Kalangan para ahli kesehatan dalam memberikan terapi diawali
dengan diagnosis dengan pendekatan medis, serta dengan teknik terapi yang
inovatif antara lain dengan psikoterapi. Sementara, para ahli psikologi
mengawalinya dengan melakukan pengukuran dan penilaian terhadap perilaku
guna memahami individu serta mengembangkan cara-cara baru dalam memberi
bantuan secara psikologis. Upaya membantu individu yang bermasalah dalam
kehidupannya ini akhirnya dikenal dengan pelayanan bimbingan dan konseling.

1
Pada awalnya, profesi bimbingan dan konseling dari segi penyelesaian
masalah-masalah pendidikan dan pekerjaan secara melembaga dimulai pada tahun
1896 yang ditandai dengan pembentukan klinik oleh Lightner Witmer dengan
sebutan Psychological Counseling Clinic di University of Pensylvania. Sesudah itu,
dua tahun berikutnya, yaitu tahun 1898 Jesse B. Davis dicatat sebagai orang
pertama yang menjadi konselor di sekolah menengah di kota Detroit. Kegiatannya
adalah membantu para siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan
dan jurusan yang akan dimasuki, yang tentu disesuaikan dengan pekerjaan atau
jabatan yang dicita-citakan setelah menyelesaikan studi lanjut dengan memberi
bantuan dalam bentuk bimbingan dan kepenasihatan. Setelah itu, perkembangan
selanjutnya profesi ini sudah mulai menangani masalah-masalah yang lebih luas
lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sejarah keberadaan BK
2. What saja strategi perkembangan BK
C. Tujuan
Jadi, kita bisa mengetahui tentang Sejarah dari keberadaan BK dan strategi
perkembangan BK.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH KEBERADAAN BK
Pendidikan bimbingan dan konseling awalnya lahir di Indonesia karna
keresahan para pendidik untuk bagaimana menghantarkan para siswanya ke
jurusan – jurusan yang sesuai dengan bakat, kemauan dan minat mereka. Oleh
sebab itu, maka pada tahun 1960 ( 20 – 24 Agustus 1960) diadakanlah konferensi
FKIP (atau IKIP sekarang, kepanjangan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan ) di kota Malang untuk membantu menyelesaikan permasalahan
tersebut. Salah satu hasil dari hasil konferensi tersebut adalah dimasukkannya
“Bimbingan dan Konseling” di dalam pendidikan Indonesia. Pada langkah
berikutnya, di tahun 1964 didirikanlah jurusan bimbingan dan penyuluhan di
beberapa IKIP di Indonesia ( diantaranya IKIP Malang dan IKIP Bandung), disusul
oleh IKIP – IKIP lainnya di tahun – tahun berikutnya. Bimbingan dan konseling
adalah bentuk pelayanan pada siswa atau peserta didik baik itu secara perorangan
maupun kelompok dengan tujuan membantu permasalahan dalam belajar, atau
mengembangkan pribadi secara optimal dan mandiri dalam hal belajar dan
berbagai jenis kegiatan pendukung lainnya sesuaid engan norma yang berlaku.
Bimbingan konseling merupakan upaya yang dilakukan oleh guru atau
pembimbing secara proaktif dan sistematik.
Pembimbing memfasilitasi siswa untuk mencapai tingkat perkembangan yang
optimal, membentuk perilaku efektif terhadap lingkungan, dan peningkatan fungsi
atau manfaat individu dalam lingkungannya. Perubahan perilaku pada individu
merupakan hasil interaksi dirinya dengan lingkungan sekitarnya dimana pada
lingkungan yang sehat juga akan membentuk karakter yang baik dan sebaliknya.
Bimbingan dan konseling memberikan arahan pada siswa dan memegang
tanggung jawab terhadap perkembangan lingkungan sebagai bahan interaksi siswa
yang dinamis dalam proses perkembangan diri, dan perbaikan perilaku.

3
Sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di indonesia diawali dari
dimasukannya bimbingan dan konseling (dulunya bimbingan dan penyuluhan) di
lingkungan sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan
salah satu hasil konferensi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP yang
kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20-24 agustus 1960. Lahirnya
Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman
Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan
PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi
jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum
ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai
diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan.
Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989
dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi
Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di
dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan
bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih
belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.
Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak
jelas, parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang
bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan
anak yang bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP
dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada
masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan
dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih
lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan

4
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah
Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah
dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling di sekolah mulai jelas.
Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir di Amerika pada
awal abad XX, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk
memberi pengarahan kepada para pemuda untuk memperoleh pekerjaan yang
sesuai. Pada tahun 1950 an bidang ini mengalami perkembangan yang sangat
pesat, bukan hanya dalam bidang pekerjaan tetapi merambah pada bidang
pendidikan. Dari segi wilayah geografis, bimbingan dan konseling tidak lagi
terbatas hanya di Amerika, tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika,
Amerika Selatan dan Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling
masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di negeri-negeri yang mengambil
sistem pendidikan Barat. Munculnya Bimbingan dan Konseling di Amerika pada
awal abad XX merupakan tuntunan logis dari dinamika masyarakat Amerika
ketika itu. Sebagaimana diketahui bahwa pandangan hidup masyarakat Amerika
dan Barat pada umumnya bersumber dari budayanya yang sekuler dan liberal.
Oleh karena itu filosofi dari Bimbingan dan Konseling di sana juga tak terlepas
dari faham sekuler dan liberal.
Meskipun konsepsi Bimbingan dan Konseling di Barat dilahirkan oleh para
ahli yang tak diragukan kapasitasnya, tetapi konsep-konsep yang boleh jadi cocok
untuk masyarakat Barat tidak otomatis dapat diterapkan pada masyarakat lain,
masyarakat Islam misalnya. Kesulitan menerapkan prinsip-prinsip Bimbingan dan
Konseling Barat di lingkungan masyarakat Islam disebabkan oleh falsafah hidup
yang berbeda. Layanan bimbingan di Amerika Serikat mulai diberikan oleh Jesse
B. Davis pada sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah
menengah di Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu mengatasi
masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank

5
Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk membantu para remaja memilih
pekerjaan yang cocok bagi mereka.

B. STRATEGI PERKEMBANGAN BK
Pengembangan bimbingan dan konseling ke depannya penjelasannya:
1. Pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan adalah pendekatan yang
berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan siswa secara menyeluruh,
bukan hanya pada masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa. Pendekatan ini
menekankan empat komponen, yaitu:
a. Layanan dasar, yaitu layanan yang diberikan secara teratur dan terencana
kepada seluruh siswa, seperti orientasi, konsultasi, informasi, dan
pencegahan.
b. Perencanaan individual, yaitu layanan yang membantu siswa
mengembangkan rencana pribadi, pendidikan, dan karir yang sesuai dengan
minat, bakat, dan tujuan mereka.
c. Layanan responsif, yaitu layanan yang ditujukan untuk menangani masalah
atau kebutuhan khusus yang dialami oleh siswa, seperti konseling
individual, kelompok, atau krisis.
d. Dukungan sistem, yaitu layanan yang mendukung pelaksanaan program
bimbingan dan konseling, seperti manajemen, konsultasi profesional,
pengembangan staf, dan penelitian.
2. Cyber counseling adalah layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan
melalui media teknologi informasi, seperti telepon, email, chat, video
conference, atau web. Layanan ini dapat memberikan beberapa keuntungan,
seperti:
a. Menjangkau klien yang berada di lokasi yang jauh, sulit diakses, atau
memiliki keterbatasan fisik.
b. Memberikan fleksibilitas waktu dan tempat bagi klien dan konselor.

6
c. Menjaga kerahasiaan dan anonimitas klien.
d. Menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan bantu yang relevan.
e. Namun, cyber counseling juga memiliki beberapa tantangan, seperti:
1) Memerlukan keterampilan teknis dan komunikasi yang memadai bagi
klien dan konselor.
2) Membutuhkan perangkat, jaringan, dan software yang andal dan aman.
3) Menghadapi hambatan dalam mengekspresikan dan menafsirkan
emosi, bahasa tubuh, dan nada suara.
4) Memerlukan etika, standar, dan regulasi yang jelas dan konsisten.
Oleh karena itu, cyber counseling memerlukan inovasi dan efisiensi dalam
penyelenggaraannya, namun tetap mempertahankan esensi dari bimbingan dan
konseling, yaitu hubungan yang saling percaya, menghormati, dan membantu
antara klien dan konselor.
3. Asesmen, kerangka teoretik, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan
pertanggungjawaban program bimbingan dan konseling adalah konsep dan
praksis yang penting untuk dikuasai oleh konselor. Hal ini karena:
a. Asesmen adalah proses pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data
tentang klien, masalah, dan konteks yang relevan untuk memberikan
layanan bimbingan dan konseling yang tepat.
b. Kerangka teoretik adalah landasan konseptual yang digunakan oleh
konselor untuk memahami, menjelaskan, dan mengintervensi masalah atau
kebutuhan klien.
c. Perencanaan adalah proses menentukan tujuan, sasaran, strategi, dan
kegiatan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan visi, misi,
dan kurikulum sekolah.
d. Implementasi adalah proses pelaksanaan program bimbingan dan konseling
sesuai dengan rencana yang telah disusun.

7
e. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian terhadap efektivitas dan
dampak program bimbingan dan konseling terhadap klien, sekolah, dan
masyarakat.
f. Pertanggungjawaban adalah proses pelaporan dan pengembalian hasil
program bimbingan dan konseling kepada pemangku kepentingan, seperti
klien, orang tua, guru, kepala sekolah, dan pemerintah.
4. Pengembangan seluruh potensi siswa secara optimal dalam mencapai
kesuksesan pribadi, sosial, belajar, dan karir adalah tujuan utama dari
bimbingan dan konseling. Untuk mencapai tujuan ini, konselor perlu:
a. Mengenal dan menghargai keunikan, kekuatan, dan kelemahan setiap
siswa.
b. Membangun hubungan yang hangat, empatik, dan kolaboratif dengan
siswa.
c. Memberikan dukungan, bimbingan, dan fasilitasi yang sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan tujuan siswa.
d. Mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri dalam
menghadapi tantangan dan peluang.
e. Membekali siswa dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang
diperlukan untuk mengembangkan diri dan berkontribusi bagi lingkungan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Arah perkembangan bimbingan dan konseling adalah pencapaian standar
professional. Indikator profesionalisasi dalam konseling penguasaan standar
kompetensi konselor memiliki kepribadian, pengetahuan dan keterampilan yang
mantap. Profesionalisasi bimbingan dan konseling diarahkan untuk membangun
komitmen pada kerangka kolaboratif dengan berbagai elemen dalam masyarakat.
Jika konselor berada dalam oraganisasi profesi maka akan terikat dengan kode etik
profesi yang memberikan batas dan rambu-rambu tentang mekanisme kerja yang
dilakukan oleh konselor. Profesionalisasi secara personal ditunjukkan dengan
pendekatan yang dikuasai secara matang, memiliki karakteristik dan figure sebagai
konselor yang mampu menunjukkan etika dan kualitas moral yang baik. Dalam
memberikan layanan konseling, konselor mampu memakai beragam perspektif
dalam mengembangkan potensi konseli.

B. Saran
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sebagai salah satu sumber dalam penyempurnaan makalah ini agar
kedepannya kami dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan luas bagi kita dan para pembaca.

9
DAFTAR RUJUKAN
Amti, Erman & Prayitno. (2008). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
PT. Renika Cipta.
Bandura, A. (1995). Self-Effency in Changing Societies. Cambridge, UK: Cambridge
University Press.
Djumhar & Surya, Moh. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance
& Counseling). Bandung: Ilmu.
Setiwan, D. & Ursula. (2022). Profesi Bimbingan dan Konseling: Membangun Profesi
BK yang Profesional. Yogyakarta: Bintang Semesta Media.

10

Anda mungkin juga menyukai