Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pendidikan Agama Islam Berbasis Anti-Radikalisme


Makalah ini di buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Isu-Isu Aktual
Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Jon Iskandar Bahari, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Rois Afandi Yasin

Rizki Jamalul Laili

Hawin Muhammad A.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG-BANYUWANGI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan kasih sayangnya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan bagi
baginda Rasulullah Muhammad SAW, beseta keluarga dan para sahabatnya. Atas
berkat rahmat dan inayah dari ALLAH SWT, saya telah menyelesaikan tugas
makalah Isu-Isu Aktual Pendidikan Islam semester 6C sebagai pemenuhan tugas
kelompok.

Setelah berhasil menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan


akhirnya tersusunlah makalah ini, kami yakin bahwa kelancaran penyusunan
makalah ini atas pertolongan ALLAH SWT, serta bantuan, bimbingan, serta saran
dair berbagai pihak sehingga segala kendala-kendala yang kami hadapi bisa
teratasi, oleh karena itu Penulis patut menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada:

1. Jon Iskandar Bahari, M.Pd.I selaku dosen pengampu.


2. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada
penyusun untuk menyelesaikan makalah ini.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi
berbagai pihak termasuk bagi penyusun sendiri, penyusun menyadari bahwa
makalh ini masih banyak kekurangan, hal ini karena keterbatasan kemampuan
penyusun, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.Akhirnya semoga makalh ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan keilmuan kita semua serta
diridhoi oleh ALAH SWT. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Banyuwangi, 13 April 2023

Kelompok 13

i
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

A. Pengertian Pendidikan Islam dan Radikalisme..................................3


B. Bentuk – Bentuk Prilaku Radikal........................................................5
C. Konsep Pendidikan berbasis anti Radikalisme..................................7
D. Implementasi Pendidikan Berbasi anti Radikalisme.......................10

BAB III PENUTUPAN....................................................................................12

A. Kesimpulan..........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan islam merupakan proses pemahaman kaidah – kaidah dan
nilai – nilai fundamental ajaran islam yang berlandaskan al qur’an dan hadis
yang di bawakan oleh rosul allah nabi muhammad saw. Ajaran islam telah di
ajarkan sejak masa nabi muhammad hingga kini telah tersebar luas di seluruh
dunia menjadi ajaran agama islam. Pendidikan islam menjadi ilmu yang wajib
di miliki oleh kaum muslimin. Sehingga kita perlu mengetahui dan
mempelajari ajaran islam lewat pendidikan islam agar menjadi muslim
muslimah yang benar sesuai ajaran nabi muhammad saw.
Jauh ini, melihat kondisi dan isu – isu yang terjadi di masyarakat
banyak sekali hal-hal yang baru yang mengenai idologi, ilmu pengetahuan
hingga perubahan gaya hidup. Pada zaman ini banyak sekali kita temui isu-
isu yang baru yang dapat mempengaruhi pikiran dan ideologi masyrakat
sehingga terjadi adanya golongan-golongan masyrakat yang menirama hal itu
dan tidak, yang mana dampaknya bisa merugikan masyrakat senidir. Kaum
musliman juga ikut terliabat dalam hal ini sehingga para ulama’ islama perlu
membahas dan memusyawarohkan sehingga adanya ketentuan – ketentuan
yang melarang dan menerimanya dalam pendidikan islam.
Salah satu isu-isu yang telah terjadi pada jaman ini yaitu adanya
ideologi radikalisme yang mana ideologi ini membawa pemahaman yang
banyak tidak di setujui oleh kalangan islam atau ajaran islam sehingga
muncul anjuran untuk menghindari radikalisme, maka para pemuka agama
dan ulamak mengaktualkan pada pendidikan islam dengan ajaran yang
berbasis anti radikalisme sebagaimana yang di lakukan oleh guru-guru dan
para ulamak di indonesia. Sehingga dengan adanya isu tersebut penulis ingin
mengkaitakan pembahasan pada tulisan ini untuk mengetahui dan memahami
tentang pendidikan islam berbasis anti radikalisme dan bagaimana
implementasi pendidika agama islam yang anti radikalisme.
B. Rumusan Masalah

1
Dengan adanya latar belakang dari judul penulisn dapat di ambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Pendidikan Islam dan Radikalisme ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk prilaku Radikal ?
3. Konsep Pendidikan Agama Islam Anti Radikalisme ?
4. Implementasi Pendidikan anti Radikalisme pada pembelajaran agama
islam ?
C. Tujuan Makalah
1. Memahami pengertian pendidikan islam dan radikalisme
2. Mengetahui bentuk-bentuk prilaku radikalisme
3. Memahami konsep pendidika islam anti radikalisme
4. Mengetahui implementasi pendidikan anti radikalisme pada pembelajaran
agama islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam dan Radikalisme
Menurut Hanafi Halid (2019,32) di dalam bukunya mengambil dari
kamus besar indonesia, secara struktur kaidah bahasa indonesia pendidikan
islam terdiri dari dua suku kata yaitu: pendidikan dan islam. Pendidikan
berarti; “Proses Pengubahan Sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Sementara islam berarti; “Agama yang di ajarkan oleh Nabi
Muhammad saw. Berpedomana pada kitab suci Al – qur’an yang di turunkan
ke Dunia melalui wahyu Allah swt.(Departemen, 1997:232).
Berdasarakan pengertian pendidikan Isalam secara kaidah bahasa
indonesia tersebut dapat di pahami bahwa Pendidikan Islam adalah upaya –
upaya yang di lakukan oleh manusia dalam kehidupan untuk mengubah sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok lewat pengajaran dan pelatihan agar
dalam kehidupannya sesuai dengan ajaran agama islam yang di bawah oleh
nabi Muhammad saw. (Hanafi, 2019:36).
Lanjut Hanafi menjelaskan secara istilah Muhaimin dkk
mengemukakan bahwa secara sederhana istilah pendidikan islam dapat di
pahami dalam beberapa pengertian yaitu pendidikan menurut islam dam
pendidikan menurut islami, pendidikan kesilaman atau pendidikan agama
islam, dan pendidikan dalam islam (Hanafi, 2019:37). Maksunya adalah
pendidikan menurut islam atau islami pendidikan yang di pahami dan di
kembangkan dengan bersumber dari nilai – nilai norma dan fundamental al –
qur’an dan hadis sehingga pendidikan islam dapat berwujud menjadi sebuah
teori dan pemikiran dasar yang dapat di realisikan dalam pengembangan
prilaku dan hukum. Sedangkan pendidikan kesilaman dan pendidikan agama
islam suatu upaya mendidik atau mengajarkan agama islam dan nilai – nilai
agar menjadi pandangan hidup dan sikap.
Dengan pengertian yang telah di jelaskan di atas bahwa pendidikan
islam merupakan ajaran yang berlandaskan al – qur’an yang di ajarkan

3
dengan pengajaran pada lembaga pendidikan atau umum yang di bawakan
oleh para mubalig atau guru kepada para murid atau peserta didik. Sehingga
pendidikan islam merupakan sebuah ilmu yang dapat di pelajari dan di
ajarkan untuk mengembangkan diri dan peserta didik agar menjadi muslim
dan muslimah yang sesuia dengan ajaran al-qura’an dan hadis, dan dapat
menjadikan lanadasan teori dasar untuk menyelsaikan suatu masalah atau
sebagai kebijakan hukum terhadap tindakan atau suatu barang yang dapat di
musyawarohkan.
Adapun pengertian dari radikalisme menurut KBBI, pengertiannya
terbagi menjadi tiga arti. Yaitu: pertama, suatu aliran atau pemahaman yang
radikal dalam politik. Kedua, suatu pemahaman aliran yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau
drastis. Ketiga suatu aliran dan sikap ekstrim dalam aliran politik. Adapun
menurut Cambridge Dictianary, ridikal adalah percaya atau mengekspresikan
keyakinan bahwa harus ada perubahan sosial dan politik yang besar atau
secara ekstrim (Erando, 2022:472)
Radikalisme merupakan paham atau aliran yang mengingikan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau
drastis. Esensi radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung

perubahan. Sementara itu Radikalisme Menurut Wikipedia adalah suatu


paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan
menggunakan cara- cara kekerasan (Yunus, 2017:80).
Apabila dilihat dari sudut pandang keagamaan dapat diartikan sebagai
paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar
dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang
penganut dari paham/aliran tersebut menggunakan kekerasan kepada orang
yang berbeda paham/aliran untuk mengaktualisasikan paham keagamaan
yang dianut dan dipercayainya untuk diterima secara paksa.
Adapun yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang
berpandangan kolot dan sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan

4
keyakinan mereka. Sementara Islam merupakan agama kedamaian. Islam
tidak pernah membenarkan praktek penggunaan kekerasan dalam
menyebarkan agama, paham keagamaan serta paham politik.
Dapat di artikan bahwa pengertian radikalisme adalah paham atau
aliran yang menggunakan tindakan ekstrim atau tidak sewajarnya di lakukan
oleh seseorang atau kelompok untuk mengubah suatu yang menurutnya tidak
lagi krusial atau kesalah pahaman dalam berfikir dalam dunia politik atau
sosial sehingga adanya praktek atau tindakan yang keras terhadap suatu
golongan atau individu sehingga terjadi perpecahan di tengah masyrakat.

B. Bentuk – Bentuk Prilaku Radikal


Untuk bisa memahami paham dan sikap radikal secara menyeluruh,
kita harus mengenali ciri-cirinya terlebih dulu. Sebab, jika radikalisme sudah
teraktualisasi dalam sikap, paham, dan tindakan akan selalu bisa ditandai
dengan ciri-cirinya. Syahrin Harahap dalam buku Upaya Kolektif Mencegah
Radikalisme Dan Terorisme menjelaskan bahwa secara garis besar ada 10 ciri
kaum radikalis, yaitu: (Ananda, 2023)
1. Kaku dan tekstualis dalam bersikap serta memahami teks-teks suci
Kelompok radikalisme umumnya memahami teks dengan cara yang
kaku dan tekstual, sehingga menghasilkan kesimpulan yang lompat.
Contohnya seperti petunjuk kitab suci mengenai kaum kafir mereka
jadikan sebagai dasar untuk mengkafirkan orang lain yang tidak seagama
atau tidak sepaham.
2. Ekstrem, fundamentalis, dan eksklusif
Ekstrem adalah sikap selalu berbeda dengan arus umum, yang
mainstream, terutama pemerintah. Hal ini didasarkan pada sikapnya yang
kaku. Sedangkan fundamentalis adalah orang yang berpegang teguh pada
dasar-dasar sesuatu secara kaku dan tekstualis.
3. Eksklusif

5
Kelompok radikalisme selalu menganggap bahwa paham dan cara
yang mereka anut adalah yang paling benar. Sedangkan paham dan cara
pandang orang lain selalu dianggap salah dan keliru.
4. Selalu bersemangat mengoreksi orang lain
Karena sikap eksklusifnya, kelompok radikalisme mempunyai
semangat yang sangat tinggi untuk mengoreksi, menolak, bahkan melawan
yang lain.
5. Menggunakan kekerasan
Kaum radikalisme membenarkan cara-cara kekerasan dan menakutkan
dalam mengoreksi orang lain, serta dalam menegakkan dan
mengembangkan paham maupun ideologinya
6. Memiliki kesetiaan lintas negara
Kesetiaan kelompok radikalisme tidak terhalang oleh jarak sama
sekali. Oleh karena itu, tindakan kelompok ini bisa dikontrol dari jarak
jauh. Di sisi lain, karena kesetiaan yang kuat, mereka rela mengorbankan
diri sendiri untuk membalas apa yang dialami kelompoknya di negara lain.
Misalnya seperti muslim di Indonesia yang ingin menuntut pembalasan
atas pembantaian muslim di Rohingnya.
7. Musuh yang tidak jelas identitasnya
“Musuh” kelompok radikalisme seringkali tidak jelas identitasnya
karena mereka menganggap orang yang tidak sepaham sebagai musuh.
Artinya, siapa saja yang memiliki keyakinan, prinsip, pendapat, dan latar
belakang yang berbeda berpotensi menjadi musuh kelompok radikal.
8. All out war
Sebagai imbas dari identitas musuh yang tidak jelas, mereka
melakukan all out war atau perang mati-matian terhadap musuh agamanya
serta yang melakukan kemungkaran. Bagi mereka, membunuh dan
mengusir musuh menjadi syarat perang agama.
9. Concren pada isu-isu penegak agama
Kelompok radikal menganggap negara agama (seperti kekhilafahan
dalam Islam) mampu mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan

6
sejahtera karena menjadikan agama sebagai dasar negara dan hukumnya
secara eksplisit.
10. Mengafirkan orang lain
Kaum radikal sangat menekankan tauhidiyyah hakimiyyah dan
menghukum kafir orang-orang yang tidak menjadikan agama sebagai dasar
hukum bernegara dan bermasyarakat. Misalnya seperti kelompok
radikalisme Islam yang menjadikan QS. Al-Maidah ayat 44, 45, dan 47
sebagai dasar dari tindakannya.
Dari ciri-ciri lain dari prilaku radikal ada beberapa pendapat dari para
ahli dan dari beberapa sudut pandang yang menjelaskan tentang ciri – ciri
prilaku radikal seperti yang di kemukakan Rubaidi tentang ciri-ciri prilaku
radikalisme islam yang menguraikan lima gerakan yaitu : Pertama,
menjadikan Islam sebagai ideologi final dalam mengatur kehidupan
individual dan juga politik ketatanegaraan. Kedua, nilai-nilai Islam yang
dianut mengadopsi sumbernya di Timur Tengah secara apa adanya tanpa
mempertimbangkan perkembangan sosial dan politik ketika Alquran dan
Hadist hadir di muka bumi ini, dengan realitas lokal kekinian. Ketiga, karena
perhatian lebih terfokus pada teks Alquran dan Hadist, maka mereka ini
sangat berhati-hati untuk menerima segala budaya non-asal Islam (budaya
Timur Tengah) termasuk berhati-hati menerima tradisi lokal karena khawatir
mencampuri Islam dengan bidah. Keempat, menolak ideologi non Timur
Tengah termasuk ideologi Barat, seperti demokrasi, sekularisme dan
liberalisasi. Sekali lagi, segala peraturan yang ditetapkan harus merujuk pada
Alquran dan Hadis. Kelima, gerakan kelompok ini sering berseberangan
dengan masyarakat luas termasuk pemerintah. Karena itu, terkadang terjadi
gesekan ideologis bahkan fisik dengan kelompok lain, termasuk pemerintah
(Rubaidi 2010, 63).
C. Konsep Pendidikan Islam Anti Radikalisme
Radikalisme sangat erat kaitannya dengan pelanggaran nilai-nilai
moral dan kemanusiaan, karena itu upaya preventif yang paling efektif

7
untuk memperbaiki moral manusia supayatidak bertindak radikal kepada
sesama, dan itu bagian dari pendidikan anti-radikalisme.
Pada hakikatnya pendidikan Islam dan pendidikan nasional memiliki
tujuan yang sama yaitu pembinaan akhlak dan jiwa peserta didik. Dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan disebut sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (Bab I pasal 1 ayat 1).
Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk mencapai kesuksesan
dan kemajuan dalam mengelola peradaban untuk lebih gemilang.Aplikasi
pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk memecahkan masalah dan
persoalan bangsa dan negara. Dalam menghadapi radikalisme, tuntutan
terhadap pendidikan anti radikalisme sangat mendesak untuk digalakkan
mengingat peran penting pendidikan masih dianggap strategis dalam
membina tunas-tunas bangsa (Muhammad Takdir Ilahi: 2012, 16).
Dengan demikian pendidikan islam perlu adanya pemasukan nilai –
nilai norma yang sesuia dengan al-quran dan tidak di salah pahamkan dengan
pemahaman yang kurang atau cacat, sehingga pendidikan islam dapat
dijadikan sebagai solusi atas persoalan bangsa ini.Terutama tindakan radikal
dan terorisme oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan agama tertentu.
Memberikan pendidikan sejak dini kepada anak bangsa dengan menanamkan
sikap dan perilaku anti radikalisme, yang dikenal sebagai pendidikan anti
radikalisme, dapat dijadikan sebagai upaya preventif (pencegahan) terhadap
tindakan radikalisme dan terorisme.
Setidaknya ada tiga hal penting yang dapat dimasukkan dalam
pendidikan anti radikalisme(Alhairi, 2017). Pertama, melalui konsep jihad era
modern. Mamaknai jihad secara benar adalah sebuah syarat wajib hidup
dalam keberagaman. Indonesia sebagai negara yang multikultural, jihad harus

8
dipahami sebagaiishlah (perbaikan) bukan ifsad (kerusakan) atau qital
(membunuh), karena hal itu merupakan kehendak Allah dalam Al-Quran
surah Al-Maidah ayat 32 sebagai berikut:
‫ِم ْن َأْج ِل َٰذ ِلَك َك َتْبَنا َع َلٰى َبِنٓى ِإْس َٰٓر ِء يَل َأَّن ۥُه َم ن َقَتَل َنْفًۢس ا ِبَغْيِر َنْفٍس َأْو َفَس اٍد ِفى ٱَأْلْر ِض َفَك َأَّنَم ا َقَتَل ٱلَّن اَس َجِم يًع ا‬
‫َٰذ‬ ‫َٰن‬
‫َو َم ْن َأْح َياَها َفَك َأَّنَم ٓا َأْح َيا ٱلَّن اَس َجِم يًع اۚ َو َلَق ْد َج ٓاَء ْتُهْم ُرُس ُلَنا ِب ٱْلَبِّي ِت ُثَّم ِإَّن َك ِث يًرا ِّم ْنُهم َبْع َد ِل َك ِفى ٱَأْلْر ِض‬
‫َلُم ْس ِرُفوَن‬
Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolaholah
dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah
datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-
keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”
(Q.S. Al-Maidah: 32).
Kedua, melalui konsep multikultural.Indonesia memang dihuni oleh
mayoritas beragama Islam, namun perbedaan-perbedaan suku, etnis, bahasa,
dan bahkan agama masih sering jadi alasan untuk melakukan teror bom.
Dengan kata lain, tidak menghargai kemajemukan yang ada di dunia ini dan
melanggar sunnatullah yang dijelaskan Allah dalam surah Alhujarat ayat 13:
‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْتٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم‬
‫َخ ِبْيٌر‬
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal” (Q.S. Al-Hujarat:13).
Ketiga, belajar tentang kasih sayang.Rasulullah mengajarkan kepada
ummatnya untuk saling menyayangi sesama manusiayang diimplementasikan

9
dalam bentuk silahturahim.Hal ini menolak pendapat yang mengatakan Islam
adalah agama perang dan menyebarkan agamanya dengan pedang. Pernyataan
tersebut jelas keliru, seorang sejarahwan terkemuka De Lacy O’Leary dalam
buku Islam At The Cross Road mengatakan bagaimanapun juga bahwa
legenda tentang orag-orang Islam fanatik menyapu dunia dan memaksakan
Islam sampai menggunakan pedang atas bangsa yang ditaklukkannya adalah
mitos luar biasa fantastis yang pernah diulangulang para sejarawan (Dr. Zakir
Abdul Karim Naik: 2013, 182).
Sehnigga pada konsep ini dapat kita simpulkan teroris bukanlah jalan
keluar yang harus kita pilih melainkan hal yang harus kita hindari, dengan
membaca dan menelaah al-quran bisa di ketahui bahwa ada beberapa yang di
salah pahamkan dalam memaknai isi kandungan al-quran Jika dilihat dari
sejarah, banyak seakali orang non-muslim yang bersyahadat dikarenakan
luluh dengan kelembutan Rasulullah. Hal inilah yang mestinya diteladani dan
implementasikan dalam dunia pendidikan di era modern saat ini.
D. Implementasi Pendidikan Anti Radikalisme
Gerakan teroris yang dimotori oleh kaum radikalis tumbuh begitu
pesat.Regenerasi teroris terus berlanjut dan tidak tertutup kemungkinan di
lingkungan terdekat kita telah dimasuki oleh kelompok radikal.Melihat
kondisi bangsa Indonesia yang semakin memburuk, sehingga aktualisasi
nilai-nilai pembentuk karakter generasi muda penting untuk digalakkan.
Keluarga, lingkungan masyarakat, dan pendidikan formal harus bersinergi
dalam mengatasi regenerasi teroris dan gerakan radikal.
Pendidikan anti radikalisme sangat penting diterapkan dalam
lingkungan keluarga. Adapun pendidikan anti radikal yang bisa diterapkan
dilingkungan keluarga ialah sebagai berikut: Pertama, keluarga harus
menanamkan pemahaman agama yang benar bukan pemahaman agama yang
ekstrim.Kedua, keluarga harus mengajarkan kasih sayang bukan
kekerasan.Ketiga, keluarga harus menanamkan nilai-nilai toleransi serta
menghargai pendapat dan pemahaman orang lain.

10
Aplikasi pendidikan anti radikalisme di lingkungan sekolah dapat
ditempuh dengan berbagai model penerapan pendidikan. Ada beberapa cara
yang bisa diaktualisasikan dan diimplementasikan dalam lingkungan sekolah,
yaitu; Pertama, mengintegrasikan nilai-nilai anti radikalisme dalam mata
pelajaran di sekolah. Mengintegrasikan nilai-nilai anti radikalisme dalam
pembelajaran tentu membutuhkan usaha keras dari para majelis guru. Guru
harus mampu memasukkan nilai-nilai anti radikal ketika proses pembelajaran
berlangsung. Nilai-nilai anti radikalisme dapat diintegrasikan dalam beberapa
mata pelajaran agama, kewarganegaraan, ilmu sosial dan mata pelajaran
lainnya.Nilai-nilai anti radikalisme yang dapat diintegrasikan dengan
pelajaran adalah nilai-nilai anti radikalisme yang bersumber dari Al-Quran
dan Hadits.Kedua, penerapan nilai-nilai anti radikalisme dilingkungan
sekolah.Lingkungan sekolah identik dengan keberagaman, baik suku, agama,
dan ras peserta didik.Dalam hal ini peserta didik diajarkan kebersamaan dan
kerukunan dalam lingkungan sekolah.Nilai-nilai kasih sayang kepada sesama
juga harus dipupuk di lingkungan sekolah.Rasulullah mengajarkan kasih
sayang kepada sesama baik yang beriman maupun yang tidak beriman.Selain
itu, penting untuk mengajarkan kepedulian kepada sesama dan saling
berbagi.Rasa empati juga perlu dibangun dalam lingkungan sekolah.perasaan
empati yang tumbuh dalam sanubari peserta didik secara langsung akan
membuat mereka mampu bersikap hormat dan berlaku sopan santun kepada
orang lain, dan terhindar dari sikap dan perilaku radikal.Ketiga, guru konselor
juga harus mampu melakukan terapi anti radikal terhadap siswa yang telah
terjangkit paham radikal. Konselor sebisa mungkin memberikan pemahaman
agama dengan baik sehingga bisa meluruskan pemahaman siswa yang keliru.

11
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pengertian pendidikan islam merupakan ajaran yang berlandaskan al –
qur’an yang di ajarkan dengan pengajaran pada lembaga pendidikan atau
umum yang di bawakan oleh para mubalig atau guru kepada para murid atau
peserta didik. Sedangkan pengertian radikalisme adalah paham atau aliran
yang menggunakan tindakan ekstrim atau tidak sewajarnya di lakukan oleh
seseorang atau kelompok untuk mengubah suatu yang menurutnya tidak lagi
krusial atau kesalah pahaman dalam berfikir dalam dunia politik atau sosial.
Ciri – ciri prilaku radikal sendiri dapat simpulkan mempunyai sifat
dan prilaku yang kaku, memiliki sifat yang keras secara fundamental dan
pemikiran. Dan pemahaman prilaku radikal sangat salah yang bertolak
belakang dengan ajaran islam.
teroris bukanlah jalan keluar yang harus kita pilih melainkan hal yang
harus kita hindari, dengan membaca dan menelaah al-quran bisa di ketahui
bahwa ada beberapa yang di salah pahamkan dalam memaknai isi kandungan
al-quran Jika dilihat dari sejarah, banyak seakali orang non-muslim yang
bersyahadat dikarenakan luluh dengan kelembutan Rasulullah.
Implementasi dari pendidikan anti radikalisme di terpakan di beberapa
sektor seperti di keluarga, masyrakat, dan lembaga pendidikan sehingga
seorang guru dan orang tua memilki peran besar dalam mendidik anak atau
pemuda bangsa dalam menangkis pemahaman yang salah.

B. Saran
Dengan di tuliskannya makalah ini di harapkan dapat menambah
wawasan keilmuan bagi para pembaca dan memberikan manfaat untuk
mengembangkan mata kuliah bahan ajar yang akan menambah pengalaman
dan pengetahuan untuk pendidikan agama islam. Penyusun juga berharap
terhadap pembeca dapat mengkritik agar nantinya bisa lebih baik dalam
penyusunan dan penulisan ke depannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Halid.Ilmu Pendidikan Islam.Yoyakarta: Deepublish(Group Penerbit Civi


BUDI UTAMA).2019
Yunus, A Faiz.Radikalisme, Liberalisme, dan Teorisme:Pengaruhnya Terhadap
Agama Islam.Jurnal Studi Al-Qur'an.universitas indonesia.Vol
Erando, Goldia G.Isu-isu Krusial Tentang Radikalisme dan Separatisme.Klaten,
Jawa Tengah: penerbi Lakaeisha.2022
Nurhakiky, Sri mulya.Pendidikan Agama Islam Penangkal
Radikalisme.Bandung.Jurnal Pendidikan Islam.Vol:2.2019
https://www.gramedia.com/literasi/radikalisme/#Ciri-Ciri_Radikalisme(Di akses
pada Tanggal 15 Juni 2023)
alahiri.PENDIDIKAN ANTI RADIKALISME:IKHTIAR MEMANGKAS
GERAKAN RADIKAL.Universitas Islam Kuantan Singingi.Jurnal
Tarbawi vol:14.2017
Naik, Zakir. 2013. Mereka Bertanya Islam Menjawab. Solo: PT. Aqwam Media
Profetika.

13

Anda mungkin juga menyukai