Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“TEORI BEHAVIORISTIK”

DOSEN PENGAMPU : EKA RAMIATI, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. MOHAMMAD FURKON ( 20203901010123 )


2. NURUL ALIFAH ROJANNAH ( 2020390101235 )
3. SUBAHRA ( 2020390101236 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG
BANYUWANGI

Nopember 2020
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang utama kami mengucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin,


kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, karena tanpa
Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan rampung tepat pada waktu yang ditentukan. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang Psikologi Pendidikan bertema. ”TEORI
BEHAVIORISTIK ”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini berisi tentang Teori Behavioristik, walaupun makalah ini
mungkin kurang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah, tapi makalah
ini juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah
membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
makalah ini. Juga pada rekan-rekan yang senantiasa kompak dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki banyak
kekurangan.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih perlu
penyempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan serta terwujudnya makalah ini.

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. 1


Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................ 5
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Pendekatan Behavioristik ....................................... 6
2.2 Tokoh - tokoh Psikologi Behavioristik..................................... 7
2.3 Teori - Teori Pendekatan Behavioristik.................................... 11
2.4 Ciri - ciri Pendekatan Behavioristik.......................................... 13
2.5 Implikasi Psikologi Behavioristik dalam Pendidikan............... 14
Bab III Penutup............................................................................................. 17
Daftar Pustaka ................................................................................................. 18

3
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Aliran Psikologis di Rusia dipelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov, dan


dikenal sebagai aliran behaviorisme di Rusia timbul aliran behaviorisme.
Semula aliran behaviorisme timbul di Rusia tetapi kemudian berkembang
pula di Amerika, dan merupakan aliran yang mempunyai pengaruh cukup
lama.

Aliran psikologi behavioristik ini di dalamnya akan membahas tentang


tokoh – tokoh aliran behavioristik, pandangan terhadap manusia, teori –
teori mengenai dinamika perilaku manusia, dan juga implikasinya
psikologi behavioristik terhadap pendidikan.

Maka dari itu, perlu adanya aliran psikologi behavioristik ini dalam
suatu proses belajar mengajar di dalam kelas. Bukan hanya di dalam kelas
saja tetapi juga penting di luar lingkungan kelas, agar kita tahu,
bahwasannya aliran psikologi behavioristik ini dapat membentuk suatu
karakter melalui pendekatan tingkah laku.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan behavioristik ?
2. Siapa tokoh – tokoh aliran psikologi behavioristik ?
3. Apa saja teori – teori pendekatan behavioristik ?
4. Apa ciri – ciri pendekatan behavioristik ?
5. Apa implikasi psikologi behavioristik dalam pendidkan ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pendekatan behavioristik
2. Untuk mengetahui tokoh – tokoh aliran psikologi behavioristik
3. Untuk mengetahui teori – teori penedekatan behavioristik
4. Untuk mengetahui ciri – ciri pendekatan behavioristik
5. Untuk mengetahui implikasi psikologi behavioristik dalam pendidkan

5
Bab II
Pembahasan
2.1 Pendekatan Behavioristik

A. Pengertian Pendekatan Behavioristik.

Aliran Psikologis di Rusia dipelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov,


dan dikenal sebagai aliran behaviorisme di Rusia timbul aliran
behaviorisme. Semula aliran behaviorisme timbul di Rusia tetapi
kemudian berkembang pula di Amerika, dan merupakan aliran yang
mempunyai pengaruh cukup lama.1Pendekatan tingkah laku adalah
penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai
teori tentang belajar.
Pendekatan tingkah laku bertujuan menghilangkan simptom-
simptom yang salah sesuai (maladaptif) serta membentuk tingkah laku
baru. Pendekatan tingkah laku dirumuskan sebagai teknik khusus yang
menggunakan dasar psikolgi (khususnya proses belajar) untuk mengubah
perilaku seseorang secara kuantitatif. Perlunya sesuatu yang dirubah
karena ada maladaptif yang menyebabkan terganggunya kestabilan
pribadinya.
Behaviorisme artinya serba tingkah laku. Psikologi behaviorisme
adalah psikologi tingkah laku dan menekankan pada tingkah laku.
Behaviorisme didasarkan pada ajaran materialisme. Pada tahun-tahun
selanjutnya, psikologi behaviorisme mengalami perkembangan sangat
pesat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian behavioristik adalah pendekatan yang mengubah tingkah laku
yang maladaptif menjadi tingkah laku yang adaptif dengan melalui teknik-
teknik dalam pendekatan behavioristik.
Diantara tokoh-tokoh psikologi behaviorisme dari Amerika Serikat
yang sangat konsen pada penelitian-penelitian di bidang psikologi
behaviorisme di antaranya J.B. Watson, Tolman, Hull, dan lain-lain.

6
2.2 Tokoh - tokoh Psikologi Behavioristik
1. John Watson (1878-1958)
John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari
1878 dan wafat di New York pada tanggal 25 September 1958. Ia
mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh gelar
Ph.D pada tahun 1903denhgan disertasi berjudul “Animal Education”.
Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan
tentang psikologi binatang. Pada tahun 1908 , ia menjadi professor dalam
psikologi eksperimental dan psikologi komparatif di John Hopkins
University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium
psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan
universitasdan bekerja dalam bidang psiklogi konsumen.
John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika
Serikat. Tokoh ini telah menorehkan karyanya yang ditulis dalam sebuah
buku yang berjudul “Psychology as the Behaviourist view it” tahun 1913.
Dalam karyanya ia mengatakan sebuah teori bahwa psikologi haruslah
menjadi ilmu yang objektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya
kesadaran yang diteliti melaliu metode intropeksi. Selain itu ia mengatakan
bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau
ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada
penyelidikan-penyelidikan tentang tingkah laku yang nyata saja.
John Watson menekankan pentingnya pendidikan dalam
perkembangan tingkah laku. Ia percaya bahwa dengan memberikan
kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat
seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan
pernyataan ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut ,dengan
mengatakan “berikan kepada saya 10 anak maka akan saya jadikan 10
anak itu sesuai kehendak saya”.
2. Ivan Pavlov (1849-1936)
Ivan Petrovich Pavlov dilahirkan di Rjasan pada tanggal 18 September
1849 dan wafat di Leningrad pada tanggal 27 februari 1936. Keluarganya

7
mengharapkannya menjadi seorang pendeta, sehingga ia bersekolah di
Seminari Teologi. Setelah membaca karya Charles Darwin ia menyadari
bahwa ia lebih banyak peduli untuk pencarian ilmiah sehingga ia
meninggalkan seminari ke Universitas St.Petersburg.Disana ia belajar
kimia dan fisiologi , dan menerima gelar doctor pada 1879. Ia sebenarnya
bukanlah sarjana psikologi dan tidak mau disebut sebagai ahli psikologi,
karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatic.
Eksperimen Pavlov yang terkenal di bidang psikologi dimulai ketika
ia melakukan studi tentang pencernaan yang disebut dengan teori Clasical
Conditioning. Menurut teori ini ,ketika makanan diikutsertakan dengan bel
maka bunyi bel akan menghasilkan respons yang sama ,yaitu keluarnya
liur dari si anjing percobaan. Hasil karya ini bahkan menghantarkannya
menjadi pemenang hadiah Nobel. Selain itu teori ini merupakan dasar bagi
perkembangan aliran behaviorisme, sekaligus meletakkan dasar bagi
penelitian mengenai proses belajar & pengembangan teori-teori tentang
belajar.
3. B.F. Skinner (1904-1990)
Burrhus Frederic Skinnner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama
Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990
setelah terserang penyakit leukemia. Skinner mendapat gelar Bachelor di
Inggris dan berharap bahwa dirinya dapat menjadi penulis. Pada tahun
1931 , Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana
psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga memperoleh
gelar Ph.D untuk bidang yang sama.Skinner adalah salah satu psikolog
yang tidak sependapat dengan Freud. Menurut Skinner meneliti
ketidaksadaran dan motif tersembunyi adalah suatu hal yang percuma
karena sesuatu yang dapat diteliti adalah sesuatu yang
tampak/terlihat.Skinner memfokuskan penelitian tentang perilaku. Dia
percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang akibat dari respond
terhadap adanya kejadian eksternal. Bagi Skinner hal yang paling penting
untuk membentuk kepribadian seseorang adalah melalui Reward dan

8
Punishment. Pendapat ini tentu saja amat mengabaikan unsur-unsur
seperti emosi , pikiran dan kebebasan untuk memilih sehingga Skinner
menerima banyak kritik.
4. Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Edward Lee Thorndike lahir pada 31 Agustus 1874 di Williamsburg ,
Massachusetts dan meninggal pada 9 Agustus 1949. Pada awalnya , ia
tidak menyukai kursus psikologi pertamanya. Ketertarikannya pada
psikologi tumbuh setelah membaca buku klasik “The Prrinciples of
Psychology” oleh William James. Ketika dia lulus dari Wesleyan
University pada 1895 dengan gelar sarjana ilmu alam,dia melanjutkan ke
Universitas Harvard untuk belajar sastra Inggris dan Prancis. Selama
semester pertamanya,dia mengambil kursus psikologi yang diajar oleh
William James dan di trimester keduanya , dia memutuskan untuk lebih
berkonsentrasi pada psikologi. Dia kemudian pindah ke universitas
Columbia dimana dia belajar di bawah pengawasan psikolog james
McKeeen cattell. Setelah mendapatkan gelar Ph.D. dari Columbia pada
1898,Thorndike mendapatkan posisi sebagai asisten professor pedagogy at
case western reserve university.dia lalu mengambil pekerjaan sebagai
professor psikologi di teacher college at Columbia university,dimana dia
akan melanjutkan mengajar sampai akhir karirnya.
Menurut Thorndike , belajar adalah proses interaksi antara stimulus
dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan
belajar, seperti pikiran,perasaan atau hal-hal lain yan dapat ditangkap
melalui panca indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan
peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran,perasaan atau
tindakan. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan
pengukuran ,tetapi tidak bisa menjelaskan bagaimana cara mengukur
tingkah laku yang tidak dapat diamati.
Teori ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin,2000). 
Ada 3 hukum belajar yang utama , yakni (1) hukum efek , (2) hukum
latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell,Gredler,1991).

9
5. Clark Leonard Hull (1884-1952)
Clark Hull adalah Psikolog Amerika yang berpengaruh yang
menjelaskan tentang motivasi dan belajar oleh hukum alam dari behavior.
Lahir di Akron di sebelah selatan New York . Hull mendapat gelar sarjana
dan masternya dari Universitas Michigan ,dan selama tahun 1918
mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Winconsin-Madison dimana dia
juga mengajar dari 1916 sampai 1929. Penelitian Doktoralnya yang
bejudul “Aspek Kuantitatif dari Konsep Evolusi” yang dipublikasikan di
Monograf Psikologi.
Hull menghabiskan bagian dewasa dari karirnya di Yale University
dimana dia direkrut oleh presiden dan psikolog kawakan, James Rowland
Angel. Dia menampilkan demonstrasi penelitian bahwa teorinya dapat
memprediksi kelakuan. Pekerjaan signifikannya adalah Mathematico-
Deductive Theory of Rote Learning (1940) dan Principles of Behavior
(1943), yang mana membuat analisisnya dari mempelajari hewan dan
kondisi sebagai teori belajar dominan. Clark Hull juga menggunakan
variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan
pengertian belajar.
Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin.
Bagi Hull seperti halnya teori evolusi ,semua fungsi tingkah laku
bermanfaat terutama agar organisme tetap bertahan hidup.
6. Edwin Ray Guthrie (1886-1959)
Edwin guthrie adalah seorang filsafati ,matematikawan ,dan kemudian
menjadi psikolog behavior. Guthrie mendapatkan gelar sarjana matematika
dan gelar master filsafat dari Universitas nebraska .Dia mendapatkan gelar
Ph.D. nya di filsafat di University of Pennysylvania (1912). Dia mengajar
matematika di sekolah tinggi sampai dia ditawari posisi sebagai profesor
filsafat di University of Washington (1914).
Di 1919 Guthrie pindah dari filosofi ke Departemen Psikologi. Dia
kemudian menjadi dekan graduate school pada 1943 dan presiden dari
American Psychological Assiciation (1945).(Clark,2005). 

10
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu
gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan ,pada waktu
timbul kembali cenderung diikuti oleh gerakan yang sama
(Bell, Gredler, 1991).

2.3 Teori-Teori Pendekatan Behavioristik


a. Ivan Petroch Pavlov (1849-1936)
Aliran psikologi di Rusia di pelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov, dan
dikenal sebagai aliran behaviorisme di Rusia. Menurut Pavlov aktivitas
organisme dapat dibedakan atas :
1) Aktivitas yang bersifat reflektif, yaitu aktivitas organisme yang tidak
disadari oleh organisme yang bersangkutan.
2) Aktivitas yang disadari, yaitu aktivitas atas kesadaran organisme yang
bersangkutan. Ini merupakan respons atas dasar kemauan sebagai suatu
reaksi terhadap stimulus yang diterimanya.
Pavlov dalam eksperimennya mengguanakan anjing sebagai binatang
coba. Anjing dioperasi sedemikian rupa, sehingga apabila air liur keluar
dapat dilihat dan dapat ditampung dalam tempat yang yang telah disediakan.
Menurut Pavlov apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian
mengaluarkan air liur, ini merupakan respons yang alami, respons yang
reflektif, yang disebut sebagai respons yang tidak berkondisi.
Apabila anjing mendengar bunyi bel dan kemudian menggerakkan
telinganya, ini juga merupakan respons yang alami. Bel sebagai stimulus
yang tidak berkondisi atau gerak telinga sebagai stimulus yang berkondisi.
Persoalan yang dipikirkan Pavlov adalah apakah dapat dibentuk pada anjing
suatu perilaku atau respons apabila anjing mendengar bunyi bel lalu
mengeluarkan air liur. Hal inlah yang kemudian diteliti secara eksperimental
oleh Pavlov.
Dalam eksperimen ini, hasil pada akhirnya bunyi bel berkedudukan
sebagai stimulus yang berkondisi dan mengeluarkan air liur sebagai respons
berkondisi. Apabila bunyi bel diberikan setelah diberikan makanan, maka
tidak akan terjadi respons yang berkondisi tersebut.

11
Sama halnya apabila eksperimen tersebut di aplikasikan pada proses
pembelajaran. Guru akan memberikan tugas kepada siswa untuk
membiasakan contoh materi yang diberikan oleh guru. Dan apabila siswa
tersebut dapat mengaplikasikan contoh tersebut dan dapat menjadikan
kebiasaan dalam perilakunya, guru akan memberikan penghargaan kepada
siswa tersebut. Perintah tersebut diulang hingga beberapa kali tugas, hingga
siswa tersebut benar-benar dapat membiasakan contoh tersebut tanpa
diberikan penghargaan kembali.

b. Edward Lee Thorndike (1874-1949)


Menurut Thorndike asosiasi antara sense of impression dan impuls to
action, disebutnya sebagai koneksi atau connection, yaitu usaha untuk
menggabungkan antara kejadian sensoris dengan perilaku. Thorndike
menitikberatkan pada aspek fungsional dari perilaku, yaitu bahwa proses
mental dan perilaku berkaitan dengan penyesuaian diri organisme terhadap
lingkungannya. Karena itu Thorndike diklasifikasikan sebagai behavioris
yang fungsional, berbeda dengan Pavlov sebagai behavioris asosiatif.
Thorndike mengajukan pengertian tersebut dari eksperimennya dengan
puzzle box. Dari eksperimennya Thorndike mengajukan adanya tiga macam
hukum yang sering dikenal dengan hukum primer dalam hal belajar, yaitu :
1) Hukum kesiapan (the law of readinnes).
2) Hukum latihan (the law of exercise)
3) Hukum efek (the law of effect)
Menurut Thorndike belajar yang baik harus adanya kesiapan dari
organisme yang bersangkutan. Apabila tidak adanya kesiapan, maka hasil
bekajarnya tidak akan baik. Secara praktis hal tersebut dapat dikemukakan
bahwa :
1) Apabila pada organisme adanya kesiapan untuk melakukan sesuatu
aktivitas, dan organisme itu dapat melaksanakan kesiapannya itu, maka
organisme tersebut akan megalami kepuasan.

12
2) Apabila pada organisme adanya kesiapan untuk melakukan sesuatu
aktivitas, tetapi organisme itu tidak dapat melakukannya, maka
organisme itu akan mengalami kekecewaan atau frustasi.
3) Apabila organisme itu tidak mempunyai kesiapan untuk melakukan atau
aktivitas, tetapi disuruh melakukannya, maka hal tersebut akan
menimbulkan keadaan yang tidak memuaskan.

Eksperimennya yang khas adalah dengan kucing, dipilih yang masih


muda yang kebiasaan-kebiasaannya masih belum kaku, dibiarkan lapar, lalu
dimasukkan ke dalam kurungan. Konstruksi pintu kurungan itu dibuat
sedemikian rupa, sehingga kalau kucing menyentuh tombol tertentu pintu
kurungan akan terbuka dan kucing dapat keluar dan mencapai makanan
yang ditempatkan diluar kurungan itu sebagai hadiah atau daya penarik bagi
si kucing yang lapar itu. Pada usaha yang pertama kucing masih melakukan
bermacam-macam gerakan yang kurang relevan bagi pemecahan
problemnya. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha yang pertama ini adalah
lama. Percobaan yang sama seperti itu dilakukan secara berulang-ulang,
pada usaha berikutnya ternyata waktu dibutuhkan makin singkat. Hal ini
disimpulkan bahwa kucing sebenarnya tidak mengerti cara membebaskan
diri dari kurungan itu, tetapi dia belajar mencamkan respon-respon yang
benar dan menghilangkan atau meninggalkan respon yang salah.
Sama halnya dengan guru memberikan tugas yang mana siswa
tersebut pada dasarnya tidak mengetahui maksud atau jawaban yang
nantinya akan dijawab. Akan tetapi dengan adannya guru memberikan
hadiah secara cuma-cuma kepada siswa apabila siswa dapat menjawab atau
mengetahui pertanyaan tersebut. Para siswa akhirnya berlomba-lomba
menacari jawaban pertanyaan tersebut dimana pun, seperti di internet, di
buku atau kepada orang yang lebih faham dengan pertanyaan yang
diberikan oleh guru.

2.4 Ciri-ciri Pendekatan Behavioristik


Dalam setiap pendekatan pasti mempunyai ciri-ciri tertentu, berikut
adalah ciri-ciri pendekatan behavioristik :

13
a. Memusatkan perhatian kepada tingkah laku yang tampak dan spesifik.
b. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment.
c. Perumusan prosedur treatment yang spesifin yang sesuai dengan masalah.
d. Penaksiran obyektif atas hasil-hasil terapi.

Adapun karakteristik pendekatan behavioristik adalah :


a. Didasarkan pada teori yang dirumuskan secara tepat dan konsisten yang
mengarah kepada kesimpulan yang dapat diuji.
b. Berasal dari hasil penelaahan eksperimental yang secara khusus
direncanakan untuk menguji teori-teori dan kesimpulannya.
c. Memandang simptom sebagai respon bersyarat yang tidak sesuai
d. Memandang symptom sebagai bukti adanya kekeliruan hasil belajar.
e. Memandang bahwa simptom-simptom tingkah laku itu ditentukan
berdasarkan perbedaan individual yang terbentuk secara kondisional dan
antonom, sesuai dengan lingkungan masing-masing.
Dengan demikian perilaku tidak hanya mengubah gejala perilakunya
menjadi akhlak terpuji saja, namun akan terjadi perubahan dalam
keseluruhan pribadinya, sehingga pendekatan behavioristik juga dapat
disebut dengan psikoterapi.
Jadi pendekatan behavioristik juga bertujuan menghilangkan
simptom-simptom yang maladaptif serta membentuk tingkah laku yang baru
dalam segi akhlak terpuji.

2.5 Implementasi Psikologi Behavioristik dalam Pendidikan


Menurut Imam Al-Ghazali akhlak ialah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan – perbuatan dengan mudah
dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).
Di dalam akhlak terdapat akhlak terpuji yaitu akhlak yang dapat
disebut sebagai akhlak mahmudah yaitu akhlak baik yang terdapat di diri
seseorang. Jadi akhlak terpuji merupakan tingkah laku yang baik
sebagaitanda keimanan seorang hamba yang sempurna kepada Allah.

14
Maka orang yang mempunyai akhlak terpuji adalah orang yang tetap
kecenderungannya kepada hal yang baik dan orang yang mempunyai akhlak
tecela adalah orang yang tetap kecenderungannya kepada hal yang buruk
pula.
Sedangkan pembelajaran dengan pendekatan behavioristik merupakan
cara belajar dengan cara siswa memerankan atau mendemonstrasikan atau
mempraktekkan contoh salah satu akhlak terpuji terutama sikap ikhlas
setelah guru menjelaskan tentang materi akhlak terpuji sikap ikhlas.
Melalui pendekatan behavioristik, siswa dapat melatih dirinya untuk
mengingat isi bahan yang akan di perankan. Dengan siswa dapat memahami
dan menghayati isi bahan yang diperankan, siswa dapat mendorong dirinya
untuk berlatih sikap terpuji kepada sesama teman, keluarga, guru, ataupun
masyarakat.
Pembelajaran dengan pendekatan behavioristik menyajikan dalam
bentuk modelling, mungkin hampir sama dengan pembelajaran role playing.
Akan tetapi, dalam pendekatan behavioristik ini siswa dituntut untuk lebih
memahami peran dan jik mereka gagal maka mendapatkan hukuman dan
jika mereka berhasil maka mereka mendapatkan hadiah. Peran tersebut terus
di ulang hingga mereka benar-benar faham dan mengerti sikap apa yang
mereka perankan.
Pendekatan ini berpusat pada siswa, membuat siswa berlatih dan
memahami isi pembelajaran yaitu tentang akhlak terpuji materi sikap ikhlas.
Siswa Sekolah Dasar (SD) tahap berfikirnya masih operasioanal konkrit dan
lebih cenderung bermain dan mendapatkan hadiah daripada belajar yang
lebih serius dan menegangkan. Pendekatan ini dapat menyalurkan hobi
bermain mereka sekaligus dapat membuat siswa belajar. Materi juga mudah
untuk dipahami, karena disajikan dalam bentuk modelling atau berperan
atau mempraktekkan. Jadi siswa tidak merasa bosan untuk memahami isi
materi.
Pembelajaran akhlak yang menyenangkan dan disajikan dengan
penyajian yang baru dan masih asing bagi mereka akan lebih meningkatkan

15
akhlak mereka. Pembelajaran menggunakan pendekatan behavioristik jarang
sekali digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi. Sehingga
diharapkan melalui pendekatan yang menyenangkan ini siswa dapat lebih
meningkatkan akhlak mereka dalam kehidupan sehari-hari.

16
Bab III
Penutup

Pendekatan psikologi behavioristik merupakan salah satu


pendekatan psikologi selain pendekatan humanistik dan kognitif. Aliran
psikologi behavioristik ini menjelaskan bahwasannya pendekatan ini dapat
dilihat dari tingkah laku seseorang di dalam pendidikan. Dan disini
dijelaskan bahwa pengertian behavioristik adalah pendekatan yang
mengubah tingkah laku yang maladaptif menjadi tingkah laku yang adaptif
dengan melalui teknik-teknik dalam pendekatan behavioristik.
Bukan hanya itu saja, bahwasannya teori behavioristik ini akan
mengenalkan kita bagaimana teori ini dapat mengena kepada peserta didik,
khusunya dalam tingkah laku yang sebenarnya pada saat belajar mengajar
itu sedang terjadi.
Adapun juga tokoh – tokoh yang berpengaruh dalam aliran
behavioristik ini, yaitu, Edwin Ray Guthrie, Clark Leonard Hull, Edward
Lee Thorndike, B.F. Skinner, Ivan Pavlov, John Watson, Mereka semualah
yang berada di garda terdepan sehingga terciptalah aliran psikologi
behavioristik ini.
Dan juga aliran psikologi behavioristik ini, memiliki teori yang
dikemukakan oleh Ivan Petroch Pavlov dan Edward Lee Thorndike, yang
dapat kita aplikasikan dalam sitem pembelajaran, khususnya tentang
tingkah laku.
Selain itu, di sini kita juga dapat tahu bagaimana
mengimplementasikan teori behavioristik ini agar sesuai dalam
pendidikan. Melalui pendekatan behavioristik, siswa dapat melatih dirinya
untuk mengingat isi bahan yang akan di perankan. Dengan siswa dapat
memahami dan menghayati isi bahan yang diperankan, siswa dapat
mendorong dirinya untuk berlatih sikap terpuji kepada sesama teman,
keluarga, guru, ataupun masyarakat.

17
Daftar Pustaka

Bimo Walgito, 1992, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta:Andi Yogyakarta

Gerald Corey, 1997, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: PT.
ERESCO

M.D. Dahlan, 1985, Beberapa Pendekatan dalam Penyuluhan (Konseling,)


Bandung: CV. Diponegoro

Mustofa, Akhlak Tasawuf. Ibid.

Purwa Atmaja, 2011, Psikologi Pendidikan dalam Perpektif Baru, Jakarta : Ar-
Ruzz Media

Shindunuta, Menggagas Paradigma Pendidikan Demokrasi, Otonomi, Civil


Society, Globalisasi. Ibid.,

Singgih. D. Gunarsa, 2000, Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: PT. BPK.


Gunung Mulia,

Sumadi Suryabrata, 1998, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : PT. Raja Grafindo


Persada

18

Anda mungkin juga menyukai