Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

“Eksistensi dan Kedudukan BK di Sekolah”


Dosen Pengampu:

Lisa Putriani M.Pd

Oleh Kelompok 3:

Amira Tsabita Muslim ( 21029064 )

Friska Fitriana ( 22046028 )

Muhamad Denil ( 22063056 )

Serli Sri Wahyuni ( 22031038 )

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukut kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini
merupakan hasil dari upaya kami untuk menggali lebih dalam tentang eksistensi dan
kedudukan BK di sekolah.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari berbagai keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu, segala masukan dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan dan pengembangan makalah ini di masa yang akan dating.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagin pembaca yang menggunakannya, terima kasih.

Padang, 24 Februari 2024

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4

A.Latar Belakang……………………………………………………………………………4

B.Rumusan Masalah………………………………………………………………………...4
C.Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN

1.Eksistensi Bimbingan Konseling di Sekolah……………………………………….........6

A.Pengertian BK………………………………………………………………………….7

B.Kedudukan Bk dalam Pendidikan di Sekolah………………………………………….8

C.Struktur Organisasi Bimbingan Konseling di Sekolah………………………………....9

2.Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah……………………………………..10

A.Landasan Yuridis Formal……………………………………………………………...11

B.Landasan Yuridis Informal………………………………………………………….....11

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………………………...12

B.Saran…………………………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….......13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidik sangat memegang peranan penting agar proses pendidikan terhadap


siswa di sekolah berjalan maksimal dan optimal. Sebutan pendidik ini, tak hanya guru
kelas dan guru bidang studi, tetapi juga termasuk didalamnya guru Bimbingan dan
Konseling (BK) atau seringkali disebut konselor.

Melihat perjalanan BK di sekolah memang sama-sama kita akui mengalami


jalan yang bisa dikatakan berat. Eksistensi BK pernah juga dipandang sebelah mata,
sehingga bentuk kinerjanya tak diapresiasi oleh beberapa pihak. Kualifikasi guru BK
pun sempat dipertanyakan karena adanya beberapa sekolah sekedar mengambil guru-
guru bidang studi yang secara garis besarnya tak pernah memperoleh wawasan,
kepengetahuan, dan keterampilan tentang BK. Malah BK di sekolah pernah
mendapatkan perhitungan tak positif dengan menyebut guru BK sebagai “polisi
sekolah”. Pekerjaan BK yang diidentikkan dengan “menghukumi” siswa-siswa yang
diperkirakan bermasalah menguatkan pernyataan itu. Padahal BK tak hanya berfungsi
mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa
Sekarang ini guru BK telah memperoleh dasar legalitas yuridis formal yang
lebih kokoh, yaitu dengan hadirnya Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yang
ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan per tanggal 8 Oktober 2014
dan juga ada andasan yuridis informal yang berkaitan atau membahas tentang
psikologis, sosial dan budaya, IPTEK, dan globalisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana eksistensi BK di sekolah?
2. Bagaimana kedudukan BK di sekolah berdasarkan landasan yuridis formal dan
yuridis informal?

C. Tujuan Penulisan

4
a) Untuk mengetahui eksistensi BK di sekolah
b) Untuk mengetahui kedudukan BK di sekolah berdasarkan landasan yuridis formal
dan yuridis informal

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.EKSISTENSI BK DI SEKOLAH
A. Pengertian Bimbingan dan konseling

Eksistensi bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dalam keseluruhan sistem
Pendidikan di sekolah yang ditunjukkan keberadaannya pada wilayah bimbingan dan
konseling yang memandirikan peserta didik, berdampingan dengan wilayah pembelajaran
yang mendidik, dan wilayah manajemen dan kepemimipinan sebagai satu kesatuan sistem
dalam proses transformasi Pendidikan disekolah untuk mewujudkan perkembangan yang
optimal bagi setiap peserta didik. Sedangkan kedudukan dapat diartikan sebagai tempat atau
keadaan yang sebenarnya, dalam hal ini diartikan sebagai suatu peran dalam kehidupan
sehari-hari. Peran ini sangat membantu meningkatkan mutu pendidikan dan membantu
mencari solusi atas masalah yang terjadi didunia pendidikan

Bimbingan adalah hambatan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita
yang telah dilatih dengan baik dan memiliki kepribadian pendidikan yang mampu kepada
seseorang, dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan, mengambil keputusan
sendiri, dan menanggung beban bebannya sendiri (crow and crow, dalam Mugiarso 2011:2).

Sertzer anda Stone dalam Smith yang dikutip Prayitno (2004:100), mengemukakan
bahwa konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseling dalam
menyusun interpretasi interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan,
rencana, penyesuaian-penyesuaian yang perlu disusunnya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling
adalah proses pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara individu maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, dasarkan norma-norma yang berlaku

B. Kedudukan Bimbingan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

Pendidikan di sekolah bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam


diri siswa yang yang sedang berkembang kedewasaannya secara utuh. Untuk mencapai tujuan
tersebut, dalam sistem pendidikan di sekolah telah mengembangkan 3 subsistem, ya itu
meliputi subsistem administrasi (administration), dan subsistem pengajaran (instruction) dan
subsistem pemberian bantuan dan pelatihan siswa (pupil/student layanan pribadi). Bidang
bimbingan dan konseling termasuk pada bidang pemberian bantuan/pembinaan siswa.

Tiga bidang pelayanan pendidikan, yaitu:


1.Tawaran Kurikulum dan Pengajaran

6
Bidang ini meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran,
ya itu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan
berkomunikasi peserta didik.

2.Tawaran dan iklan ministrasi dan Supervisi

Bidang ini meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan keputusan,
serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan,
pembiayaan, pengadaan dan pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan.

3.Tawaran dan Bimbingan dan Konseling

Ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan
secara individu agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat,
minat, dan tahapan-tahap perkembangannya.

Tujuan pendidikan pada dasarnya meliputi beberapa komponen atau aspek yang
begitulah. Komponen itu berupa komponen enintel ektual, komponen sikap, komponen nilai-
nilai hidup dan juga komponen keterampilan. Untuk mencapai tujuan hal tersebut belum
cukup apabila hanya melalui bidang pengajaran, meskipun keseluruhan pendidikan di
sekolah.

Bimbingan dan konseling pendidikan di sekolah harus menjalankan fungsi sebagaimana


mestinya. Setiap siswa dengan segala keunikannya masing-masing, dengan berbagai
kebutuhannya, yang kadang-kadang memerlukan orang-orang/personil tertentu untuk
membantu dan menyesuaikan diri dengan kemampuan atau keunikannya, memecahkan
persoalan/ masalah yang dihadapinya dituntut untuk melaksanakan masing-masing, maka
peranan guru BK di sekolah semakin penting, layanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan secara efektif akan memberikan kontribusi yang berarti bagi keberhasilan
pendidikan di sekolah. Bantuan terhadap siswa dalam mengatasinya masalah besar, masalah
pribadi, masalah sosial, masalah karir merupakan tugas dari pada pelayanan bimbingan dan
konseling.

C. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Mugiarso (2011:110) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan dan konseling di


sekolah agar bisa berjalan seperti yang diharapkan antara lain perlu didukung oleh adanya
organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur
kedudukan, tugas dan tanggung jawab para pribadi sekolah yang terlibat. Struktur organisasi
pelayanan bimbingan dan konseling dikatakan jelas seandainya memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:

1. Menyeluruh, yaitu mencangkup unsur-unsur penting, baik vertikal maupun horizontal,


berbagai kerjasama dan pelaksanaannya, serta berbagai sumber yang berguna bagi
pelayanan bimbingan dan konseling.
2. Pelaksanaannya tidak terlampau panjang, keputusan dapat dengan cepat ditetapkan
tetap dengan izin yang cermat, dan pelaksanaan/kegiatan bimbingan dan konseling
tidak termasuk dalam urusan birokrasi yang tidak perlu.

7
3. Pengembangan yang berguna bagi pelaksanaan tugas-tugas organisasi, yang
semuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh peserta didik.
4. Menjamin keberlangsungan nya kerjasama, sehingga gak semua tidak kamu dapat
saling menunjang dan semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi
kelancaran dan keberhasilan pelayan bimbingan dan konseling untuk kepentingan
peserta didik.
5. Menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut sehingga
perencanaan, pelatuk anaan dan penilaian program saya bimbingan dan konseling
yang berkualitas dapat dimantapkan. Pengawasan penilaian hendaknya dapat
berlangsung secara vertikal (dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas), dan secara
horizontal (penilaian sejawat).

2.KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


A.Landasan yuridis

Landasan yuridis formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan peraturan yang
berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari
undang-undang dasar, undang-undang peraturan pemerintah, keputusan menteri serta
berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan
dan konseling di Indonesia.

1. Kurikulum 1975. Tiga jenis layanan pada pendidikan formal, yaitu:


A. Layanan Manajemen dan Supervise
B. Layanan pembelajaran
C. Layanan bimbingan dan penyuluhan.
2. UU No. 2 tahun 1989, bab X pasal 1 ayat 1. Pendidikan adalah usaha dasar dan
terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau
latihan bagi mengundang di masa yang akan datang
3. PP No. 28 dan 29 Tahun 1990, Bab X pasal 25 ayat 1 dan 2. Bimbingan adalah bantuan
kepada peserta didik untuk memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan. Bimbingan dilakukan oleh guru pembimbing.
4. Keputusan Menpan No. 84 tahun 1993. Tentang jabatan dan fungsi guru fungsional
dan angka kreditnya, tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program
bimbingan, melaksanakan program konservasi, perairan.
5. Pelaksanaan program bimbingan, analisis punya pelaksanaan bimbingan dan tindak
lanjut pelaksanaan program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung
jawabnya.
6. UU No. 20 tahun 2003, Bab 1 pasal 1 ayat 1. Pendidikan adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, Widya Iswara,
tutor, instruktur, fasiliator, dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
7. PP No. 19 tahun 2005 pasal 5 s/d 18, standar nasional pendidikan dan standar isi
satuan pendidikan dasar dan menengah.

8
8. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah yang memuat pengembangan diri beserta diajarkan dalam struktur KTSP
pemrosesan dan pembimbing oleh, guru atau tenaga kependidikan.
9. Kepada dirjen PMPTK 2007 tentang rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur
pendidikan formal yang berisi panduan penyelenggaraan BK di jalur pendidikan
formal.
10. Peraturan pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang guru, Bab III Pasal 15. Salah satu
persyaratan bagi pendidik yang telah menyandang sertifikat pendidik untuk
memperoleh tunjangan profesi adalah tercapainya pendidik yang bersangkutan...
Melaksanakan tugas sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor.
11. Permendiknas No 27 tahun 2008, pasal 1 ayat 1. Tentang standar kualifikasi akademik
dan kompetensi konselor. Untuk dapat diangkat sebagai konselor seseorang wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara
nasional.

B.Landasan yuridis informal


A. Landasan sebagai psikolog

Psikolog merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam
bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang
menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan
konseling adalah perilaku klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ingin
mengatasi masalah-masalah yang menghadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang
dikehendakinya.

Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling, sejumlah aspek psikologi yang perlu
dikuasai oleh para pembimbing (konselor) meliputi:

1. Motif dan motivasi


2. Pembawaan dasar dan lingkungan
3. Perkembangan individu
4. Belajar, balikan dan penguatan
5. Kepribadian
B. Landasan sosial budaya

Kebudayaan alias bimbingan timbul karena perkembangan pendidikan, dunia dunia


kerja, perkembangan komunikasi dll (jonh), pietrofesa dkk, 1980; M Sury and Rochman N,
1986; dan Rohman N, 1987).

Individu sebagai produk lingkungan sosial budaya.MC Daniel memandang setiap anak,
sejak lahirnya harus memenuhi tidak hanya tuntutan biologinya, tetapi juga tuntutan budaya
di tempat ia hidup, tuntutan budaya itu menghendaki agar ia mengembangkan tingkah
lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut.

Tolbe rt mandang bahwa organisasi sosial, lembaga keagamaan, kemasyarakatan, dan di


keluarga, politik dan masyarakat secara menyeluruh memberikan pengaruh yang kuat

9
terhadap sikap, kesempatan dan pola hidup warganya, tidak tidaknya budaya yang ditawarkan
oleh organisasi dan kawan lembaga-lembaga tersebut mempengaruhi apa yang dilakukan dan
dipikirkan oleh individu, tingkat pendidikan yang ingin dicapai, tujuan-tujuan dan jenis-jenis
pekerjaan yang dipilihnya. Rekreasinya dan kelompok-kelompok yang redup. Bimbingan dan
konseling di haruskan mempertimbang kan sebagai pekjadi, pelayan nanya agar
menghasilkan pelayanan yang lebih efektif.

Bimbingan dan konseling antara budaya

Menurut pedersen, ada lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam
komunikasi dan penyesuaian diri antar budaya yaitu sumber-sumber berkenaan dengan
perbedaan bahasa, komunikasi non verbal, stereotip, kecenderungan menilai, dan kecemasan.

Perbedaan dalam latar belakang ras atau etnik, kelas ekonomi sosial dan pola bahasa dan
menimbulkan masalah konseling. Beberapa hipotesi yang dikemukakan pedersen dkk 1976
10 coklat atas berbagai sebagai konseling budaya antara lain:

A. Makin besar kesamaan harapan tentang tujuan konseling antar budaya pada diri
konselor atau klien maka konseling akan berhasil
B. Makin besar kesamaan pelamar tentang ketergantungan, komunikasi terbuka, makam
makin efektif konseling tersebut
C. Makin sederhana harapan yang diinginkan oleh klien maka makin berhasil konseling
tersebut
D. Makin bersifat pribadi, penuh suasana emosional, suasana konseling antar budaya
semakin memudahkan konselor memahami klien.
E. Penggemar konseling antar budaya tergantung pada keasaman terhadap proses
komunikasi.
F. Efektifan konseling akan meningkatkan jika ada latihan khusus serta pemahaman
terhadap permasalahan hidup yang sesuai dengan budaya tersebut.
G. Maka klien (antar budaya) kurang memahami proses konseling, makin perlu
konselor atau program konseling antar budaya memberikan
pengarahan/pengganjaran/latihan kepada klien (antar budaya).
C. Landasan ilmiah dan teknologi

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki


dasar-dasar keilmuan, baik yang mencakup teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun
pengembangan-pengembangan layanan itu secara berkelanjutan

a.Keilmuan bimbingan dan konseling

Bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan


konseling yang tersusun secara logistik dan sistematik. Sebagai layaknya ilmu-ilmu yang
lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyai objek kajiannya sendiri, metode
pengungkapan pengetahuan yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.

Objek bantuan penelitian bimbingan dan konseling adalah upaya yang diberikan kepada
individu yang mengacu pada keempat fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman,

10
pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan pengembangan. Dalam menjabarkan tentang
bimbingan dan konseling dapat digunakan berbagai cara atau metode, seperti pengamatan,
wawancara, analisis dokumen (riwayat hidup, laporan perkembangan). Prosedur teks
penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya mengenai objek kajian bimbingan
dan konseling merupakan wujud dari keilmuan bimbingan dan konseling

b.Peran ilmu lain dan teknologi dalam bidang dan konseling

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya ilmu
referensi dengan berbagai ilmu lain. Misalnya ilmu statistik dan evaluasi memberikan
pemahaman dan teknik-teknik. Pengukuran dan evaluasi ciri-ciri individu; biologi
memberikan pemahaman tentang kehidupan kejasmanian individu. Hal itu sangat penting
bagi teori dan praktek bimbingan dan konseling.

c.Pengembangan bimbingan konseling melalui penelitian

Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling bisa jadi dapat
dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan, namun pengembangan yang lebih
lengkap dan teruji di dalam praktiknya adalah apabila memikirkan dan memikirkan hal itu
perhatikan pula hasil-hasil penelitian di lapangan. Melalui penelitian suatu teori dan praktek
bimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan/keefektifan di lapangan
layanan bimbingan dan konseling akan semakin berkembang dan maju jika dilakukan
penelitian secara terus-menerus terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan BK.

11
BAB IIII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Guru BK merupakan ujung tombak dalam menerapkan penguatan pendidikan


karakter lebih dalam, guru BK semestinya dapat memberikan masukan bagaimana
seharusnya pendidikan karakter itu dapst diterapkan. Pelayanan BK yang diberikan
dapat mengantarkan peserta didik agar sukses, serta dengan strategi layanan BK
yangdiberikan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada.
Layanan BK di sekolah kini telah memperoleh dasar legalitas yuridis formal
yang lebih kokoh, yaitu dengan hadirnya Permendikbud No. 111 tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan per
tanggal 8 Oktober2014.
Agar dapat berdiri tegak sebagai sebuah layanan profesional yang dapat
diandalkan dan memberikan manfaat bagi kehidupan, maka layanan bimbingan dan
konseling perlu dibangun di atas landasan yang kokoh, dengan mencakup: (1)
landasan filosofis, (2) landasan psikologis; (3) landasan sosial-budaya, dan (4)
landasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Saran

Pembuat makalah mengharapkan kepada pembaca, agar memberikan saran dan


kritik, sehingga makalah ini bisa menjadi sumber acuan untuk konsep dasar
manajemen keuangan pendidikan, landasan hukum dan sumber pembiayaan
Pendidikan. Setelah membaca makalah ini, diharapkan kita dapat memahami dan
dapat mengambil hal yang positif dan meninggalkan yang negatif. Sehingga dapat
dipelajari oleh teman-teman dengan baik dan sebagai penopang kedepannya.

12
Daftar Pustaka

Pryitno dan Erman Amti, 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, jakarta: PT Rineka
Cipta.

Mugiarso, Haru. Et al. 2011. Bimbingan dan konseling. Semarang: Unnes press prayitno.
2004. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno,
dkk. 2004. Pedoman khusus bimbingan dan konseling, Jakarta: Depdikna.
Akhmad Sudrajad. (2018). Landasan dan Bimbingan Konseling. Tersedia di
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2018/01/25/landasan-bimbingan-dan-
konseling/ diakses pada tanggal 18 Februari 2021 pukul 14.30 WIB

Minto Tulus. (2014). Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan Dan
Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah. Tersedia di
https://mintotulus.wordpress.com/2014/11/05/permendikbud-nomor-111-
tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling-pada-pendidikan-dasar-dan-
menengah/ diakses pada tanggal 18 Februari 2021 pukul 15.00 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai