Anda di halaman 1dari 19

Pendekatan Metode dan Strategi Pelayanan

Bimbingan dan Konseling


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Bimbingan
Konseling Islam

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Dhio Rizky Ananda (0304201109)

Haikal Affakih Nst (0304202091)

Ajeng Pratiwi (0304202074)

Kelas: TBI – 3

Semester: V

Mata Kuliah: Bimbingan Koseling Islam

Dosen Pengampu: Ismail Ahmad Siregar,S.Pd.I,M.Pd.

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Bimbingan
Konseling Islam” ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Terima kasih sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan kepada Bapak Dosen Ismail Ahmad Siregar,S.Pd.I,M.Pd. serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga
makalah “Pendekatan Metode dan Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling” ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat saya harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Medan, 16 November 2022

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5

1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................6

2.1 Pendekatan Bimbingan dan Konsenling..........................................................................6

2.2 Metode Bimbingan dan Konsenling................................................................................6

2.3 Strategi pelayanan Bimbingan dan Konseling.................................................................10

2.4 Pendekaatan Metode dan Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling Islam..............13

BAB IV : PENUTUP............................................................................................................16

4.1 Kesimpulan......................................................................................................................16

4.2 Saran................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pastinya tidak akan lepas dari sebuah permasalahan yang mungkin dapat
diatasi ataupun yang sulit diatasi. Pada umumnya, alternatif yang digunakan untuk
menyelesaikan sebuah permaslahan dengan membicarakannya dengan keluarga, guru, teman,
dan ahli agama. Namun tidak semua orang dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Berdasarkan kondisi tersebut konseling merupakan pilihan yang efektif untuk mengatasi
masalah individu tersebut. Pada proses konseling , konselor mendengarkan konseli serta bekerja
sama dengan konseli untuk menemukan alternatif yang terbaik untuk memahami dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli. Pada proses tersebutlah konselor harus bisa
menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang tepat terhadap konseli, sehingga bisa
mengetahui akar permasalahan dan dapat menyelesaikan permasalahan konseli tersebut dengan
cepat dan tepat dan tanpa menemui hambatan yang begitu berarti.

Konseling merupakan proses bantuan untuk mengentaskan masalah yang terbangun dalam
suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien yang mengahadapi masalah dengan
konselor yang memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar
klien mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang ke arah
yang dipilihnya, sehingga klien mampu mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas
kehidupan sehari-hari yang efektif (effective daily living). Hubungan dalam proses konseling
terjadi dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan
dan pengembangan diri klien.

Oleh karena itu pemakalah, dalam makalah ini akan berusaha mengemukakan tentang
berbagai macam pendekatan, metode dan teknik di dalam bimbingan dan konseling.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling?
2. Metode dalam Bimbingan dan Konseling?
3. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling?
4. Apa Pendekatan, Metode, Strategi dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling Islam?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk mengetahui Metode dalam Bimbingan dan Konseling.
3. Untuk mengetahui Strategi dalam Bimbingan dan Konseling.
4. Untuk mengetahui Pendekatan, Metode dan Strategi dalam Pelayanan Bimbingan dan
Konseling.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pendekatan Bimbingan dan Konsenling

Menurut KBBI, pendekatan adalah proses, perbuatan, cara mendekati. Usaha dalam rangka
aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan yang diteliti. Jadi, dapat dikatakan
pendekatan adalah cara pendang yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain guna
melakukan hubungan penelitian.

Pendekatan Bimbingan dan konseling1 :

1. Pendekatan Krisis, adalah usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada individu
yang memiliki masalah. Di sini, pihak BK menunggu konseli datang menghadapnya,
kemudian pihak BK akan membantu menangani masalah yang dihadapi oleh konseli.

2. Pendekatan Remidial, adalah usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada individu
yang mengalami kesusahan. Dalam hal ini, konselor membantu konseli untuk
menghilangkan kesusahan-kesusahan yang dialami oleh konseli, dengan mengubah
perilaku individu yang menyebabkan kesusahan dalam dirinya tersebut.

3. Pendekatan Preventif, adalah usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada individu
atau kelompok untuk mencegah atau mengantisipasi berbagai permasalahan. Agar
permasalahan tersebut tidak sampai terjadi pada individu atau kelompok tersebut.
Misalnya dalam dunia pendidikan, diadakanya seminar tentang bahaya narkoba kepada
siswanya, hal ini dilakukan dengan tujuan agar jangan sampai para siswa terjerat masalah
narkoba.

4. Pendekatan Perkembangan, adalah usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada


individu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu. Dalam hal ini, pihak
konselor akan membantu individu, memudahkan individu dalam mengembangkan potensi
yang dimilikinya.

2.2. Metode Bimbingan dan Konsenling

1
Nurul Yamsy, 2018, Pendekatan dan Layanan yang Ada dalam Bimbingan Konseling (kompasiana)
6
Metode dapat dikatakan suatu jalur atau cara yang harus dilalui untuk pencapaian suatu tujuan.
Secara umum, ada dua metode dalam bimbingan dan konseling, yaitu pertama, metode bimbingan
individual dan bimbingan kelompok. Metode bimbingan kelompok dikenal dengan group
guidance sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan individual counseling. Adapun
macam-macam metode dalam bimbingan dan konseling yaitu :

a. Bimbingan Individual

Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan langsung
bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan siswa (klien). Dengan
perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to
face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara
(pembimbing) konselor dengan siswa (klien). Masalah – masalah yang dipecahkan melalui
teknik konseling, adalah masalah – masalah yang bersifat pribadi2.

Setidaknya ada tiga cara konseling dalam metode individual yang biasa dilakukan, yaitu
Konseling Direktif, Konseling Non-Direktif, Konseling Ekletif 3.

1. Konseling Direktif (Directive counselling) Konseling dengan metode ini, dalam


prosesnya yang aktif atau yang paling berperan adalah konselor. Dalam praktiknya
konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga
memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada klien secara langsung tanpa melalui
perantara apapun.

2. Konseling Non-Direktif (Non-Directive Counselling) Konseling nondirektif


dikembangkan berdasarkan teori client centered (Konseling yang berpusat pada klien atau
siswa). Dalam praktiknya, konselor hanya menampung pembicaraan dan mengarahkan.
Klien atau konseli bebas berbicara tanpa ada paksaan dari siapapun. Metode ini tentu sulit
di terapkan untuk siswa yang berkepribadian tertutup (introvet), karena siswa dengan
kepribadian tertutup biasanya pendiam akan sulit diajak bicara.

Konseling nondirektif dikembangkan berdasarkan teori client centered (Konseling yang


berpusat pada klien atau siswa). Dalam praktiknya, konselor hanya menampung
2
Sofyan S. Willis, 2004, Konseling Individual (Bandung: Alfabeta.)
3
Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dkk, 2011 ,Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat : Indeks), hal. 271 - 283.

7
pembicaraan dan mengarahkan. Klien atau konseli bebas berbicara tanpa ada paksaan dari
siapapun. Metode ini tentu sulit di terapkan untuk siswa yang berkepribadian tertutup
(introvet), karena siswa dengan kepribadian tertutup biasanya pendiam akan sulit diajak
bicara.

Dalam metode ini, proses komunikasi (wawancara konseling) terjadi atas kehendak atau
inisiatif klien sendiri untuk konsultasi dan dalam prosesnya klien yang berperan lebih
aktif.

3. Konseling Ekletif (Ecletive Counselling) Penerapan metode dalam konseling adalah


dalam keadaan tertentu konselor menasehati dan mengarahkan konseli (siswa) sesuai
dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain konselor memberikan kebeasan kepada
konseli (siswa) untuk berbicara sedangkan konselor mengarahkan saja. Berdasarkan
pernyataan diatas, itulah yang disebut metode elektif yaitu penggapungan kedua metode
antara metode direktif dan metode nondirektif.

Penerapan metode dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor menasehati
dan mengarahkan konseli (siswa) sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain
konselor memberikan kebeasan kepada konseli (siswa) untuk berbicara sedangkan konselor
mengarahkan saja. Berdasarkan pernyataan diatas, itulah yang disebut metode elektif yaitu
penggapungan kedua metode antara metode direktif dan metode nondirektif.

b. Bimbingan Kelompok

Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan
kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh
kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang
disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.

Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah


bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam kehidupan
kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah:

Metode-metode diatas biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan


dan konseling dimana terdapat pemimpin kelompok (leader) dan anggota kelompok yang

8
menggunakan dinamika kelompok. Adapun beberapa jenis metode kelompok yang dapat
diterpakan di kehidupan kelompok, diantaranya Program Home Room, Karyawisata, Diskusi
kelompok, Organisasi Siswa, Sosiodrama dan Psikodrama, Pengajaran.

Adapun beberapa jenis metode kelompok yang dapat diterpakan di kehidupan kelompok,
diantaranya :

1. Program Home Room, Program ini dilakukan dilakukan di luar jam pelajaran dengan
menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang
bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya
seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah
agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya
secara efesien dalam bentuk bimbingan kelompok. Dalam praktiknya, guru mengadakan
tanya jawab dengan para siswa, menampung pendapat, merencanakan suatu solusi dan
sebagainya.

2. Karyawisata, dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-


objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan
informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri,
kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.

3. Diskusi kelompok, merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk
memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam
melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis
dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung
jawab dan harga diri.

4. Organisasi Siswa Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat
menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak
masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan.
Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek
kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan
bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.

9
5. Sosiodrama dan Psikodrama Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara
bimbingan kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah
siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial.
Sedangkan Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama yang berkaitan
dengan psikis yang dialami individu. Perbedaannya terletak pada masalah yang
dibawakan. Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang
situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan
diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.

6. Pengajaran Remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang


diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar
yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan
yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang
dihadapi oleh siswa.

2.3. Strategi pelayanan Bimbingan dan Konseling

Seperti yang pemakalah jelaskan dimuka, komponen bimbingan dan konseling memiliki
empat stressing point yang hendak dituju. Untuk mencapai keempat komponen tersebut seorang
konselor memerlukan beragam strategi sebagai cara untuk menyelenggarakan pelayanan
bimbingandan konseling tersebut. Dalam pelayanan dasar sendiri memeiliki beberapastrategi ideal
yang dapat diaplikasikan dalam bimbingan sebagai berikut:

1. Bimbingan Klasikal

Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam
peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan
bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan
orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa.
Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan
bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang
dimasukinya.4

4
Departemen Pendidikan Nasional, hlm. 224
10
Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah,
seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran,
perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan
ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan
proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang
dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung
(melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan
internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam
pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu
terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

2. Pelayanan Orientasi

Pelayanan orientasi adalah sebuah layanan bimbingan yang dilaksankan oleh


konselor kepada siswa untuk memperkenalkan lingkungan yang baru dimasukinya atau
yang baru diketahuinya terutama hal-hal yang terdapat disekitar lingkungan sekolah
maupun madrasah agar memperlancar iklim pendidikan.5 Pelayanan in berangkat dari
asumsi bahwa, bukanlah hal yang mudah untuk berlangsung secara baik dan menyenangkan
bagi setiap orang.

Prayitno menjelaskan materi-materi yang menjadi penekanan pada bimbingan orientasi ini:
1. Sistem Penyelenggaraan pendidikan pada umumnya,
2. Kurikulum yang ada,
3. Penyelenggaraan pendidikan, kegiatan belajar siswa,
4. Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas,
5. Fasilitas dan sumber belajar yang ada,
6. Fasilitas penunjang
7. Staf pengajar dan tata usaha
8. Hak dan kewajiban siswa
9. Organisasi siswa
10. Organisasi orang tua
11. Organisasi sekolah secara menyeluruh

5
Prayitno&erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Rineaka Cipta, 2009), hlm. 255-257
11
3. Pelayanan Informasi

Seperti halnya layanan orientasi, layanan informasi bermaksud untuk memberikan


pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
bermanfaat dan menunjang kebutuhan siswa. Terdapat tiga alasan pentingnya pemberian
pelayanan informasi. Pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan untuk
memecahkan maslah yang dihadapi siswa, dalam hal ini informasi mengenai hajat hidup
dan perkembangannya. Kedua, memungkinkan individu untuk menentukan arah hidupnya.
Ketiga, masing-masing individu memiliki keunikan tersendiri sehingga layanan informasi
hanya sebatas memberikan informasi yang dibutuhkan sedangkan keputusan ada pada
siswa.6
Pada dasarnya jenis layanan informasi sangat beragam akan tetapi dalam rangka bimbingan
dan konseling hanya dibagi menjadi tiga, yakni7:

a. Informasi Pendidikan
b. Informasi Pekerjaan-Jabatan
c. Informasi Sosial-Budaya

4. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok yang dimaksud adalah sebuah bentuk pelayanan untuk


menyediakan pelayanan-pelayanan yang berfokus pada penyediaan informasi dan
penglaman melalui sebuah aktivitas kelompok yang terencana dan teroganisir.8 Bimbingan
ini biasa dilakukan pada kelompok kecil (5-10 orang) yang ditujukan untuk merespon
kebutuhan dan minat para siswa, Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini,
adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti: cara-
cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan
bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku baru
yang lebih efektif dan produktif.

5. Pelayanan Pengumpulan Data

6
Ibid, Prayitno&erman Amti, hlm. 260
7
Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: Prenhallindo, 2001),
hlm. 91-93
8
Gibson, L. Robert & Mitchell, H. Marianne, Bimbingan dan Konseling (ed), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),
hlm. 52
12
Adalah usaha untuk memperoleh data dan atau informasi tentang siswa dengan
berbagai teknik, metode, dan alat baik yang berupa tes maupun non-tes yang berupaya
untuk assessment. Layanan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
informasi individual siswa dengan menghubungkan satu aspek dengan yang lainnya.9

Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling adalah layanan berkesinambungan


dan tersistematis, sehingga data yang diperoleh harus dapat terintegrasi Terintegrasi
berarti, pengumpulan data dilakukan sebagai bentuk assessment sebagai pola perencanaan
program.

2.4. Pendekaatan Metode dan Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling Islam

perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan, bila metode kurang alam menyelenggarakan
Konseling, metode yang digunakan sangat tepat dengan masalah konseli yang akan diselesaikan
masalah yang dialaminya maka tidak akan bisa mencapai hasil dengan baik. Metode yang berbasis
pada keagamaan saat ini semakin marak untuk didiskusikan agar dapat diimplementasikan dalam
proses konseling maupun psikoterapi. Bahkan, pemikir Barat kini turut mengakui perlunya
mendiskusikan isu-isu agama dan spiritual dalam pelaksanaan proses konseling. Contohnya kajian
yang dilakukan di Escambia County, Florida oleh Quackenbos, Privette & Klentz yang
menemukan dalam hasil kajian mereka bahawa 79% daripada kalangan klien berpendapat bahawa
nilai-nilai agama merupakan topik utama yang dibincangkan dalam sesi konseling.10

Islam sebagai agama yang seluruh sumber ajarannya tertuang dalam Al-qur‘an dan Al hadits
telah membicarakan metode yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam rangka melaksanakan
konseling Islami. Q.S. An-Nahl/ 16: 125.

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang
orang yang mendapat petunjuk.”11

9
Winkel, W.S & M.M.Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,(Yogyakarta: Media Abadi,
2010), hlm. 257
10
Quackenbos,S., Privette, G., & Klentz,B., 1985, Psychotherapy: Sacred or Secular? Journal of Counseling and.
Alexandra: American Association for Counselling and Development. Vol.63, January 1985. 290-293
11
Q.S. An-nahl/ 16: 125.
13
Dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan tentang bagaimana metode dakwah maupun konseling
yang harus dilakukan untuk menyeru orang atau umat kejalan Allah, yang merupakan metode
terbaik dan merupakan prinsip dasar. Seperti tercantum dalam QS. An-Nahl:125, yaitu: (1)
Pendekatan al-hikmah, (2) Pendekatan mauizhoh al hasanah, dan (3)Pendekatan jaadilhulhum
billatihiya ahsan.Ketiga metode dakwah itulah yang dijadikan sandaran yang akan ditempuh oleh
para pendidik, yang penyampaiannya disesuaikan dengan obyek konseling, baik keadaan, tempat
dan waktu.

Subandi dan Sambas menelusuri beberapa metode yang pernah digunakan dalam pelaksanaan Konseling
Islam, sebagai berikut:12

1. Metode graduasi (al Tadaruj) adalah pemahaman konselor dalam proses konseling
berdasarkan bobot kerumitan masalah dan hakikat pokok masalah yang dihadapi konseli.

2. Metode levelisasi (Muaraat al Mustawiyat) adalah pemahaman konselor dalam proses


konseling yang didasari atas tingkat kemauan konseli dalam mengikuti konseling dan
kemampuan konseli dalam memahami masalah yang ada pada dirinya.

3. Metode variasi (al Tanwil wa al Thagyir), yaitu sebuah metode yang digunakan oleh
konselor dalam proses konseling dengan memperhatikan waktu konseling, materi yang
disampaikan, tempat dan kondisi konseli yang bertujuan menghilangkan rasa jenuh baik
bagi konselor maupun konseli.

4. Metode keteladanan (al Uswah wa al Qudwah), proses dalam sebuah konseling, dimana
seorang konselor secara murni tanpa dibuat-buat menunjukkan sikap dan perilaku santun,
beribadah, sabar, tawadhu’, tegas, dan pemaaf dalam menghadapi berbagai macam latar
belakang konseli.

5. Metode aplikatif (al Tathbiqi), adalah proses konseling dengan model pelatihan.

6. Metode pengulangan (al takriri), yaitu proses konseling yang dilakukan secara berulang-

12
Ahmad Subandi dan SyukriadiSambas, Dasar-dasar Bimbingan: Al Irsyadalam Dakwah Islam, (Bandung: KP Hadid
IAIN Sunan Gunung Djati, 1999), hlm. 87-89
14
ulang, agar masalah yang dihadapi oleh konseli dapat diatasi dengan tuntas, dan mencapai
kemandirian konseli.

7. Metode evaluatif (al Taqyim), adalah metode yang digunakan untuk menganalisa
pemahaman konseli dan memonitoring sampai sejauh mana keberhasilan konseli dalam
memahami masalah yang dihadapinya.

8. Metode dialog (al Hiwar), yaitu cara yang digunakan oleh konselor dalam proses
konseling melalui tanya jawab, dengan menggunakan teknik verbal,seperti konfrontasi,
personalisasi, paraphrasing, dan lain sebagainya

9. Metode anologi (al qiyas), cara dalam konseling, dimana konselor


menggunakan analogi sebagai metode untuk menyadarkan konseli.

10. Metode cerita (al Qishos), proses konseling dengan menggunakan


kisah-kisah sebagai bahan pertimbangan bagi konseli

15
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

pendekatan adalah cara pendang yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain
guna melakukan hubungan penelitian. Ada beberapa pendekatan dalam bimbingan dan
kosneling yaitu Pendekatan Krisis adalah usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada
individu yang memiliki masalah, Pendekatan Remidial adalah usaha pendekatan yang
dilakukan konselor kepada individu yang mengalami kesusahan, Pendekatan Preventif
adalah usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada individu atau kelompok untuk
mencegah atau mengantisipasi berbagai permasalahan, Pendekatan Perkembangan adalah
usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada individu untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki individu.

Metode dapat dikatakan suatu jalur atau cara yang harus dilalui untuk pencapaian suatu
tujuan. Secara umum, ada dua metode dalam bimbingan dan konseling, yaitu pertama,
metode bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan Individual, Melalui
metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan langsung bertatap
muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan siswa (klien). Bimbingan
Kelompok, Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui
kegiatan kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan
bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan,
yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.

Strategi pelayanan Bimbingan dan Konseling, Bimbingan Klasikal adalah ayanan


dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program
yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para
siswa di kelas, Pelayanan orientasi adalah sebuah layanan bimbingan yang dilaksankan oleh
konselor kepada siswa untuk memperkenalkan lingkungan yang baru dimasukinya atau
yang baru diketahuinya terutama hal-hal yang terdapat disekitar lingkungan sekolah
maupun madrasah agar memperlancar iklim pendidikan, pelayanan operasi adalah untuk

16
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai
hal yang bermanfaat dan menunjang kebutuhan siswa, Bimbingan kelompok yang dimaksud
adalah sebuah bentuk pelayanan untuk menyediakan pelayanan-pelayanan yang berfokus
pada penyediaan informasi dan penglaman melalui sebuah aktivitas kelompok yang
terencana dan teroganisir, pelayanan pengumpulan data Adalah usaha untuk memperoleh
data dan atau informasi tentang siswa dengan berbagai teknik, metode, dan alat baik yang
berupa tes maupun non-tes yang berupaya untuk assessment.

Perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan, bila metode kurang alam
menyelenggarakan Konseling, metode yang digunakan sangat tepat dengan masalah konseli
yang akan diselesaikan masalah yang dialaminya maka tidak akan bisa mencapai hasil
dengan baik. Metode yang berbasis pada keagamaan saat ini semakin marak untuk
didiskusikan agar dapat diimplementasikan dalam proses konseling maupun psikoterapi.
Bahkan, pemikir Barat kini turut mengakui perlunya mendiskusikan isu-isu agama dan
spiritual dalam pelaksanaan proses konseling.

17
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua, kami selaku
penulis mengucapkan terimakasih kepada pembaca sekaligus memohon maaf atas kesalahan
yang mungkin terdapat didalam makalah ini. Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak terdapat kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kami selaku penulis berharap kritik serta saran yang membangun dari seluruh
pembaca agar kami penulis dapat memperbaikinya dan membuat makalah yang lebih baik
kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nurul Yamsy, 2018, Pendekatan dan Layanan yang Ada dalam Bimbingan Konseling
(kompasiana)

Sofyan S. Willis, 2004, Konseling Individual (Bandung: Alfabeta.)

Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dkk, 2011 ,Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat :
Indeks), hal. 271 – 283

Departemen Pendidikan Nasional, hlm. 224

Prayitno&erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Rineaka Cipta, 2009),


hlm. 255-257

Prayitno&erman Amti, hlm. 260

Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta:
Prenhallindo, 2001), hlm. 91-93

Gibson, L. Robert & Mitchell, H. dkk, Bimbingan dan Konseling (ed), (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), hlm. 52

Winkel, W.S & M.M.Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,(Yogyakarta:
Media Abadi, 2010), hlm. 257

Quackenbos,S., Privette, G., & Klentz,B., 1985, Psychotherapy: Sacred or Secular? Journal of
Counseling and. Alexandra: American Association for Counselling and Development.
Vol.63, January 1985. 290-293

Q.S. An-nahl/ 16: 125.

Ahmad Subandi dan SyukriadiSambas, Dasar-dasar Bimbingan: Al Irsyadalam Dakwah Islam,


(Bandung: KP Hadid IAIN Sunan Gunung Djati, 1999), hlm. 87-89

19

Anda mungkin juga menyukai