Dosen Pengampu
Dr. Afrahul Fadhila Daulay, MA
DISUSUN
O
L
E
H
Kelompok 3:
Alvindi - 0304213071
Arya Wiranda - 0304213049
Najah 'Athirah - 0304213081
Pardamean - 0304213076
Rahma Yani - 0304213079
Siti Irna Fadillah - 0304213038
TBI -3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Metode Pendidikan Islam”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan mengenai Metode Pendidikan Islam bagi para pembaca dan juga
kami kelompok- 3 selaku penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Afrahul Fadhila Daulay, MA selaku
dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
Implikasi adagium ushuliyah dan ayat tersebut dalam pendidikan Islam adalah bahwa
dalam pelaksanaan pendidikan Islam dibutuhkan adanya metode yang tepat, guna tercapainya
tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Materi yang benar dan baik, tanpa menggunakan
metode yang baik maka akan menjadikan keburukan materi tersebut. Kebaikan materi harus
ditopang oleh kebaikan metode juga.
Dalam pembahasan makalah ini, penulis mencoba untuk membahas lebih lanjut
tentang metode pendidikan islam yang lingkup pembahasannya meliputi konsep dasar
pengenalan metode itu sendiri, unsur – unsur apa saja yang berkaitan dengan tujuan, tugas,
fungsi, dasar, prosedur, dan asas- asas serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam
pemilihan metode belajar yang tepat. Tak lupa, makalah ini juga membahas klasifikasi
mengenai jenis – jenis metode pendidikan islam dalam pengajaran.
iv
BAB II PEMBAHASAN
v
merupakan cara-cara untuk menyampaikan materi pembelajaran secara efektif dan efisien,
juga untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Dengan pendekatan kebahasaan tersebut nampak bahwa metode lebih jauh menunjukkan
kepada jalan, dalam arti jalan yaitu jalan dalam bentuk ide-ide yang mengacu pada cara
menghantarkan seseorang untuk mencapai pada tujuan yang ditentukan.
Pengertian Metode Pendidikan Islam
Menurut Ahmad Tafsir (Tafsir, 2007: hal.131) yang dimaksud dengan metode pendidikan
ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Adapun metode pendidikan atau
metode pembelajaran, dimaksudkan sebagai suatu cara atau strategi yang digunakan guru
untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam konteks transfer of
knowledge atau transfer of value. Metode tersebut membantu guru untuk mengoptimalkan
proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan
maksimal.
Selanjutnya terdapat pula pengertian lain, metode pendidikan Islam adalah prosedur umum
dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu
tentang hakikat Islam sebagai suprasistem. Metode pendidikan agama Islam ialah cara yang
paling efektif dan efisien dalam mengajarkan agama Islam. Pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang dapat dipahami secara sempurna. Dalam ilmu pendidikan sering juga
dikatakan bahwa pengajaran yang tepat ialah pengajaran yang berfungsi pada murid.
“Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi
pribadinya.
viii
b. Prosedur Pembuatan Metode Pendidikan Islam
Langkah-langkah yang ditempuh oleh para pendidik sebelum pembuatan metode
pendidikan Islam adalah memerhatikan persiapan mengajar (lesson plan) yang meliputi
pemahaman terhadap tujuan pendidikan Islam, penguasaan materi pelajaran, dan pemahaman
teori-teori pendidikan selain teori-teori pengajaran. Di samping itu, pendidik harus
memahami prinsip-prinsip mengajar serta model-modelnya dan prinsip evaluasi, sehingga
pada akhirnya pendidikan Islam berlangsung dengan cepat dan tepat. Prosedur pembuatan
metode pendidikan Islam adalah dengan memerhatikan faktor-faktor yang memengaruhinya,
yang meliputi,
- Tujuan pendidikan Islam
Faktor ini digunakan untuk menjawab pertanyaan untuk apa pendidikan itu dilaksanakan.
Tujuan pendidikan mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif (pembinaan akal pikiran,
seperti kecerdasan, kepandaian, daya nalar), aspek afektif (pembinaan hati, seperti
pengembangan rasa, kesadaran kepekaan emosi dan kematangan spiritual) dan aspek psikis
motorik (pembinaan jasmani, seperti badan sehat, mempunyai keterampilan).
- Karakteristik Peserta Didik
Faktor ini digunakan untuk menjawab pertanyaan untuk apa dan bagaimana metode itu
mampu mengembangkan peserta didik dengan mempertimbangkan berbagai tingkat ke
matangan, kesanggupan, kemampuan yang dimilikinya. Adanya perbedaan karakteristik
siswa dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan,
dan watak mereka yang berlainan antara satu dengan lainnya, menjadi pertimbangan guru
dalam memilih metode apa yang terbaik digunakan alam mengkomunikasikan pesan
pengajaran kepada anak
- Fasilitas
Faktor ini digunakan untuk menjawab pertanyaan di mana dan bilamana termasuk juga
berbagai fasilitas dan kuantitasnya. Hal ini karena persediaan sarana dan prasarana berbeda
antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, maka perlu menjadi pertimbangan guru dalam
memilih metode mengajarnya. Sekolah yang memiliki peralatan dan media yang lengkap,
gedung yang baik, dan sumber belajar yang memadai akan memudahkan guru dalam memilih
metode yang bervariasi.
- Situasi dan Kondisi (Setting)
Di samping adanya perbedaan karakteristik siswa, tujuan yang ingin dicapai, juga tingkat
sekolah, geografis, sosiokultural, menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode yang
digunakan sesuai dengan setting yang berlangsung.
ix
- Perbedaan Kemampuan dan Pribadi pendidik.
Faktor ini digunakan untuk menjawab pertanyaan oleh siapa serta kompetensi dan
kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda. Seorang guru yang terlatih bicara disertai
dengan gaya dan mimik, gerak, irama, tekanan suara akan lebih berhasil memakai metode
ceramah dibanding guru yang kurang mempunyai kemampuan bicaranya.
Tidak selamanya satu metode selalu baik untuk saat yang berbeda-beda. Baik-tidaknya
bergantung pada beberapa faktor yang mungkin berupa situasi dan kondisi, atau persesuaian
dengan selera, atau juga karena metodenya sendiri yang secara intrinsik belum memenuhi
persyaratan sebagai metode yang tepat guna, semuanya sangat ditentukan oleh pihak yang
menciptakan dan melaksanakan metode juga objek yang menjadi sasarannya.
xiii
f. Metode deduktif, yaitu metode yang dilakukan oleh pendidik dalam pengajaran Islam
melalui cara menampilkan kaidah yang umum kemudian menjabarkannya dengan berbagai
contoh masalah sehingga menjadi terurai.
Realisasi dari metode pendidikan Islam di atas dapat diaplikasikan dengan cara-cara
praktis yang disebut dengan teknik pendidikan Islam. Adapun teknik-teknik pendidikan Islam
adalah (Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir, 2006: 183-209):
1) Teknik Periklanan (Al-Ikhbariyah) dan Teknik Pertemuan (Al-Muhadharah), terdiri atas:
a. Teknik Ceramah (Lecturing/al-Mawidhah), implikasi teknik mawidhah dalam pendidikan
Islam adalah pemberian dan penyampaian informasi yang dapat memberikan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan untuk mengerjakan suatu kebaikan agar tercapainya kemaslahatan
umat dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. Penyajian teknik ceramah bisa
menggunakan alat bantu, seperti, papan tulis, gambar (sketsa), slide, peta, komputer, LDC,
dan sebagainya.
b. Teknik Tulisan (Al-Kitabah), teknik yang dilakukan dengan cara menyebarkan informasi
kepada peserta didik melalui resume tulisan, diktat, buku modul, buku literatur, serta
brosur-brosur. Teknik tulisan pernah dilakukan oleh Nabi Sulaiman dalam memberikan
mawidhah kepada Ratu Bulqis di negara Saba' yang diawali dengan Basmalah (QS. al-
Naml: 28 31).
xiv
c. Teknik Bantah-Bantahan (Al Mujadalah/Jidal), teknik jidal digunakan untuk memengaruhi
atau bahkan memaksa peserta agar mengikuti keinginannya, sehingga sifat teknik ini
terkesan saling menjatuhkan dan mengalahkan lawan serta ingin mempertahankan
pendapat pribadi.
d. Teknik Brainstorming (Sumbang Saran), teknik yang dilakukan dengan cara mengajar
seorang pendidik di dalam kelas dengan melontarkan sejumlah pertanyaan dan masalah
untuk kemudian peserta didik dituntut untuk menjawab dan menyatakan pendapat atau
berkomentar, sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah
baru. Waktu yang dibutuhkan singkat untuk mendapatkan jawaban tersebut.
xv
b. Teknik Karyawisata (Al-Rihlah Al-Ilmiyah), teknik yang dilakukan dengan cara penyajian
suatu bahan pelajaran dengan membawa peserta didik pada objek yang akan di pelajari
secara langsung di luar kelas. Sebagai contoh, jika pendidik menerangkan materi sejarah
kebudayaan Islam di Indonesia, sebaiknya peserta didik diajak ke makam Sunan Ampel,
Sunan Muria, dan tempat-tempat bersejarah lainnya. Teknik karyawisata pernah
diterapkan oleh Nabi Khidir kepada Nabi Musa. Dalam teknik ini, Nabi Khidir membawa
Nabi Musa pada objek secara langsung, lalu Nabi Khidir memberi pelajaran pada Nabi
Musa berkenaan masalah pembunuhan anak kecil yang tak berdosa, melubangi perahu,
dan membangun rumah anak yatim di suatu daerah yang zalim (QS. al-Kahfi: 62-82).
xviii
10) Teknik Perlombaan (Al-Musabaqah)
Teknik yang dilakukan dengan cara memberikan pelajaran kepada peserta didik melalui
upaya yang bersifat kompetisi antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya. Bentuk
teknik ini dapat berupa olah pikir (seperti cerdas cermat, cepat tepat), olah tulis (membuat
karya ilmiah, resensi buku, melukis, menggambar), dan olahraga (membuat keterampilan
tertentu). Firman Allah SWT: "Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) suatu
kebajikan" (QS. al-Baqarah: 148).
Kemudian untuk teknik yang digunakan pada materi-materi bidang kebahasaan (linguistik)
yang tepat guna adalah sebagai berikut:
a. Teknik Muthala'an atau Qira'ah (Membaca), teknik membacakan pada peserta didiknya,
dan peserta didik menyimak dan memerhatikan bacaan dan sesekali peserta didik
menirukan bacaan pendidik tersebut. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya
mengumpulkan Al-Qur'an dan membacanya adalah tanggung jawab kami, jika Kami telah
mem bacakan maka kamu ikuti bacaannya itu" (QS. Qiyamah:17-18).
b. Teknik Imla' (Dikte), teknik yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk membacakan
suatu bacaan kemudian peserta didik mencatatnya, sehingga peserta didik memiliki
kemampuan menulis yang benar serta dapat melatih pendengaran yang tajam.
c. Teknik Muhadatsah (Dialog), teknik yang dilakukan dengan cara berdialog antara pendidik
dengan peserta didik, antara peserta didik dengan sesama peserta didik.
d. Teknk Insya' Tahriry (Mengarang), teknik yang dilakukan oleh seorang pendidik yang me
nyerukan pada peserta didiknya agar menumpahkan dan mengungkapkan segala isi
hatinya melalui tulisan yang berupa susunan kalimat yang benar dan sempurna
pengertiannya.
e. Teknik Makhfudzat (Hafalan), teknik yang digunakan oleh seorang pendidik dengan
menyerukan peserta didiknya untuk menghafalkan sejumlah kata kata (mufradat), atau
kalimat-kalimat maupun kaidah-kaidah.
xix
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pendidikan islam adalah suatu cara ataupun strategis seorang pendidik atau
guru dalam upaya mendidik peserta didik dengan penyaluran ilmu atau materi yang hendak
dicapai dalam tujuan pendidikan islam itu sendiri, Tujuan metode pendidikan islam ini ialah
untuk menambah motivasi peserta didik dalam gairah belajar dan fungsinya juga untuk
meraih proses keberhasilan belajar-mengajar. Perlu diingat, tugas utama dalam metode
pendidikan islam ialah memaksimalkan tercapainya suatu penyampain materi dengan baik
oleh peserta dari output yang digunakan pendidik dalam melakukan pengajaran.
Dasar dan prosedur dari metode pendidikan islam meliputi tujuan pendidikan,
karakteristik peserta didik, fasilitas ataupun sarana dan prasarana, maupun pribadi pendidik.
Sementara itu, asas-asas dalam metode pendidikan islam diantaranya, asas motivasi, aktivitas,
apersepsi, peragaan, ulangan, korelasi, konsentrasi, individualisasi, korelasi, sosialisasi,
evaluasi, kebebasan, lingkungan, minat, keteladanan, maupun pembiasaan. Sebuah metode
digunakan tentunya harus menggunakan beberapa pendekatan tilawah, tazkiyah, ta’lim al-
kitab, dan ta’lim al- hikmah.
B. Saran
xx
DAFTAR PUSTAKA
- Hidayat, Rahmat. 2016. Ilmu Pendidikan Islam: Menuntun Arah Pendidikan Islam
Indonesia. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan. Medan.
- Huda, Miftahul. 2008. Interaksi Pendidikan: 10 Cara Qur,an Mendidik Anak. UIN Malang
Press. Malang.
- Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Kharisma Putra Utama.
Jakarta.
- Nafi’, Dian M dkk. 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren. Institute for Training and
Development (ITD). Yogyakarta.
- Sulaiman. 2017. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.Yayasan Pena Banda
Aceh. Banda Aceh.
- Usman, Basyiruddin M. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Pers.
Jakarta.
xxi