Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEKNIK-TEKNIK DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING


Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu : Daklan, M.Ag.

Disusun oleh :
M. ALWI AINUL YAQIN
RIKSA FADHILAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


MIFTAHUL HUDA SUBANG
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadhirat Allah SWT atas segala perkenaannya sehingga
penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi
kriteria mata kuliah. Salam dan shalawat kami kirimkan kepada junjungan kita
tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh
kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
Penulis mengharapkan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca, baik dikalangan Mahasiswa maupun dikalangan masyarakat nantinya
yang diajukan sebagai bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak khususnya kepada Dosen pengampu guna untuk menyempurnakan
Makalah ini dan pada akhirnya bisa bermanfaat bagi semua rekan-rekan yang
membaca.

Subang, 14 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1 Pengertian Teknik Bimbingan dan Konseling...........................................................3


2.2 Macam Macam Teknik dalam Bimbingan dan Konseling........................................4
2.3 Bimbingan Kelompok................................................................................................4
2.4 Konseling Individu.....................................................................................................8
2.5 Teknik Tes dan Non Tes dalam Upaya Pemahaman Individu...................................9
2.6 Bimbingan Klasikal..................................................................................................13
BAB III PENUTUP..........................................................................................................19

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam


keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Konselor atau guru Bk
harus mengetahui permasalahan peserta didik dan tahu teknik-teknik dalam
penyelesaiannya. Sebelum membahas lebih jauh mengenai teknik-teknik
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling
maka sebagai konselor harus mampu menilik atau mengetahui bimbingan dan atau
jenis konseling seperti apa yang harus diberikan kepada konseli atau klien. Jenis
bantuan tersebut akan mengarah kepada jenis-jenis masalah individu, khususnya
dalam lingkup sekolah yang meliputi masalah pendidikan (pengajaran atau
belajar), masalah pribadi dan sosial, masalah pekerjaan (karier) dimana setiap
jenis masalah yang dimiliki oleh individu memiliki cara penanganan atau
penyelesaian yang berbeda.

Adapun Coleman dalam Thompson dan Rudolph (Priyanto,2004:112),


mengemukakan bahwa proses bimbingan dan konseling bertujuan “memberikan
dukungan, memberikan wawasan, pandangan, pemahaman, keterampilan, dan
alternatif baru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.” Karena
karakteristik setiap individu berbeda-beda, ada karakter individu yang sangat
tertutup dan ada juga yang sangat terbuka maka seorang konselor kemungkinan
sulit untuk mencari tahu atau mencari data tentang seorang konseli, dalam
kegiatan bimbingan dan konseling memiliki teknik-teknik untuk mendapatkan
data dalam kegiatan bimbingan dan konseling.

Di dalam bimbingan individu ada dua jenis teknik yang dipergunakan,


yaitu jenis tes dan jenis instrumen non-tes , sedangkan dalam pendekatan secara
kelompok akan dijelaskan tentang pengertian, tujuan dan fungsi dari bimbingan
kelompok serta diuraikan lebih jelas tentang teknik-teknik bimbingan konseling.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah di atas yang bersifat umum, dapat dijabarkan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :

• Apa pengertian teknik bimbingan dan konseling?

• Ada Berapa teknik dalam bimbingan dan konseling?

• Apa yang dimaksud dengan bimbingan kelompok, penyuluhan individu, ,


teknik tes dan non tes dalam upaya pemahaman individu dan bimbingan
klasikal?

• Apakan fungsi dari teknik bimbingan kelompok, konseling individu,


teknik tes dan non tes dalam upaya pemahaman individu dan bimbingan klasikal?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut, dapat ditarik beberapa tujuan makalah yang berkaitan
dengan teknik dalam bimbingan dan konseling, antara lain :

• Mahasiswa mampu mengetahui, mengerti, dan memahami pengertian


teknik bimbingan kelompok.
• Mahasiswa mampu mengetahui, mengerti, dan memahami tentang
bimbingan kelompok, konseling individu, teknik tes dan non tes dalam
upaya pemahaman individu dan bimbingan klasikal
• Mahasiswa mampu mengetahui, mengerti, dan memahami fungsi dari ke
empat teknik bimbingan dan konseling.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknik Bimbingan dan Konseling

Teknik merupakan cara-cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam
rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada
waktu itu. W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1993).

Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan


supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193).

Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang


supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk
dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan
datang (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).

Teknik merupakan suatu cara yang tidak dilakukan oleh guru bimbingan
dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi, oleh karena itu
dalam melaksanakan bimbingan dan konseling belajar di sekolah harus
menggunakan teknik yang tepat, agar kegiatan belajar mengajar berlangsung
efektif dan efisien.

Adapun teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling antara lain
teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes melengkapi teknik non tes. Yang
dimaksud adalah serangkaian pengumpulan data siswa dengan menggunakan tes
standar misalnya tes intelegensi, tes bakat, tes minat, tes kreativitas dan lain
sebagainya. Sedangkan untuk teknik non tes meliputi observasi, anecdotal, recod,
skala penilaian, catatan comulatif, teknik sosiometrik, dan studi kasus, pendekatan
pelayanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk teknik layanan

3
dalam bimbingan dan konseling. Cara khusus dalam melayani konseli sesuai
dengan kebutuhan dalam bimbingan dan konseling dibagi menjadi empat teknik.

2.2 Macam Macam Teknik dalam Bimbingan dan Konseling


Macam-macam teknik dalm bimbingan dan konseling tersebut yaitu secara
Konseling individu, bimbingan kelompok, melalui tes dan non-tes serta
bimbingan klasikal.

2.3 Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan
yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok. Sasaran
bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam suatu kelompok agar
individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan
diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal.
Adapun keunggulan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, yaitu :

• Bimbingan kelompok dapat bersifat lebih efektif dan efisien.

• Pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya pertukaran


pengalaman-pengalaman antara anggota dalam kelompok.

Menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:48) layanan bimbingan kelompok itu


memiliki tiga fungsi, yaitu 1). Fungsi informative, 2). Fungsi pengembangan,

3). Fungsi preventif dan kreatif, fungsi ini digunakan untuk keperluan terapi
masalah-masalah psikologi seperti psikodrama atau sosiodrama untuk keperluan
terapi masalah atau konflik.

Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan


sosialisasi anggota kelompok. Menurut Slameto (1988:6) bahwa tujuan layanan
bimbingan kelompok adalah membantu individu dalam menilai dirinya untuk
mencapai self understanding, mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya
dalam hubungannya dengan orang lain, mempunyai pandangan yang luas terhadap
faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Selain itu
Bennet yang dikutip oleh Tati Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan
bimbingan kelompok, yaitu :

4
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal penting
yang berguna bagi pengarahan dirinya, yang berkaitan dengan pendidikan,
pekerjaan, pribadi dan sosial.

• Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok


dengan mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya dan
menghilangkan ketegangan emosi untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam suasana permisif.

• Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih efektif daripada melalui


kegiatan bimbingan individu.

Priyanto, dkk(1995) merumuskan beberapa tujuan bimbingan kelompok yang


secara umum adalah untuk membantu individu agar berkembang optimal melalui
pendekatan kelompok. Secara lebih khusus tujuan bimbingan kelompok adalah
sebagai berikut :

• Membantu individu dalam kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang


diri dan lingkungannya.

• Membantu memberikan orientasi dalam memasuki atau menghadapi situasi ,


lingkungan dan pengalaman baru.

• Membantu menemukan masalah-masalah pribadi.

• Membantu memberikan penyesuaian diri dam penyembuhan terhadap gejala-


gejala gangguan penyesuaian diri.

Dari sumber lain juga memiliki persepsi mengenai tujuan-tujuan yang mendasari
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu sebagai berikut :

• Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004:547)


adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-
masing anggota kelompokserta meningkatkan mutu kerja sama dalam
kelompok guna untuk mencapai berbagai tujuan yang dirumuskan. Selain itu

5
bimbingan tujuan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat
peserta didik.

• Tujuan bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007:172), di kelompokkan


menjadi dua, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.

• Tujuan umum bimbingan kelompok, bertujuan untuk mengembangkan


kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi dengan
siswa.

• Tujuan khusus bimbingan kelompok, mendprong pengembangan perasaan,


pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah
laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik
verbal maupun non verbal.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa tujuan layanan bimbingan


kelompok sepenuhnya berorientasi pada usaha untuk membantu perkembangan
siswa dari berbagai segi.

Teknik-teknik bimbingan kelompok, beberapa teknik pelaksanaan yang dapat


digunakan dalam bimbingan kelompok, adalah sebagai berikut :

• Pemberian informasi

• Informasi melalui kegiatan mengajar (regular academic classes)

• Informasi melalui ceramah kelas atau upacara sekolah

• Berdialog atau berdiskusi dengan kelompok anak

• Informasi melalui media sekolah.

• Pengajaran remedial, merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu


siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama
yang tidak dapat diatasi secara klasikal.

• Home Program,

6
Suatu program kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan agar guru dapat
mengenal lebih mengenal siswanya dan dapat membantu dalam pencapaian
pemahaman diri. Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas dalam bentuk
pertemuan antara guru dan murid di luar jam-jam pelajaran. Dengan kata lain,
home room adalah membuat suasana kelas seperti dirumah, dalam kegiatan
ini, diadakan Tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu
kegiatan.

• Karya Wisata,

Selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau sebagai metode mengajar,


karya wisata juga berfungsi sebagai salah satu cara dalam bimbingan
kelompok. Kegiatan karya wisata berkaitan dengan kegiatan mendapatkan
informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka secara
langsung siswa dapat meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan
informasi yang lebih baik dari objek itu, selain itu siswa-siswa juga mendapat
kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta
dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu sebagai sumber informasi.

• Diskusi (sharing),

Diskusi merupakan suati cara yang memberikan kesempatan kepada siswa


untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap siswa memiliki
kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam
memecahkan suatu masalah. Masalah-masalah yang dapat didiskusikan,
misalnya :

• Perencanaan suatu kegiatan

• Masalah-masalah pekerjaan

• Masalah belajar

• Masalah penggunaan waktu senggang.

7
• Organisasi siswa atau kegiatan kelompok organisasi siswa atau kegiatan
kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah,
merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok, karena melalui
organisasi banyak masalah yang bersifat individual maupun kelompok
dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan
untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat
mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab
dan harga diri.

• Sosiodrama, Sosiaodrama dapat berupa bermain peran, yang kemudian


dilanjutkan dengan diskusi tentang pemecahan masalah individu atau
kelompok.

• Psikodrama, Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah psikis


yang dialami individu.

2.4 Konseling Individu


Konseling individu ini merupakan salah satu cara pemberian bantuan
secara perorangan dan pelaksanannya dilakukan dengan cara face to face atau
tatap muka secara langsung dengan konseli. Cara ini mengungkapkan berbagai
masalah yang sangat kompleks (mendalam) pada diri konseli atau masalah konseli
yang sangat sulit terungkap di luar bimbingan dan konseling. Selain tiu juga dapat
disimpilkan bahwa konseling individu merupakan bantuan yang diberikan secara
berhadapan langsung dengan konseli atau secara perorangan.

Secara umum dalam wawancara konseling dikenal 3 teknik pendekatan yaitu


directive counseling, non directive counseling, dan efektive counseling.

• Directive Counseling (Teknik Langsung)

Directive Counseling adalah teknik konseling dimana yang paling berperan yaitu
seorang konselor, konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan
masalahnya. Dengan teknik pendekatan ini dalam proses konseling dimana yang
paling berperan adalah konselor. Dalam hal ini konselor lebih banyak mengambil

8
inisiatif dalam proses konseling sehingga konseli tinggal menerima apa yang
dikemukakan oleh konselor.

• Non Directive Counseling (Teknik Tidak Langsung)

Teknik Non Directive Conseling merupakan kebalikan dari teknik directive


counseling kerena yang memegang peranan penting dalam hal ini adalah seorang
konseli, atau dengan kata lain seseorang yang memiliki masalah dan bukan
konselor. Oleh karena itu dalam proses konseling ini aktivitas sebagian besar
diletakkan di pundak klien itu sendiri, dalam memecahkan masalahnya, maka
klien itu sendiri didorong oleh konselor untuk mencari dan menemukan cara atau
teknik yang terbaik dalam memecahkan masalahnya.

• Efektive Counseling (Campuran)

Teknik ini merupakan campuran dari kedua teknik di atas. Dengan demikian
dalam teknik campuran ini seorang konselor menggunakan pendekatan atau
penggabungan unsure-unsur teknik langsung maupun tidak langsung.

2.5 Teknik Tes dan Non Tes dalam Upaya Pemahaman Individu
Teknik tes merupakan usaha pemahaman individu dengan menggunakan
alat-alat yang bersifat mengukur, maka hasil dari pemahaman tersebut berupa
hasil-hasil angka atau hasil ukur. Teknik-teknik non-tes merupakan usaha
pemahaman individu tanpa menggunakan alat-alat yang bersifat menghimpun atau
mengumpulkan saja.

a) Jenis Tes

Ada beberapa jenis tes yaitu diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu tes
intelegensi, tes bakat, tes kepribadian, dan tes prestasi.

• Tes Intelegensi, digunakan untuk mengukur kecerdasan. Satuan yang


digunakan dalam tes Binet adalah IQ (intelegence question) yang diperoleh
dari hasil pembagian antara usia mental dengan usia kronologis dikalikan 100.

9
• Tes Bakat, digunakan untuk mengukur kemampuan dalam aspek-aspek
khusus, seperti aspek verbal (kemampuan berbahasa), aspek numerik
(kemampuan menggunakan angka-angka)

• Tes Kepribadian, tes untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik primer dan
skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor, seksual dan
sebagainya.

• Tes Prestasi, tes untuk mengukur prestasi belajar pada berbagai mata pelajaran
yang diikuti siswa.

b) Jenis Instrument Non-Tes

• Observasi, merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan yang


bersifat kwantitatif dan direncanakan secara sistematis dan dilakukan sesuai
dengan tujuan yang dirumuskan.

• Wawancara, merupakan teknik untuk memahami individu secara lisan, dengan


mengadakan kontak langsung (face to face) pada klien. Ada tiga macam
wawancara yang dilihat dari tiga segi, yaitu seperti berikut :

• Wawancara menurut tujuanya, dibedakan menjadi empat:

• The employment interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk


mendapatkan gambaran tentang sifat-sifat yang dimiliki seseorang
terhadap criteria yang dibutuhkan.

• Informational interview, wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan


informasi yang dibutuhkan.

• Administrasi interview, wawancara yang dijalankan untuk keperluan


administrasiguna untuk mendapatkan perubahan-perubahan dalam
tindakannya.

• konseling interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk keperluan


konseling yang khusus dijalankan dalam proses konseling.

10
Menurut jumlah orang yang diwawancara, dapat dibedakan menjadi :

• Wawancara Perseorangan (individual interview).

• Wawancara Kelompok atau golongan (group interview).

• Menurut peranan yang dimainkan, dibedakan menjadi :

• The Non-Directive, wawancara yang kurang terpimpin dan kurang


mendasar atas pedoman-pedoman tertentu.

• The Focused Interview, wawancara yang ditujukan kepada orang-


orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang
diselidiki.

• The Repeated Interview, yaitu wawancara yang berulang, yang


biasanya digunakan untuk mengikuti perkembangan tertentu, terutama
dalam proses social.

• Catatan Anekdot, merupakan suatu catatan tentang kejadian kasus yang


berkaitan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian pengamatan,
terutama tentang catatan tingkah laku individu.

• Daftar cek, daftar yang berisi unsure-unsur yang mungkin pada tingkah laku
atau kegiatan individu yang diamati. Daftar ini bisa digunakan dalam kegiatan
observasi individu ataupun kelompok.

• Alat-alat mekanis, dipergunakan sebagai pembantu dalam proses wawancara


yaitu suatu percakapan yang diarahkan kepada tujuan tertentu, salaing
memberikan keterangan antara kedua belah pihak yang terlibat.

• Angket, merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian


pertanyaan yang digunakan untuk mendapat jawaban. Angket sama dengan
questionnaire dimana jika dilahat dari bentuk questionnaire, ada tiga macam
bentuk, yaitu :

11
• Close Questionnaire (Pertanyaan Tertutup), yaitu pertanyaan-pertanyaan
yang jawabanya telah disediakan sehingga orang yang menjadi sasaran
hanya perlu memilih jawaban. Jadi sifatnya terikat dalam artian tidak dapat
dijawab secara bebas.

• Opened questionnaire (pertanyaan terbuka), dalam bentuk ini seseorang


diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan jawaban
terhadap pertanyaan itu.

• Opened And Closed Questionnaire, yaitu campuran dari bentuk


pertanyaan tertutup dan terbuka.

• Biografi dan auto biografi, biografi dapt membantu untuk mengetahui


perkembangan hidup secara menyeluruh dan garis besarnya. Auto biografi
untuk mengetahui perkembangan diri secara menyeluruh.

• Sosiometri, merupakan alat untuk meneliti struktur sosialindividu dalam suatu


kelompok, dasar relasi social dan status social individu yang bersangkutan.
Metode ini biasanya untuk menyelidiki kira-kira 100 orang karena apabila
terlampau banyak jumlah orang yang diteliti maka hasilnya tidak akurat. Baik
atau tidaknya hubungan social antara individu dan individu lainya dapat
dilihat dari beberapa segi, yaitu :

• frekuensi, sering atau tidaknya anak itu bergaul. Semakin sering seseorang
bergaul maka semakin baik pula dia dalam segi pergaulan.

• Intensitet, yaitu menilai akrab atau tidaknya mereka bergaul, semakin


dalam seseorang dalam hubungan social maka semakin baik.

• Popularited, mengukur banyak atau sedikitnya teman bergaul yang


dimiliki oleh setiap individu. Semakin banyak teman dalam hubungan
sosialnya, maka semakin baik social relation yang dimiliki, dan begitu
sebaliknya.

12
• Studi Dokumentasi, meruoakan studi mempelajari data-data yang sudah
didokumentasikan.

• Studi kasus, merupakan suatu metode penyelidikan untuk mempelajari


kejadian mengenai perseorangan. Dengan kata lain, suatu metode untuk
menyelidiki riwayat hidup seseorang. Penerapan metode ini tidak
membutuhkan banyak informasi tetapi kita memerlukan tinjauan yang
mendalam.

Studi kasus, sebagai suatu metode untuk mengadakan persiapan konseling , terdiri
atas :

• data identifikasi (data pengenal)

• tanda-tanda atau gejala-gejala yang menampak

• interprestasi dari data

• langkah-langkah yang akan diambil dalam memberikan konseling.

2.6 Bimbingan Klasikal


Bimbingan klasikal adalah bantuan yang diberikan kepada siswa yang
pelaksanaannya dilakukan didalam kelas. Adapun objek yang dibahas dalam kelas
ini seperti contoh, gambar, tampilan vidio dan lain sebagainya yang kemudian
didiskusikan dan dicermati dengan baik. Jadi bimbingan klasikal merupakan
bantuan yang diberikan di dalam kelas berupa kegiatan yang kemudian dibahas
secara terbuka dan bebas oleh semua peserta yang ada di dalam kelas tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang


diberikan didalam kelas dalam bentuk diskusi (bertukar pikiran) untuk
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan. Inilah sebagian kecil atau cara-cara
dalam memberikan bantuan dan layanan dalam bimbingan dan konseling.

a. Tujuan Bimbingan Klasikal

13
Tujuan bimbingan klasikal adalah arah dan sasaran yang hendak dicapai
dalam rangka mewujudkan perkembangan yang optimal dan kemandirian siswa
melalui proses bimbingan klasikal.

14
b. Manfaat Perumusan Tujuan Bimbingan Klasikal
Tujuan bimbingan klasikal menentukan arah pada proses bimbingan
klasikal dan menentukan perilaku sebagai bukti hasil bimbingan klasikal. Menurut
Nurihsan (2006: 8), bahwa tujuan bimbingan memberikan arah agar individu
dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta
kehidupannya pada masa yang akan datang; mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan seoptimal mungkin; menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya; dan mengatasi hambatan serta
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, ataupun lingkungan kerja.
Menentukan perilaku sebagai bukti hasil bimbingan klasikal dapat
dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengenal dan
memahami potensi, kekuatan, serta tugas-tugasnya; mengenal dan memahami
potensi-potensi yang ada di lingkungannya; mengenal dan menentukan tujuan,
rencana hidup serta rencana pencapaian tujuan tersebut; memahami dan mengatasi
kesulitan-kesulitan sendiri; menggunakan kemampuannya untuk kepentingan
dirinya, lembaga tempat bekerja dan masyarakat; menyesuaikan diri dengan
keadaan dan tuntutan lingkungan; serta mengembangkan segala potensi dan
kekuatannya yang dimilikinya secara tepat, teratur, dan optimal. Sebagai alat
untuk membantu guru pembimbing/konselor dalam mendeskripsikan, menyusun
teknik dan alat penilaian bimbingan klasikal.
c. Macam-macam Tujuan Bimbingan Klasikal
Berdasarkan aspek-aspek yang merupakan sasaran atau perilaku sebagai
bukti hasil belajar karena pengaruh bimbingan klasikal diklasifikasi menjadi
tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor seperti
diutarakan B.S. Bloom dkk. dalam taksonominya(Winkel 1987: 149-160; Suciati
2005: 6-17) sebagai berikut:
• Tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif berorientasi pada
kemampuan berpikir mencakup kemampuan intelektual sederhana yakni
mengingat sampai kemampuan memecahkan masalah. Secara hirarkis tujuan
bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling rendah

15
meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
• Tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif berorientasi dengan perasaan,
emosi, sistem nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau
penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada
aspek afektif dari tingkatan paling rendah meliputi: penerimaan, partisipasi,
penentuan sikap, pembentukan organisasi sistem nilai dan pembentukan pola
hidup.
• Tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor berorientasi kepada
ketrampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan
yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis tujuan
bimbingan klasikal pada aspek psikomotor dari tingkatan paling rendah
meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
Berdasarkan waktu berlangsungnya, tujuan bimbingan klasikal dibedakan
menjadi tujuan berdasarkan proses dan hasil. (Nurihsan 2006: 92, Abimanyu dan
Manrihu 2009182-183). Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan proses berkaitan
dengan tujuan untuk memonitor kefektifan suatu strategi yang digunakan dalam
bimbingan klasikal. Tujuan bimbingan klasikal berdasararkan hasil berkaitan tipe,
arah dan banyaknya perubahan tingkah laku baik selama dan setelah pelaksanaan
bimbingan klasikal. Berdasarkan lingkupnya dibedakan adanya tujuan umum dan
tujuan khusus bimbingan klasikal.
Tujuan umum bimbingan klasikal ialah agar siswa dapat:
• merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan datang;
• mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin
• menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya;
• mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

16
Tujuan khusus bimbingan klasikal berhubungan dengan membantu siswa agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial,
belajar (akademik), dan karir sebagai berikut:
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial
konseli adalah:
• Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
• Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
• Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
dianut.
• Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis.
• Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
• Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
• Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
• Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
• Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

17
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik
(belajar) adalah :
• Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
• Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran,
dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
• Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
• Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
• Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
• Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah
• Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
• Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
• Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

18
• Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
• Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
• Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
• Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
• Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat
yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami
kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan
apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
• Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

Berdasarkan kompetensi kemandirian siswa diklasifikasikan tujuan bimbingan


klasikal pada aspek-aspek berikut ini: (1) landasan hidup religius, (2) landasan
perilaku etis, (3) kematangan emosi, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran
tanggung jawab sosial, (6) kesadaran gender, (7) pengembangan pribadi, (8)
perilaku kewirausahaan (perilaku ekonomis), (9) wawasan dan kesiapan karir,
(10) kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan (11) kesiapan diri untuk
menikah dan berkeluarga (Depdiknas 2007: 253-258).

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan
oleh pribadi atau individu yang profesional yang mengarah pada pemberian
bantuan kepada seorang konseli atau kelompok, dimana kegiatan bimbingan dan
konseling lebih berkaitan pada teknik-teknik yang mendasari kegiatan bimbingan
dan konseling. memberikan sebuah bantuan atau pelayanan pada seoarang atau
kelompok konseli tentu akan berbeda sesuai dengan jenis masalah yang dialami
oleh klien yang berbeda-beda, ada masalah pendidikan, pribadi dan sosial serta
masalah pekerjaan atau karier.

Teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan konseling ada empat yaitu


bimbingan kelompok dan konseling individu, dalam konseling individu terdapat
wawancara konseling dikenal 3 teknik pendekatan yaitu directive counseling, non
directive counseling, dan efektive counseling.. Bimbingan kelompok merupakan
suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan
kelompok yang bertujuan agar individu-individu dalam suatu kelompok
mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan
diri menuju perkembangan yang optimal. Teknik tes merupakan usaha
pemahaman individu dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur,
maka hasil dari pemahaman tersebut berupa hasil-hasil angka atau hasil ukur.

Teknik-teknik non-tes merupakan usaha pemahaman individu tanpa


menggunakan alat-alat yang bersifat menghimpun atau mengumpulkan saja. Dan
bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang diberikan didalam kelas dalam
bentuk diskusi (bertukar pikiran) untuk mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan. Inilah sebagian kecil atau cara-cara dalam memberikan bantuan dan
layanan dalam bimbingan dan konseling.

20
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, 1995, Layanan Bimbingan dan konseling kelompok (dasar dan orofil),
Padang: Ghalia Indonesia.

Damayanti, Nidya, 2012, Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling,


Yogjakarta: Araska.

Sorya,M , 2000, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Universitas Terbuka

Sedanayasa, Gede dan kadek Suranata, 2009, Buku Ajar Dasar-Dasar Bimbingan
Konseling, Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-teknik-dalam-
pembelajaran.html (di akses tanggal 12 desembar 2013)

http://whiendul.blogspot.com/2013/04/merumuskan-tujuan-bimbingan-
klasikal_3529.html (di akses tanggal 14 desembar 2013).

21

Anda mungkin juga menyukai