Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH KELOMPOK

MACAM-MACAM KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK XI

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. AYU ENDANG APRIANI (186410547)
2. GITA RISANTIA (186410159)
3. SALSABILA RAMADHANI (186410964)

KELAS 6A

DOSEN PENGAMPU:

ENDANG ISTIKOMAH, M.Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah


SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Bimbingan Konseling dengan judul “Macam-macam
keterampilan dasar mengajar”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan.Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati kami menerima
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam proses pembuatan makalah ini, baik pelaksanaan
maupun penulisannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya
bagi para pembaca, Amin.

Pekanbaru, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. ..............................................................................................Latar
Belakang....................................................................................1
1.2. ..............................................................................................
Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3. ..............................................................................................
Tujuan Penulisan.......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Keterampilan Bertanya.........................................................3

2.2. Keterampilan Memberi Penguatan.......................................8

2.3. Keterampilan Mengadakan Variasi......................................11

2.4. Keterampilan Menjelaskan...................................................14

2.5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran..........21

2.6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.........27

2.7. Keterampilan Mengelolah Kelas...........................................32

2.8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan. .34

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...........................................................................39

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keterampilan mengajar merupakan salah satu hal urgen yang harus
dimiliki oleh guru maupun calon guru. Keterampilan mengajar menjadi sangat
penting karena dapat membantu tugas guru dalam proses belajar mengajar.
Keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah merupakan bentuk perilaku
(kemampuan) atau keterampilan yang bersifat khusus dan mendasar yang harus
dimiliki guru sebagai modal dasar untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran
secara profesional.Dengan dikuasainya keterampilan mengajar maka guru akan
mudah melaksanakan perannya sebagai pengelola pembelajaran dan memudahkan
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang
telah ditetapkan.
Apabila guru memiliki keterampilan mengajar yang baik, tentunya siswa akan
tertarik untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa yang tertarik mengikuti
pembelajaran pasti akan memperhatikan materi yang disampaikan guru. Hal itu
akan membuat siswa lebih mudah mengerti dan berpengaruh terhadap hasil
belajar nantinya. Sebaliknya, guru yang memiliki keterampilan mengajar yang
kurang baik akan kesulitan dalam mengahadapi sifat anak yang berbeda-beda.
Guru cenderung menggunakan metode yang kurang menarik perhatian siswa.
Kurangnya ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran berakibat pada
kurang efektifnya pembelajaran dan berkurangnya pemahaman siswa dalam
menerima materi yang diajarkan. Dan secara tidak langsung hal itu akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
atau gaya dalam mengajar menjadi syarat mutlak untuk efektifnya sebuah proses
belajar mengajar. Setiap guru pasti menginginkan agar materi yang diajarkannya
mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didiknya. Setiap guru pasti
menginginkan sebuah perubahan terjadi pada anak didiknya atas apa yang
diajarkannya, baik itu perubahan pola pikir, khasanah pengetahuan, maupun

1
perubahan pola sikap.Oleh sebab itu penting kiranya bagi seorang guru untuk
memiliki keterampilan mengajar yang baik dan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan guna membentuk karakter siswa yang lebih baik dan sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana Keterampilan Bertanya saat Mengajar?
2. Bagaimana Keterampilan Memberi Penguatan saat Mengajar ?
3. Bagaimana Keterampilan Mengadakan Variasi saat Mengajar ?
4. Bagaimana Keterampilan Menjelaskan saat Mengajar?
5. Bagaimana Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran saat
Mengajar?
6. Bagaimana Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil saat
Mengajar?
7. Bagaimana Keterampilan Mengelolah Kelas saat Mengajar?
8. Bagaimana Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk Mengetahui Keterampilan Bertanya saat Mengajar.
2. Untuk Mengetahui Keterampilan Memberi Penguatan saat Mengajar.
3. Untuk Mengetahui Keterampilan Mengadakan Variasi saat Mengajar.
4. Untuk Mengetahui Keterampilan Menjelaskan saat Mengajar.
5. Untuk Mengetahui Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
saat Mengajar.
6. Untuk Mengetahui Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
saat Mengajar.
7. Untuk Mengetahui Keterampilan Mengelolah Kelas saat Mengajar.
8. Untuk Mengetahui Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterampilan Bertanya


A. Pentingnya memberikan penjelasan dalam konteks pembelajaran.
Supriyadi (2015:167) mengemukakan bahwa keterampilan bertanya
merupakan suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam
pengajarannya selalu melibatkan/menggunakan tanya jawab. Keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari orang lain. Dalam proses belajar, bertanya merupakan
peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik
pelontaran yang tepatakan :
 Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
 Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap
sesuatumasalah yang sedang dibicarakan
 Mengembangkan pola piker dan cara belajar aktif dari siswa, sebab
berfikir itu sendiri sesungguhnya adlah bertanya
 Menetukan proses berpikir murid, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu murid dalam menentukan jawaban yang baik, dan
 Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

Oleh sebab itu, keterampilan serta kelancaran bertanya dari seorang


guru itu sendiri perlu dilatih dan ditingkatkan.peningkatan keterampilan
bertanya meliputi aspek isi pertanyaan maupun aspek teknik bertanya.

B. Jenis-jenis Pertanyaan
Peningkatan keterampilan bertanya menyangkut isi pertanyaan
akan tertuju kepada proses mental, atau lebih tepatnya proses berpikir,
yang diharapkan terjadi dalam diri murid.
Supriyadi (2015:168) menatakan bahwa terdapat beberapa cara untuk
menggolongkan jenis-jenis pertanyaan. Dalam hal ini, penggolongan itu
terdiri atas jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya, jenis-jenis

3
pertanyaan menurut taksonomi Bloom, dan jenis pertanyaan menurut lus-
sempitnya pertanyaan.
1. Jenis-jenis pertanyaan menurut Maksudnya
a. Pertanyaan Permintaan
Yang dimaksud pertanyaan permintaan ialah pertanyaan yang
mengharapkan agar murid mematuhi perintah yang diucapkan
dalam bentuk pertanyaan.
Contoh:
Amir, maukah kamu menutupkan jendela yang ada disebelah sana
itu?
b. Pertanyaan retoris
Yang dimaksud dengan pertanyaan retoris adalah pertanyaan
yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendirir
oleh guru. Hal itu diucapkan karena merupakan teknik
penyampaian inormasi kepada murid.
Contoh :
Guru :mengapa beriman kepada malaikat akan berdampak positif
bag kehidupan kota sehari-hari?
Karena dengan mengingat adanya malaikat kita akan
menyadari bahwa kehidupan di dunia ini ternyata ada yang
mengawasi setiap perbuatan kita.
c. Pertanyaan mengarahkan/menuntut
Yang dimaksud pertanyaan mengarahkan/menuntut
adalahpertanyaan yang diajukan member arah kepada murid dalam
proses berpikirnya. Dalam proses belajar mengajar, kadang-kadang
guru harus mengajukan sesuatu pertanyaan yang mengakibatkan
siswa memperhatikan dengan seksama bagiantertentu dari sesuatu
bahan pelajaran yang rumit. Dari segi lain, apabila murid tidak
dapat menjawab pertanyaan atau salah memberikan jawaban, guru
akan mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau

4
menuntun proses berpikir dari murid, dan akhirnya dapat
menemukan jawaban dari pertanyaan pertama tadi.
d. Pertanyaan Menggali
Yang dimaksud dengan pertanyaan menggali adalah pertanyaan
yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya
terhadap pertanyaan sebelumnya. Dengan pertanyaan menggali ini,
murid didorong untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas
jawaban yang telah diberikan sebelumnya.

2. Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom


a. Pertanyaan pengetahuan
Pertanyaan pengetahuan ialah pertanyaan yang hanya
mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan terhadap
apa yang telah dipelajari murid, dalam hal ini murrid tidak diminta
pendapatnya atau penilaiannya terhadap suatu problema atau
persoalan. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyususn
pertanyaan pengetahuan ini biasanya adalah apa, di mana, kapan,
siapa, atau sebutkan.
Contoh :
 Siapa nama Presiden Republik Indonesia ke-II?
 Apa nama Ibu kota Negara Amerika Serikat?
 Sebutkan 5 syarat utama menjadi imam?
 Apa yang dimaksud dengan rukun?
 Sebutkan 4 pernyataan politik yang dikeluarkan oleh majelis
Islam Tinggi terhadap penjajahan Jepang?
b. Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan ini menuntut murid untuk menjawab pertanyaan
dengan jalan mengorganisasika informasiinformasi yang pernah
diterimanya dengan kata-kata sendiri.
Contoh: :

5
 Jelaskan dengan kata-katamu senidir tentang manfaat micro
teaching?
 Jelaskan secara ringkas tentang :
Sunan Gunung Jati
Sunan Kalijaga
Sunan Muria
 Jelaskan apa yang dimaksud dengan hak dan kewajiban!
 Uraikan tata cara sholat di atas kendaraan seperti kereta api,
mobil, dan sebagainya!
 Manfaat apa yang dapat diperoleh dari shalat berjamaah?
c. Pertanyaan penerapan
Pertanyaan penerapan/atau aplikasi ialah pertanyaan yang
menuntut murid untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara
menerapkan: pengetahuan, iinformasi, aturan-aturan, criteria, dana
lain-lain yang pernah diterimanya pada suatu kasus atau kejadian
yang sesungguhnya.
Contoh:
 Tuliskan bacaan sujud sahwi
 Tunjukkan bukti bahwa islam sangat memperhatikan
kebersihan
 Seseorang makmum datang terlambat. Ketika ia tiba di
masjid,imam hamper selesai membaca surat pada rakaat
pertama. Apa yang dilakukan makmus tersebut?
d. Pertanyaan Analisi
Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang menuntut murid
untuk menemukan jawaban dengan cara :
 Mengidentifikasi motif masalah yang ditampilkan
 Mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang
suatu kesimpulan atau generalisasi yang ditampilakan

6
 Menarik kesimpulan berdasarkan informasi-informasi yang ada
atau membuat generalisasi dari atau berdasarkan informasi
yang ada.

Contoh:

 Identifikasi motif
Mengapa orang-orang yang tergolong mukhlisin lebih sulit
digoda daripada orang-orang yang tidak tergolong mukhlisin?
 Menganalisis kemampuan?generalisasi (mencari
bukti/kejadian yang menunjang kesimpulan/generalisasi yang
ditampilkan)
Berbagai kegiatan usaha yang termasuk dalam praktik riba
saat ini banyak sekali dilakukan. Dappatkah kamu
menunjukkan buktinya/
 Menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada.
Setelah kita membicarakan sistem perbankan di Indonesia,
kesimpulan apa yang dapat kita atarik dari sistem tersebut?
e. Pertanyaan Sintesis
Ciri dari pertanyaan sintesis iniialah jawabannya yang benar
dan tidak tunggal, melainkan lebih dari satu dan menghendaki
murid untuk mengembangkan potensi serta daya krasinya. Dalam
hubungan ini, pertanyaan sintesis menuntut murid untuk:
 Membuat ramalan/prediksi
Contoh:
Apa yang terjadi bila penduduk Indonesia dibatasi besanya
belanja perhari?
 Memcahkan maslah berdasarkan imajinasi
Contoh:
Bayangkan Anda seolah-olah hidup dizaman Nabi Muhammad
SAW.Apa yang anda lakukan berkaitan dengan penyebaran
islam?

7
 Mencari komunikasi
Contoh:
Susnlah suatu karangan pendek yang menggambarkan
kehidupan keagamaan di desamu!
f. Pertanyaan Evaluasi
Pertanyaan evaluasi menghendaki murud untuk menjawab
dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap
suatau isu yang ditampilkan.
Contoh:
 Menurut pendapatmu, nama yang lebih tepat dan murah dalam
pemerataan belajar, SD Inpres atau sekolah terbuka?
 Bagaimana penilaianmu dengan bunga bank?

2.2 Keterampilan Memberi Penguatan


Supriyadi (2015:174) mengatakan bahwa pemberian penguatan harus
bermakna bagi peserta didik, maksudnya apa yang disampaikan oleh guru
harus sesuai dengan prestasi peserta didik. Dengan kata lain guru tidak perlu
berlebihan memberikan penguatan apabila prestasi pesrta didik biasa-biasa aja.
Apabila penguatan diberikan secara verbal, seperti sangat hebat, hebat, dan
cukup hidup, itu telah menunjukkan tingkatan penguatan yang harus
diselaraskan dengan tingkah laku dan penampilan peserta didik, sehingga pada
akhirnya akan menyadari kelebihan dan kelemahan dirinya.
Halimah (2017:122) mengemukakan tujuan memberi penguatan dalam
konteks pembelajaran terhadap peserta didik diantaranya adar dapat:
1. Meningkatkan prestasi pesertaa didik,
2. Meningkatkan perhatian peserta didik,
3. Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar peserta didik,
4. Memberi kemudahan belajar kepada peserta didik,
5. Mengulang respons positif yang sesuai dengan yang diharapkan,
6. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku peserta didik yang kurang
positif serta mendorong menculnya tingkah laku yang produktif,

8
7. Mengarahkan kepada cara berpikir yang lebih baik dan munculnya inisiatif
pribadi.
Menurut Hoque dalam Halimah (2017: 124) mengatakan bahwa
pemberian penguatan dapat dilakukan secara teratur atau terjadwal,
diantaranya guru dapat membuat jadwal sebagai berikut :
1. Jadwal penguatan berkelanjutan (Continious reinforcement schedule) :
ini adalah pengaturan memberikan penguatan setelah setiap tanggapan
yang benar.
2. Jadwal penguatan ditetapkan secara interval (Fixed interval
reinforcement schedule): ini merpakan pengaturan dalam memberikan
serangkaian penguatan secara interval waktu, misalnya, setiap 3 menit
atau 5 menit. Atau setelah bebrapa kali peserta didik telah
memmberikan respom yang benar selama waktu yang secra interval
ditetpkan.
3. jadwal rasio penguatan tetap ( fixed ratio reinforcement schedule): ini
adalah ketentuan pengaturan yang memberikan penguatan setelah
jumlah tanggapan.
4. Jadwal penguattan variable (Variable reinforcement schedule): ini
adalah pengaturan dalam memberikan penguatan setelah intervail
waktu tertentu memberiikan respons secara bervariasi atau setelah
sejumlah berbagai tanggapan dengan benar. Dalam hal ini, penguatan
tidak teratur, dan peserta didik tidak tahu kapan ia akan diberikan
penbguatan atau dihargai dan akibatnya peserta didik akan selalu tetap
termotivasi dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan
harapan mendapatkan penguatan.

Halimah (2017: 128) mengatakan bahwa pemberian penguatan akan


menjadi bermakna bagi peserta didik, apabila dilakukan secra selektif,
hati-hati disesuaikan dengan usia peserta didik, tingkat kemampuan dan
kebutuhan serta latar belakang peserta didik. Disamping itu pula harus
disesuaikan dengan tujuan dann sifat tugas yang diberikan. Dalam

9
memberikan penguatan terdapat komponen pemberian penguatan
pemberian penguatan yang dapat digunakan oleh guru paada saat proses
pembelajaran. Koomponen-komponen tersebut ialah :

1. Penguatan verbal
Penuatan verbal yaitu penguatan yang berupa kata-kata
pujian,dukungan, pengakuan, dan dorongan yang dipergunakkan
untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan peserta didik, yang
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Penguatan gestural
Penguatan ini diberikan dalam perubahan bentuk mimk wajah dan
gerakan-gerakan badan: senyuman, anggukan, acungan jempol, atau
tepukan tangan, dan sebagainya.
3. Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan dengan cara mendekati ialah mendekatkan guru kepada
peserta didik unntuk menyatakan perhatian dann rasa senang terhadap
pekerjaan, tingkah laku, penampilan, atau prestasi peserta didiknya.
4. Penguatan dengan sentuhan
Dalam melakukannnya, guru harus berhati-hati dan penuh
pertimbangan, baik dilihat dari usia, jenis kelamin, serta latar
belakang kebudayaan peserta didik.
5. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
Kegiata-kegiatan tambahan yang diberikan guru sebagai penguatan
ini, tentunya harus betul-betul disenangi oleh peserta didik yang
diberi penguatan.
6. Penguatan berupa tanda atau benda
Penguatan jenis ini dapat berupa symbol, seperti memberikan
komentar tertulis atau tanda bintangbpada hasil pekerjaan peserta
didik yang betul.Sedangkan penguatan yang berupa benda, seperti
pemberian perangko untuk koleksi, kartu gambar, atau benda sesuai
kegemarannya.

10
7. Penguatan tak penuh
Penguatan ini diberikan apabila jawaba, penampian, atau hasil
pekerjaan peserta didik kurang sempurn sebagaimana yang
diharapkan.

2.3 KeterampilanMengadakanVariasi
A. Pentingnya menciptakan variasi dalam konteks pembelajaran
Menurut Halimah(2017:132) Peserta didik mempunyai gaya
belajar yang berbeda satu sama yang lain. Untuk itu, maka pembelajaran
yang efektif, salah satunya harus dapat menyelaraskan dengan kondisi
peserta didik, dan untuk mengoptimalkan potensi peserta ddidik, maka
guru dituntut untuk mempunyai pemahaman yang baik terhadap gaya
belajar peserta didik, dan merealisasikan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Mengadakan variasi dalam proses pembelajaran, sangat
membutuhkan keterampilan guru. Pentingnya guru memiliki keterampilan
menciptakan variasi dalam pembelajaran, tujuan utamanya adala untuk
memberdayakan potensi efektif. Di samping itu untuk mengatasi
kebosanan, juka meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik
selama proses pembelajaran.
Adanya pemahaman yang baik tentang perbedaan: gaya belajar,
pengalaman, dan minat, serta kemampuan peserta didik, merupakan hal
yang sangat penting bagi guru. Pemahaman tersebut, dapat digunakan
sebagai salah satu alasan mengapa guru harus menciptakan kegiatan
pembelajaran secara bervariasi. Variasi dalam hal ini, berkaitan dengan
variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam pola interaksi antara guru dan
peserta didik, variasi dalam menggunakan media, bahan, dan sumber
belajar, termasuk variasi dalam pengelolaan kelas. Semua variasi dalam
mengajar ini diarahkan agar pembelajaran menjadi lebih kondusif dalam
melibatkan partisipasi peserta didik belajar.

11
B. Tujuan menciptakan variasi dalam konteks pembelajaran
Mengadakan variasi selama proses pembelajaran, pada umumnya
mempunyai tujuan diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Memelihara dan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan aspek belajar.
2) Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi dan rasa ingin
tahu peserta didik melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi.
3) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4) Memungkinkan terciptanya pemberian layanan pendidikan
terhadap kebutuhan belajar setiap peserta didik, sehinggga dapat
memberikan kemudahan belajar.
5) Mendorong aktivitas belajar atau cara belajar peserta didik aktif
yang berkadar tinggi dengan cara melibatkan peserta didik melalui
berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik.

C. Prinsip-prinsip menciptakan variasi yang efektif dalam konteks


pembelajaran
Dalam mengadakan variasi, idealnya guru memperhatikan prinsip-
prinsip diantaranya sebagaimana dikemukakan berikut ini.
1. Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif
2. Penggunaan teknik mengadakan variasi harus lancer dan tepat
3. Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar
terstruktur dan direncanakan sebelumnya.
4. Penggunaan komponen mengadakan variasi harus luas dan spontan
berdasarkan balikan dari peserta didik.

D. Komponen keterampilan menciptakan variasi dalam konteks


pembelajaran
1) Variasi dalam mengajar
Variasi dalam gaya mengajar lebih mengarahkan pada pentingnya
guru memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Esensinya

12
mengajar adalah berkomunikasi dengan peserta didik, atau tepatnya
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
dimiliki oleh peserta didik. Sebagai guru dalam hal ini sebagai
komunikator, atau sebagai instruktur menurut Miller dkk dalam (…..)
harus memperhatikan:
a) Artikulasi
b) Antusias
c) Melibatkan
d) Ramah
e) Memahami kondisi peserta didik
f) Yakin
Terkait dengan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam
berkomunikasi, khususnya yang terkait dengan keterampilan
mengadakan variasi dalam gaya mengajar lebih difokuskan pada
komponen-komponen berkomunikasi seperti:
a. Penggunaan variasi suara
b. Pemusatan perhatian
c. Kesenyapan
d. Mengadakan kontak pandang
e. Gerakan dan mimic
f. Perubahan posisis
2) Variasi dalam penggunaan media dan bahan ajar
Variasi media dan bahan ajar yang dapat dimanfaatkan guru,
apabila ditinjau dari inedra yang digunakan dapat digolongkan menjadi
beberapa kelompok yaitu:
a) Variasi media atau bahan yang dapat dilihat
Variasi media atau bahan yang dapat dilihat ini, erat kaitannya
dengan upaya guru dalam memenuhi kebutuhan peserta didik yang
memiliki gaya belajar visual. Idealnya guru harus mempunyai tiga
kemelekan yang diperlukan untuk memperkaya pembelajaran,
yaitu: information literacy, media literacy dan ICT literacy.

13
b) Variasi media/ bahan yang dapat didengar
Variasi media atau bahan yang dapat didengar ini, merupakan salah
satu upaya guru dalam memenuhi kebutuhan peserta didik yang
memiliki gaya belajar auditory.
c) Variasi media/alat dan bahan ajar yang dapat diraba dan
dimanipulatif
Media dan bahan yang dapat diraba, dibaui (dicium) dan
dimanipulasi ini banyak sekali ragamnya, sangat menyenangkan
bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestik.
3) Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan belajar
Komponen ini memberikan arahan agar interaksi selama proses
pembelajaran tidak hanya terjadi satu arah, yaitu dari guru kepada
peserta didik, tetapi guru diharapkan dapat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan peserta didik lainnya
baik antara individu yang dengan individu yang lainnya, atau antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.
Apabila guru akan menciptakan variasi pola interaksi antara guru
dan peserta didik, yang mengarah kepada peningkatan kadar aktivitas
belajar peserta didik dari kadar rendah sampai kadar tinggi, dapat
dilakukan paling tidak kedalam empat jenis komunikasi atau interaksi
antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta
didik, diantaranya sebagai berikut.
1. Komunikasi satu arah
2. Komunikasi dua arah, ada balikan bagi guru, tetapi tidak ada
interaksi diantara peserta didik.
3. Saling berinteraksi, ada balikan bagi guru, dan peserta didik saling
berinteraksi.
4. Interaksi optimal antara guru dengan semua peserta didik dan
antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.

14
2.4 Keterampilan Menjelaskan
A. Pentingnya memberikan penjelasan dalam konteks pembelajaran.
Keterampilan menjelaskan sangat erat dengan kemampuan
berkomunikasi, terutama komunikasi secara verbal. Menurut Eberts
&Gisler(2008) dalam Halimah (2017:154) kemampuan guru dalam
menjelaskan atau berkomunikasi tidak kalah pentingnya dengan
kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran yang harus
diajarkan kepada peserta didiknya.
Kemampuan berkomunikasi yang harus dimiliki oleh guru, selain
sebagai komunikator yang efektif, guru pun harus menjadi model
komunikator yang baik.“ A carree in teaching is an investment in the next
generation”. Untuk itu, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh
guru adalah memiliki “ Excellent communication skills with shildren”.
Alasan nya, proses menjelaskan selama pembelajaran yang diciptakan oleh
guru pada dasarnya merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta
didik. Dalam berbagai konteks pembelajaran, banyak hal yang harus
dikomunikasikan oleh guru dalam menjalankan tugas profesionalnya, di
antarannya mengomunikasikan tujuan yang harus dicapai peserta didik,
materi pembelajaran yang harus dipelajari, dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik.
B. Makna penjelasan bagi peserta didik.
Menurut Halimah (2017:154) Memberi penjelasan dalam konteks
pembelajaran tidak berarti hanya memberitahukan, tetapi yang utama
adalah membantu peserta didik belajar.
Secara etimologis, kata menjelaskan mengandung makna
“membuat sesuatu menjadi jelas”.Menjelaskan berarti penyajian informasi
secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai
gambaran yang jelas tentang sesuatu hal sesuai dengan yang dijelaskan.
Itu, berarti fokusnya adalah pada peserta didik, bukan pada guru.
Peserta didik belajar yang terbaik melalui mengalami sesuatu sendiri,
sehingga ketika guru berusaha untuk mengajarkan sesuatu, maka guru

15
harus secara terus-menerus mencoba untuk masuk ke dalam pemikiran
peserta didik, sehingga guru dapat lebih memahami apa yang dibutuhkan
peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran.
Penjelasan berkaitan dalam konteks pembelajaran merupakan
sebagai upaya dari pihak guru untuk memberikan pemahaman tetntang
sesuatu kepada peserta didik.Penjelasan juga dipandang sebagai alat untuk
menggambarkan fenomena yang relavan, mengembangkan pemikiran
logis peserta didik, dan membimbing pola berpikir induktif dalam rangka
mencapai pemahaman secara generalisasi. Penjelasan tidak hanya
mendeskripsikan semata, karena melalui penjelasan terdapat beberapa
aspek kunci yang harus diperhatikan saat memberikan penjelasan, seperti:
perlunya ada penekanan pada mengapa sesuatu terjadi, memperhatikan
kontekstual penjelasan dalam hal yang membutuhkan sesuatu yang harus
dijelaskan (fenomena yang perlu dijelaskan), termasuk penerimaan
penjelasan. Dalam konteks ini, peran dari penjelasan adalah untuk
membuat peserta didik memahami terkait dengan apa yang dijelaskan,
seperti memahami konsep, prosedur, ataupun aturan.
Memberikan penjelasan dalam pembelajaran sering kali dianggap
sebagai teacher centred. Pemahaman tentang teacher centred , sering kali
dipandang kurang positif, hal ini merupakan pandangan yang sempit,
misalnya jangka waktu bicara guru yang terlalu lama, terutama jika tidak
memiliki organisasi yang baik dan gaya presentasi yang tidak menarik
kemungkinan untuk menjadika membosankan dan tidak efektif. Akan
tetapi jika teacher centred dikelolah dengan baik, misalkan ceramah yang
disampaikan dalam cara yang konsisten dengan pendekatan barbasis bukti
(misalnya, tampilan yang tepat, presentasi yang bervariasi, focus pada
konsep-konsep kunci, pertanyaan yang diajukan dapat mendorong peserta
didik berpikir) dan kemampuan presentasi yang bai, maka ceramah
tersebut dapat menjadi sangat efektif dan kreatif dalam hal meningkatkan
belajar peserta didik dan pencapaiannya. Ini adalah kesalahpahaman serius

16
untuk memahami bahwa ceramah sebagai pengalaman pasif untuk peserta
didik.
C. Tujuan memberikan penjelasan dalam konteks pembelajaran.
Menurut Odora(2014) dalam Halimah(2017:157) Mengemukakan
tujuan utama dari memberikan penjelasan dalam pembelajaran adalah
untuk memungkinkan peserta didik tertarik meningkatkan kecerdasannya
dalam pembelajaran, membuat peserta didik memahami tujuan apa yang
sedang dilakukannya, dan untuk mendorong peserta didik
mengembangkan sendiri wawasan dan pemahaman tentang bagaimana
melakukannya. Selain itu, penjelasan dapat digunakan dalam pembelajaran
dikelas untuk memberikan peserta didik pemahaman yang sifatnya
kompleks dan saling terkait satu sama lainnya, baik teknologi, teknis,
procedural, konseptual dan sosial. Memberikan penjelasan, memerlukan
kemampuan guru menggunakan penjelasan secara efektif untuk
menyampaikan informasi kepada peserta didik. Selain itu, penjelasan
dalam konteks pembelajaran bertujuan untuk menjelaskan konsep-konsep,
procedural, peristiwa, gagasan dan masalah sebagai upaya yang membantu
peserta didik belajar memahami, dan menggunakan informasi dengan cara
yang fleksibel.
Beberapa tujuan lainnya, pada umumnya ingin dicapai oleh guru
pada saat menjelaskan, diantaranya sebagaai berikut:
1. Membimbing peserta didik memahami berbagai konsep,
hukum, prinsip, dan prosedur.
2. Membimbing peserta didik memahami dengan jelas jawaban
pertanyaan “mengapa” yang mereka ajukan atau oleh guru
kemukakan.
3. Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan.
4. Mendapat balikan dari peserta didik mengenai tingkat
pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahan pengertian
mereka.

17
5. Mendorong peserta didik untuk menghayati dan mendapatkan
proses penalaran dan penggunaan bukti dalam penyelesaian
keadaan(situasi) yang meragukan.
D. Prinsip – prinsip memberikan penjelasan yang efektif.
Kerry, Wragg &Brown(kyriacou,2007) dalam Halimah (2017:158)
Mengemukakan tujuh kunci dalam meningkatkan efektifitas penjelasan,
yaitu sebagai berikut:
1. Kejelasan : jelas dan bernada pada tingkat yang sesuai.
2. Terstruktur : ide-ide besar dirinci kedalam bagian-bagian yang
bermakna dan terkait satu sama lain secara bersama-sama
dalam urutan yang logis.
3. Panjang : penjelasan cukup singkat dan dapat diselingi dengan
pertanyaan dan kegiatan lainnya.
4. Perhatian : penyampaian dibuat sebaik mungkin, dengan
penggunaan suara dan bahasa tubuh yang ekspresif untk
mempertahankan perhatian dan minat pserta didik.
5. Bahasa : menghindari penggunaan bahasa yang lebih kompleks
dan menjelaskan istilah-istilah.
6. Contoh: menggunakan contoh, terutama yang berkaitan dengan
pengalaman peserta didik dan relavan dengan kepentingannya.
7. Memahami : guru memonitor dan mengecek pemahaman
peserta didik.

Saat guru menjelaskan, harus tampak percaya diri, santai, memiliki


tujuan yang jelas, dan harus menimbulkan minat terhadap peserta
didik.Selain itu, guru harus dapat memancarkan harapan yang positif
berkenaan dengan kemajuan belajar peserta didik. Guru yang terampil
menjelaskan, akan mampu:

1. Meningkatkan efektifitas pembicaraannya dikelas sehingga


benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi peserta
didik.

18
2. Memperkirakan tingkat pemahaman peserta didik terhadap
penjelasan yang diberikan.
3. Membantu pserta didik menggali pengetahuan dari berbagai
sumber.
4. Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar.
5. Menggunakan waktu secara efisien dan efektif.

Prinsip – prinsip lainnya menurut kosasi (joni, 1985) dalam


Halimah (2017:160) yang harus diperhatikann guru dalam memberikan
penjelasan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan dapat diberikan diawal, ditengah, maupun diakhir


pembelajaran, tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai.
2. Penjelasan harus relavan dengan tujuan yang ingin dicapai
3. Penjelasan dapat diberikan apabila ada pertanyaan dari peserta
didik atau direncanakan sebelumnya.
4. Materi yang dijelaskan harus bermakna bagi peserta didik.
5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang
dan kemampuan peserta didik.
E. Komponen keterampilan menjelaskan dalam konteks pembelajaran
Menurut Maheshwari (2011) dalam Halimah (2017:160)
mengemukakan komponen keterampilan menjelaskan meliputi: kejelasan,
kontinuitas, relevansi dengan konten yang baik digunakan pada maupun
dalam menyimpulkan, mencakup poin penting, contoh yang relvan dan
menarik dengan menggunakan media yang tepat, menggunakan
pendekatan induktif dan deduktif, dapat fungsional, kausal dan berurutan.
Untuk itu, maka dalam memberikan penjelasan harus direncanakan dengan
matang.
Kosani (joni, 1985) dalam Halimah mengemukakan secara garis besar
komponen-komponen keterampilan menjelaskan terdiri dari:
1. Merencanakan penjelasan.

19
Membuat persiapan sebelum memberikan penjelasan merupakan
kunci sukses. Guru setidaknya membutuhkan setidaknya kerangka
perencanaan yang cukup singkat. Kerangka kerja untuk menyampaikan
penjelasan yang terencana sangat bermanfaat bagi guru, yang sekaligus
sebagai garis besar yang berfungsi sebagai daftar periksa untuk
memastikan kelengkapan setiap memberikan penjelasan. Terkait
dengan merencanakan penjelasan, komponen – komponen yang harus
diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan isi pesan (materi pembelajaran)
Isi pesan atau materi pembelajaran yang akan disampaikan
dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-
contohnya. Dalam merencanakan isi pesan ini yang harus
diperhatikan guru diantaranya:
1) Manganalisis isi pesan secara keseluruhan
2) Menentukan jenis hubungan yang terdapat diantara
unsur-unsur yang dikaitkan dengan isi pesan.
3) Menggunakan hukum, rumus atau generalisasi yang
sesuai dengan hubungan yang telah ditetapkan.
b. Mempertimbangkan penerima pesan (peserta didik)
Peserta didik merupakan salah satu aspek utama yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan dalam merencanakan
penjelasan, terutama aspek kesiapan pada mereka menerima
pesan.Alangkah baiknya guru menggabungkan strategi dan
metode yang tepat untuk meningkatkan kebermaknaan dan
nilai dari penjelasan tersebut agar penjelasan yang ingin
disampaikan kepada peserta didik bisa diterima dengan baik.
2. Memberikan penjelasan.
Penjelasan yang baik dimulai dengan orientasi dan arahan
“orientation” dan “lead” yang jelas, yang dapat dilakukan misalnya
dengan mengajukan pertanyaan yang akan dijelaskan. Memberikan
arahan maksdunya untuk menangkap dan mengarahkan perhatian

20
peserta didik pada apa yang akan dijelaskan. Selain itu refresh terhadap
apa yang telah diketahui oleh peserta didik melalui pertanyaan yang
akan dijelaskan. Untuk keberhasilan dalam menjelaskan perhatikan
pula penggunaan proposisi yang lebih tinggi dari hanya sebatas
laporan, tetapi harus menghubungkan berbagai elemen penjelasan yang
diikuti dengan ringkasan yang baik, misalnya melalui pernyataan
kunci, contoh, kualifikasi dan penyajian kembali.Penggunaan orientasi
dan ringkasan dalam menjelaskan pertanyaan memainkan peran yang
sangat penting dalam meningkatkan pembelajaran yang efektif dan
menciptakan minat peserta didik.Selain itu, mempertahankan yang
jelas dari prinsip-prinsip dan contoh dapat juga menjadi kunci penting
untuk pemahaman peserta didik.

2.5 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


A. Pentingnya membuka dan menutup pembelajaran.
Supriyadi (2015:121) Keterampilan membuka dan menutup
pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan
dilatihkan bagi seorang guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif, efisien, dan menarik.Keberhasilan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam membuka dan menutup
pembelajaran mulai dari awal hingga akhir pelajaran.
Keterampilan membuka dan menutup pembelajran tentu saja masih
banyak yang harus diperhatiakan oleh seorang guru, dalam
mengkondisikan agar peserta siap belajar, begitu pula dalam mengakhiri
kegiatan pembelajran perlu kegiatan penutupan, yang pada umumnya
dimaksudkan agar peserta didik belajar secara berkelanjutan.Kedua
kegiatan tersebut, merupakan keterampilan yang sangat penting dikuasai
oleh guru.

21
B. Tujuan membuka dan menutup pembelajaran.
Menurut Cooper (2011) dalam Halimah (2017:176) kegiatan membuka
pembelajaran yang akan dikembangkan guru idealnya direncanakan
terlebih dahulu dengan baik dan hati-hati, tujuan membuka pembelajaran
diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk memusatkan perhatian peserta didik pada pembelajaran dengan
menggunakan suatu kegiatan, peristiwa, objek, atau orang yang
berhubungan langsung dengan kepentingan peserta didik atau
pengalaman sebelumnya.
2. Untuk membangun harapan belajar dengan menyediakan struktur atau
kerangka yang memungkinkan peserta didik dapat memvisualisasikan
tujuan, materi, dan kegiatan pembelajaran.
3. Untuk memotivasi peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran
dengan menggunakan kegiatan yang berpusat pada peserta didik.
4. Untuk memberikan kelancaran transisi dari bahan atau materi baru,
dengan memanfaatkan pengetahuan peserta didik, pengalaman masa
lalu, contoh yang akrab, atau analogi.

Sedangkan tujuan kegiatan menutup pembelajaran, diantaranya


adalaha sebagai berikut:

1. Agar peserta didik mengetahui tingkat keberhasilannya dalam


mempelajari sesuatu, dan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
dalam mengajarnya
2. Untuk memanfaatkan pemahaman peserta didik terhadap kegiatan
belajar yang telah berlangsung
3. Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang
baru saja dikuasai

C. Prinsip-prinsip membuka dan menutup pembelajaran.

22
Menurut Halimah(2017:177) Dalam membuka dan menutup
pembelajaran, terdapat berbagai prinsip yang harus diperhatikan guru,
diantaranya:
1) Kebermaknaan
Dalam pelaksanaa membuka dan menutup pembelajaran, terutama
dalam upaya menarik minat dan perhatian peserta didik, hendaknya
dipilih cara paling tepat, relavan dengan tujuan dan materi
pembelajaran.
2) Beruntun dan berkesinambungan
Dalam mengemukakan rangkuman atau poko-poko materi
pembelajaran hendaknya merupakan kesatuan yang utuh.Bahan
disusun dalam urutan yang logis dan sistematis, sehingga
berkesinambungan dan berhubungan dengan minat peserta didik, dan
terkait pula dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki
oleh peserta didik.

D. Komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.


Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi dua
kategori. Kategori yang berpengaruh pada proses asimilasi dan akomodasi
ide, dan kategori yang berpengaruh pada motivasi siswa dalam belajar.
Pada setiap awal pelajaran (atau setipa kali beralih topic/ bagian baru
selama satu jam pelajaran), guru harus melakukan kegiatan”membuka dan
menutup pelajaran”.Komponen- komponen keterampilan membuka
pelajaran meliputi:
 Membangkitkan perhatian / minat siswa.
Dalam upaya membangkitkan perhatian dan minat siswa untuk
mengikuti hal-hal yang akan dipelajari, ada beberapa cara yang dapat
digunakan oleh guru antara lain:
a. Variasi gaya mengajar guru
Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan memvariasikan
sikap dan gaya mengajar guru. Seorang guru yang mengajar

23
dengan duduk saja atau hanya berdiri disudut tanpa banyak gerak
akan membuat siswa mengantuk. Sebaiknya, guru memvariasikan
gaya mengajarnya, misalnya dengan berdiri ditengah kemudian
berjalan kebelakang atau kesamping dengan memilih kegiatan yang
berbeda dari biasanya. Juga variasi dalam penggunaan suara dan
intonasi, dalam cara masuk kelas, dan sebagainya. Gerak tangan /
tubuh serta ekspresi muka sangat membantu untuk menarik
perhatian siswa , asalkan semuanya bermakna.
b. Penggunaan alat bantu mengajar.
Jika guru hanya berbicara terus tanpa menulis di papan tulis atau
menunjukan sesuatu pada siswa, maka siswa akan menjadi bosan.
Agar siswa tertarik hendaknya menggunakan alat bantu seperti
gambar, model, skema, surat kabar, dan sebagainya.
c. Variasi dalam pola interaksi.
Pola interaksi dapat dilakukan mulai dari satu arah dari
guru kepada peserta didik, dua arah, sampai multi arah.Pola
interaksi satu arah dari guru kepada peserta didik misalnya guru
menjelaskan suatu topic atau tugas yang harus dikerjakan peserta
didik. Kondisi ini hanya menuntut peserta didik untuk menyimak
apa yang disampaikan oleh guru.
Pola interaksi dua arah, seperti guru dan peserta didik
melakukan Tanya jawab, misalnya guru bertanya, lalu peserta didik
menjawab atau sebaliknya guru yang meminta peserta didik
bertanya, dan guru menjawabnya.
Pola interaksi multi arah, yaitu dari guru kepada peserta
didik atau sebaliknya, dan antara peserta didik yang yang satu
dengan peserta didik lainnya.Misalnya guru mengajukan suatu
permasalahan, yang harus dipecahkan oleh peserta didik dalam
kelompok-kelompok kecil. Dalam diskusi kelompok kecil ini
peserta didik akan saling berinteraksi, atau melakukan eksperimen
bersama.

24
d. Menimbulkan motivasi
Perhatian dan minat merupaka unsur penting dalam
menimbulkan motivasi.Dalam mengikuti pelajaran, ada siswa
memiliki motivasi belajar tinggi, tetapi ada juga yang bermotivasi
rendah. Selama proses belajar mengajar berlangsung, motivasi
siswa juga bisa berubah-ubah yang disebabkan oleh factor
eksternal, seperti kondisi dan cara belajar mengajar yang
menjenuhkan, seram,sulit diikuti, tidak menarik dan sebaginya.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan
mendorong perhatian dan minatnya terkonsentrasi pada hal-hal
yang harus dipelajari, sehingga dapat mencapai tujuan belajar
secara maksimal.
Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik, seperti melalui
kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu peserta
didik, dan mengemukakan ide yang bertentangan dan
memperhatikan minat belajar peserta didik.
e. Memberikan acuan.
Acuan merupakan usaha untuk memberikan gambaran yang
jelas kepada peserta didik berkenaan dengan hal-hal yang akan
dipelajari dengan cara mengemukakan secara spesifik dan singkat
serangkaian alternative yang relavan. Cara-cara untuk memberikan
acuan, antara laim adalah sebagai berikut:
1. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas dengan jelas.
Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas pada kegiatan
awal pembelajaran akan memungkinkan peserta didik
mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang akan
dipelajarinya. Hal tersebut perlu disampaikan oleh guru agar
peserta didik menegtahui arah yang jelas apa yang akan
dicapainya dan sekaligus terpacu untuk mempelajarinya.
2. Menarankan langkah-langkah yang akan dilakukan.

25
Penjelasan tentang langkah-langkah belajar yang harus
ditempuh peserta didik dalam melaksanakan tugas-tugas belajar
akan membuat kegiatan menjadi terarag dan sistematis bahkan
efektif dan efisien.
3. Mengingatkan masalah-masalah pokok yang akan dibahas.
Kegiatan ini dapat dilakukan guru dengan maksud agar
peserta didik tidak terlalu menyimpang dalam mengerjakan
tugas-tugasnya. Untuk itu, mengingatkan masalah-masalah
pokok yang akan dibahas, dapat membuat peserta didik
menemukan hal-hal positif maupun hal-hal yang negative dari
sifat, konsep atau topic yang akan dibahas.
4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan guru pada saat
membuka pembelajaran, bertujuan untuk mengarahkan pada
inti persoalan yang akan dipelajari peserta didik. Misalnya,
sebelum peserta didik membaca dalam hati suatu cerita, guru
dapat mengajukan pertanyaan tentang tokoh, atau osi cerita
tersebut.
f. Membuat kaitan
Dalam proses belajaar mengajar, penting sekali mengintegrasi
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Apabila guru akan menjelaskan materi baru, hendaknya dikaitkan
dengan materi yang telah diketahui siswa atau dengan pengalaman
siswa yang sudah ada, atau dengan minat kebutuhan siswa.
 Kegiatan menutup pembelajaran
Sipriyadi(2005:136) Keterampilan menutup pelajaran adalah
kegitan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan mengemukakan
kembali poko-pokok pelajaran supaya siswa memperoleh gambaran
yang utuh tentang poko-pokok materi hasil belajar yang telah
dipelajari. Menutup pelajaran merupakan usaha guru untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari,

26
usaha untuk mengetahui keberhasilan siswa salam menyerap pelajaran,
dan menentukan titik pangkal untuk pelajaran berikutnya.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan seorang guru untuk menutup
pelajaran antara lain:
 Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran.
 Memberikan dorongan psikologis atau sosial kepada siswa.
 Memberi petunjuk untuk pelajaran / topic berikutnya.
 Mengadakan evalusi tentang materi pelajaran yang baru
selesai.

2.6 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


A. Pentingnya membimbing dikusi kelompok kecil
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru adalah
keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil. Sebagai pembimbing
diskusi, tentunya guru harus mengajarkan kepada peserta didik
kemampuan bekerja sama yang baik, memfasilitasi agar peserta didik lebih
sensitif terhadap perbedaan, kemampuan dalam berkompromi,
kemampuan untuk berbagi, dan kemampuan dalam berkomunikasi dalam
berbagai cara.
B. Diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran
Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan membahas suatu
topic yang dilakukan oleh beberapa orang yang mempunyai kepentingan
bersama terhadap topic tersebut.
Strategi umum yang dapat dilakukan guru diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Mengklarifikasi harapan pada awal diskusi
2. Merencanakan bagaimana guru akan melakukan setiap sesi diskusi
3. Membuat peserta didik mempertajam keterampilan diskusi
4. Mempertajam keterampilan guru dalam membimbing dikusi
5. Menentukan norma-norma budaya diskusi dengan jelas
6. Mengatur konteks untuk diskusi

27
7. Memberikan petunjuk tentang bagaimana untuk berpartisipasi dalam
diskusi
8. Mengklarifikasi kesalahpahaman peserta didik
9. Variasikan kecepatan dan nada
10. Waspada terhadaptanda-tanda adanya gangguan selama diskusi
C. Tujuan menciptakan diskusi kelompok kecil
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh peserta didik dalam
melakukan diskusi kelompok, dan keuntungan yang dimaksud dibawah
ini, sekaligus merupakan tujuan penerapan diskusi kelompok, di antaranya
adalah agar peserta didik mampu:
1) Berbagi informasi dalam menjelajahi gagasan baru atau pemecahan
masalah
2) Meningkatkan pemahaman atas masalah-masalah penting
3) Mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
4) Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan
5) Membina semangat kerja sama yang sehat, kelompok yang kohesif dan
bertanggung jawab.
Tiga elemen kunci dari aktivitas kelompok yang terstruktur, yaitu:
1. Peserta didik memahami apa yang diharapkan, dan bagaimana
bekerja sama
2. Tugas diberikan dengan jelas, sehingga semua anggota kelompok
menyadari bahwa mereka diwajibkan untuk berkontribusi dalam
menyelesaikan tugas, dan untuk membantu orang lain untuk
melakukan hal yang sama
3. Peserta didik diajarkan keterampilan secara interpersonal yang
diperlukan untuk mempromosikan dan memiliki sikap peduli dan
toleransi terhadap orang.
D. Prinsip-prinsip penggunaan keterampilan membimbing kelompok
kecil

28
Kagan & Kagan dalam Halimah(2017:198) mengemukakan bahwa
terdapat prinsip-prinsip belaja kelompok (cooperative learning) yang
disingkat PIES meliputi:
1) Positive interdepence: yaitu adanya saling ketergantungan yang positif
diantara peserta didik.
2) Individual accountability: yaitu setiap individu mempunyai tanggung
jawab untuk keberhasilan kelompoknya.
3) Equal participation: Semua peserta didik berpartisipasi sesuai dengan
tugas masing-masing untuk keberhasilan kelompoknya.
4) Simultaneous: maksudnya dalam kegiatan kelompok peserta didik
akan berpartisipasi secara simultan,
E. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Menurut Halimah(2017:200) dalam melaksanakan peran sebagai
pembimbing diskusi kelompok keci, terdapat enam komponen
keterampilan yang harus dikuasai oleh guru, yaitu:
1) Memusatkan perhatian
Adapun pemusatan perhatian ini dapat dilakukan melalui cara-cara
berikut ini.
a. Merumuskan tujuan pada awal diskus, serta memperkenalkan topic
atau masalah dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang
menggugah rasa ingintahu peserta didik.
b. Menyatakan masalah- masalah secara khusus, dan menyatakannya
kembali apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan
c. Menandai dengan cermat pembicaraan pada tahap-tahap tertentu,
sebelum melanjutkan kepada masalah berikutnya.
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Memperjelas pendapat dapat dilakukan melalui cara-cara berikut.
a) Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut sehingga
menjadi jelas

29
b) Meminta komentar peserta didik dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau
mengembangkan ide tersebut.
c) Menguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi
tambahan atau contoh-contoh yang sesuai, sehingga kelompok
memperoleh pengertian yang lebih jelas.
3) Menganalisis pandangan peserta didik
Kewajiban guru sebagai pembimbing diskusi adalah menganalisis
pendapat-pendapat peserta didik dan berusaha untuk mencari titik
temunya.Adapun caranya dapat dilakukan diantaranya seperti berikut
ini.
a) Meneliti apakah alasan yang dikemukakan peserta didik itu
mempunyai dasar yang kuat.
b) Memperjelas hal-hal yang dapat disepakati dan yang tidak
disepakati.
4) Meningkatkan urunan pesrta didik
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru, untuk mempertajam atau
menyempurnakan urunan pendapat peserta ddik diantaranya adalah
sebagai berikut.
a) Guru harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci, yang dapat
menantang peserta didik untuk berpikir
b) Memberikan contoh-contoh baik berupa contoh verbal maupun
nonverbalyang sesuai dengan topik pembicaraan, dan dilakukan
pada saat yang tepat.
c) Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengundang perbedaab pebdapat diantarapeserta
didik.
d) Memberikan waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu oleh
komentar-komentar guru selaku pemimpin diskusi.

30
e) Mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap urunan pendapat
yang dikemukakan peserta didik, memberikan komentar yang
positif dengan mimic yang memberikan dorongan atau bersahabat.
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Agar tidak terjadi pembicaraan dimonopoli oleh salah seorang
peserta didik tertentu, maka guru harus dapat menyebarkan
kesempatan berpartisipasi kepada semua peserta didik.Hal ini dapat
dilakukan oleh guru melalui cara-cara berikut.
a) Mencoba memancig urunan pendapat dari peserta didik yang
enggan berbicara dengan cara yang bijaksana.
b) Mencegah terjadinya pembicaraan yang serempak, dengan cara
memberikan kesempatan berbicara terlebih dahulu kepada peserta
didik yang diam saja.
c) Mencegah dengan cara bujaksana bagi peserta ddik yang
memonopoli pembicaraan.
d) Mendorong peserta didik untuk mengomentari urunan temannya,
sehingga interaksi antar peserta didik dapat ditingkatkan.
e) Apabila diskusi mengalami jalan buntu kearena terdapat
ketidakcocokan antar anggota kelompok, maka guru dapat
meminta persetujuan peserta didik untuk mengatasinya dengan
mengambil salah satu pendapat dari peserta didik atau mengambil
jalan tengah yang dianggap sesuai.
6) Menutup diskusi
Berikut ini terdapat cara-cara yang dapat dilakukan oleh guru pada
saat menutup kegiatan diskusi.
a) Membuat rangkuman hasil diskusi
b) Memberikan bayangan tentang tindak lanjut hasil diskusi
c) Mengajak peserta didik untuk menilai proses maupun hasil
diskusi.

31
2.7 Keterampilan Mengelolah kelas
A. Pentingnya mengelola kelas dalam konteks pembelajaran
Menurut Halimah (2017:206) Mengelola kelas sebagai salah satu
roses yang sangat kompleks. Karena itulah maka membutuhkan
keterampilan khusus dari setiap individu guru. Begitu kompleksnya,
mengelola kelas , sehingga guru harus terampil dalam pelaksanaannya
salah satu ciri mengelola kelas yang efektif, peserta didik terlibat
secara aktif selama proses pembelajaran, baik secara fisik maupun
psikis.
B. Makna mengelola kelas dalam konteks pembelajaran
Menurut Garrett dalam Halimah(2017:207) Konsep mengelola
kelas pada dasarnya sebagai proses yang terdiri dari lima aspek utama
yang meliputi: mengatur desain fisik kelas, membangun aturan dan
rutinitas, mengembangkan hubungan peduli, melaksanakan
pembelajaran yang menarik dan efektif, dan menangani masalah
disiplin. Untuk itu guru dalam menciptakan pengelolaan kelas yang
kondusif untuk peserta didik belajar, akan menangani kelima aspek
tersebut berikut ini.
1) Physical design of the classroom
2) Rules an routines
3) Relationship
4) Engaging and motivating instruction
5) Discipline
C. Prinsip-prinsip dalam mengelola kelas
Dalam pelaksanaan, terdapat enam prinsip yang harus diperhatikan
oleh guru, menurut Bolla dalam Halimah(2017:12) keenam prinsip
yang dimaksud yaitu sebagai berikut.
1) Menciptakan kehangatan dan keantusiasan
2) Menciptakan tantangan
3) Mencipakan variasi
4) Sikap luwes

32
5) Penekanan kepada hal-hal yang positif
6) Penanaman disiplin diri
D. Tujuan keterampilan mengelola kelas dalam konteks
pembelajaran
Menurut Halimah (2017:210) belajar akademik mengacu pada
koonten pembelajaran yang ditentukan dalam standar isi kurikulum
nasional (belajar membaca dan menulis; belajar sains, matematika,
sosial, dan sebagainya). Belajar sosial/emosional memproduksikan
perkembangan dalam keterampilan sosial dan kemampuan untuk
mengekspresikan emosi secara tepat untuk kedua hal tersebut
diperlukan kemampuan guru dalam mengelola kelas, sehingga
aktivitas belajar peserta didik optimal,bermakna dan efektif, serta
efisien.
Menurut Bolla dalam Halimah(2017:210) keterampilan mengelola
kelas pada umumnya bertujuan untuk menciptakan hal-hal berikut:
1. Memotivasi peserta didik agar mampu mengembangkan tanggung
jawabnya terhadap tingkah lakunya dan memiliki kesadaran untuk
mengendalikan dirinya.
2. Membantu peserta didik agar mengerti akan arah tingkah laku yang
sesuai dengan tata tertib kelas dan memelihara atau merasakan
teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan
bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.

E. Komponen keterampilan mengelola kelas dalam konteks


pembelajaran
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru agar efektif
dalam mengelola kelas, gur harus mampu menciptakan dan
memelihara hubungan yang harmonis dengan peserta didik.
Menurut Bolla dalam….. mengemukakan adapun secara rinci
kedua keterampilan tersebut adalah sebaga berikut.

33
1) Keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal
Adapun kegiatan-kegiatan yang dimaksud meliputi berikut ini.
a. Menunjukkan sikap tanggap
b. Membagi perhatian
c. Memusatkan perhatian kelompok
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
e. Menegur
f. Memberi penguatan
2) Keterampilan mengendalika kondis belajar yang optimal
Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
mengatasi gangguan yang berkelanjutan, yaitu:
a. Modifikasi tingkah laku
b. Mengelola kelompok
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang meimbulkan
masalah

2.8 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


A. Prinsip-prinsip mengajar kelompok kecil dan perorangan
Menurut Halimah(2017:225) Yang harus diperhatikan oleh guru
dalam memberikan layanan pembelajaran ang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan masing-masing peserta didik, guru harus
memperhatikan prinsip-prinsip umum adanya perbedaan. Prinsip-
prinsip yang dimaksud diantaranya yaitu :
1. Semua peserta didik memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan
yang berkualitas tinggi
2. Setiap peserta didik dapat belajar
3. Setiap guru dapat belajar
4. Belajar merupakan proses yang melibatkan adanya interaksi yang
timbal balik

34
5. Kemajuan belajar setiap peserta didik harus diharapkan, diakui,
dan dihargai.
6. Inndividu dan belajar sebagai suatu sistem dapat diperbaraui
menjadi sampai sukses.

Haye dalam Halimah (2017:228) mengemukakan bahwa dalam


menghadapi lingkungan kelas yang inklusif, guru harus bekerja keras,
jangan sampai ada peserta didik yang marasa diasingkan, atau merasa
tertekan.Agar pelaksanaan pengajaran kelompok kecil dan perorangan
eektif, maka guru harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

1. Variasi pengorganisasian kelas esar, kelompok, perorangan,


disesuaikan dengan tujuan tang hendakk dicapai, kemampuan
peserta didik, ketersediaan fasilitas, waktu, serta kemampuan guru.
2. Tidak semua topic dapat dipelajari secra efektif dalam kelompok
kecil dan perorangan, informasi umum sebaiknya disampaikan
secra klasikal.
3. Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan
suatu kulmimasi berupa rangkuman, pemantapan, dan sebagainya.
4. Guru hendaknya mengenal peserta didik secara perorangan agar
mampu mengatur kondisi belajar yang tepat.
5. Dalam kegiatan belajar mengajar perorangan, peserta didik dapat
bekerja secara bebas ssuai dengan bahan yang disiapkan.
B. Model diskusi kelompok kecil dan perorangan
Menurut Suryosubrooto (2002:179) diskusi merupakan percakapan
ilmiah oleh beberapa yang tegabung dalam satu kelompok untuk saling
bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahaqn mendapattkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
Menurut Joni dalam Halimah (2017:229) mengemukakan
beberapa variasi pengorganisasian untuk memberikan kesempatan
dalam kelombok kecil atau perorangan
1. Model a

35
Pembelajaran dimulai dengan pertemuan klasikal untuk
memberikan informasi dasar, penjelasan tentang tugas yang harus
dikerjakan peserta didik, serta hal-hal lain yang dianggap perlu.
Setelah itu, pembelajaran dilanjutkan dengan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk memilih apakah akan belajar secara
keloompok atau perorangan. Setelah waktu yang ditetapkan
berakhir, pembeljaran diakhiri dengan pertemuan kelas, yang
kondisi guru sebagai arena berbagi pengalaman, lapran atau
pengukuhan hasil kerja baik secra kelompok atau perorangan.
2. Model b
Pemelajaran dimulai dengan pertemuan klasikal unutk
memberikan informasi dasar, penjelasan tentang tugas yang harus
dikerjakan peserta didik.Setelah itu, pembelajaran dilanjutkan
dengan member kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
kelompok-kelompok kecil.Sesuai ketentuan yang telah disepakati
bersama, pada akhirnya setiap kelompok melaporkan hasilnya
kepada guru dan tentunya kepada kelompok lainnya.
3. Model c
Pertemuan diawali dengan pemberian informasi, curah
pendapat, tugas-tugas secara klasikal.Setelah itu peserta didik
belajar secara perorangan, hasil kegiatan perorangan didskusikan
dalam kelompok-kelompok kecil.Sesuai dengan kesepakatan, maka
hasil kerja kelompoknya diserahkan kepada guru dan kepada
peserta didik lainnya.
4. Model d
Pertemuan diawali dengan pemberian informasi, curah
pendapat, tugas-tugas secra klasikal. Setelah pertemuan secra
klasikal(kelas besar), pada kegiatan inti peserta didik secara
perorangan bekerja sesuai dengan tugas yang telah disepakati.
Hasil pekerjaan, diserahkan langsung kepada guru.

36
Dari keempat model diatas, tentunya guru dapat mengembangkan
variasi pengorganisasian kelas yang lebih kreatif lagi, sehingga lebih
menantang peserta didik untuk mempunyai kemandirian dalam belajar.
Semua itu menuntu adanya kemampuan dan keterampilan dalam
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi baik evaluasi selama proses maupun evaluasi hasil
pembelajaran.
C. Komponen keterampilan pembelajarn kelompok kecil dan
perorangan
Joni dalam Halimah (2017:232) mengemukakan bahwa dalam
pelaksanaan pembeljaran kelompok kecil dan perorangan sangat
memerlukan adanya keterampilan guru terutama dalam penangannan
peserta didik dan penanganan tugas-tugas belajar peserta didik.
Terdapat empat komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu :
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Komponen ini bermaksud untuk menciptakan hubungan
yang akrab dan sehat antara guru dan peserta didik, sehingga
peserta didik merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan
segala pikirannya, pemahaman yang dimilikinya, serta minat dan
keinginannya.
2. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
Selama kegitan kelompok kecil dan perorangan berlangsung,
guru hendaknya berperan sebagai organisator yang mengatur dan
memonitor kegiatan belajar peserta didik.Dalam hal ini guru harus
mempunyai keterampilan-keterampilan terutama dalam hal berikut:
 Memberikan orientasi umum
 Memvariasikan kegiatan
 Mebentuk kelompok yang tepat
 Menkoordinasikan kegiatan

37
 Membagi perhatian pada bebagai tugas dan kebbutuhan peserta
didik
 Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi yang dapat berupa
laporan hasil yang dicapai peserta didik.
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampilan ini dibutuhkan , agar guru dapat membantu
peserta didik maju tanpa mengalami hambatan yang berarti. Hal ini
diperlukan keterampilan dalam beberapa hal berikut ini:
a. Memberikan penguatan yang sesuai dengan bentuk, kuantitas,
dan kualitas aktivitas peserta didik
b. Mengembangkan supervise proses awal
c. Mengadakan suoervisi proses secra bekelanjutan
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses pembelajarn
Pada dasarnya guru adalah pengemabnagn kurikulum tingkat
kelas. Maka dari itu, sebagai pengembangan kurikulum yang
sesungguhnya, merencanakan pembelajaran merupakan tugas dan
tanggung jawab guru, karena guru akan melaksanakan
pembelajarannya. Adapun yang harus diperhatikan oleh guru
dalam mengembangkan keterampilan merencanakan pembelajran
kelompok kecil dan perorangan.Diantaranya perencanaan itu harus
mencakup bebrapa hal seperti berikut ini.
a. Menentukan tujuan pembelajaran yang menungkinkan untuk
dapat dicapai baik oleh kelompok maupun individu peserta
didik
b. Merencanakan kegiatan belajar yang bervariasi sehingga setiap
kegiatan belajar dapat memenuhhi kebutuhan belajar kelompok
dan juga individu
c. Merencanakan bentuk layanan yang berbeda untuk beragam
kelompok dan individu peserta didik
d. Merencanakan penilaian ynag dapat melibatkan peserta didik
baik dalam kelompok maupun individu.

38
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Keterampilan Bertanya
a) Pentingnya memberikan pertanyaan dalam konteks pembelajaran.
 Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
 Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap
sesuatumasalah yang sedang dibicarakan
 Mengembangkan pola piker dan cara belajar aktif dari siswa, sebab
berfikir itu sendiri sesungguhnya adlah bertanya
 Menetukan proses berpikir murid, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu murid dalam menentukan jawaban yang baik, dan
 Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

b) Jenis-jenis Pertanyaan
a. Jenis-jenis pertanyaan menurut Maksudnya
 Pertanyaan Permintaan
 Pertanyaan retoris
 Pertanyaan mengarahkan/menuntut
 Pertanyaan Menggali
b. Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
 Pertanyaan pengetahuan
 Pertanyaan Pemahaman
 Pertanyaan penerapan
 Pertanyaan Analisi
 Pertanyaan Sintesis
 Pertanyaan Evaluasi

39
2. Keterampilan Memberi Penguatan

I. tujuan memberi penguatan


 Meningkatkan prestasi pesertaa didik,
 Meningkatkan perhatian peserta didik,
 Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar peserta didik,
 Memberi kemudahan belajar kepada peserta didik,
 Mengulang respons positif yang sesuai dengan yang diharapkan,
 Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku peserta didik yang kurang
positif serta mendorong menculnya tingkah laku yang produktif,
 Mengarahkan kepada cara berpikir yang lebih baik dan munculnya
inisiatif pribadi.
II. Jadwal penguatan
 Jadwal penguatan berkelanjutan (Continious reinforcement schedule)
 jadwal penguatan ditetapkan secara interval (Fixed interval reinforcement
schedule
 jadwal rasio penguatan tetap ( fixed ratio reinforcement schedule
 Jadwal penguattan variable (Variable reinforcement schedule
III. komponen pemberian penguatan pemberian penguatan
 Penguatan verbal
 Penguatan gestural
 Penguatan dengan cara mendekati
 Penguatan dengan sentuhan
 Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
 Penguatan berupa tanda atau benda
 Penguatan tak penuh

40
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
I. Tujuan menciptakan variasi dalam konteks pembelajaran
 Memelihara dan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan aspek belajar.
 Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu
peserta didik melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi.
 Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
 Memungkinkan terciptanya pemberian layanan pendidikan terhadap
kebutuhan belajar setiap peserta didik, sehinggga dapat memberikan
kemudahan belajar.
 Mendorong aktivitas belajar atau cara belajar peserta didik aktif yang
berkadar tinggi dengan cara melibatkan peserta didik melalui berbagai
kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik.

II. Prinsip-prinsip menciptakan variasi yang efektif dalam konteks


pembelajaran
 Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif
 Penggunaan teknik mengadakan variasi harus lancer dan tepat
 Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar
terstruktur dan direncanakan sebelumnya.
 Penggunaan komponen mengadakan variasi harus luas dan spontan
berdasarkan balikan dari peserta didik.
III. Komponen keterampilan menciptakan variasi dalam konteks
pembelajaran
 Variasi dalam mengajar
 Variasi dalam penggunaan media dan bahan ajar
 Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan belajar

41
4. Keterampilan Menjelaskan

I. Tujuan memberikan penjelasan dalam konteks pembelajaran

 Membimbing peserta didik memahami berbagai konsep, hukum, prinsip,


dan prosedur.
 Membimbing peserta didik memahami dengan jelas jawaban pertanyaan
“mengapa” yang mereka ajukan atau oleh guru kemukakan.
 Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-
masalah atau pertanyaan.
 Mendapat balikan dari peserta didik mengenai tingkat pemahamannya, dan
untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.
 Mendorong peserta didik untuk menghayati dan mendapatkan proses
penalaran dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan(situasi) yang
meragukan

II. Prinsip – prinsip memberikan penjelasan yang efektif.

 Kejelasan
 Terstruktur
 Panjang
 Perhatian
 Bahasa
 Contoh
 Memahami

III. Komponen keterampilan menjelaskan dalam konteks pembelajaran

 Merencanakan penjelasan.
 Merencanakan isi pesan (materi pembelajaran)
 Mempertimbangkan penerima pesan (peserta didik)
 Memberikan penjelasan.

42
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
I. Tujuan membuka dan menutup pembelajaran.
 Untuk memusatkan perhatian peserta didik pada
 Untuk membangun harapan belajar
 Untuk memotivasi peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran
 Untuk memberikan kelancaran transisi dari bahan atau materi baru,
II. Sedangkan tujuan kegiatan menutup pembelajaran, diantaranya adalaha
sebagai berikut:
 Agar peserta didik mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari
sesuatu, dan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam
mengajarnya
 Untuk memanfaatkan pemahaman peserta didik terhadap kegiatan belajar
yang telah berlangsung
 Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru
saja dikuasai

III. Prinsip-prinsip membuka dan menutup pembelajaran

 Kebermaknaan
 Beruntun dan berkesinambungan
IV. Komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
 Membangkitkan perhatian / minat siswa.
 Variasi gaya mengajar guru
 Penggunaan alat bantu mengajar
 Variasi dalam pola interaksi.
 Menimbulkan motivasi
 Memberikan acuan.
V. Kegiatan menutup pembelajaran
 Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran.
 Memberikan dorongan psikologis atau sosial kepada siswa.
 Memberi petunjuk untuk pelajaran / topic berikutnya.

43
 Mengadakan evalusi tentang materi pelajaran yang baru selesai.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


I. Strategi umum yang dapat dilakukan guru diantaranya adalah sebagai
berikut.
 Mengklarifikasi harapan pada awal diskusi
 Merencanakan bagaimana guru akan melakukan setiap sesi diskusi
 Membuat peserta didik mempertajam keterampilan diskusi
 Mempertajam keterampilan guru dalam membimbing dikusi
 Menentukan norma-norma budaya diskusi dengan jelas
 Mengatur konteks untuk diskusi
 Memberikan petunjuk tentang bagaimana untuk berpartisipasi dalam
diskusi
 Mengklarifikasi kesalahpahaman peserta didik
 Variasikan kecepatan dan nada
 Waspada terhadaptanda-tanda adanya gangguan selama diskusi
II. Tujuan menciptakan diskusi kelompok kecil
 Berbagi informasi dalam menjelajahi gagasan baru atau
pemecahan masalah
 Meningkatkan pemahaman atas masalah-masalah penting
 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
 Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan
 Membina semangat kerja sama yang sehat, kelompok yang
kohesif dan bertanggung jawab.
III. Prinsip-prinsip penggunaan keterampilan membimbing kelompok kecil
 Positive interdepence
 Individual accountability
 Equal participation
 Simultaneous

44
IV. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
 Memusatkan perhatian
 Memperjelas masalah atau urunan pendapat
 Menganalisis pandangan peserta didik
 Meningkatkan urunan pesrta didik
 Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
 Menutup diskusi

7. Keterampilan Mengelolah Kelas


I. Makna mengelola kelas dalam konteks pembelajaran
 mengatur desain fisik kelas,
 membangun aturan dan rutinitas,
 mengembangkan hubungan peduli,
 melaksanakan pembelajaran yang menarik dan efektif, dan
 menangani masalah disiplin
II. Prinsip-prinsip dalam mengelola kelas
 Menciptakan kehangatan dan keantusiasan
 Menciptakan tantangan
 Mencipakan variasi
 Sikap luwes
 Penekanan kepada hal-hal yang positif
 Penanaman disiplin diri
III. Tujuan keterampilan mengelola kelas dalam konteks pembelajaran
 Memotivasi peserta didik
 Membantu peserta didik
 Menimbulkan rasa berkewajiban
IV. Komponen keterampilan mengelola kelas dalam konteks pembelajaran
 Keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal
 Keterampilan mengendalika kondis belajar yang optimal

45
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
I. Model diskusi kelompok kecil dan perorangan
 Model a
 Model b
 Model c
 Model d
II. Komponen keterampilan pembelajarn kelompok kecil dan perorangan
 Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
 Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
 Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
 Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran

III.2. Saran
Kami menyadari bahwasanya penyusun dari makalah ini hanyalah
manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanya milik Allah Swt sehingga dalam penulisan dan
penyusunannya masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan
saran senantiasa kami terima sebagai upaya evaluasi diri.

46
DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Leli. 2017. Keterampilan Mengajar. Bandung: Refika Aditama.


Suryosubroto. 2002. Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriyadi. 2015. Strategi Belajar 2. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.

47

Anda mungkin juga menyukai