PENDAHULUAN
B. Ciri-Ciri Lokakarya
Berikut ini adalah beberapa ciri Lokakarya yang perlu kamu ketahui:
D. Jenis-jenis Lokakarya/Workshop
1. Jenis-Jenis Lokakarya Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, Lokakarya dibedakan menjadi dua jenis:
a. Lokakarya Mengikat
Hasil dari Lokakarya ini bisa mengikat seluruh peserta yang hadir di dalamnya.
Contoh dari Lokakarya mengikat adalah standarisasi ISO.
b. Lokakarya Tidak Mengikat
Hasil dari Lokakarya ini tidak bisa mengikat seluruh peserta yang hadir di dalamnya.
Peserta tidak diwajibkan untuk mengikuti hasil yang diperoleh dari Lokakarya
tersebut. Contoh Lokakarya tidak mengikat adalah Lokakarya mengenai zat kimia
yang terkandung dalam asap kendaraan.
2. Jenis-Jenis Lokakarya Berdasarkan Waktunya
Berdasarkan waktunya, Lokakarya dibagi menjadi dua jenis:
a. Lokakarya Beruntun
Lokakarya beruntun merupakan jenis workshop yang dilakukan selama periode waktu
tertentu. Misalnya dilakukan selama tiga hari berturut-turut.
b. Lokakarya Berkala
Lokakarya berkala merupakan jenis workshop yang dilakukan dalam jangka waktu
berkala seperti perminggu atau perbulan.
E. Kelebihan Lokakarya
1. Peserta Lokakarya memperoleh informasi atau keterangan teoritis yang mendalam
tentang permasalahan tertentu.
2. Peserta Lokakarya memperoleh berbagai petunjuk praktis guna melaksanakan
tugasnya.
3. Peserta Lokakarya dilatih untuk bersikap dan berpikir secara ilmiah.
4. Peserta Lokakarya dilatih agar mampu bekerjasama dengan orang lain.
F. Kekurangan Lokakarya
1. Membutuhkan persiapan yang relatif lama untuk melakukan sebuah Lokakarya.
2. Memerlukan banyak tenaga dan menghabiskan biaya yang cukup besar.
3. Jika Lokakarya dilaksanakan di suatu sekolah, biasanya hal ini akan mengganggu
guru dalam kegiatan belajar-mengajar siswa.
4. Bisa mengakibatkan perselisihan pendapat (pro dan kontra).
G. Fungsi Lokakarya
1. Sebagai salah satu wadah dalam membangun kebersamaan (membership), kemitraan
(partnership), dan kerjasama.
2. Media penyampaian masalah yang diharapi, mendiskusikan dan merumuskan metode
strategis, implementasi pemecahan masalah
3. Mensosialisasikan sebuah program
Secara teknis lokakarya tidak jauh berbeda dari seminar, perbedaannya terletak pada
hasil kegiatan dan teknis diskusinya. Kegiatan biasanya di awali dengan :
1. Identifikasi masalah yang mendesak untuk dicarikan jalan keluarnya, kalau di tingkat
gugus adalah menyelesaikan kurikulum (untuk KTSP menentukan indikator), menyusun
analisis kurikulum, menyusun program dan silabus dan RPP (kalau di sepakati ditingkat
gugus) oleh KKS atau KKG Pembentukan panitia, dapat diambil dari perwakilan masing-
masing sekolah atau dari pemandu-pemandu yang sudah ada di gugus tersebut oleh
pengurus gugus
2. Penyusunan jadwal oleh panitia seperti contoh table di atas
3. Panitia tersebut dapat digunakan seterusnya atau di rolling
4. Pemakalah adalah guru-guru dengan tema masalah yang dipermasalahkan dari suatu
mta pelajaran tertentu (sekai kegiatan dapat menampilkan beberapa pemakalah dengan
pemandu sebagai nara sumber).
H. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah subjek lintas kurikuler. 'Lokakarya lintas kurikuler kerja
didaktik dan kerja tim' ada dalam program untuk gelar Sarjana Pendidikan Menengah.
Pendekatan ke jalur 'pembelajaran lintas kurikuler' adalah:
1. Menghasut untuk belajar' - input teoritis untuk pendidikan kewirausahaan.
2. Lokakarya didaktik (kelompok 6 siswa yang berbeda-beda).
3. Pelatihan lintas kurikulum.
Program ini mencakup proyek seperti di bawah ini.
Pada tahun kedua ada lokakarya lintas kurikuler di mana semua siswa disatukan
(ekonomi, sejarah, pendidikan jasmani, dll). Mereka kemudian dibagi menjadi
kelompok-kelompok 6 siswa spesialisasi campuran, oleh karena itu menekankan
pekerjaan interdisipliner. Mereka kemudian mengembangkan proyek Pendidikan untuk
Pembangunan Berkelanjutan (ESD - tujuan milenium). Hasil dari proyek disajikan pada
hari mentor kepada audiensi termasuk peserta dari sekolah menengah.
Pada tahun ke-3 siswa pelatihan lintas kurikuler menerapkan proyek yang telah
mereka kembangkan di sekolah menengah - mengubah abstrak menjadi praktik.
Kegiatan ini lebih lanjut mempromosikan persiapan guru untuk kewirausahaan
pendidikan dengan mengunjungi organisasi yang terlibat dalam berkelanjutan
pengembangan. Dengan mengundang orang yang terlibat dalam ESD, mereka membuat
Segitiga pengetahuan: sekolah-pekerjaan-perguruan tinggi. Kegiatan ini dapat dianggap
sebagai 'praktik yang baik' karena: Ini bersifat interdisipliner, kreatif dan wajib. Ini
memiliki produk yang mengimplementasikan pembelajaran siklus dan memungkinkan
interaksi dengan organisasi yang terlibat dalam ESD dan sekolah menengah.
Prasyarat untuk sukses `` Keterampilan pelatih guru: kompetensi dalam ESD (tujuan
milenium) dari mereka yang melatih guru baru. `` Visi dan misi yang jelas yang
harusdiikuti oleh semua guru ke dan berlaku.
Dampak Kegiatan ini dapat dirasakan oleh Guru, siswa, maupun praktisi antara lain:
1. Untuk guru: Guru yang terlibat dalam proyek mengembangkan keahlian dan system
berpikir. Guru tidak terlibat langsung (tetapi guru di sekolah departemen pendidikan
guru): menjadi sadar bahwa lintas kurikulum belajar (tentang keterampilan kerja) penting
untuk kurikulum dan mereka termotivasi untuk menjadi bagian dari 'komunitas' ini.
2. Untuk siswa : adalah mereka belajar satu sama lain; mereka menjadi sadar akan hal itu
mereka harus belajar lintas kurikulum; mereka mendapatkan persiapan yang baik untuk
pekerjaan selanjutnya (di mana mereka harus mempraktikkan pemikiran sistem);dan
mereka belajar untuk bekerja bersama.
3. Untuk Praktisi : memungkinkan untuk melihat beberapa praktik yang baik dalam lintas
kurikulum