Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM


“THE DEMONSTRATION MODEL’’
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Muhammad Tri Ramdhani,M.Pd

Disusun Oleh :
1. Norlaili : 18.42.020273
2. Nur Halimah : 17.42.018772

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
KAMPUS II KASONGAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Pertama-tama marilah kita mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya kepada kita berupa kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan apapun.

Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk menambah ilmu dan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum.

Dengan terselesaikannya makalah ini,penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih


kepada pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini.

Sebelumnya penulis minta maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena sepenuhnya makalah ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kritik dan
saran yang berhubungan dengan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.......................................i
DAFTAR ISI
.....................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................1


1.2 Rumusan Masalah .....................................1
1.3 Tujuan
.....................................1
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Model Demonstration .....................................2


2.2 Bentuk Model Demonstration .....................................2
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Demonstration .....................................3
2.4 Langkah-langkah Model Demonstration .....................................4
BAB 3 PENUTUPAN

Kesimpulan .....................................5

DAFTAR PUSTAKA .....................................6


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya, seperti cara berpikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik,
budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan
masyarakat maupun arah program pendidikan.
Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu
pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative
prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan
mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum.
Oleh karena itu model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses
sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan pendidikan. (Ruhimat,T. dkk 2009:74). Berbagai macam model kurikulum telah
dikembangkan oleh para ahli kurikulum, pendidikan dan psikologi.
Sudut pandang ahli yang satu terkadang berbeda dengan sudut pandang ahli yang lain. Ada
yang memandang dari sudut isinya dan ada juga yang memandang dari sisi pengelolaanya
(sentralisitik/desentralistik). Tidak sedikit pula ahli yang mengembangkan model kurikulum
dari sisi proses penggunaan kurikulum tersebut. Namun demikian, jika anda teliti lebih
lanjut, para ahli tersebut mempunyai satu tujuan/arah yaitu mengoptimalkan kurikulum.

B.Rumusan Masalah
1. Pengertian model Demonstration dalam pengembangan kurikulum ?
2. Bagaiman bentuk model Demonstration dalam pengembangan kurikulum ?
3. Bagaimana kebaikan dan kerugian pada model Demonstration pada pengembangan
kurikulum ?
4. Bagaimana langkah-langkah pengembangan kurikulum Demonstration ?

C.Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi model perkembangan kurikulum Demonstartion
2. Mengetahui dan memahami bentuk model Demonstration dalam pengembangan
kurikulum.
3. Mengetahui dan memahami kebaikan dan kerugian pada model Demonstration pada
pengembangan kurikulum.
4. Mengetahui dan memahami Langkah langkah pengembangan model kurikulum
Demonstration

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi model Demosntration


Dikembangkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kurikulum dalam skala kecil.
Sehingga guru dalam satu sekolah dituntut untuk mengorganisasikan dirinya dalam
pengembangan kurikulum. Model demontrasi pada dasarnya bersifat graas roots datangnya
dari bawah. Model ini diprakasai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru berkerja
sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikana kurikulum. Model ini hanya
berskala kecil model ini hanya mencakup satu atau beberapa sekolah, suatu komponen atau
mencakup keselurahan komponen kurikulum. Karena sifatnya ingin mengubah atau
mengganti kuirkulum yang ada, mendapat tentangan dari banyak pihak.

2.2 Menurut Smith, Stanley dan Shores, model demonstrasi dilaksanakan dalam dua bentuk,
yakni :
a. Bentuk pertama, Guru-guru yang diorganisasi dalam kelompok melaksanakan suatu
proyek pengembangan eksperimental kurikulum. Unit ini melakukan pengembangan dan
riset intemal sekolah, yang bermaksud menghasilkan segmen baru dari kurikulum, lalu
dipertunjukan kepada sekolah dengan harapan dapat diserap oleh sekolah secara
keseluruhan. Jadi model ini dimulai dan diorganisasi oleh hirarki administratif serta
menyajikan suatu variasi model administratifperekayasaan kurikulum.

b. Bentuk kedua, model demonstrasi disusun kurang formal dibandingkan dengan model
pertama. Beberapa orang guru yang tidak puas terhadap kurikulum yang ada kemudian
melakukan eksperimen dalam area tertentu dalam kurikulum dengan maksud menemukan
altematif pelaksanaan kurikulum. Berdasarkan eksperimen im diciptakan unit-unit kurikulum
yang dinilai berhasil oleh suatu regu penelitian dan pengembangan informal dan kemudian
diajukan untuk diserap oleh sekolah. Jadi bentuk model demonstrasi ini mewakili
pendekatan the Grass Roots untuk merekayasa kurikulum.

2
2.3 Kebaikan dan kerugian model Demonstration pada pengembangan kurikulum

1. Kebaikan model pengembangan kurikulum model Demonstration (Sukmadinata,


2012:165), yaitu:

a) Karena kurikulum disusun dan dilaksanakan dalam situasi tertentu yang nyata, maka
akan dihasilkan suatu kurikulum atau spek tertentu dari kurikulum yang lebih praktis.

b) Pengembangan kurikulum dalam skala kecil atau aspek tertentu yang khusus, sedikit
kemungkinan untuk ditolak oleh administrator dibandingkan dengan pengembangan yang
menyeluruh.

c) Pengembangan kurikulum dalam skala kecil dengan model ini dapat mengatasi hambatan
yang sering dialami, yaitu dokumentasinya bagus tetapi pelaksanaannya tidak ada.

d) Model ini menempatkan guru sebagai pengambil inisiatif dan nara sumber yang dapat
menjadi pendorong bagi para administrator untuk mengembangkan program baru. Selain
memiliki kebaikan, model ini juga memiliki kelemahan, yaitu bagi guru-guru yang tidak
berpartisifasi akan menerimanya dengan separuh hati dan yang terburuk mungkin akan
terjadi apatisme.

2. Kerugian model demonstration

kerugian utama model demonstrasi ialah karena model ini menciptakan pertentangan-
pertentangan dikalangan guru. Guru-guru yang tidak ikut serta dalam proses pengembangan
kurikulum cenderung menganggap guru-guru yang melakukan eksperimen dengan keraguan
dan tidak yakin. Mereka menganggap kalaulah hasil eksperimen itu baik namun kelompok
tersebut tidak terbimbing bahkan dianggap elit yang oportunistik. Perasaan dan sikap
demikian pada gilirannya menghambat penyerapan terhadap inovasi kurikulum. Karena itu
suatu komponen yang penting pada model demonstrasi adalah perlu diadakannya
komunikasi terbuka antara guru-guru yang melakukan eksperimen dengan pihak berwenang
(misalnya perguruan tinggi yang terkait), yang bertujuan untuk mencegah rasa keraguan /
rasa tidak diikut sertakan, sebaiknya kelompok eksperimen melakukan serangkaian
demonstrasi hasil-hasil pekerjaan mereka untuk memuaskan berbagai pihak, misalnya
perguruan tinggi dan para siswa sehingga inovasi kurikulum yang telah mereka lakukan
bukan hanya eksperimental belaka melainkan dapat diserap dan dilaksanakan dalam
lingkungan sistem sekolah.

3
2.4 Model demonstration pada dasarnya bersifat Gras rotts. Model ini dipengaruhi oleh
sekelompok guru yang berkerjasama dengan ahli dengan maksud mengadakan perbaikan
kurikulum.

Model ini mempunyai langkah langkah antara lain sebagai berikut :

1. Staf pengajar pada suatu sekolah menemukan suatu ide pengembangan dan ternyata
setelah dinilai ide tersebut baik dan dapat diterapkan.

2. Kemudian setelah dinilai ide tersebut baik maka hasilnya disebarkan kepada sekolah
sekitar dengan catatan telah memperoleh persetujuan dari pusat pengembang kurikulum
padaa daerah tersebut.

4
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Simpulan
a) Kurikulum yang dihasilkan melalui proses ini telah diuji dalam situasi- situasi
eksperimental, dan oleh karenanya menyediakan altematif kurikulum yang dapat
dilaksanakan dalam praktek dan sistem sekolah.
b) Perubahan dalam bentuk yang spesifik yakni segmen-segmen kurikulum yang dapat
dilaksanakan.memudahkan untuk menghadapi hambatan yang sering terjadi bila hendak
melakukan revisi secara menyeluruh (sistem yang luas)
c) Hakekat model demonstrasi berskala kecil memudahkan pendekataan Front terhadap
inovasi kurikulum untuk menghindarkan kesenjangan antara dokumen dan pelaksanaannya
yang ada pada model administrative
d) Model demonstrasi khususnya dalam bentuk Grass Roots menggerakkau inisiatif dan
sumber guru-guru dan memberdayakan sumber-sumber administratif untuk memenuhi
kebutuhan dan minat guru-guru dalam upaya mengembangkan program-program baru.

3.2 Saran
Model demonstration pada pengembangan kurikulum Model ini hanya berskala kecil model
ini hanya mencakup satu atau beberapa sekolah, suatu komponen atau mencakup
keselurahan komponen kurikulum. Karena itu suatu komponen yang penting pada model
demonstrasi adalah perlu diadakannya komunikasi terbuka antara guru-guru yang
melakukan eksperimen dengan pihak berwenang (misalnya perguruan tinggi yang terkait),
yang bertujuan untuk mencegah rasa keraguan / rasa tidak diikutsertakan, sebaiknya
kelompok eksperimen melakukan serangkaian demonstrasi hasil-hasil pekerjaan mereka
untuk memuaskan berbagai pihak, misalnya perguruan tinggi dan para siswa sehingga
inovasi kurikulum yang
telah mereka lakukan bukan hanya eksperimental belaka melainkan dapat diserap dan
dilaksanakan dalam lingkungan sistem sekolah. Menurut kelompok kami masih perlu di kaji
lebih mendalam supaya penerapan kurikulum walaupun hanya skla kecil dapat berakibat
fatal dalam pendidikan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2004. Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Gramedia Buana Indah.
Sukmadinata, Nana Syaodih.

Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.HASAN

Anda mungkin juga menyukai