Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER

PELAKSANAAN PENDIDIKAN EKSTRAKURIKULER

OLEH

EKA FAUZIAH (190106107)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahamatullahi wabarakatuh.

Segala puji syukur bagi Allah yang telah memberi kami kemudahan untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sangat baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentu kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waku. Shalawat serta salam kami haturkan kepada baginda nabi besar, nabi
Muhammad shalallahu ‘alahi Wasalam karena berkat beliaulah kita dapat keluar dari
alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang yakni Addinul Islam.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan Rahmat-Nya, baik
berupa kesehatan fisik dan akal pikiran, sehingga kelompok kami dapat
meyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas mata kuliah pembeljaran
ekstrakurikuler saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna serta banyak kekurangan didalamnya baik berupa tulisan maupun yang
lainnya. Untuk itu, saya harap kritik serta saran dari dosen mata kuliah pembelajaran
ekstrakurikuler untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.
Sekian dan terimakasih.

Mataram, 1 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang...................................................................1

Rumusan Masalah.............................................................1

Tujuan.................................................................................2

Bab II Pembahasan

Pengertian Pelaksanaan pendidikan ekstrakurikuler........3

Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Disekolah..........20

BAB II PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................28
BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekstrakurikuler merupakan bagian dari program pembinaan kesiswaan,


yang termasuk kelompok bidang peningkatan mutu pendidikan. Artinya,
kegiatan ekstrakurikuler dirancang dalam rangka meningkatkan mutu
prndidikan di sekolah yang memperkuat penguasaan kompetensi dan
memperkaya pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan di luar jam
pelajaran.

Strategi ini lazim diselenggarakan pada awal tahun pelajaran atau


diantara senggang semester, terutama ditunjukan untuk memadukan program
yang bersifat akademik dan nonakademik sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah. Pengertian
pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah
masalah sehari-hari. Lokarya (Inggris: Workshop) adalah suatu cara
dimana beebrapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tetentu dan
mencari solusinya. Workshop, atau tidak jarang disebut dengan istilah
lokarya, berasal dari kata “work” yang dengan kata lain kerta, dan “shop”
yang dengan kata laain toko.

Dengan demikian, workshop adalah tempat berkupulnya para pribadi


yang berhubungan dan berinteraksi satu sama pada dengan menamparkan
usulan yang mereka miliki, supaya mereka dapat enyelesaikan sebuah
permasalahan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksd Dengan Ekstrakurikuler?

2. Apa Saja Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Disekolahu


C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Ekstrakurikuler?

2. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Disekolah?


BAB II

PELAKSANAAN PENDIDIKAN EKSTRAKURIKULER

A. Pendahuluan

Ekstrakurikuler merupakan bagian dari program pembinaan kesiswaan, yang


termasuk kelompok bidang peningkatan mutu pendidikan. Artinya, kegiatan
ekstrakurikuler dirancang dalam rangka meningkatkan mutu prndidikan di sekolah yang
memperkuat penguasaan kompetensi dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik
melalui kegiatan di luar jam pelajaran.

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu didukung oleh penggunaan strategi ysng


relevan dengan situasi dan kondisi sekolah serta perkembangan peserta didik. Pemilihan
dan penggunaan suatu strategi pembinaan akan sangat bergantung kepada faktor
penentu antara lain ;

1. Pemahaman pendidik terhadapkondisi objektif peserta didik

2. Tingkat penguasaan kopetensi pendidik

3. Tujuan yang akan dicpai

4. Proses pelaksanaan yang direncanakan

5. Materi kegiatan yang dikembangkan

6. Dana dan sarana/prasarana

Adapun strategi pembinaan di sekolah dapat ditempuh dalam bentuk kegiatan


sebagai berikut :

1. Lokarya/Workshop kegiatan kesiswaan

Strategi ini lazim diselenggarakan pada awal tahun pelajaran atau diantara
senggang semester, terutama ditunjukan untuk memadukan program yang
bersifat akademik dan nonakademik sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah. Pengertian pembahasan
masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah masalah sehari-
hari. Lokarya (Inggris: Workshop) adalah suatu cara dimana beebrapa orang
berkumpul untuk memecahkan masalah tetentu dan mencari solusinya.
Workshop, atau tidak jarang disebut dengan istilah lokarya, berasal dari kata
“work” yang dengan kata lain kerta, dan “shop” yang dengan kata laain toko.

Dengan demikian, workshop adalah tempat berkupulnya para pribadi yang


berhubungan dan berinteraksi satu sama pada dengan menamparkan usulan yang
mereka miliki, supaya mereka dapat enyelesaikan sebuah permasalahan. Kata
workshop juga dapat diartikan sebagai lokasi berkumpulnya sebayak orang yang
mempunyai latar belakang yang sama, yang bertukar pikiran tentan suatu
persoalan dengan teknik mmbwri usulan / pendapat mengenai masalah tersebut.
Sedangkan menurut keterangan dari Kamus Bahasa Indonesia, workshop adalah
pertemuan yang dilaksanakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan atau
mendapatkan penyelesaian terbaik atas persoalan tertentu.

a. Ciri-ciri Lokarya/Workshop

Berikut ini adalah beberapa ciri workshop yang perlu kamu ketahui:

1. Membahas permasalah tertentu yang berasala dari peserta workshop.

2. Cara yang digunakan peserta workshop untuk menyelesaikan masalah


adalah dengan bermusyawarah dan melakukan penyelidikan.

3. Setiap peserta diwajibkan untuk aktif saat berpartisipasi dalam kegiatan


workshop, dengan cara memberi gagasan atau pendapat yang ia miliki,
sehingga pada akhirnya mereka bisa berdiskusi dan menentukan solusi
terbaik ats permasalahan tersebut.

b. Jenis-jenis Lokarya/Workshop

1) Jenis-jenis Lokarya/Workshop

Berdasrkan sifatnya, workshop dibedakan menjadi aua jenis:


a) Workshop Mengikat ; hasil dari workshop ini bisa mengikat seluruh
peserta yang hadil di dalamnya. Contoh dari workshop mengikat adalah
standarisasi ISO.

b) Workshop tidak mengikat ; hasil dari workshop ini tidak bisa mengikat
seluruh peserta yang hadir di dalamnya. Peserta tidak diwajibkan untuk
mengikuti hasil yang diperoleh dari workshop tersebut. Contoh workshop
tidak menikat adalah workshop mengenai zat kimia yang terkandung
dalam asap kendaraan.

2) Jenis-jenis workshop berdasarkan waktunya

Berdasarkan waktunya, workshop dibagi menjadi dua jenis:

a) Workshop Beruntun ; workshop beruntun merupakam jenis workshop


yang dilakukan selama priode waktu tertentu. Misalnya dilakukan selam
tiga hari berturut-turut.

b) Workshop Berkala ; workshop berkala merupakan jenis jenis workshop


yang dilakukan dalam jangka waktu berkala seperi perminggu atau
perbulan.

3) Kelebihan workshop

a) Peserta workshop memperoleh informasi atau keterangan teoritis yang


mendalam tentang permasalahan tertentu.

b) Peserta workshop memperoleh berbagai petunjuk praktis guna


melaksanakan tugasnya.

c) Peserta workshop dilatih untuk bersikap dan berpikir


secara ilmiah.

d) Pserta workshop dilatih agar mampu bekerjasama


dengan orang lain.

4) Kekurangan workshop

a) Membutuhkan persiapan yang relatif lama untuk melakukan sebuah


workshop.
b) Memrlukan banyak tenaga dan menghabiskan biaya yang cukup
besar.

c) Jika workshop dilaksanakan di suatu sekolah, biasanya hal ini akan


menggangu guru dalam kegiatan belajar-mengajar siswa.

d) Bisa mengakibatkan perselisihan pendapat (pro dan kontra).

5) Tjuan workshop

Tujuan dari workshop ialah untuk memperolah informasi melalui


pengalaman langsung dan saling menyampaikan informasi.

6) Fungsi workshop lokarya

a) Sebagai salah satu wadah dalam membangun kebersamaan


(membership), kemitraan (partnership), dan kerja sama.

b) Media penyampaian masalah yang diharapi, mendiskusikan dan


merumuskan metode stratgeis, implementasi pemecahan masalah.

c) Mensosialisasikan sebuah program.

2. Pengembangan Kelompok Bakat Dan Minat

Strategi isi ditunjukan untuk menyalurkan potensi oeserta didik yang


cebderung menyukai hidup berkelompok dengan teman sebaya (per grup) yang
berbakat/berminat, dan bercita-cita yang sejenis. Strategi pengembangan
kelompok meliputi pembentukan : klub olahraga, klub bakat/minat, dan
kreativitas dalam bidang imu pengetahuan, teknologi, dan seni; pedoman etika,
tat tertib, dan tata kehidupan sosial di sekolah; dan kelompok alang merah
remaja (PMR), dan sebagainya

a. BAKAT

1. Pengertian bakat

Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajardalam tempo


yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih
baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai
bawaan sejak lahir. Contoh seseorang yang berbakat melukis akan lebih
cepat mengerjakan pekerjan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang
berbakat

2. Jenis-jenis Bakat

a) Bakat umum, merupakam kemampuan yang berupa potensi dasar yang


bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.

b) Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus,


artinya tidak smua orang memiliki. Misalnya bakat seni, pemimpin,
pencermah, olahraga.

c) Selain itu bakat khusu yang lain, yaitu:

1. Bakat verbal yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan


dalam bentuk kata-kata.

2. Bakat Numerikal yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk


angka.

3. Bakat Skolastik yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka.


Kemanapun dalam penalaran, mengurutkan, berpkir dalam pola
sebab-akibat, menviptakan hipotesis,mencarai keteraturan
konseptual atau pola numerik, pamdangan hidupnya umumnya
bersufat rasional. Ini merrupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan,
dan program komputer (Newto, Einstein, dsb)

4. Bakat Abstrak yaitu bakat yang yang bukan kata maupun angka
tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-
bentuk dan posisi-posisinya.

5. Bakat mekanik yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata


kerja mesin, perkakas dan alat-alat lainnya.

6. Bakat Relasi Ruang (sapasial) yaitu bakat untuk mengamati,


menceritakan pola dua dimensi. Mempunuai kepekaan yang tajam
terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan
begitu, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan
mudah menyesuaikan orientasi dalam runag tiga dimensi .

7. Bakat kecepatan ketelitian kerikal yaitu bakat tentang tugas tulis


menulis, ramu meraamu, untuk laboratorium , kantor dan lain-
lainnya.

8. Bakat bahasa (linguistik) yaitu bakat tentang penalaran analistis


berbahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi,
peniaran, ediring,hukum, pramuniaga dan lain-lainnya.

b. MINAT

1. Pengertian minat

Minat adalah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh


kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu
kegiatan yang diminatinya.

2. Jenis-jenis Minst

1. Minat Vokasional merujuk pada bidang-bidang pekerjaan.

a. Minat profesional: minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial

b. Minat Komersial: minat pada pekerjaan dunia usaha, jual ,beli,


periklanan, akuntansi, kesekretariatan, dan lain-lain.

c. Minat kegiatan fifik, mekanik, kegiatan luar, dan lain-lain.

2. Minat Avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau


hobi. Misalnya petualangan, hiburan, apresiasi,ketelitian, dan lain-
lain.

c. Persamaan Bakat dan Minat

Persamaan diantara bakat dan minat ini yaitu perlu adanya


pengembangan melalui belajar agar kemampuan dan keinginan yang ada
dapat menjadi sesuatu yang nyata. Jadi tidak hanya sebatas kemampuan dan
keinginan saja melainkan adanya kemajuan atau bentuk nyata dari apa yang
dimiliki dan apa yang diminati. Jika hala tersebut diasah, maka akan
menjadi sesuatu yang bermanfaat sekali untuk diri sendidri maupun
lingkungan. Namun, apabila tidak diasah, makahanya menjadi bakat dan
minat yang terpendam. Tidak akan membuahan hasil yang leboh dari hanya
sekedar kemampuan yang diinginkan saja.

d. Perbedaan Bakat dan Minat

Perlu hati-hati bahwa BAKAT tidak selalu identik dengan MINAT.


BAKAT yang tidak disertai dengan MINAT, maupun MINAT yang tidak
disertai dengan BAKAT akan menimbulkan GAP. Bila orang tua tidak
cukup cermat dengan hal ini, akan berdampak buruk bagi anak

BAKAT

1. Iternet

2. Natural

3. Lepas daari aspek suka atau tidak suka

4. Aspek genetik lebih dominan

MINAT

1. Lingkungan

2. Nutural

3. Orientasi pada hobi/kesukaan semata

4. Mudah berubah sesuai dengan tren

Rasiko tidak kenal Bakat

1. Rugi Waktu

2. Rugi Biaya

3. Hilang Peluang

4. Lelah selalu coba-coba


5. Aspek lingkunagn lelah dominan

Tidak Ikut Tes Bakat

1. Ibarat sepeda motor tanpa speedometer

2. Ibarat mobil tanpa tachometer (kontrol isi bensin)

3. Ibarat kendaraan tanpa manual book (buku petunjuk pemakaian dan


perawatan kendaraan).

4. Ibarat perusahaan tan visi dan misi yang jelas.

e. Faktor yang mendukung untuk mnegembangkan bakat dan minat

1. Faktor intern;

a) Faktor bawaan (genetik)

Faktor ini mrupakan faktor yang mendukung perkembangan individu


dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang
diwariskan orang tua pada anak dalam segala potensi melalui fisik
maupun psikis yang dimiliki idividu sebagai pewarisan dari orang
tuanya.

b) Faktor kepribadian

Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan


potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini
akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan
percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakatnya.

2) Faktor Ektern

a. faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hala untuk


mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan
terbagi atas:

 Lingkungan keluarga
Lingkunagn keluarga meruoakan tempat latihan atau belajar
dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga
merupakan linhkungan pertama dan palinh penting bagi anak

 Lingkunan sekolah

Suatu lingkungan yang daapat mempengaruhi proses belajar


mengajar kondudif yang bersifat formal.

Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat


dan bakat karena di lingkunagn ini minat dan bakat anak
dikembangkan secara intensif.

 Lingkungan sosial

Suatau linkungan yang berhubungan dengan kehidupan


masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan
minat dan bakatnya kepada masyarakat.

f. cara mengembangkan bakat dan minat

1. perlu keberanian

keberanian membuat kita mampu menhadapi tantangan atau hambatan, baik


yang bersifat fisik dan psikis maupun kendala-kemdala sosial atau yang
lainnya. Keberanian akan memampukan kita melihat jalan keluar berhadapan
demgan berbagai kendala yang ada, dan bukan sebaliknya, membuat kita
takut dan melarikan diri secara tidak tidak bertanggung jawab.

2. Perlu didukung latihan

Latiha adalah kunci dari keberhasilan. Latihan disini bukan saja dari segi
kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakan setiap usaha
yang kelihatan secara fisik.

3. Perlu didukung lingkungan


Lingkunagn disini tentu dalam arti yang sangat luas, termasuk manusia,
fasilitas, biaya dan kondisi sosial lainnya, yang turut berperang dalam usahaa
pengembangan bakat dan minat.

4. Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan balat dan cara


mengatasinya. Disini kita sekalli lagi kita perlu mengidentifikasi dengan baik
kendala-kendala yang ada, kita ktegorikan mana yang mudah diatasi dan
mana yang sulit. Kemudian mulai kita memikirkan jalan keluarnya.

g. Kesesuaian antara bakat dan minat

Bakat adalah sesuatu kemmpuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu.
Bakat ini dapat berkembang dan tampak menonjol, bilaman dilakukan latihan
secara terus menerus. Bakat yang berkembang selain mendukung cita-cita dan
karier, dapat juga menjadikan sebuah profesi atau jabatan bagi si pemliliknya,
bila berkesempatan untuk dikembangkan.

h. Kemampuan

a. Kemapuan fisik

Kempuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan


berbagai aktivitas mental, berpikir, menlar dan memcahkan masalah. Individu
dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan , dan untuk
alasan yang tepat pada nilai yang tinggi.

b. Kemapuan fisik

Kemampuan fisik adalah kemapuan tugas-tugas yang menuntut stamina,


ketersmpilsn kekuatan dan karakteristik serupa. Penelitian terhadap berbagai
persyratan yang dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah menidentifikasi
sembilan kemampuan dasar yang tercamgkup dalam kinerja dan tugas-tugas
fisik. Setiap individu memiliki kemmpuan dasar tersebut berbeda-beda.

c. Contoh-contoh kemampuan

1. Kecakapan akdemik

a. Membaca
b. Logika

c. Alasan kritis

2. Komunikasi antarpribadi

a. Pidato; mendengkan, berbicara.

b. Komunikasi nonverbal

c. Melek hurf; menulis, membca

3. Kemapuan motorik

a. Berjalan, seni, kerajinan tangan, olahraga

b. Buruh terlatih

c. Kahlian inovasi

i.Kesesuaian kemampuan-pekerjaan

Kemampuan intelektual atau fisik tertentu yang dibutuhkan untuk


melakukan pekerjaan dengan dengan memadai bergantung pada persyaratan
kemampuan dan pekerjaan tersebut. Sebagai contoh, pilot pesawat terbang
membutuhkan kemampuan visualisasi spasial yang kuat; petugas penjaga pantai
membutuhkan kemampuan visualisasi spasial yang kuat dan koordinasi tubuh
yang baik; eksekutif senior membutuhkan kemampuan verbal; dan pekerja
konstruksi yang tinggi membutuhkan keseimbangan.

j. Bakat saya

Seni adalah saya itulah kata-kata menjadi motivasi bagi saya,karena


sejak kecil seni sudah melekat pada tubuh ini. Mungkin seni sudah mendarah
daging di tubuh saya, mengapa? Kerena saya terlahir di keluarga seni. Ayah saya
yang menjadi motivator buat saya yang selalu mendukung saya untuk
menampilkan karya yang terbaik saat perlombaan dalam festifal-festifal tetentu.

Saat SD bakat sya sudah diakui oleh bapak, ibu guru. Menyanyi,
melukis, menari itulah bakat SD saya. Meskipun semua piala untuk sekolah dan
tidak dapat setifikat atau piagam. Namun saya tetap senang dan bangga untuk
bisa menjadi orang yang sudah dipercaya oleh semua orang.

3. Pendidikan Kecakapan Hidup


Strategi ini dapat ditempuh oleh sekolah dalam rangka membekali peserta didik
dengan kemampuan dan kesanggupan untuk mengatasi persoalan kehidupan, baik
dalam hubungan dengan Tuhan YME.diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
masa depannya.
Pengertian, Tujuan dan Jenis Kecakapan Hidup
Apa itu Kecakapan Hidup?
Kecakapan hidup (life skills) adalah kemampuan dan pengetahuan seseorang
untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara proaktif
mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya
dengan kemampuan berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain,
keterampilan mengambil keputusan, pemecahan masalah, berfikir kritis, berfikir
kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran
diri, berempati, mengatasi emosi dan mengatasi stres.
Berikut definisi.

 Menurut Tim Broad-Based Education (2002), kecakapan


hidup atau life skills sebagai kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup
dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas, 2002:2).
 Menurut Anwar (2004:54), kecakapan hidup adalah
kemampuan yang diperlukan untuk berinteraksi dan
beradaptasi dengan orang lain, dan masyarakat atau
lingkungan dimana ia berada antara lain keterampilan
mengambil keputusan, pemecahan masalah, berfikir kritis,
berfikir kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina
hubungan antar pribadi, kesadaran diri, berempati, mengatasi
emosi, dan mengatasi stres.
 Menurut Mawardi (2012:287), life skill atau kecakapan hidup
sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan yang
diperlukan oleh seseorang untuk berfungsi secara independen
dalam kehidupan.
 Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
kecakapan hidup (life skill) adalah pendidikan yang
memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial,
kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional untuk
bekerja atau usaha mandiri.

Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup


Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah untuk memberikan
pengalaman belajar yang berarti bagi peserta didik yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari, seperti: proses sosial, fungsi sosial
serta masalah-masalah kehidupan. Tim Broad Based Education (Depdiknas,
2002), membagi tujuan pendidikan kecakapan hidup ke dalam tujuan umum dan
tujuan khusus, yaitu:
a. Tujuan Umum
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema yang dihadapi.
2. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel sesuai prinsip pendidikan yang berbasis luas
(Broad Based Education).
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (School Based Managemen).

b. Tujuan Khusus
1. Memberdayakan aset kualitas batiniah, sikap dan perbuatan lahiriah peserta
didik melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos), dan pengalaman
(patos) nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk
menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
2. Memberikan wawasan yang luas tentang perkembangan karir, yang dimulai
dari perkembangan diri, eksplorasi karir, orientasi karir, dan penyiapan karir.
3. Memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar
mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan peserta
didik untuk berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang sarat
kompetisi dan kolaborasi sekaligus.

Jenis-jenis Pendidikan Kecakapan Hidup


Kecakapan hidup dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kecakapan
hidup yang bersifat generik (generic life skill/GLS) yang terbagi atas kecakapan
personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill) sedangkan
kecakapan hidup yang bersifat khusus (specific life skill/SLS) mencakup
kecakapan akademik (academic skill) dan kecakapan vokasional (vocational
skill).

a. Kecakapan Personal (Personal Skill)


Kecakapan personal (personal skill) adalah kecakapan yang diperlukan
bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh. Kecakapan ini mencakup
kecakapan akan kesadaran diri atau memahami diri (self awareness) dan
kecakapan berfikir (thinking skill).
1. Kecakapan kesadaran diri merupakan penghayatan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan Warga Negara, serta
menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya,
sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya
sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.
2. Kecakapan berfikir rasional (thinking skill) adalah kecakapan yang
diperlukan dalam pengembangan potensi berfikir. Kecakapan ini
mencakup antara lain kecakapan menggali dan menemukan informasi,
kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan serta
kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.

b. Kecakapan sosial (Social Skill)


Kecakapan sosial (social skill) mencakup kecakapan berkomunikasi
dengan empati (communication skill) dan kecakapan bekerja sama
(collaboration skill).
1. Kecakapan berkomunikasi yang dilakukan secara lisan maupun
tulisan. Kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara
lisan maupun tulisan perlu dikembangkan. Kecakapan mendengarkan
dengan empati akan membuat orang mampu memahami isi pembicaraan
orang lain, sementara lawan bicara merasa diperhatikan dan dihargai.
2. Kecakapan bekerjasama maksudnya adalah adanya saling pengertian
dan saling membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang baik,
karena itu merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan
sepanjang hidup manusia.

c. Kecakapan Akademik (Academic Skill)


Kecakapan akademik seringkali disebut dengan kecakapan intelektual
atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya merupakan pengembangan
dari kecakapan berpikir secara umum namun mengarah kepada kegiatan yang
bersifat keilmuan. Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan
mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu fenomena tertentu,
merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penelitian. Untuk
membangun kecakapan-kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis,
obyektif, dan transparan.

A. Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah


Dalam memantapkan kepribadian peserta didik guna mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan menyiapkan mereka agar berakhlak
mulia, demokratis dan menghormati hak-hak asasi manusia, sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional maka pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler
diupayakan antara lain dalam bentuk kegiatan:
1. Pembiasaan Akhlak Mulia;
2. Masa Orientasi Siswa (MOS):
3. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS);
4. Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah;
5. Kepramukaan;
6. Upacara Bendera;
7. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara;
8. Pendidikan Berwawasan Kebangsaan;
9. Usaha Keschatan Sekolah (UKS):
10.Palang Merah Remaja (PMR);
11.Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maka pendidikan karakter melalui


ekstrakurikuler dapat diuraukan sbb:
1. Pembiasaan akhlak mulia
Manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia sebagai karsa sila pertama Pancasila tidak dapat terwujud secara tiba-tiba.
Manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia akan terbentuk melalui
proses kehidupan, terutama melalui proses pendidikan, khususnya kehidupan
beragama dan pendidikan agama. Proses pendidikan ini terjadi dan berlangsung
seumur hidup, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
Melalui proses pendidikan, setiap warga negara Indonesia dibina dan
ditingkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
akhlak mulianya.
2. Masa orientasi siswa
Hari-hari pertama masuk sekolah merupakan bagian dari hari efektif belajar
yang perlu diarahkan dan diisi kegiatan yang bermanfaat, namun tetap dalam
suasana gembira dan menyenangkan serta bernilai positif bagi segenap warga
sekolah. Kegiatan hari-hari pertama masuk sekolah ini diberi nama Masa
Orientasi Siswa (MOS). MOS merupakan serangkaian kegiatan pertama masuk
sekolah pada setiap awal tahun pelajaran baru yang berlangsung selama tiga
hari.
3. Organisasi siswa intra sekolah (osis)
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah
adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra, sekolah.
Peranan organisasi siswa intra sekolah (osis)
a. Sebagai wadah
b. Sebagai penggerak/motivator
c. Peranan yang bersifat preventif

4. Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah


Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan small community,
suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan
masyarakat madani perlu diwujudkan dalam tata kehidupan sekolah. Salah satu
di antaranya melalui pendidikan budi pekerti yang dilakukan, bukan semata-
mata yang dipersepsi.
5. Kepramukaan
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka mengacu pada Permendikbud RI
Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada lampiran
III, secara jelas dituliskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu
perangkat operasional kurikulum yang perlu disusun dan dituangkan dalam
rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan (seperti
disebutkan pada Pasal 53 ayat 92) butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah di ubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan No. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan serta
dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan.
a. Konsep dasar kepramukaan
1. Sejarah kepramukaan
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang
berarti kaum muda yang suka berkarya.Di Indonesia sendiri penggunaan
istilah “Pramuka” baru resmi digunakan pada tahun 1961. Akan tetapi
gerakan pramuka sejatinya telah ada sejak jaman penjajahan Belanda
dengan nama kepanduan.
2. Pendiri Pramuka Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell
melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-
anak Inggris, dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris
dan anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan kerajaaan Inggris Raya ketika itu. Beliau menulis “Scouting
for Boys” sebuah buku yang berisi pengalaman di alam terbuka bersama
pramuka dan latihan-latihan yang diperlukan Pramuka.Gagasan Boden
Powell dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak negara-
negara lain mendirikan kepanduan.
3. Pengertian dan dasar gerakan kepramukaan
Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan
yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota
dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan
keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda,
yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa
membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan
kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan
Darma Pramuka.
4. Tujuan kegiatan kepramukaan
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
a. Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak
mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat
jasmani, dan rohani.
b. Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang
dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta
bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa
dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan
alam lingkungan.
5. Fungsi kegiatan kepramukaan
Fungsi darikegiatan pramuka adalah sebagaimana tertera pada
Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka adalah ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.

6. Peran dan fungsi mabigus


a. Majelis pembimbing (MABI) gerakan pramuka berkedudukan
ditingkat:
 Nasional disebut Majelis Pembimbing Nasional
(MABINAS)
 Daerah disebut Majelis Pembimbing Daerah (MABIDA)
 Cabang disebut Majelis Pembimbing Cabang
(MABICAB)
 Ranting disebut Majelis Pembimbing Ranting
(MABIRAN)
 Gugus depan disebut Majelis Pembimbing Gugus
depan (MABIGUS)
b. Fungsi Majlis Pembimbin
1. Majelis Pembimbing Gugus depan berasal dari unsur
orang tua peserta didik dan tokoh masyarakat di
lingkungan Gugus depan yang memiliki perhatian dan
tanggung jawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu
menjalankan peran Majelis Pembimbing.
2. Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan
Nasional berasal dari tokoh masyarakat pada tingkat
masing - masing yang memiliki perhatian dan rasa
tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu
menjalankan peran Majelis Pembimbing.
7. syarat kecakapan dalam gerakan pramuka
Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan yang
wajib dimiliki oleh peserta didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU)
diperoleh setelah lulus melewati ujian-ujian dan disematkan melalui
upacara pelantikan.
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat kecakapan pada bidang
tertentuberdasarkan pilihan pribadi dalam pengembangan minat dan
bakat peserta didik.Tanda Kecakapan Khusus (TKK) diperoleh setelah
melalui ujian-ujian dan disematkan pada upacara latihan mingguan.
Syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah syarat-syarat kecakapan yang
harus dipenuhi oleh seorang Pramuka untuk mencapai persyaratan
tertentu sebagai Pramuka Garuda.
8. Jenis kegiatan pembentuk karakter pramuka
a. Keterampilan Tali Temali
1. Cara dan manfaat, Keterampilan Tali Temali digunakan dalam
berbagai keperluan diantaranya membuat tandu, memasang tenda,
membuat tiang jemuran, dan tiang bendera.
2. Implementasi Nilai Karakter, Membuat simpul dan ikatan
diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian, kesabaran,
kerjasama, dan tanggung jawab. Membuat tandu diharapkan dapat
membentuk karakter ketelitian, kesabaran, kerjasama, dan
tanggung jawab.
b. Keterampilan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)
1. Cara dan Manfaat, Keterampilan Pertolongan Pertama
Gawat Darurat (PPGD) merupakan kegiatan untuk
memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan
atau orang sakit. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini
adalah bahwa tindakan ini hanya tindakan pertolongan
sementara.
2. Implementasi Nilai Karakter, Mencari dan memberi obat
diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, tanggung jawab, dan peduli sosial.
Membalut luka, menggunakan bidai dan mitela
diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, tanggung jawab, dan peduli sosial.
9. Upacara Bendera
Kegiatan upacara bendera merupakan salah satu upaya pendidikan yang
dapat mencakup pencapaian berbagai tujuan pendidikan.Sikap disiplin,
kesegaran jasmani dan rohani, keterampilan gerak, keterampilan memimpin,
dan pengembangan sifat bersedia dipimpin merupakan hal-hal yang dapat
diperoleh melalui kegiatan upacara bendera. Lebih jauh, melalui upacara
bendera diharapkan dapat mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah air,
patriotisme dan idealisme, serta meningkatkan peran serta siswa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
10. Pendidikan pendahuluan bela negara (ppbn)
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) adalah pendidikan
dasarbela negara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan bahwa Pancasila sebagai
falsafah dan ideologi negara, kerelaan berkorban untuk negara,serta
memberikan kemampuan awal bela negara
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga negara yangdijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 relaberkorban dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
11. Pendidikan berwawasan kebangsaan
Secara operasional, pendidikan berwawasan kebangsaan adalah layanan
bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan untuk meningkatkan pemahaman,
rasa, dan semangat kebangsaan yang baik pada siswa, yang ditunjukkan
dengan mengutamakan tingkah laku bersaudara, demokratis, saling menerima
dan menghargai, serta saling menolong dalam berinteraksi sosial dengan
sesama warga Indonesia.
12. Usaha kesehatan sekolah (uks)
Merupakan wadah dan program yang sangat efisien untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin,
yang dilakukan secara terpadu olehempat departemen terkait beserta seluruh
jajarannya, baik di pusat maupun di daerah.
Usaha membina, mengembangkan, dan meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilaksanakan melalui program
pendidikan di sekolah/madrasah dengan berbagai kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler, serta melalui usaha-usaha lain di luar sekolah yang dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

13. Palang merah remaja (PMR)

Jiwa dan semangat kemanusiaan perlu ditanamkan sedini mungkin


kepada anak-anak khususnya peserta didik.Pembinaan dan pengembangannya
juga perlu secara terus-menerus dilakukan agar mereka siap siaga setiap
waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan sebagai wujud
rasa tanggung jawab.
Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang keschatan dan siaga bencana,
mempromosikan 7 (tujuh) prinsip Palang Merah/Bulan Sabit Merah
Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI. Mengingat
pembinaan PMR terfokus pada pembangunan karakter, maka standarisasi
pelatihan untuk PMR terdapat 7 (tujuh) materi yang harus dikuasai anggota
PMR, yaitu: gerakan kepalangmerahan, kepemimpinan, pertolongan pertama,
sanitasi dan kesehatan, kesehatan remaja, kesiapsiagaan bencana, dan Donor
Darah.
14. Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Pencegahan penyalahgunaan narkoba (narkotika, psikotropika, dan
bahanbahan adiktif lainnya) di sekolah pada dasarnya merupakan upaya sadar
penciptaan sistem lingkungan pendidikan yang kondusif 1dalam bentuk
pembelajaran, pembimbingan, dan atau pelatihan yang membekali
pemahaman, pengalaman, keterampilan, dan kontrol diri pada setiap peserta
didik untuk mencapai mutu kehidupan yang sehat.
BAB III

PENUTUP

Ekstrakurikuler merupakan bagian dari program pembinaan kesiswaan, yang


termasuk kelompok bidang peningkatan mutu pendidikan. Artinya, kegiatan
ekstrakurikuler dirancang dalam rangka meningkatkan mutu prndidikan di sekolah
yang memperkuat penguasaan kompetensi dan memperkaya pengalaman belajar
peserta didik melalui kegiatan di luar jam pelajaran.

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu didukung oleh penggunaan strategi


ysng relevan dengan situasi dan kondisi sekolah serta perkembangan peserta
didik.

Dalam memantapkan kepribadian peserta didik guna mewujudkan ketahanan


sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan menyiapkan mereka agar berakhlak
mulia, demokratis dan menghormati hak-hak asasi manusia, sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional maka pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler
diupayakan antara lain dalam bentuk kegiatan:
1. Pembiasaan Akhlak Mulia;
2. Masa Orientasi Siswa (MOS):
3. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS);
4. Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah;
5. Kepramukaan;
6. Upacara Bendera;
7. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara;
8. Pendidikan Berwawasan Kebangsaan;
9. Usaha Keschatan Sekolah (UKS):
10.Palang Merah Remaja (PMR);
11.Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.

Anda mungkin juga menyukai