Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Dra. Hj. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Sofi Yani Riswina (204101010043)


Jumroatul Karimah (204101010051)
Indana Farihatul Luthfi (204101010058)
Alya Fortuna Dewi (204101010059)
Amalia Izzati Faidia (204101010069)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Pengembangan Kurikulum PAI.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kepada zaman yang terang
benderang yakni agama islam.

Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Dra. Hj.
Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI. Terima kasih kepada teman-teman semua yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah secara tepat waktu. Penulis harap
dalam pengerjaan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pengembangan
Kurikulum” mampu menginspirasi serta menambah pengetahuan bagi civitas
akademik khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini masih terdapat
beberapa kekurangan seperti teknik penulisan, materi yang disampaikan dan lain
sebagainya. Maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran dari para pembaca,
terlebih pada dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI supaya
menjadi perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Demikian yang dapat
penulis sampaikan, semoga dengan adanya makalah ini bisa memberikan manfaat
kepada penulis dan pembaca.

Jember, 14 September 2022

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas................................................................3
B. Prinsip-prinsip dalam Penelitian Tindakan Kelas...................................................5
C. Persyaratan dalam Penelitian Tindakan Kelas........................................................9
D. Obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas................................................................9
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makalah yang di sajikan penulis ini mengulik mengenai konsep dasar dari
pengembangan kurikulum PAI yang mana di dalamnya di jelaskan
beberapa kriteria, baik itu pengertian, tahapan-tahapan, faktor-faktor yang
memengaruhi serta prinsip dasar yang ada pada pengembangan kurikulum
tersebut khususnya di PAI. Dengan di sajikannya materi terkait konsep
dasar pengembangan kurikulum ini di harap agar pembaca dapat
mengetahui serta memahami apa itu pengembangan kurikulum sendiri?
Tahapan-tahapannya, faktor-faktor yang memengaruhinya serta prinsip-
prinsip yang harus di fahami sebelumnya agar dapat mempermudah
menghasilkan kurikulum baru sesuai dengan yang di harapkan. Maka dari
itu penting bagi pembaca untuk menyimak baik-baik dari materi yang
telah penulis sajikan. Semoga bermanfaat untuk semuanya selamat
menikmati.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
diantaranya ialah:
1. Apa Pengertian dari Pengembangan Kurikulum PAI ?
2. Apa saja Tahapan tahapan dalam Pengembangan Kurikulum PAI ?
3. Apa sajakah Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengembangan
Kurikulum PAI ?
4. Apa sajakah Prinsip dasar Pengembangan Kurikulum PAI ?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami Pengertian dari Pengembangan Kurikulum PAI

1
2. Mengetahui Tahapan-tahapan dalam Pengembangan Kurikulum PAI
3. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengembangan
Kurikulum PAI
4. Mengetahui Prinsip dasar Pengembangan Kurikulum PAI

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Pada dasarnya semua penelitian selalu berupaya untuk memecahkan
suatu problema atau masalah. Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki
problema yang harus dipecahkan, yaitu dengan tindakan meneliti masalah
yang terjadi dalam sebuah kelas oleh pendidik/guru. Setelah menemukan
masalah yang terjadi maka seorang guru bisa mencari solusi untuk
memecahkan masalah tersebut. Sehingga masalah dapat teratasi dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kelas.
PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam
aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan
nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka
memecahkan masalah. Tindakan tersebut dilakukan pada situasi alami
serta ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Tindakan yang
diambil merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan atas dasar tujuan
tertentu. Tindakan dalam PTK dilakukan dalam suatu siklus kegiatan

Sebagai paradigma sebuah sebuah penelitian tersendiri. Jenis


penelitiaan tindakan kelas (PTK) memiliki karateristik yang relatife
berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain,adapun
beberapa karakteristik PTK yaitu :

1. PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses


pembelajaran perlu di perbaiki dan memberikan tindakan-tindakan
tertentu untuk membenahi masalah dalam proses pembelajaran.
Menurut Usman (dalam Daryanto,2011:2) guru dengan kompetensi
tinggi merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian

3
serta keterampilan dalam bidangnya, sehingga ia dapat melakukan
fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan masksimal.
2. Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling
esensial. Dan sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian
lainnya yang menggunakan rsponden dalam mengumpulkan data,
sementara dalam PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi
diri. (Tahir,2012;80)
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam “kelas” sehingga
interaksi antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal.
“kelas” yang dimaksud di sini bukan hanya ruag yang berupa gedung,
melainkan “tempat” berlangsungnya proses pembelajaran antara guru
dan murid. (Suyadi,2012:6)
4. PTK bertujuan mempernaiki proses pembelajaran secara terus
menerus. PTK dilaksanakan secara berkesinambungan, di mana setiap
siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya
merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh
model pembelajaran yang paling baik.
5. PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan
profesionalisme guru karena PTK memberi motiasi kepada guru untuk
berfikir kritis dan sitematis.
6. PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasi dengan keadaan
kelas. Dengan itu proses pembelajaran tidak monoton dengan satu
model pembelajaran.
7. PTK menggunakan metode kontekstual. Artinya variabel-variabel
yang akan dipahami itu selalu berkaitan dengan keadaan kelas itu
sendiri. Sehingga data yang diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu
saja dan tidak dapat digeneralisasikan/ diaplikasikan dengan kelas lain.
(Tahir,2012:81)

4
8. PTK tidak diatur secara khusus untuk memenuhi kepentinga penelitian
semata. Melainkan harus desesuaikan dengan progam pembelajaran
yang sedang berjalan di kelas.

B. Prinsip-prinsip dalam Penelitian Tindakan Kelas


Prinsip dasar dapat membantu guru dalam memahami permasalahan dan
memecahkannya dengan melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut
Stringer terdapat 6 prinsip penelitian tindakan kelas. Menurut Stringer1
terdapat 6 prinsip penelitian tindakan kelas. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut :
1. PTK Tidak Boleh Mengganggu Tugas Mengajar
Sebagai seorang guru yang pekerjaan utamanya adalah mengajar,
sebaiknya PTK yang dilakukan tidak mengganggu tugasnya
sebagai pengajar. Terdapat dua hal penting yang terkait dengan
prinsip ini.
a. Selalu secara konsisten menemukan sebab
permasalahannya, mencari jalan keluar terbaik, atau
menggantinya agar mampu memfasilitasi para siswa dalam
belajar dan meningkatkan hasil belajar secara lebih optimal.
b. Hendaknya mengutamakan pada ketercapaian kriteria
keberhasilan, misalnya pembentukan pemahaman yang
mendalam (deep understanding) ketimbang sekadar
menghabiskan kurikulum (content coverage), dan tidak
semata-mata mengacu pada kejenuhan informasi (saturation
of information).
2. Teknik Pengumpulan Data Sederhana
Teknik pengumpulan data tidak menuntut waktu dan cara yang
berlebihan. Sebisa mungkin hendaknya dapat diupayakan untuk

1
Stringer, E. T. Action research A handbook for practitioners. Thousand Oaks, CA Sage, 1996
5
membuat prosedur pengumpulan data yang ditangani sendiri,
sementara guru tetap aktif mengajar sebagai mana biasanya.
Teknik pengumpulan data diupayakan sesederhana mungkin, asal
mampu memperoleh informasi yang cukup signifikan dan dapat
dipercaya.
3. Metode Penelitian Jelas
Metodologi yang digunakan hendaknya dapat dipertanggung
jawabkan yang memungkinkan guru dapat mengidentifikasi dan
merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan
strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelas, serta memperoleh
data yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis
tindakannya. Jadi, walaupun terdapat kelonggaran secara
metodologis, namun PTK mestinya tetap dilaksanakan atas dasar
kaidah keilmuan. PTK hakikatnya adalah penelitian eksperimen
yang bernapaskan kualitatif.
4. Meneliti Untuk Menyelesaikan Masalah Pembelajaran
Masalah yang terungkap adalah masalah yang benar-benar
membuat guru galau, sehingga atas dasar tanggung jawab
profesional, dia didorong oleh hatinya untuk memiliki komitmen
dalam rangka menemukan jalan keluarnya melalui PTK.
Komitmen tersebut adalah dorongan hati yang paling dalam untuk
memperoleh perbaikan secara nyata adanya proses dan hasil
pelayanannya pada siswa dalam menjalankan tugas-tugas
kesehariannya dibandingkan dengan proses dan hasil-hasil
sebelumnya. Dengan demikian, mengajar adalah penelitian yang
dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka mengkonstruksi
pengetahuan sendiri agar mampu melakukan perbaikan praktiknya.
5. Harus Mensosialisasikan Pelaksanaan PTK
Pelaksanaan PTK sebaiknya memperhatikan tata krama kehidupan
berorganisasi. Artinya, PTK hendaknya diketahui oleh kepala
6
sekolah, disosialisasikan pada rekan-rekan guru, dilakukan sesuai
dengan kaidah-kaidah keilmuan, dilaporkan hasilnya sesuai dengan
tata cara penyusunan karya tulis ilmiah, dan tetap mengedepankan
kepentingan siswa.
6. Melibatkan Pihak Lain
Permasalahan yang hendak dicarikan solusinya lewat PTK
sebaiknya tidak terbatas hanya pada konteks kelas atau mata
pelajaran tertentu, tetapi tetap mempertimbangkan perspektif
sekolah secara keseluruhan. Dalam hal ini, pelibatan lebih dari
seorang pelaku PTK akan sangat mengakomodasi kepentingan
tersebut. Sedangkan Suharsimi Arikunto2 secara lebih rinci dan
lebih luas mengemukakan prinsip dasar PTK, sebagai berikut:
a. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam latar alamiah
artinya tidak mengubah atau mengkondisikan situasi baru
yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran. Guru dapat
melaksanakan penelitian tindakan kelas sesuai dengan
jadual kegiatan rutin mereka dalam melaksanakan tugasnya
di kelas, sehingga tidak ada yang berubah dalam waktu dan
kegiatan guru.
b. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja
Penelitian tindakan kelas berangkat dari suatu kesadaran
guru atas permasalahan atau kekurangan dalam proses dan
hasil pembelajaran. Untuk itu, guru yang memahami kelas
dapat mudah mengetahui adanya kekurangan atau
permasalahan yang harus segera diatasi. Guru memiliki
kepekaan dan kepedulian atas permasalahan kelas sehingga

2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka, 2008, hal.
6-10

7
harus dicari pemecahannya agar permasalahan tersebut
berlarut dan berlanjut.
c. SWOT sebagai dasar berpijak
Penelitian tindakan kelas hendaknya dimulai dari kegiatan
analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunitry, dan
Threat) yang dilakukan oleh guru terhadap kelas. Seorang
guru harus mengetahui kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weaknesses) yang terdapat dalam kelas, artinya
mengetahui keunggulan atau keberhasilan dan kekurangan
yang telah dicapai baik pada proses maupun hasil
pembelajaran.
Apabila permasalahan sudah dipilih dan ditentukan, maka
guru dapat mendiagnosis peluang (Opportunity) untuk
menentukan tindakan bagi terpecahkannya masalah
tersebut, sehingga pembelajaran menjadi lebih baik.
Dalam menentukan tindakan, guru hendaknya memahami
dan mengetahui sarana-prasaran penunjang yang tersedia
karena jika tidak tersedia akan menjadi sumber ancaman
(Threats) bagi keberhasilan penelitian tindakan tersebut.
d. Upaya empiris dan sistemik
Penelitian tindakan kelas berawal dari permasalahan yang
dirasakan oleh guru di lapangan (praktik pembelajaran) di
kelas. Praktik pembelajaran adalah kondisi empiris yang
sangat akrab dengan guru, berdasarkan pengalaman
tersebutlah penelitian tindakan kelas dilaksanakan.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri atas unsur-
unsur pembelajaran yang saling berinteraksi secara
fungsional. Dengan demikian, ketika salah satu unsur
pembelajaran tidak atau kurang menunjukkan fungsinya

8
dalam pembelajaran, maka tujuan pembelajaran tidak
tercapai secara optimal.
Guru menjadi aktor yang dapat memfungsikan setiap unsur
pembelajaran tersebut. Penelitian tindakan kelas sebagai
kegiatan ilmiah maka harus dilaksanakan dengan
menggunakan langkah-langkah yang sisematis.
e. SMART dalam perencanaan
SMART merupakan akronim dari lima kata, yakni:
Spesific, Managable, Acceptable/Achievable, Realistic, dan
Time-bound.
 Spesific artinya khusus, yakni permasalahan dan aspek
substansial dalam penelitian tindakan kelas bersifat
khusus yang bersumber dari kondisi dan situasi kelas.
 Managable artinya dapat dikelola.
 Acceptable/Achievable artinya dapat diterima/dapat
dicapai bahwa penelitian tindakan kelas dapat diterima
atau sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan kelas
(peserta didik) sehingga dapat mencapai tujuannya,
yakni terpecahkannya permasalahan kelas.
 Realistic dapat diartikan sebagai kegiatan yang
operasional bahwa PTK memiliki kebermaknaan bagi
guru dan peserta didik.
 Time-bound artinya diikat oleh waktu bahwa penelitian
tindakan kelas sudah ditentukan batas waktunya yakni
dalam menentukan jumlah siklus yang akan
dilaksanakan. Dengan demikian, setiap siklusnya dapat
diketahui keberhasilan, baik pada aspek proses maupun
hasil.

9
C. Persyaratan dalam Penelitian Tindakan Kelas
1. Ada masalah pembelajaran (sederhana, nyata, jelas, dan tajam)
2. Jangan mengganggu PBM
3. Jangan menyita banyak waktu
4. Metodologi pembelajaran tetap
5. Mengikuti etika bertujuan perbaikan profesi

D. Obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas menurut siswojo harjodipuro dimaknai sebagai
penelitian tindakan kelas yang menjadi pendorong seorang guru untuk
lebih meperhatikan praktik mengajarnya agar menjadi lebih kritis dan
bersedia memperbaikinya atau melakukan perubahan kualitas Pendidikan
yang lebih baik. Pada hakekatnya semua komponen yang berkaitan
langsung dengan proses pembelajaran dapat dijadikan obyek PTK. Akan
tetapi yang dimaksud obyek dalam PTK adalah sesuatu yang aktif dan
dapat dikenai aktivitas, bukan obyek yang sedang diam dan tanpa gerak.
Arikunto (2006), Madya (2007), dan Aqib (2007) menyebutkan objek dari
penelitian tindakan kelas, sebagai berikut:
1. Unsur peserta didik atau siswa
Pesera didik menjadi unsur dalam objek penelitian tindakan kelas
ketika peserta didik tersebut mengikuti proses pembelajaran baik yang
dilakukan di dalam kelas maupun diluar kelas. Seperti labolatorium
atau bengkel, lapangan,mengikuti kerja bakti di luar sekolah, maupun
ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah. Diharapkan peserta
didik dapat memperhatikan dan mengimplementasikan apa yang di
arahkan guru. Contoh judul yang dapat dijadikan sebagai hasil
penelitian tindakan mengenai permasalahan pada peserta didik atau
siswa yaitu: perilaku kedisiplinan, motivasi siswa ketika mengikuti
kegiatan ekstra kurikuler, kemampuan siswa mamahami pelajaran,

10
ketelitian siswa dalam mengelola sarana belajarnya, perhatian siswa
dalam mengikuti pelajaran, ketepatan siswa untuk hadir di sekolah, dan
sebagainya.
2. Unsur Guru
Peran penting yang dimiliki seorang unsur guru dalam proses
pembelajaran, khususnya dalam mengelola komponen pembelajaran
lainnya hingga terjadi proses interaksi fungsional bagi tercapainya
efektivitas pembelajaran. Jika guru adalah sebagai komponen utama
pembelajaran, apakah guru dapat menjadi objek kajian dalam
penelitian tindakan kelas? Bukankah guru itu sudah mumpuni dalam
mengajar? Bagi guru profesional, pembelajaran adalah suatu wahana
bagi peningkatan profesionalitasnya. Mengajar adalah proses belajar
bagi guru. Apabila setiap guru berpendapat dan melaksanakannya
demikian, maka semua guru menjalani profesinya secara profesional.
Dengan demikian, guru sebagai salah satu komponen pembelajaran
juga menjadi salah satu aspek kajian penelitian tindakan kelas. Aspek
apakah yang dapat dijadikan objek kajian dari komponen guru? Tugas
guru dan kompetensi guru merupakan dua kelompok besar yang dapat
diidentifikasi sebagai kajian penelitian tindakan kelas. sebagai obyek
PTK, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar
di kelas, sedang membimbing peserta didik yang sedang mengalami
kesulitan belajar, atau guru ketika sedang mengadakan evaluasi belajar
pada peserta didik. Contoh judul atau permasalahan yang berkenaan
dengan unsur guru yang dapat diangkat menjadi judul penelitian
tindakan adalah hal-hal yang terkait dengan guru, khususnya dalam
melaksanakan pembelajaran, antara lain: mengajar dengan metode
yang bervariasi, menerapkan metode diskusi terarah, mengajar dengan
mengelompokkan peserta dan sebagainya.
3. Unsur Materi Pelajaran

11
Unsur materi pelajaran sebagai objek dalam peneitian tindakan kelas
dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, bahan yang dijadikan
tugas kepada peserta didik, dan sebagainya. 3 Penguasaan materi
pelajaran dapat menjadi sebuah modal bagi guru. Namun tidak berarti
semua materi harus dibeikan kepada peserta didik. Maka sangat
diperlukan kemampuan bagi guru dalam meningkatkan pengetahuan
dan wawasan, hal ini disebabkan materi pembelajaran yang tidak
bersifat statis. Selain itu materi pembeajaran harus bersifat kontekstual,
dan yang paling penting materinya dapat mncapai tujuan dari
pembelajaran, kompetensi dasar, dan standar kompetensi. Contoh judul
atau permasalahan yang berkenaan dengan unsur materi yang dapat
diangkat menjadi judul penelitian tindakan adalah Urutan materi ketika
disajikan kepada peserta didik meliputi urutan atau
pengorganisasiannya, cara penyajiannya atau susunannya. Tindakan
lain seperti melengkapi sumber baha untuk meningkatkan penguasaan
pokok bahasan dan pelajaran tambahan yang dibuat atau ditugaskan
kepada peserta didik oleh guru, materi yang dibuat oleh guru atau dan
sebagainya. Cobalah untuk menyediakan materi, seperti muatan lokal,
yang juga dapat dimasukkan dalam kategori judul penelitian tindakan
kelas. Materi lain selama kegiatan ekstrakurikuler, atau pelajaran
tambahan di sore hari, saat liburan, atau sebagai materi penyegaran
bagi peserta didik yang mampu menyelesaikan materi inti lebih cepat
dari peserta didik lainnya.
4. Unsur Peralatan atau Sarana Pendidikan
Unsur peralatan dan sarana Pendidikan meliputi peralatan, baik yang
dimiliki oleh peserta didik secara individu, peralatan yang disediakan
oleh sekolah, maupun yang disediakan dan digunakan dikelas dan
dilaboratorium. Pada umumnya, guru menganggap bahwa peserta didik
3
Aprudin, “Sasaran Atau Objek PTK Menurut Para Ahli” (Blog), Dikutip Pada 11 September, 2022
Http://007indien.Blogspot.Com/2012/05/Sasaran-Atau-Objek-Ptk-Menurut-Para.Html

12
sudah melakukan praktikum dengan baik asal sudah menyerahkan
laporan dengan lengkap. Contoh judul yang berkenaan dengan
peralatan atau sarana pendidikan antara lain: penyediaan dan
pengaturan peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara
perseorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun
peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas. Sebagai contoh,
penerbitan sarana yang dimiliki oleh siswa, penghematan dalam
menggunakan sarana, perpustakaan, laboratorium, workshop, dan
sebagainya.
5. Unsur Hasil Pembelajaran
Pada unsur hasil pembelajaran terdapat tiga ranah yang dapat dijadikan
titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran sebagai unsur
hasil pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh
karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, hal ini
pasti berkaitan dengan tindakan unsur lain, seperti proses
pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, atau siswa
sendiri.
6. Unsur Lingkungan Belajar
Dalam lingkungan peserta didik di kelas, sekolah, maupun yang
melingkupi peserta didik di rumahnya. Dalam penelitian tindakan,
bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah
kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif. Contoh judul penilitiaan
yang berkenaan dengan lingkungan belajar yang dapat diangkat
menjadi permasalahan penelitian tindakan antara lain: mengubah
situasi ruang kelas, penataran sekolah, penataran lingkungan yang
terkait dengan 6K, yang sebaiknya dilakukan dengan melibatkan
peserta didik.
7. Unsur Pengelolaan Pembelajaran
Unsur Pengelolaan Pembelajaran Merupakan kegiatan yang sedang
diterapkan dan dapat dirangkai atau di implementasikan dalam bentuk
13
tindakan. Contoh judul yang di sebagai kegiatan pengelolaan misalnya
cara mengelompokkan peerta didik ketika guru memberikan tugas,
pengaturan urutan jadwal, pengaturan tempat duduk peserta didik,
penempatan papan tulis, penataan peralatan milik peserta didik, dan
sebagainya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan untuk menghasilkan
kurikulum baru melalui langkah penyusunan kurikulum atas dasar dari
suatu hasil penilaian yang dapat dilakukan selama periode tertentu, yang
memiliki beberapa tahapan yaitu :
1. Analisis dan Diagnosis Kebutuhan
2. Perumusan Tujuan
3. Pengorganisasian Materi
4. Pengorganisasian Pengalaman Belajar
5. Penggunaan Alat Evaluasi

Dan juga memiliki faktor-faktor tersendiri seperti Faktor Tujuan,


Tuntutan Masyarakat, Isi/ Materi dan Faktor Psikologis Peserta Didik.
Adapun prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum PAI yaitu :

1. Prinsip umum
Biasanya prinsip umum ini harus diperhatikan serta biasanya
digunakan hampir keseluruh pengembangan kurikulum sebagai
totalitas dari penggabungan komponen-komponen yang
membangunnya.
2. Prinsip Khusus
Biasanya berlaku pada tempat-tempat tertentu saja dan dengan situasi
tertentu.
B. Saran
Segala hal tidak luput dari kesalahan dan dalam pembuatan makalah ini
penulis sadar masih banyak kesalahan serta kekurangan yang terdapat dalam

15
pembuatan makalah ini, baik itu dalam rangkaian kalimat, teknik penulisan,
sajian materi, dan lainnya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan dosen pengampu mata
kuliah demi penyempurnaan pemuatan makalah di kemudian hari.

16
DAFTAR PUSTAKA
Aprudin, “Sasaran Atau Objek PTK Menurut Para Ahli” (Blog), Dikutip Pada 11
September, 2022 Http://007indien.Blogspot.Com/2012/05/Sasaran-Atau-
Objek-Ptk-Menurut-Para.Html

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta : Bumi Aksara.

E- Guru.id. (2021, April 8). Syarat PTK ini penting untuk diketahui guru (video).

Muzayyidah Evi. “Objek Penelitian Tindakan Kelas”. 22 April, 2014.


http://evimuzaiyidah.blogspot.com/2014/04/objek-penelitian-tindakan-
kelas-ptk.html#:~:text=Pengertian%20Objek%20Penelitian%20Tindakan
%20Kelas&text=Penelitian%20tindakan%20kelas%20berasal
%20dari,subyek%20penelitian%20di%20kelas%20tersebut.

Stringer, E. T. Action research A handbook for practitioners. Thousand Oaks, CA


Sage, 1996

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :


Rineka, 2008, hal. 6-10

Qonita Aliyatunnuha, “Objek Daam Penelitian Tindakan Kelas – Smst VI.


https://www.slideshare.net/QonitaFull/objek-dalam-penelitian-tindakan-
kelas-smst-vi

Youtube, https://youtu.be/lM8AjFWO00w Syarat PTK (e-Guru.id, 2021, 0:56)

17

Anda mungkin juga menyukai