Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS ARTIKEL INOVASI DALAM PEMBELAJARAN

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran yang Diampu
oleh Ibu Dyah Ayu Pramoda Wardhani, M.Pd.

Oleh Kelompok: Tiga

1. Luluk Maftuhah 19862060


2. Luluk Novita Sari 19862060
3. Titik Puspita Sari 1986206020
4. Nurin Hadi Mustofa 19862060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT


atas rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul: Penyususnan Lembar Kerja Siswa Berbasis STML. Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Sains, Teknologi,
Masyarakat, dan Lingkungan. Dalam makalah ini pembahasan mengenai
Penyususnan Lembar Kerja Siswa Berbasis STML antara lain mencakup kajian
tentang komponen dalam LKS dan Teknik penyusunan LKS berbasis STML.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan untuk dapat menyempurnakan penulisannya.
Akhirnya, penyusun berharap mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan kontribusi dalam membangun pengetahuan khususnya terhadap
pengetahuan mengenai Penyususnan Lembar Kerja Siswa Berbasis STML yang
bermanfaat bagi kehidupan dan pembelajaran di bidang pendidikan.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….…….....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….....…...ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang..............................................................................................1

1.2. Rumusan masalah.........................................................................................2

1.3. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Komponen LKS ..........................................................................................3

2.2. Teknik Penyusunan LKS berbasis STML....................................................6

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan..................................................................................................11

3.2. Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan ajar merupakan salah satu sarana yang perlu diperhatikan dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan kualitas
pembelajaran melalui perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang proses
pembelajaran merupakan inovasi yang harus terus dilakukan (Fajriyatin, 2015).
Guru sebagai subjek yang memiliki peranan penting dalam proses membangun
pengetahuan siswa perlu memerhatikan sarana yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar sebagai salah satu sarana yang digunakan harus
memenuhi kriteria yang praktis dan efektif. Adanya bahan ajar ini sangat
berpengaruh bagi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Bahan ajar yang baik, akan membawa guru untuk dapat lebih mudah dalam
memandu siswa meraih keberhasilan dalam belajar. Begitu pentingnya peran
bahan ajar dalam proses pembelajaran terkadang tidak diimbangi dengan kualitas
dan kelayakan isi yang baik. Buku yang satu dan lain mempunyai kualitas
berbeda sehingga guru harus selektif dalam memilih bahan ajar yang sesuai untuk
siswa.
Pentingnya seorang guru dalam menilai kualitas bahan ajar adalah terkait
dengan fungsi bahan ajar tersebut dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan penelitian oleh Fajriyatin (2015) yang menyebutkan bahwa buku teks
pelajaran pada umumnya menjadi rujukan utama dalam proses pembelajaran di
dalam kelas. Sering kali guru mengabaikan kurikulum dalam menerapkan
pembelajaran. Guru lebih memilih untuk mengacu pada buku teks yang
digunakan. Dengan demikian, seharusnya bahan ajar yang digunakan siswa dan
guru harus disusun dengan baik dan benar terutama dengan kaitannya
menyediakan konsep materi supaya siswa tidak terjerumus pada pembodohan.
Salah satu bahan ajar yang perlu disusun yaitu Lembar Kerja Siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah komponen dalam LKS?
2. Bagaimanakah Teknik penyusunan LKS berbasis STML?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen dalam LKS
2. Untuk mengetahui Teknik penyusunan LKS berbasis STML
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen dalam LKS

Lembar kerja siswa merupakan salah satu bahan ajar yang bisa digunakan
dan dirancang secara mandiri oleh guru dalam mengantarkan siswa mempelajari
dan mendalami konsep suatu materi. Bagi seorang guru penting untuk merangkai
suatu rangakaian pengajaran. Berdasarkan Burger & Shaughnessy (1986)
menyebutkan bahwa rangkaian pengajaran memiliki pengaruh positif dalam
memperoleh keberhasilan siswa. Selain itu Majid (2012:22) mengatakan bahwa
dalam melayani kebutuhan siswa dalam belajar, guru memiliki peranan yang
besar. Dengan demikian, sebelum memulai pembelajaran maka hendaknya guru
menyiapkan perencanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya menyiapkan
lembar kerja siswa.

Lembar kerja siswa dapat menjadi panduan siswa dalam melakukan aktivitas
pembelajaran. Di dalam lembar kerja siswa, guru dapat mengembangkan aspek
kognitif, psikomotor, afektif ataupun kecapakan lain yang perlu dimiliki oleh
siswa. Menurut Trianto (2012) lembar kerja siswa merupakan kumpulan kegiatan
yang harus dilakukan siswa sebagai upaya memaksimalkan pemahaman dan
pembentukan kemampuan dasar yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.
Hal ini diperkuat oleh Prastowo (2012) yang menyatakan bahwa student
worksheet adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan
oleh siswa. Di dalam kegiatan tersebut terdapat langkah-langkah keja yang harus
dilakukan siswa, sehingga lembar kerja siswa tidak hanya memuat ringkasan
materi dan soal untuk dikerjakan siswa.

Lembar kerja siswa merupakan salah satu cara untuk membuat siswa aktif
terlibat dalam proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dengan kemauan
siswa yang secara sadar ikut terlibat secara aktif, maka sangat besar
kemungkinan siswa untuk berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dari
pembelajaran yang seri kita ketahui adalah membuat siswa memahami inti dari
materi ajar. Menurut Lestari (2013) lembar kerja siswa merupakan material ajar
yang telah dikemas sedemikian rupa sehingga diharapkan siswa dapat dengan
mandiri mempelajari dan menguasai materi tersebut.

LKS merupakan perangkat pembelajaran yang menjadi pendukung buku


dalam pencapaian kompetensi LKS ini diperlukan guna mengarahkan proses
belajar siswa, dimana pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka dalam
serangkaian Langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugas-tugas dan
pembentukan konsep. LKS merupakan materi ajar yang disusun sedemikian rupa
agar siswa dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri Dengan adanya
lembar kerja siswa ini, maka partisipasi aktif peserta didik sangat diharapkan,
sehingga dapat memberikan kesempatan lebih luas dalam proses konstruksi
pengetahuan dalam dirinya.

Depdiknas (2008) menguraikan rambu-rambu penyusunan LKS, paling


sedikit memuat judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian,
peralatan/ bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat,
langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.
Secara umum, menurut Depdiknas (2008) komponen LKS terdiri atas (1) judul;
(2) petunjuk belajar; (3) kompetensi yang akan dicapai; (4) materi pokok; (5)
informasi pendukung; (6) tugas dan langkah kerja; dan (7) penilaian. Penyusunan
LKS yang sudah memenuhi komponen tersebut, maka sudah dapat dikategorikan
sebagai LKS yang berkualitas. Kualitas LKS juga banyak dipengaruhi oleh
proses penyusunannya.

Sedangkan kriteria lembar kerja yang baik memiliki beberapa komponen


utama, yaitu: komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen
penyajian pembelajaran, dan komponen kegrafikan (Wijayanti, 2014: 11).
Komponen kelayakan isi dapat dilihat dari cakupan materi yang disajikan, isi dari
LKS baik materi maupun jenis kegiatannya dapat merangsang keingintahuan
peserta didik dan mengandung wawasan kontekstual. Komponen kebahasaan
artinya, bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa,
komunikatif dan interaktif, serta sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Teknik
penyajian pembelajaran meliputi teknik penyajian dan pendukung penyajian
materi. Kemudian komponen kegrafikan, yaitu kesesuaian ukuran font, layout
dan tata letak, serta desain tampilan.

Dalam menyusun sebuah LKS harus memperhatikan penggunaan bahasa,


susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada
hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pengguna yaitu
siswa. Gunakananlah bahasa yang sesuai dengan usia siswa, serta struktur
kalimat yang jelas. Ditinjau dari sistematika penulisan pentingnya tata urutan
pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan mengacu pada buku
sumber berdasarkan kemampuan siswa. selain itu, menyediakan tempat yang
cukup untuk menuliskan jawaban atau menggambar pada LKS. Selanjutnya,
menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. LKS harus dapat
digunakan untuk semua siswa, baik siswa yang berkemampuan cepat dalam
memahami materi maupun yang lamban.

Penggunaan LKS dalam kegiatan pembelajaran memiliki berbagai manfaat


menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992, p. 40), antara lain: 1)
Memudahkan guru dalam mengelola proses belajar, misalnya mengubah kondisi
belajar dari “teacher centre” menjadi “student centre”. 2) Membantu guru
mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui
aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja. 3) Dapat digunakan untuk
mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta
membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya. 4) Memudahkan guru
memantau keberhasilan siswa untuk mencapai sasaran belajar.
Salah satu fungsi lembar kerja siswa adalah membuat siswa lebih mudah
dalam menguasai materi. Hal ini diperkuat oleh Prastowo (2012) yang
menyatakan satu dari empat fungsi lembar kerja siswa adalah sebagai bahan ajar
yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan.
Kemudahan dalam mempelajari lembar kerja siswa ini dikarenakan langkah-
langkah yang telah ada dalam lembar kerja siswa yang dapat memandu siswa
belajar secara mandiri. Selain itu, lembar kerja yang baik selalu disertai dengan
petunjuk kerja. Untuk siswa yang kebingungan dalam memulai pengerjaan
lembar kerja siswa, hanya perlu untuk membaca petunjuk kerja tersebut.

4.2 Teknik Penyusunan LKS Berbasis STML

Menurut Prastowo (2012), keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif


menjadi harapan semua peserta didik karena LKS akan menciptakan proses
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Oleh karena itu, setiap pendidik
ataupun calon pendidik harus mampu menyiapkan dan membuat bahan ajar
sendiri yang inovatif. Langkah-langkah persiapan LKS dijelaskan dalam
Depdiknas (2008) sebagai berikut: 1) Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan
dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar siswa, dan kompetensi
yang harus dicapai siswa;. 2) Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan
LKS berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS; 3)
Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS harus sesuai dengan KD, materi pokok
dan pengalaman belajar; dan 4) Penulisan LKS.

1. Melakukan analisis kurikulum. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan


materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Pada langkah
analisisnya dilakukan dengan melihat materi pokok, pengalaman belajar,
serta materi yang akan diajarkan. Selain itu kita juga harus mengamati
kompotensi yang harus dimiliki oleh peserta didik.
2 Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan LKS ini berfungsi untuk
mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan melihat urutan LKS-nya.
Urutan ini sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.
3 Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS ditentukan berdasarkan
kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok atau pengalaman belajar
yang terdapat dalam kurikulum. Menyusun Peta Kebutuhan LKS Analisis
Kurikulum Memperhatikan Struktur Bahan Ajar Menyusun Materi
Menentukan Alat Penilaian Merumuskan KD Menentukan Judul-judul LKS
4 Penulisan LKS. Untuk menulis LKS ini dilakukan langkah-langkah berikut:
a Merumuskan kompetensi dasar. b Menentukan alat penilaian. c Menyusun
materi d Memperhatikan struktur LKS.
Dalam penyusunan LKS kita perlu menyusun langkah-langkah yang harus
dilakukan. Berikut langkah-langkah penyusunan lembar kegiatan siswa menurut
Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin, yaitu:
1. Mengakaji materi yang akan dipelajari siswa yaitu dari kompetensi dasar,
indikator hasil belajarnya dan sistematika keilmuannya.
2. Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan pada
saat mempelajari materi tersebut
3. Menentukan bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
4. Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai dengan
keterampilan proses yang akan dikembangkan
5. Mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata letak yang menarik, mudah
dibaca dan digunakan
6. Menguji coba LKS apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat
kekurangan-kekurangannya.
7. Merevisi kembali LKS.

Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam penyusunan LKS, yakni:


1. Dari segi penyajian materi, yaitu: a Judul harus sesuai dengan materi yang ada
di dalam LKS b Materi sesuai dengan perkembangan siswa c Materi disajikan
secara sistematis dan logis d Materi disajikan secara sederhana dan jelas e
Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif dalam
pembelajaran
2. Dari segi tampilan, yaitu: a Penyajian sederhana, jelas, dan mudah dipahami.
b Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya. c Tata letak gambar, tabel,
pertanyaan harus tepat d Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas e
Mengembangkan minat dan mengajak siswa untuk berpikir.

Selain itu, LKS juga memuat hal-hal berikut:

1. Rasional, yaitu pentingnya materi modul yang bersangkutan


2. Waktu, yaitu berapa lama mempelajari modul dan mengerjakan soal- soal
latihan.
3. Tujuan belajar secara umum.
4. Petunjuk umum dan petunjuk khusus mempelajari modul.
5. Buku sumber atau sumber belajar lanjutan.
6. Deskripsi kegiatan siswa.
7. Penggalan modul, yaitu materi yang harus dikuasai oleh siswa yang
disesuaikan dengan tujuan khusus belajar.
8. Tujuan belajar secara khusus.
9. Waktu yang diperlukan untuk belajar setiap penggalan.
10. Uraian dan contoh materi pelajaran disusun secara teratur.
11. Ringkasan isi yaitu pernyataan-pernyataan singkat atau pengulangan
singkatdari materi yang diuraikan setiap penggalan.
12. Lembaran soal.
13. Lembaran tugas, yaitu tugas dikerjakan pada kertas folio yang disediakan oleh
setiap siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa LKS yang baik adalah LKS yang
memperhatikan tampilan dan cara penyajian materi atau informasi yang lebih
menarik dan mudah dipahami oleh siswa sehingga mampu menciptakan proses
belajar yang semakin lancar, meningkatkan motivasi siswa dan dapat mengatasi
keterbatasan indera , ruang dan waktu.
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan (STML) dalam
proses pembelajaran dan khususnya untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa,
dapat berpeluang untuk mengasah kemampuan berpikir kritisnya. Pendekatan
STML ini, merupakan pendekatan yang mengaitkan antara sains, teknologi yang
dihasilkan dari konsep sains tersebut serta penerapan konsep sains tersebut untuk
kepentingan masyarakat dan lingkungan pada umumnya.
LKS dengan pendekatan STML memiliki kelebihan dibandingkan LKS yang
telah ada. Pada setiap pedoman kegiatan praktikum pada LKS ini, selalu diawali
dengan penerapan konsep pada teknologi yang berkembang di lingkungan
masyarakat. Sebelum melakukan kegiatan praktikum, siswa terlebih dahulu diberi
wawasan dan diajak untuk mengetahui pemanfaatan konsep materi yang dibahas
yang akan mereka praktikumkan pada teknologi yang dapat membantu kehidupan
masyarakat dan lingkungan saat ini. Dengan demikian, siswa tidak hanya
memahami konsepnya saja, tetapi mereka juga dapat mengetahui aplikasi dari
konsep materi yang dibahas tersebut. Selain itu, LKS berbasis STML juga dapat
mengajak siswa untuk dapat berfikir dan menemukan sendiri konsep yang
dipelajarinya melalui kegiatan-kegiatan praktikum yang dilengkapi dengan
fenomena pada kehidupan masyarakat dan lingkungan saat ini.
Dengan demikian, Langkah penyusunan LKS berbasis STML merujuk pada
komponen LKS menurut Depdiknas (2008) adalah sebagai berikut: (1) judul; (2)
petunjuk belajar; (3) kompetensi yang akan dicapai; (4) materi pokok; (5)
informasi pendukung; (6) tugas dan langkah kerja; dan (7) penilaian.
1. Penentuan Judul. Sudah selayaknya judul LKS tepat dan langsung pada inti
materi yang dibahas. Pada aplikasi penyusunannya, sebaiknya pada sampul
LKS berisikan identitas materi (judul dan gambar terkait materi). Pada sampul
belakang LKS, alangkah baiknya disertai artikel terkait materi yang dibahas
dengan disertai gambar pendukung.
2. Petunjuk Belajar. Petunjuk belajar sangat perlu dicantumkan dalam LKS
sebagai pedoman bagi siswa dalam belajar menggunakan LKS berbasis STML
ini.
3. Kompetensi yang akan dicapai. Kompetensi yang akan dicapai perlu dijelaskan
dalam LKS berbasis STML ini agar siswa memahami kompetensi apa yang
akan dicapainya setelah mempelajari LKS berbasis STML ini.
4. Materi pokok. Pada Materi pokok, LKS berbasis STML sudah selayaknya
menjelaskan materi secara singkat dan jelas disertai dengan gambar-gambar
pendukung yang dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar.
5. Informasi pendukung. Informasi pendukung juga seharusnya berkaitan dengan
materi sehingga dapat menstimulus pemikiran siswa terkait isu-isu masyarakat
dan lingkungan terkini terkait materi sains dan teknologi yang dibahas.
Informasi pendukung dapat berupa artikel-artikel yang tengah berkembang di
masyarakat dan lingkungan.
6. Tugas dan Langkah kerja. Pada bagian tugas dan Langkah kerja, LKS berbasis
STML dapat mengajak siswa untuk melakukan praktikum sesuai materi sains
dan teknologi yang dibahas dengan memperhatikan langkah-langkah atau
petunjuk kerja dalam LKS. Proses kegiatan praktikum bisa dilakukan dengan
keggiatan terbimbing atau berbasis guide inquiry sehingga siswa dapat
menemukan konsep yang dipelajarinya melalui LKS berbasis STML ini.
7. Penilaian. Penilaian di dalam LKS berbasis STML dapat digunakan untuk
mengukur berbagai keterampilan siswa, misalnya keterampilan berfikir kritis
siswa, keterampilan untuk berkolaborasi, serta keterampilan untuk
mengkomunikasikan hasil belajar yang diperolehnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka kita dapat menyimpulkan
bahwa LKS yang baik adalah LKS yang memperhatikan tampilan dan cara
penyajian materi atau informasi yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh
siswa sehingga mampu menciptakan proses belajar yang semakin lancar,
meningkatkan motivasi siswa dan dapat mengatasi keterbatasan indera , ruang dan
waktu.
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan (STML) dalam
proses pembelajaran dan khususnya untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa,
dapat berpeluang untuk mengasah kemampuan berpikir kritisnya. Pendekatan
STML ini, merupakan pendekatan yang mengaitkan antara sains, teknologi yang
dihasilkan dari konsep sains tersebut serta penerapan konsep sains tersebut untuk
kepentingan masyarakat dan lingkungan pada umumnya.
LKS dengan pendekatan STML memiliki kelebihan dibandingkan LKS yang
telah ada. Pada setiap pedoman kegiatan praktikum pada LKS ini, selalu diawali
dengan penerapan konsep pada teknologi yang berkembang di lingkungan
masyarakat. Sebelum melakukan kegiatan praktikum, siswa terlebih dahulu diberi
wawasan dan diajak untuk mengetahui pemanfaatan konsep materi yang dibahas
yang akan mereka praktikumkan pada teknologi yang dapat membantu kehidupan
masyarakat dan lingkungan saat ini. Dengan demikian, siswa tidak hanya
memahami konsepnya saja, tetapi mereka juga dapat mengetahui aplikasi dari
konsep materi yang dibahas tersebut. Selain itu, LKS berbasis STML juga dapat
mengajak siswa untuk dapat berfikir dan menemukan sendiri konsep yang
dipelajarinya melalui kegiatan-kegiatan praktikum yang dilengkapi dengan
fenomena pada kehidupan masyarakat dan lingkungan saat ini.
3.2 Saran
Mengingat betapa pentingnya bahan ajar di dalam pembelajaran untuk
mewujudkan pendidikan yang bermutu maka sudah selayaknya praktisi-praktisi
pendidik dapat berinovasi menciptakan dan membuat bahan ajar sendiri dengan
lebih kreatif dan memperhatikan isu-isu sains dan teknologi terkini yang tengah
berkembang di mayarakat dan lingkungan demi kemajuan pendidikan di tanah
air.
“Tiada gading yang tak retak”, begitu pula dengan makalah ini tentunya
banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini sehingga penulisan makalah ini dapat direvisi dalam
kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Burger, W. F. & Shaughnessy, J. M. 1986. Characterizing The Van Hiele Levels of


Development in Geometry. Journal for Research in Mathematics Education.
17(1): 31—48.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Fajriyatin, A. 2015. Analisis Buku Siswa Matematika K-13 Kelas IX Bab Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Konten pada Kriteria Bell.
Makalah disajikan dalam seminar nasional matematika dan pendidikan
matematika, Jurusan Pendidikan matematika FMIPA UNY. Yogyakarta, 14
November.
Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Menyusun Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: DIVA
Press.

Anda mungkin juga menyukai