Anda di halaman 1dari 4

NAMA : TITIK PUSPITA SARI

KELAS : PGSD 19A2

NIM : 1986206020

TUGAS : UTS INOVASI PEMBELAJARAN

TANGGAL : 6 November 2022

Dalam pembahasan sebelumnya, ada beberapa tahapan-tahapan yang perlu


dilewati dalam mengembangkan suatu inovasi pendidikan agar dapat diadopsi
oleh masyarakat luas guna kepentingan memajukan pendidikan. Namun,
adakalanya sautu inovasi tidak dapat diadopsi atau mengalami kegagalan dalam
prosesnya. Beberapa faktor penyebab adanya kegagalan dalam adopsi inovasi
antara lain sebagai berikut:

Pertama, dalam tahap pengenalan suatu inovasi pasti membutuhkan


komunikasi kepemimpinan yang tepat dan cermat guna mempromosikan inovasi
tersebut terkait dengan keunggulan-keunggulannya dan kepentingan harus
mengadopsinya. Beberapa kegagalan dalam adopsi inovasi banyak disebabkan
kurangnya atau terbatasnya komunikasi kepemimpinan dalam proses adopsi
inovasi. Merujuk pada Amaliah, dkk (2021) dalam sebuah penelitian
mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan dalam mengadopsi inovasi
dilakukan dengan cara menyampaikan serta menerapkan visi, beradaptasi,
kolaborasi dan Kerjasama bersama pihak internal dan eksternal, menghasilkan
karya inovatif dan memotivasi seluruh pihak untuk berinovasi, serta pemberian
penghargaan/rewards.

Hal tersebut senada dengan Maghfiroh (2019) menjelaskan sifat


kepemimpinan inovatif yaitu memiliki visi yang jelas, perhatian yang tinggi,
berusaha membangun hubungan yang baik dengan karyawan, memiliki komitmen
terhadap organisasi, terbuka pada ide dan inovasi karyawan, mengajak dan
mendorong karyawan melakukan inovasi, menetapkan tujuan yang ingin dicapai,
mengatur kecepatan pembaharuan, menjalin komunikasi baik dengan karyawan
dan memotivasi dan menginspirasi karyawan. Berdasarkan pemaparan di atas,
dapat dilihat bahwa berkurangnya kepemimpinan membuat tidak adanya kekuatan
di dalam organisasi untuk mengatasi berbagai kekacauan. Dengan demikian dapat
dikatakan kepemimpinan merupakan factor penting dalam adopsi inovasi dalam
sebuah organisasi.

Kedua, inovasi yang sangat banyak berkembang saat ini adalah inovasi
berbasis teknologi. Bidang Pendidikan merupakan bidang yang sangat banyak
menerapkan dan mengembangkan inovasi di bidang teknologi untuk menjawab
berbagai permasalahan Pendidikan di era modern. Merujuk pada Syarifuddin
(2012) mengemukakan sifat inovasi haruslah kompleksitas, yaitu suatu inovasi
memiliki tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi
penerimanya. Misalnya, penyuluh kesehatan memberitahu masyarakat pedesaan
untuk membiasakan memasak air yang akan diminum. Sedangkan masyarakat
tidak mengetahui tentang teori penyebaran penyakit melalui kuman yang terdapat
pada air minum, tentu saja penyuluhan, ajakan atau imbauan tersebut sukar untuk
diterima, sebelum penyuluh Kesehatan memberikan pengarahan tentang
penyebaran berbagai penyakit yang berasal dari air minum dan sanitasi yang tidak
sehat.

Salah satu penyebab kegagalan dari proses adopsi inovasi khususnya di


bidang inovasi Pendidikan yang banyak memanfaatkan teknologi saat ini yaitu,
kurangnya pengetahuan dalam penggunaan teknologi yang banyak berkembang di
masyarakat. Bagi masyarakat di kota, proses adopsi inovasi Pendidikan di bidang
teknologi dapat dibilang lebih tinggi dan mudah untuk diterima di masyrakat,
tetapi bagi aplikan di masyarakat pedesaan masih cenderung relative sulit
mengingat berbagai kendala yang mungkin datang misalnya dalam kendala
jaringan maupun alat teknologi yang dibutuhkan dan sumber daya manusia yang
masih kurang dalam segi kualitas.
Sebagaimana yang diketahui bahwa guru adalah pemegang peranana
penting dalam adopsi inovasi Pendidikan yang memamnfaatkan teknologi.
Kegagalan dalam proses adopsi inovasi dapat diatasi dengan memanfaatkan peran
guru. Guru memegang peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar
berart meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
peserta didik (Baharun, 2016 dalam Kadi&Robiatul, 2017).

Ketiga, factor kegagalan yang terjadi dalam pengembangan suatu inovasi


dalam Pendidikan adalah dari segi sikap kurang menerima media pembelajaran
dalam proses pengembangan media pembelajaran, inisiatif guru untuk belajar
mandiri dan berkolaborasi, dan rasa percaya diri guru dalam menghadapi berbagai
tantangan atau masalah masih kurang. Hal ini didukung oleh penelitian Mahnun,
(2012) bahwa konsekuensi yang harus diperhatikan guru adalah bahwa sikap statis
(tidak kreatif) dan cara-cara yang konvensional semua pihak yang terlibat dalam
dunia kependidikan, terutama guru, hendaknya dihilangkan.

Sekali lagi dapat dilihat dari faktor guru yang dapat mempengaruhi kurang
maksimalnya keterlaksanaan proses adopsi inovasi dalam Pendidikan. Sudah
seharunya bagi guru dapat meningkatkan kompetensi di berbagai bidang. Mampu
memanfaatkan media pembelajaran agar dapat memaksimalkan mendidik peserta
didik dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana Firmadani
(2020) diperlukan strategi dalam proses pembelajaran diantaranya dengan
memanfaatkan media pembelajaran ketika menyampaikan materi melalui media
pembelajaran, terlebih lagi media pembelajaran inovatif supaya pembelajaran
yang terjadi tidak menoton.

DAFTAR RUJUKAN
Amaliah, R., dkk. 2021. KEPEMIMPINAN DALAM MENGADOPSI INOVASI
PENDIDIKAN TINGGI (Studi Kasus di IKIP PGRI Pontianak). Artikel
Ilmiah. (Online).

Kadi&Robiatul. 2017. INOVASI PENDIDIKAN: UPAYA PENYELESAIAN


PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA. Jurnal Islam
Nusantara. Vol. 01(02). 144-155.

Maghfiroh, L. N. (2019). Kepemimpinan Inovatif di Era Network Society pada


UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Tesis.

Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-Langkah


Pemilihan Media Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran). Jurnal
Pemikiran Islam; 37(1).

Syafaruddin, d. (2012). INOVASI PENDIDIKAN (Suatu Analisis Terhadap


Kebijakan Baru Pendidikan). Medan: PERDANA PUBLISHING.

Anda mungkin juga menyukai