Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN DAN


KETERAMPILAN MEMIMPIN DISKUSI KELOMPOK KECIL (Guiding Small
Discussion)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Micro Teaching Marematika
Dosen pengampu: Titi Rohaeti, M. Pd

Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Desi Dona
2. Musa
3. Rahmat Suryana
4. Rosmelinda
5. Siti Nur Rohmah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala rahmat
dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik, sekalipun banyak kekurangan dan kesalahan pada makalah ini.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada baginda kita Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membimbing kita, memberi jalan, dan motifasi yang baik demi kesejahteraan
kita, baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin. Karena beliau jugalah yang menjadi figur
pemimpin yang baik serta ilmuan yang tidak ada duanya. Sesuai dengan sabdanya Rasulullah
”Khairunnasi Anfauhum linnas”. 
Harapan kami kepada pembaca agar dapat mengambil kebaikan yang kami kemukakan
dan kami tunggu kritikan dan saran untuk lebih mengembangkan kualitas pendidikan yang tidak
hanya bertumpu pada pelajaran saja. Tetapi bagaimana kita bisa lebih baik dari yang
sebelumnya. Apabila banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cirebon, 20 Maret 2023

Penulis
Daftar isi
Bab 1

Pendahuluan

A.    Latar Belakang


Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen salah satunya komponen berbicara.
Kemampuan berbicara berkembang setelah keterampilan menyimak. Kegiatan berbicara sangat
berhubungan dengan ekspresi lisan sehingga kemampuan berbicara berhubungan erat dengan
perkembangan kosa kata yang diperoleh sang anak, dimulai dari kosa kata lalu membentuk kalimat
kemudian membentuk sebuah paraghraph. Banyak cara yang dilakukan dalam kegiatan meningkatkan
berbicara yang efektif dan lugas bagi peserta didik salah satunya diskusi kelompok.

Diskusi kelompok sangat bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berbicara sang anak,
dimana anak dilatih untuk berpikir secara kritis karena salah satu tujuan dari diskusi kelompok yaitu
untuk memecahkan suatu permasalahan melalui proses berpikir kelompok. Pada intinya, diskusi
kelompok adalah suatau kegiatan kerja sama atau aktifitas untuk menyelesaikan suatu permasalahan
melalui proses berpikir kelompok yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi
oleh seluruh kelompok.

Diskusi kelompok merupakan salah satu cara dimana manusia dapat mengemukakan beberapa
pendekatan untuk mengetahui keseluruhan suatu pokok pembicaraan dengan jalan mengetahui segala
hal yang dikatakan oleh orang yang mempunyai pendapat yang berbeda dan pengalaman-pengalaman
yang berbeda, kemudian diarahkan dengan satu tujuan pemikiran yang sama secara berkelompok.
Kemudian untuk keterampilan mengajar dalam kelompok kecil Akhir-akhir ini telah dikembangkan usaha
meningkatkan peranan anak didik dan mengurangi peranan guru dalam proses interaksi edukatif yang
terkenal dengan nama “cara belajar siswa aktif” (CBSA). Salah satu cara dari sekian banyak cara untuk
meningkatkan kadar CBSA, adalah dengan mengembangkan keterampilan mengajar.

Kelompok kecil dan perseorangan. Keterampilan ini akan meningkatkan pemahaman guru dan
anak didik yang terlibat, juga pemahaman dalam mengorganisasi proses interaksi edukatif. Hubungan
interpesonal dan sosial, dan mengorganisasi adalah hal yang penting untuk menyukseskan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Karena itu guru harus memiliki keterampilan melakukan hubungan
antar pribadi, bila ingin mengaplikasi keterampian mengajar kelompok kecil dan perorangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diskusi kelompok kecil?
2. Apa saja komponen keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil?
3. Apa tujuan dan manfaat keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil bagi siswa.
4. Apa pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan?
5. Apa  peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan?
6. Apa saja  karakteristik mengajar kelompok kecil dan perorangan?
7. Apa saja komponen keterampilan kelompok kecil dan perorangan?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian diskusi kelompok kecil .
2. Untuk mengetahui komponen keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil bagi
siswa.
4. Untuk mengetahui pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
5. Untuk mengetahui peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.
6. Untuk mengetahui karakteristik mengajar kelompok kecil dan perorangan.
7. Untuk mengetahui komponen keterampilan kelompok kecil dan perorangan.
Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Diskusi Kelompok Kecil

1.      Pengertian diskusi kelompok

Menurut Moh. Uzer Usman diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.

Menurut Dewa Ketut Sukardi diskusi kelompok adalah suatu pertemuan dua orang atau
lebih, yang ditunjukkan untuk saling tukar pengalaman dan pendapat, dan biasanya
menghasilkan suatu keputusan bersama.

Jadi dari menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan diskusi kelompok adalah
suatu bentuk kegiatan yang bercirikan suatu keterikatan pada suatu pokok masalah atau
pertanyaan, dimana anggota-anggota atau peserta diskusi itu secara jujur berusaha memperoleh
kesimpulan setelah mendengarkan dan mempelajari, serta mempertimbangkan pendapat-
pendapat yang dikemukakan dalam diskusi.

2. Pengertian diskusi kelompok kecil

Menurut Edi Soegiarto dan Yuliarni Nurani diskusi kelompok kecil adalah bentuk
mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi
beberapa kelompok kecil yang belajar secara berkelompok.Diskusi kelompok kecil juga
merupakan suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi yang
kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil
keputusan atau memecahkan suatu masalah.

Diskusi kelompok kecil dapat dipandang sebagai sebuah variasi dari pola interaksi yang
penting dikembangkan dalam proses belajar mengajar. Variasi proses belajar mengajar dengan
cara diskusi kelompok kecil dapat menumbuhkembangkan pemikiran peserta didik untuk
berpikir lebih kritis dan lebih rasional.Tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh
sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi.
B. Komponen Keterampilan Memimpin Diskusi kecil

1. Memusatkan perhatian
Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus selalu berusaha
memusatkan perhatian siswa pada tujuan atau topik diskusi. Tidak tercapainya tujuan dapat
disebabkan oleh penyimpangan topik. Cara yang dapat dilakukan:
a. Merumuskan tujuan pada awal diskusi serta mengenalkan topik.
b. Menyatakan masalah-masalah khusus dan menyatakan kembali bila terjadi penyimpangan.
c. Menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan yang menyimpang dari
diskusi dan tujuannya atau masalah khusus yang sedang dibicarakan. Bila hal itu terjadi, guru
segera mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didahului dengan komentar yang memaksa
dan mengembalikan siswa untuk mempertimbangkan pengarahan dari pertanyaan hingga
diskusi kembali ke arah semula.
d. Merangkum hasil pembicaraan pada tahap-tahap tertentu sebelum melanjutkan dengan
masalah berikutnya. Rangkuman ini dibuat dengan memanfaatkan gagasan siswa, misalnya;
1) Mengakui gagasan siswa dengan jalan mengulang bagian penting yang diucapkan
2) Memodifikasi gagasan tersebut dengan cara menguraikannya
3) Menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan
4) Membandingkan gagasan siswa dengan gagasan yang telah diucapkan sebelumnya
5) Merangkum hal-hal yang telah diuraikan siswa baik secara perorangan maupun kelompok

2. Memperjelas masalah urunan pendapat


Selama diskusi berlangsung, sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas, hingga sukar
ditangkap oleh anggota kelompok. Untuk menghindari hal itu, guru haruslah memperjelas
penyampaian ide tersebut. Memperjelas dapat dilakukan dengan cara:
a. Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas
b. Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang membantu
mereka memperjelas ataupun mengembangkan ide tersebut
c. Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh yang
sesuai, hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas.

3. Menganalisis pandangan siswa

Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Guru diharapkan
mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut.

a. Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat

b. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan tidak disepakati

4. Meningkatkan urunan siswa


Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan urunan pikiran, yaitu:

a. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpikir karena pertanyaan tersebut
merupakan tantangan bagi ide atau kepercayaan.

b. Memberikan contoh baik verbal maupun non-verbal yang sesuai pada saat yang tepat.

c. Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat.

d. Memberi dukungan terhadap urunan siswa dengan jalan mendengarkan dengan penuh perhatian,
memberi komentar yang positif/mimik yang memberikan dorongan serta sikap yang bersahabat.

e. Memberi waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu dengan komentar guru

5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Agar hasil diskusi dapat dikatakan sebagai hasil kelompok dan agar setiap anggota kelompok
merasa terlibat mendapatkan kepuasan dalam diskusi tersebut, kesempatan berpartisipasi perlu
sebarkan. Dengan demikian guru perlu memiliki keterampilan untuk memberikan kesempatan yang
sama bagi para siswa dalam berpartisipasi.

Penyebaran kesempatan berpartisipasi ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

a. Mencoba memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarahkan


pertanyaan secara bijak
b. terjadinya pembicaraan yang serentak, dengan memberi giliran pada siswa yang pendiam
terlebih dahulu
c. Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan
d. Mendorong siswa untuk mengomentari urunan temannya hingga interaksi antar siswa
dapat ditingkatkan
e. Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan diskusi dengan mengambil salah satu
pendapat/jalan tengah yang dianggap sesuai oleh guru, apabila diskusi menemui jalan
buntu.
6. Menutup diskusi
Keterampilan terakhir yang harus dikuasai guru adalah menutup diskusi.

C.  Pengertian Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan

Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara
yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh
siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus  di
latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan
untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
            Kelompok kecil dan perorangan juga diartikan sebagai sebagai penggabungan dari
kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan  yang sudah merupakan adat kehidupan sekolah di
Indonesia. Dengan demikian, siswa akan mengalami kegiatan belajar secara klasikal, kelompok
kecil, dan perorangan digunakan sesuai dengan topik pembahasan yang sedang dipelajari dan
tujuan yang akan dicapai.

            Dalam hal ini mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat diartikan sebagai perbuatan
guru dalam konteks belajar-mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan
hanya satu orang untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan
dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil.

            Dari beberapa pengertian tentang belajar kelompok kecil dan perorangan diatas penulis
dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah suatu
perbuatan guru dalam konteks pembelajaran yang terdiri dari beberapa siswa atau sekitar 3-8
siswa saja,dan hanya satu orang untuk perorangnya. Adapun masalah – masalah yang sering
dihadapi guru pada saat mengajar yaitu siswa pada dasarnya memiliki banyak perbedaan baik
fisik maupun mentalnya, baik cara belajar maupun memahami pelajaran, dll. Jadi dengan
perbedaan – perbedaan tersebut seorang guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar agar
semua masalah tersebut dapat teratasi. 

D.     Peran Guru Dalam Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan


           Adapun peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan antara lain:

1.       Sebagai motivator

         Artinya guru memfosisikan diri sebagai  penggerak, yang menumbuhkan semangat dn


kekuatan  belajar bagi siswa.

2.       Sebagai fasilitator

              Disini guru menciptakan lingkungan belajar untuk kelancaran proses pembelajaran dan
memberi kemudahan bagi siswa sebagai peljar.

3.      Organisator pembelajaran

          Guru mengelola kegiatan pembelajaran sehingga dapat berjalan secara efektif dan efesien.

4.       Multi metode dan media

         Guru menggunakan metode dan media yang bervariasi,tidak terpaku pada satu metode saja.

5.       Pola intraksi pembelajaran

         Artinya adanya interaksi antara guru dan siswa,siswa dan siswa,serta siswa dengan
lingkungan.
6.       Pemanfaatan sumber pembelajarn secara luas dan bervariasi

         Guru merangsang siswa untuk menggunakan atau emanfaatkan berbagai sumber


belajar,agar siswa dapat mengembangkan bakat,dan keinginan nya demi mencapai hasil belajar
yang lebih baik lagi.

7.      Mendiagnosa kesulitan belajar siswa.

         yaitu mencermati permasalahan yang dihadapi siswa, dan dengan keterampilan kelompok
kecil ini siswa akan mudah dan bebas menyampaikan permasalahan atau kesulitannya, sehingga
guru dapat menyimpulkan kesulitan yang dihadapi siswa dan cara mengatasinya.

E. Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan


            Mengajar kelompok kecil dan perorangan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :

1.    Terjadinya hubungan (interaksi) yang akrab dan sehat antar  personal antara guru dengan
siswa,siswa dengan guru,dan siswa dengan

2.     Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan dan minatnya   sendiri.

3.      Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.

4.    Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh dan alat yang akan
digunakan.

  Selain ciri-ciri yang diatas,ada juga ciri-ciri yang lain sebagai berikut :

1.    Mempunyai keanggotaan yang jelas

2.    Ada kesadaran kelompok

3.    Mempunyai tujuan yang sama.

4.     Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan

5.     Ada interaksi dan komunikasi antara anggota.


F. keterampilan kelompok kecil dan perorangan
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi

Agar potensi yang ada dalam diri siswa dapat dikembangkan secara optimal untuk mencapai
tujuan pembelajaran, siswa perlu merasa yakin bahwa guru siap mendengarkan segala pendapatnya dan
akan membantunya. Siswa perlu merasa benar-benar diperhatikan oleh guru. Suasana ini dapat
diciptakan dengan cara:

a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa baik dalam kelompok kecil
maupun perorangan.

b. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa

c. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.

d. Membangun hubungan saling mempercayai.

e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk mendominasi ataupun
mengambil alih tugas siswa.

f. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.

g. Berusaha mengendalikan situasi.

2. Keterampilan mengorganisasi

Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan untuk melakukan hal-hal berikut:

a. Memberikan orientasi umum, tentang tujuan tugas atau masalah yang akan dipecahkan sebelum
kelompok mengerjakan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan.

b. Memvariasikan kegiatan

c. Membentuk kelompok yang tepat

d. Mengkoordinasikan kegiatan

e. Membagi-bagikan perhatian

f. Mengakhiri kegiatan.

3. Keterampilan membimbing dan memudahkan pelajaran

Keterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi.
Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan berikut:

a. Memberikan penguatan yang sesuai dalam bentuk kuantitas dan kualitas. Karena pada dasarnya
penguatan merupakan dorongan yang penting bagi siswa.
b. Mengembangkan supervisi proses awal yaitu yang mencakup sikap tanggap guru terhadap siswa
secara perorangan maupun keseluruhan yang memungkinkan guru melihat atau mengetahui
apakah segalanya berjalan dengan baik.

4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar

Keterampilan ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kurikulum terutama


pengembangannya. Kegiatan belajar mengajar ini mencakup:

a. Membantu siswa menetapkan tujan pelajaran yang dapat dilakukan dengan diskusi atau
menyediakan bahan-bahan yang menarik yang mampu menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan
tertentu.

b. Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-
langkah kerja, waktu serta kondsi belajar.

c. Bertindak/berperan sebagai penasehat bagi siswa bila diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan
berinteraksi aktif.

d. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Hal ini berbeda dari cara penialaian
tradisional yang pada umumnya dilakukan guru sendiri. Membantu siswa menilai diri sendiri berarti
memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaikinya, sekaligus pencerminan kerjasama guru
dalam situasi pendidikan yang manusiawi.
BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan
Diskusi kelompok adalah suatu bentuk kegiatan yang bercirikan suatu keterikatan  pada suatu
pokok masalah atau pertanyaan, dimana anggota-anggota atau peserta diskusi itu secara jujur berusaha
memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan dan mempelajari, serta mempertimbangkan pendapat-
pendapat yang dikemukakan dalam diskusi. Keberhasilan diskusi kelompok dapat dilihat dari segi hasil
dan proses diskusi. Diskusi kelompok terbagi menjadi dua bagian, yaitu diskusi kelompok besar dan kecil.
Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas sebagai satu kelompok. Sedangkan
diskusi kelompok kecil merupakan pembagian dari kelompok besar yang dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil. Komponen dalam memimpin diskusi kelompok besar dan kecil ada 6, yaitu memusatkan
perhatian, memperjelas masalah atau uraian pendapat, menganalisis pandangan, meningkatkan uraian,
menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi. Tujuan dan manfaat memimpin diskusi
kelompok besar dan kecil adalah setiap peserta dapat saling berbagi informasi atau pengalaman dalam
menjelajahi gagasan baru atau masalah, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir
dan berkomunikasi, peserta didik terlibat dalam perencanaan dan penganbilan keputusan,
meningkatkan disiplin, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan sikap saling membantu, dan
meningkatkan pemahaman. Hal-hal yang perlu diperhatiakan dan dihindari dalam keterampilan
memimpin diskusi kelompok besar dan kecil adalah berkaitan dengan diskusi harus dilakukan dalam
suasana terbuka, dan perencanaan dalam melalukan diskusi kelompok besar dan kecil. Keterampilan
dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk
dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun
individu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan yaitu
pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual, Memperhatikan dan melayani kebutuhan
murid, Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, Merangsang tumbuh-kembangnya
kemampuan optimal murid, Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan
perorangan, Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan,  dan Menggunakan berbagai variasi
dalam pengorganisasiannya.

B. SARAN  

1.    Seorang calon dan seorang guru harus memiliki keterampilan dalam memimpin diskusi dalam
kelompok besar dan kecil dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

2.     Pembagian kelompok diskusi kecil sebaiknya ditentukan secara merata anak-anak yang aktif dan
pasif, sehingga tidak ada suatu kelompok atau siswa yang mendominasi berbicara dalam berdiskusi,
dapat mengaktifkan siswa dan sikap toleransi serta sifat sosial diantara mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Dadang Sukirman dan  Mamad  kasmad. 2006. Pembelajaran Mikro. Bandung:Universitas


Pendidikan Indonesia.

Edi Soegito dan Yuliyani Nurani. 2009 Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Eni Purwati, dkk. 2009. Micro Teaching. Surabaya : LAPIS-PGMI .

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif  Berorientasi Konstruktivisti. Jakarta :


Prestasi Pustaka.

Moh. Uzer Usman. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Dr. Hj. Helmiati, M.Ag. 2013. MICRO TEACHING Melatih Keterampilan Dasar Mengajar.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Anda mungkin juga menyukai