Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL


Mata Kuliah: Pembelajaran Mikro

Dosen Pengampu:
Dr. Basilius Redan Werang, S.S., S.Sos., JCL.

Disusun oleh:

Ni Kadek Sukma Swari ; 2111031205; 2021

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Keterampilan Membimbing
Kelompok Kecil” ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Pembelajaran Mikro yaitu Bapak Dr. Basilius Redan Werang, S.S., S.Sos.,
JCL. dan semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Karangasem,01 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian∕ Definisi Diskusi Kelompok Kecil........................................3
B. Tujuan dan Manfaat Diskusi Kelompok Kecil........................................4
C. Tahap-tahap Kegiatan Diskusi Kelompok Kecil.....................................4
D. Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil....................................................9
E. Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil......................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat,
setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya
pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui
bahwa ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak
dapat diselesaikan secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan
dialog dari pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang
dihadapinya. Proses pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan
diskusi. proses pembelajaran mempunyai banyak tujuan yang ingin dicapai.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang manghadapkan siswa
pada sutau permasalahan. Tujuan utama metodi ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah, dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen dalam
Sanjaya, 2010:154). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat
mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk
menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga
pembentukan keterampiIan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran
menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta
didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan
penggunaan metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya.
Kegiatan diskusi  memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-
konsep materi untuk memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir
kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis dan positif serta mampu
berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosialnya.
Seorang guru yang memiliki fungsi sebagai fasilitator, motivator serta
evaluator dituntut berbagai keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar.
Salah satunya adalah keterampilan untuk memimpin diskusi kelompok kecil.
Hal ini sangat penting sebab  menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:80).

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.  Apa pengertian∕ definisi dari diskusi kelompok kecil?
2. Apa tujuan dan manfaat dari diskusi?
3. Apa saja tahap-tahap kegiatan diskusi?
4. Apa keunggulan dari diskusi kelompok kecil?
5.  Apa kelemahan dari diskusi kelompok kecil?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian∕ definisi dari diskusi
kelompok kecil.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari diskusi.
3. Untuk mengetahui saja tahap-tahap kegiatan diskusi.
4. Untuk mengetahui keunggulan dari diskusi kelompok kecil.
5. Untuk mengetahui kelemahan dari diskusi kelompok kecil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian∕ Definisi Diskusi Kelompok Kecil


Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), diskusi kelompok adalah
suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi
informasi/ pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu
masalah.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran. Yaitu : diskusi kelompok atau kelas dan diskusi kelompok
kecil. Pada diskusi kelompok atau diskusi kelas ini permasalahan yang
disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan, yang
mengatur jalannya diskusi adalah guru. Yang kedua itu diskusi kelompok
kecil, pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari
guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Kemudian setiap
kelompok diminta untuk memecahkan masalah yang disampaikan guru.
Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Jenis apa pun diskusi yang digunakan dalam proses pelaksanaanya, guru
harus mengatur kondisi agar: (1) setiap siswa dapat bicara mengeluarkan
gagasan dan pendapatnya, (2) setiap siswa harus saling mendengar pendapat
orang lain, (3) setiap siswa harus saling memberikan respons, (4) setiap
siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap
penting, dan (5) melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan
pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa
menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta
berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat
meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi
termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

3
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil diperoleh skor 68,15
masuk kategori cukup terampil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan diperoleh skor 52,70 masuk kategori kurang terampil,
keterampilan mengelola kelas diperoleh skor 53,32 masuk kategori kurang
terampil,
Terkait keterampilan diskusi kelompok kecil, berdasarkan data yang
diperoleh dari penelitian pelaksanaan simulasi keterampilan diskusi
kelompok kecil diperoleh nilai rata-rata 58,15 dan masuk dalam kategori
cukup terampil. Diskusi kelompok merupakan suatu proses yang melibatkan
sekelompok orang secara teratur dalam interaksi langsung yang bersifat
informal dengan berbagai informasi, diskusi, pengambilan kesimpulan serta
pemecahan masalah. (Wahyulestari, 2018). Keterampilan membimbing
diskusi ini pada mahasiswa Tadris biologi yang melakukan simulasi dinilai
cukup baik dan hampir memenuhi aspek yang harus dimunculkan.
Mahasiswa Tadris biologi yang mensimulasikan keterampilan ini sudah
cukup mampu menganalisis pandangan siswa dalam kelas dan mampu
membuka peluang untuk siswa berpastisipasi. Selain itu, mahasiswa dinilai
cukup mampu dalam memberi penguatan terhadap materi yang telah
disampaikan.
Terkait keterampilan mengajar perseorangan dan kelompok kecil,
berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian, pelaksanaan simulasi
keterampilan mengajar perseorangan diperoleh rata-rata nilai 52,80 dan
masuk dalam kategori cukup terampil. Keterampilan mengajar perseorangan
dan kelompok kecil merupakan keterampilan yang menuntut seorang guru
memberikan perhatian kepada setiap siswa serta terjadinya hubungan timbal
balik yang lebih akrab antara guru dan siswa (Hakim, 2016). Berdasarkan
rata-rata nilai yang diperoleh, keterampilan mengajar perseorangan dan
kelompok kecil dikelompokan ke dalam kategori cukup terampil. Karena
terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki, yaitu memberi nasehat dan
melakukan pendekatan yang menyenangkan.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :

4
1. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang
(idealnya 5-9 orang).
2.  Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan
paksaan ) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan
serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama
antar anggota kelompok.
4.  Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju
suatu kesimpulan.
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses
pembicaraan yang teratur  yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan tujuan untuk mengambil keputussan atau
memecahakan suatu persoalan atau masalah.

B. Tujuan dan Manfaat Diskusi


Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk memberi
kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan
cara setiap siswa menagajukan pendapat, saling tukar pemikiran untuk
diperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang dilakukannya. Diskusi
merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Strategi ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat meningkatkan
kemampuan berpikir ilmiah dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa.
Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi antara lain :
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap
pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan
bertanggung jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

5
3. Mendorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu
topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui
kerjasama dalam kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan
kemmapuan berfikirnya.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk
beragumentasi yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok
diskusi, akan mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan
pendapat maupun mencari solusi pemecahan.

C. Tahap-tahap Kegiatan Diskusi


Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis metode
pwmbelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk
terjadinya proses pembelajaran secara aktif dan efektif dalam rangka
mencapai tujuan (kompetensi) pembelajaran. Oleh karena itu agar kegiatan
diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka dalam pelaksanaannya harus
memperhatikan beberapa keterampilan dasar sebagai berikut:
1. Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi
diantaranya:
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh
setiap siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan
sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah
penambahan wawasan peserta didik tentang suatu persoalan, maka
dapat digunakan diskusi panel; sedangkan jika yang diutamakan adalah
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan
gagasan, maka simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari
isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi di

6
lingkungan masyarakat yang dihubungan dengan materi pelajaran sesuai
dengan bidang studi yang diajarkan.
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya,
petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus,
manakala diperlukan.

2.   Memusatkan Perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha
memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau
permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi
pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu
pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan
peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang
dilakukan.
Diskusi sebagai bagian dari aktivitas pembelajaran harus berjalan
secara efektif dan efisien. Salah satu  aspek untuk menunjang efektifitas
diskusi yaitu apabila kegiatan diskusi tidak terjadi pembicaraan yang
menyimpang. Semua pembicaraan harus terfokus pada permasalahan
yang sedang dibahas. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan diskusi; yaitu rumusan tujuan atau kompetensi
secara jelas dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa
dari kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
b. Menetapkan topik atau permasalahan; topik yang didiskusikan
diusahakan harus menarik minat, menantang dan memerhatikan
tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik yang dirumuskan
tersebut dapat mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa,
sehingga siswa akan secara aktif mencari informasi, belajar, dan
memecahkannya.
c.  Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan
menyimpang dari arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan

7
masukan bagi pimpinan diskusi untuk meluruskan pembicaraan,
pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga kegiatan diskusi
senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d. Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada
ahir diskusi, tapi selama proses berlangsung hasil pembicaraan yang
inti segera dirangkum, sehingga pada ahir diskusi akan dapat
menyimpulkannya secara lengkap dan akurat.
3.   Memperjelas Masalah atau Urunan Pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar,
pendapat, atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya
kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan pada topik pembahasan,
kadang-kadang juga menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru
dalam diskusi.
Oleh karena itu guru atau pimpinan diskusi, harus segera
memperjelas terhadap pendapat atau pembicaraan peserta diskusi yang
kurang jelas ditangkap oleh peserta diskusi lainnya. Untuk memperjelas
setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga
menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta didik.
b. Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentas siswa
untuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau
ide yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh,
sehingga dapat lebih memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu.
4. Menganilisis Pandangan Siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan
sangat mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau
pimpinan diskusi adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi
pendorong dan membimbing setiap anggota kelompok untuk
berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya masalah yang
didiskusikan. Disinilah pentingnya melakukan analisis terhadap

8
pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta diskusi.
Analisis terutama ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang
dijadikan dasar pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota
kelompok diskusi. Dengan demikian semua peserta diskusi akan
memahami dan menghargai terhadap perbedaan pendapat yang
dikemukakannya.
Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing
anggota berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka
selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjutinya dengan mencapai
kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama,
sehingga dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama.
5.   Meningkatkan Urunan Siswa
Untuk memfasilitasi keaktifam siswa ikut serta urun rembug dalam
kegiatandiskusi yang dilakukan, ada beberapa aspek yang ditempuh oleh
guru atau pimpinan diskusi, antara lain:
a. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk
berpendapat atau mengajukan gagasannya.
b.   Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal atau non-
verbal, dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut menggugah
siswa untuk berfikir.
c. Mengingatkan suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan
yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara
anggota sesama kelompok.
d.   Memberi waktu yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk
berfikir dan menyampaikan buah fikirannya.
e.   Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga saling
menghargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa
untuk berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran nelalui forum
diskusi yang dilakukan.
5. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif
antar sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus

9
memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide, pendapat,
atau memberikan komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah satu
contoh penerapan demokrasi dalam pembelajaran, karenanya pimpinan
diskusi atau guru harus mampu mengendalikan kegiatan diskusi agar
pembicara tidak didominasi oleh sekelompok atau orang-orang tertentu
saja.
Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta
tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan
efisien. Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak
mencerminkan hasil diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari
sekelompok orang tertentu saja. Oleh karena itu untuk mendorong
partisipasi secara aktif dari setiap anggota kelompok, dapat dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum
berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut
terdorong untuk mengeluarkan buah fikirannya.
b. Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang
tertentu saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan
kepada siswa yang dianggap pendiam untuk berbicara.
c. Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang
lain, sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua pserta
diskusi.
d. Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa
secara individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas
berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
6.   Menutup Diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup
diskusi. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau
pimpinan diskusi dalam menutup diskusi antara lain adalah:
a. Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran
yang dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.

10
b. Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi
yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun  rencana
diskusi pada pertemuan berikutnya.
c. Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang
telah dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara,
skala sikap dan sebagainya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan
balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa
terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut.
Hal ini penting untuk lebih meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran melalui diskusi yang akan dilakukan pada kegiatan
berikutnya.

D. Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil


Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil :
1. Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
2. Termotivasi oleh kehadiran teman.
3. Mengurangi sifat pemalu.
4. Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
5. Meningkatkan pemahaman diri anak.
6. Melatih sisa untuk berfikir kritis.
7. Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
8. Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa.
9. Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.
10. Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.
11. Dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat atau ide secara
verbal.
12. Diskusi juga dapat melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

E. Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil

11
Beberapa kelemahan dari diskusi kelompok kecil :
1. Waktu belajar lebih panjang.
2. Dapat terjadi pemborosan waktu.
3. Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
4. Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
5. Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran.
6. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi didominasi oleh 2 atau 3 orang
siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
7. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi melebar kemana-mana,
sehingga kesimpulan menjadi tidak fokus atau kabur.
8. Memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga kadang-kadang tidak
sesuai lagi dengan rencana yang telah dibuat.
9. Dalam metode diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya kadang-kadang ada pihak
yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu suasana
pembelajaran.
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang
dan keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas,
memahami kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok.
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan siswa
yang bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan
dan berbagi sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam
diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam
memimpin diskusi kelompok. Hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah:
1. Topik diskusi  yang tidak sesuai dengan minat siswa.
2.  Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau
memberikan jawaban yang terlalu banyak.
3.  Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
4.  Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi
atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.

12
5.  Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan
yang sebetulnya tidak penting.
6.  Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam
rangka mencapai tujuan diskusi.
7.  Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
8.  Gagal menutup diskusi dengan efektif.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam membimbing diskusi kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa
mengatur jalannya diskusi sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Pada dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran
yang mengupayakan bagi semua siswa untuk proaktif dalam berfikir dan
mengungkapkan pendapat. Untuk itu, pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan
dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk
berpartisipasi. Selain itu  guru sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil,
harus mempersiapkan jalannya diskusi kelompok tersebut dengan berbagai
persiapan. Persiapan itu meliputi pemilihan topik diskusi yang menarik dan
sesuai dengan indikator, perumusan masalah yang mengundang jawaban
kompleks, memberi pengetahuan awal yang melatarbelakangi topik diskusi,
serta  penetapan besar anggota kelompok dan penataan tempat duduk.

B. Saran
Untuk itu guru diharapkan menguasai komponen keterampilan dalam
memimpin diskusi kelompok kecil. Komponen-koponen keterampilan itu
antara lain adalah memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan
ahir pembelajaran.  Memperjelas  masalah dan meningkatkan urunan,
kemampuan menganalisis pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan
siswa dan menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali Sadikin, M.Pd, Nasrul Hakim, M.Pd. 2017. Dasar-dasar dan Proses
Pembelajaran Biologi. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Jambi
Andri. 2008. Teknik Memimpin Diskusi Kelompok.
http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-
kelompok.html. Diakses 05 Maei 2020.
Didik Cahyono. 2013. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.
http:∕∕areknerut.wordpress.com. Diakses 05 Mei 2020.
Elynadi. 2014. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.
http:∕∕elynadi.blogspot.com∕2014∕02∕keterampilan-membimbing-diskusi-
kelompok-kecil.html. Diakses 05 Mei 2020.
Nasrul Hakim, Yudiyanto, Pundi Restu Lulul Hakiki, Siti Soleha. 2020. Analisis
Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Tadris Biologi. JPBIO (Jurnal
Pendidikan Biologi). Vol. 5, No. 1, April 2020, 56 – 63 //e-ISSN 2540-802X
Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi.
http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-
diskusi.html. Diakses 05 Mei 2020.
Sukiraman,D M.Pd. Drs. dan Drs. Mamad Kasmad, S.Pd. 2006. Pembelajaran

Mikro. Bandung: UPI PRESS.


Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program
Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi.
Malang: Universitas Negeri Malang.

15

Anda mungkin juga menyukai