Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNIK BIMBINGAN KELOMPOK


Diajukan sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah Bimbingan Kelompok
Dosen Pengampu : Riesa Rismawati Siddik, M.Pd

Disusun oleh :

- Rina Gladiana (20010282)


- Angeline Efendi (20010305)
- Saniatul Masfaah (20010306)
- Sri Mulyani (20010308)
- Erika Yuniar (20010309)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP SILIWANGI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling Belajar (Layanan Perencanaan Individual dan Dukungan Sisrem)”. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar
yang diampu oleh Ibu Tuti Awaliyah, M.Pd Kami menyadari masih banyak sekali
kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata
bahasa, maupun isi. sehingga kami sebagai penyusun secara terbuka menerima segala kritik
dan saran positif dari para pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk kami semua dan juga pembaca untuk menembah wawasan dan
pengetahuan tentang Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar.

Cianjur, Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
A. Pengertian Life Skill.......................................................................................................6
B. Tujuan Pendidikan Life Skill..........................................................................................7
C. Fungsi Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills).........................................................8
D. Jenis kecakapan hidup (life skills)..................................................................................8
E. Nilai-nilai Agama sebagai Landasan dalam Muatan Life Skills...................................10
F. Pendekatan dan Strategi Pengembangan Muatan Life Skills pada Pembelajaran
diSekolah..............................................................................................................................10
G. Implementasi Life Skill di Sekolah...............................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
Kesimpulan...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan beberapa strategi, salah
satunya adalah bimbingan kelompok. Menurut Romlah (2001: 3) bimbingan kelompok
merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat
mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat,
serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan
kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan
potensi siswa. Dalam pelaksanaannya tentu memerlukan metode dan teknik tertentu agar
bimbingan dapat terlaksana dengan sistematis. Penggunaan teknik dalam bimbingan
kelompok dapat membantu Guru BK untuk lebih memfokuskan kegiatan agar dapat
mencapai tujuan bimbingan. Penggunaan teknik dalam bimbingan juga dapat membangun
suasana bimbingan agar peserta didik tidak cepat jenuh atau bosan. Pemilihan teknik
dalam bimbingan juga harus memperhatikan beberapa hal antara lain, tujuan bimbingan,
sasaran layanan atau peserta didik yang menjadi anggota kelompok, situasi dan kondisi
yang ada.

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, salah
satunya adalah teknik diskusi kelompok. Diskusi kelompok adalah suatu teknik
bimbingan kelompok yang digunakan agar para anggota kelompok dapat mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan, dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan jalan
mendiskusikan masalah tersebut secara bersamasama (Miftakus, 2013:32). Menurut
Dewa Ketut Sukardi (2008) diskusi kelompok merupakan suatu pertemuan dua orang atau
lebih yang bertujuan untuk menghasilkan keputusan bersama melalui proses saling tukar
pengalaman dan pendapat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian life skill bimbingan kelompok?
2. Bagaimana Fungsi life skills?
3. Apa saja Jenis kecakapan hidup (life skills)
4. Apa Tujuan Pendidikan Life Skill ?

C. Tujuan
1. Memahami Pengertian Life Skill.
2. Memahami teknik life skills.
3. Mengetahui tujuan life skills
4. BAB II PEMBAHASAN

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Life Skill
Pengertian Life Skill telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Muhaimin berpendapat bahwa
Life Skill adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau hidup dan berani menghadapi
problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.

1. Anwar berpendapat bahwa Life Skill adalah kemampuan yang diperlukan untuk berinteraksi
dan beradaptasi dengan orang lain atau masyarakat lingkungadimana ia berada, antara lain
keterampilan dalam mengambil keputusan,pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir
kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran diri,
berempati, mengatasi emosi dan mengatasi stress yang merupakan bagian dari pendidikan.
2. Menurut World Health Organization (WHO) dalam Life Skills Education in Schools, Life
Skills adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku
positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan
dalam hidupnya sehari-hari secara efektif.
3. Sementara itu TimBroad-Based Education menafsirkan Life Skill sebagai kecakapan yang
dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dankehidupan secara
wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan
solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.

Ruang lingkup kecakapan hidup meliputi aspek-aspek: kemampuan, kesanggupan dan


ketrampilan. Aspek kemampuan dan kesanggupan tercakup dalam kecakapan berpikir, sedangkan
aspek ketrampilan tercakup dalamkecakapan bertindak. Kecakapan berpikir pada dasarnya
merupakan kecakapan menggunakan pikiran/rasio secara optimal. Kecakapan berpikir mencakup
antara lain kecakapan menggali dan menemukan informasi (information searching), kecakapan
mengolah informasi dan mengambil keputusan secara cerdas (information processing and
decision making skills)serta kecakapan memecahkan masalah secara arif dan kreatif (creative
problem solving skill). Kecakapan menggali dan menemukan informasimemerlukan kecakapan
dasar, yaitu membaca, menghitung dan melakukan observasi. Sementara itu, kecakapan bertindak
meliputi:
a. pesan verbal,
b. pesan suara,
c. pesan melalui gerak tubuh,
d. pesan melalui sentuhan dan
e. pesan melalui tindakan, misalnya mengirim bunga dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat diambil hal-hal yang essensial


berkaitan dengan kecakapan hidup, bahwa kecakapan hidup adalah sebagai petunjuk praktis yang
membantu peserta didik untuk belajar bagaimana tumbuh untuk menjadi seorang individu, bekerja
sama dengan orang lain, membuat keputusan-keputusan yang logis, melindungi diri sendiri untuk
mencapai tujuan hidupnya. Sehingga dalam hal ini yang menjadi tolok ukur Life Skill pada diri
seseorang adalah terletak pada kemampuannya untuk meraih tujuan hidupnya. Life Skill memotivasi
peserta didik dengan cara membantunya untuk memahami diri dan potensinya sendiri dalam
kehidupan, sehingga mereka mampu menyusun tujuan-tujuan hidup dan melakukanproses problem
solving apabila dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup.Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
kecakapan hidup merupakan suatu ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang agar dapat menghadapi
tantangan hidup di masa yang akan datang.

B. Tujuan Pendidikan Life Skill

Jika melihat dari definisi model pendidikan Life Skill di atas, nampak jelas bahwa pendidikan
kecakapan hidup (Life Skill) berusaha untuk lebih mendekatkan pendidikan dengan kehidupan
sehari-hari seorang anak, dan mempersiapkannya menjadi orang dewasa yang dapat hidup dengan
baik di manapun dia berada. Secara umum, tujuan dari pengembangan kecakapan hidup (Life
Skill) adalah untuk memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan
potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang. Adapun secara
khusus, pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) memiliki beberapa tujuan, yang meliputi:

a. Melayani warga masyarakat supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan
sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.
b. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan
problem yang dihadapi.
c. Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi
kehidupan di masa datang.
d. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang
fleksibel.
e. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah, dengan memberikan
peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat.
f. Membekali peserta didik kecakapan sehingga mereka mampu mandiri, produktif dan
memiliki kontribusi pada masyarakat.

C. Fungsi Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)

Fungsi pendidikan life skills adalah nantinya untuk membantu melatih siswa dalam
keterampilannya dan mengembangkan juga meyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
hidupnya. Fungsi daripendidikan kecakapan hidup (life skill) yang masih bersifat umum seperti
diantaranya:

a. Berperan aktif di dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi.


b. Mengembangkan kehidupan kepada masyarakat
c. Dan bisa mengembangkan kehidupan untuk berbangsa dan bernegara.

Dalam fungsi pendidikan kecakapan hidup ini juga nantinya siswa sudah siap
menjalani kehidupan di masyarakat tanpa harus dibimbing lagi. Siswa juga siap bersaing
dengan life skill yang dimilikinya diera yang akan datang dimana siswa akan menemukan
banyak hal dalam kehidupannya terutama dalam dunia kerja yang memiliki banyak saingan.

D. Jenis kecakapan hidup (life skills)

Menurut Siti Irene Astuti bahwa jenis kecakapan hidup dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kecakapan Mengenal Diri Sendiri. kecakapan mengenal diri (self awarness) atau kecakapan
personal (personalskill) mencakup:
1) Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga
negara.
2) Menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang kita miliki, dan menjadikannya
sebagai modal untuk meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri
dan lingkungan.Pada dasarnya, kecakapan kesadaran diri adalah renungan bagi seorang
hamba Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, untuk
menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang kita dimiliki, sekaligus
menjadikannya bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan masyarakat.
b. Kecakapan Berpikir Rasional
Kecakapan berpikir yaitu kecakapan yang menggunakan pikiran/rasio secara optimal
Kecakapan berpikir seperti :

1) Kecakapan seseorang dalam menemukan informasi.


2) Kecakapan mengelola informasi dan mengambil keputusan dengan cerdas.
3) Kecakapan memecahkan suatu masalah secara bijaksana dan kreatif.
Manusia melalui kecakapan berpikir rasional, akan bertindak secara kreatif dan mencari
informasi-informasi maupun ide baru yang berhubungan dengan masalah yang sedang
dihadapinya, sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya terutama masalah di kehidupan nyata.
c. Kecakapan Sosial Kecakapan sosial (social skill) mencakup:
1. Kecakapan bekerjasama (collaboration skill)

Kecakapan bekerjasama merupakan kunci utama dalam membangun relasi kepada


sesama karena sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu
bekerjasama dengan manusia lain. Akan tetapi kerja sama bukan sekedar “kerja
bersama”, tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai,
dan saling membantu. Dengan adanya kecakapan social ini akan menjadi sangat mudah
dalam segala aspek yang akan dijalankan didalam kehidupan

2. Kecakapan komunikasi dengan empati (communication skill) Empati

sikap kita yang penuh pengertian dan komunikasi ada dua arah perlu ditekankan,
karena yang dimaksud berkomunikasi di sini bukan sekedar menyampaikan pesan, akan
tetapi juga isi pesannya sampai dan membawa kesan baik yang dapat menumbuhkan
hubungan harmonis kepada orang lain.Menurut Suparno, dalam belajar dengan orang lain
kecakapan kecakapan yang memungkinkan seseorang dapat diterima oleh lingkungannya
sekaligus dapat mengembangkan dirinya secara optimal yaitu Membangun relasi
pertemanan10Selanjutnya, Machasin yang dikutip Pardjono memberikan beberapa contoh
kecakapan sosial dan inter personal yang harus dikembangkan melalui proses pendidikan
yaitu: Interaksi secara positif, yakni memberi dan menerima atau saling belajar.
Pengalaman dan jati diri orang lain, disamping sikap dan tindakannya menjadi pelajaran
yang berharga untuk meningkatkan kecakapan diri.

3. Kecakapan Ilmiah (Academicscientific Skill)

Kecakapan ilmiah merupakan pengembangan dari sebuahkecakapan berfikir rasional


yang masih bersifat umum, kecakapan akademik ini sudah lebih mengarah kepada
kegiatan yang bersifat keilmuwan. Kecakapan Akademik (academic skills) berupa
kemampuan berpikir peserta didik agar mampu merancang suatu penelitian melibatkan
berbagai kecakapan berpikir yang dimiliki.

4. Kecakapan Kejuruan (Vocational Skill).


Kecakapan vokasional merupakan kecakapan yang berhubungan dengan bidang pekerjaan
tertentu yang ada di masyarakat. Kecakapan vokasioanal ini lebih cocok bagi siswa atau santri
yang akan menekuni pekerjaan yang lebih mengandalkan ketrampilan psikomotor daripada
kecakapan berfikir ilmiah. Akan tetapi perlu diketahui bahwa kecakapan vokasioanl
merupakan tindakan individu yang melibatkan aspek fisik, mental, emosioanl, intelektual dan
spiritual.

E. Nilai-nilai Agama sebagai Landasan dalam Muatan Life Skills

Nilai-nilai agama sangat penting keberadaannya dalam life skillas, karena betapapun
tingginya kecakapan hidup seseorang tanpa dibarengi dengan nilai-nilai agama akan terasa
hampa. Atau dengan kata lain, harus dilandasi oleh kecakapan spiritual, yakni keimanan,
ketaqwaan, moral, etika dan budi pekerti yang luhur. Dengan demikian, pendidikan kecakapan
hidup diarahkan pada pembentukan manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat,
mandiri, serta memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi, sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional itu sendiri, yakni mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan anggota
masyarakat yang sehat dan cerdas dengan dilandasi oleh:

a) kepribadian kuat, religius, dan menjunjung tinggi budaya luhur bangsa,


b) kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
c) kesadaran moral hukum yang tinggi,
d) kehidupan yang makmur dan sejahtera. Iman dan taqwa (imtaq) menjadi landasan dalam life
skills, karena imtaq merupakan ruh bagi setiap orang. Dengan berpegang teguh kepadanya,
seseorang akan hidup dalam keadaan yang baik dan menggembirakan, karena akan mampu
mengaktualisasikan ruh imtaq tersebut dalam seluruh aspek kehidupan, baik tatkala
berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Sebaliknya, bila tidak didasari
dengan iman, maka akan matilah semangat kerohanian manusia. Imtaq bagaikan cahaya yang
akan menerangi dan memberi petunjuk kepada seseorang dalam menjalani liku-liku
kehidupannya. Tanpa iman, seseorang akan tersesat ke jurang kenistaan. Betatapun tingginya
kecakapan dan keahlian seseorang, tanpa didasari oleh iman, maka tidak akan bermkna.
Dengan demikian iman dan taqwa harus menjadi landasan dalam life skills.

F. Pendekatan dan Strategi Pengembangan Muatan Life Skills pada


Pembelajaran diSekolah

Pendekatan life skills pada setiap pembelajaran di sekolah harus menggunakan prinsip-prinsip
pendekatan broad based education (pendidikan berbasis luas).Pendidikan berbasis luas merupakan
suatu pendekatan yang memiliki karakteristik bahwa proses Pendidikan bersumber pada nilai-nilai
hidup yang berkembang secara luas di masyarakat.

Wadiman (1998) menyebutkan Pendidikan berbasis luas merupakan system baru yang
berwawasan keunggulan, menganut prinsip tidak mungkin membentuk sumber daya manusia
yang berkualitas dan memiliki keunggulan, kalau tidak diawali dengan pembentukan dasar
(fondasi) yang kuat. Dengan demikian broad based education diartikan bahwa pendekatan
Pendidikan yang harus memberikan orientasi yang lebih luas, kuat dan mendasar sehingga
memungkinkan warga masyarakat memiliki kemampuan penyesuaian diri terhadap kemungkinan
yang terjadi pada dirinya baik yang berkaitan dengan usaha atau pekerjaannya.

1. Landasan Konsep Pendidikan Berbasis Luas


a. Filosofi
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Oleh karena itu, Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antar keluarga,
masyarakat dan pemerintah.
b. Sosial Budaya
 Nilai social dan budaya digali, dibina dan dikembangkan melalui proses Pendidikan
guna memperkuat kepribadian bangsa
 Menata masyarakat melalui Pendidikan berdasarkan fungsi-fungsi budaya yang
universal dengan berorientasi pada budaya local yang berkembang kearah budaya
nasional dan global
 Proses revitalisasi potensi untuk membangkitkan kesadaran, pengertian dan kepekaan
peserta didik terhadap perkembangan social, ekonomi dan atau politik sehingga pada
saat mereka memiliki kesadaran dan kemampuan untuk memperbaiki posisinya
didalam kehidupan masyarakat.
c. Psikologis
 Proses pendidikan diarahkan untuk mengoftimalkan karakteristik potensi yang
dimiliki seseorang sehingga menuntut adanya lingkungan yang kondusif bagi
kebutuhan belajarnya.
 Manusia dalam kehidupan memerlukan hubungan dengan yang lainnya sehingga
membutuhkan berbagai nilai-nilai yang berkembang secara luas untuk kepentingan
kelangsungan hidupnya.
2. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam program keterampilan hidup dengan
pendekatan pendidikan berbasis luas adalah :
a) Adanya penyempurnaan kurikulum dari program pendidikan yang berbasis sempit
(narrow based curriculum) menjadi berbasis mendasar. kuat dan luas (broad based
curriculum).
b) Pelaksanaan evaluasi difokuskan kepada kompetensi warga belajar yang mengikuti
kegiatan pembelajaran.
c) Metode pembelajaran variatif menerapkan prinsip reinforcement.
d) Peningkatan mutu dan pembentukan keunggulan sebagai bekal menghadapi berbagai
perubahan yang berkembang semakin cepat.
e) Membuka wawasan dan pola pikir, sikap mental warga masyarakat sehingga mampu
mengoptimalkan potensi yang ada, merubah tantangan menjadi peluang bagi
kehidupannya.
f) Membentuk dan meningkatkan mutu tim fasilitasi terhadap pelaksanaan program
keterampilan hidup guna memantau dan memberikan supervisi terhadap program
sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
g) Memfasilitasi berbagai bentuk kegiatan dalam rangka mendukung program
keterampilan hidup.
h) Mengoptimalkan peran lembaga/masyarakat untuk melaksanakan dan mengembangkan
program keterampilan hidup sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah/lokal.
i) Meningkatkan kerja sama dengan unit kerja terkait, dunia usaha, lembaga swadaya
masyarakal dan sebagainya dalam mendukung pelaksanaan program keterampilan
hidup.
3. Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia melalui aktualisasi sistem broad based
education telah dicanangkan melalui Ketetapan MPR (1999) berkenaan dengan pendidikan
yang mengamanatkan tiga hal, yaitu :
 Baik mutu maupun pemerataan pendidikan sama-sama mendapat perhatian
 Pemberdayaan lembaga-lembaga pendidikaan dilaksanakan dengan meningkatkan
anggaran yang berarti
 Program pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan nasional dan lokal.

G. Implementasi Life Skill di Sekolah

a. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan life skill merupakan


sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai.
b. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah.Pengembangan life
skill dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu melalui integrasi dalam semua mata
pelajaran , mata pelajaran tersendiri, pengembangan diri, dan program kerja di setiap level
atau jurusan . Gambar 1 berikut ini memperlihatkan pengembangan life skill melalui jalur-
jalur:
BAB III PENUTUP
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan life skill atau kecakapan hidup merupakan pendidikan yang memberikan
seperangkat keterampilan/kecakapan kepada peserta didik yang bermanfaat bagi
kehidupannya agar mampu mandiri di tengahg-tengah masyarakat. Pendidikan kecakapan
hidup memberikan banyak manfaat dan berdampak perbaikan ekonomi bagi masyarakat,
yaitu dapat memberikan manfaat meningkatkan kehidupan yang maju dan madani dengan
indikator-indikator adanya: peningkatan kesejahteraan sosial, pengurangan perilaku
destruktifsehingga dapat merduksi masalah-masalah sosial, pengembangan masyarakat yang
secara harmonis mampu memadukan nilai-nilai religi, teori, solidaritas, ekonomi, kuasa dan
seni (cita rasa).

Pemberian pendidikan kecakapan hidup kepada peserta didik benar-


benarmerefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata. Jadi pendidikan kecakapan hidup merupakan
upaya untuk memenuhi tuntutan kehidupan nyata, yang ada saat ini. Peserta didik umumnya
hidup dalam lingkungan sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, maka mereka
harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan dipimpin dan memiliki keterampilan
(kecakapan hidup) yang didukung oleh semangat dan kemampuan kewirausahaan. Putus
sekolah (dropout) atau tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tidak
menjadi masalah yang krusial, karena mereka telah memiliki bekal keterampilan untuk
mampu bertahan dalam kehidupan yang semakin sulit ini.

Pemberian pendidikan kecakapan hidup kepada peserta didik benar-


benarmerefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata. Jadi pendidikan kecakapan hidup merupakan
upaya untuk memenuhi tuntutan kehidupan nyata, yang ada saat ini. Peserta didik umumnya
hidup dalam lingkungan sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, maka mereka
harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan dipimpin dan memiliki keterampilan
(kecakapan hidup) yang didukung oleh semangat dan kemampuan kewirausahaan. Putus
sekolah (dropout) atau tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tidak
menjadi masalah yang krusial, karena mereka telah memiliki bekal keterampilan untuk
mampu bertahan dalam kehidupan yang semakin sulit ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Konsep danAplikasi. Bandung:
Alfabeta, 2006

A. Suhaenah Suparno, Membangun Kompetensi Belajar, Jakarta:Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2001

Depdiknas, Pendidikan Kontextual Teaching and Learning, Jakarta: Depdiknas, 2003

Indrajati Sidi, Konsep Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui
Pendekatan Berbasis Luar (Broad-Based Education). Jakarta:Ditjen Dikdasmen, 2002

Jamal Ma’mur Asmani, Sekolah Life Skills, Lulus Siap Kerja. Yogyakarta: Diva Press, 2009

Pardjono, Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Pendidikan Kecakapan Hidup


(Life Skill). Dimuat dalam UNY edisi Mei 2002 oleh LPMUNY.

Pardjono, Kecakapan Hidup (Life Skills) dan Urgensinya Bagi Sekolah Menengah Kejuruan.
Dimuat dalam Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan edisi Mei 2003 oleh LPM-
UNY, 2003 Tim Broad-Based Education, Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup,
Departemen Pendidikan Nasional, 2002

Anda mungkin juga menyukai