Makalah
Oleh
AMIR RULLAH
2006104030071
yang telah melimpahkan banyak rahmat dan kasih sayang kepada penulis sehingga
Ucapan terimkasih kami ucapkan kepada Bapak Syaiful Bahri M.Pd. dan Ibu
Nurbaity, S.Pd., M.Ed selaku pembimbing mata kuliah semina BK yang senantiasa
memberikan arahan dengan tulus sehingga laporan proposal ini dapat terselesaikan .
Selain itu, ucapan terima kasih kepada dosen-dosen Jurusan Pendidikan Bimbingan
dalam penulisan ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan bantuan, berupa kritikan
dan saran agar kedepan penulisan ini dapat tersusun dengan baik serta dapat
Amir Rullah
2006104030071
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGNTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................27
3.1 Kesimpulan.................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................28
iii
BAB I PENDAHULUAN
Manusia mempunyai perbedaan ciri khas dari ciptaan yang lainnya, salah satu
perbedaan yaitu cara hidup yang penuh dengan nilai-nilai baik dan luhur dalam
kehidupannya. Cara hidup yang didasari oleh sikap dan perilaku yang seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
individu maupun masyarakat. Kunci yang utama dalam penerapan etika yaitu dengan
cara memperlihatkan sikap sopan dan santun terhadap orang lain, sikap hormat
kepada siapapun ataupun kepada orang yang lebih tua, dengan penerapan etika
dimana harus mematuhi peraturan atau tata karma yang berlaku pada lingkungan
dibentuk untuk menjadi generasi penerus yang lebih baik dalam kehidupan sehari-
hari. Maka dari itu untuk menjaga hubungan yang baik antara sesama warga sekolah
dan lingkungan harus adanya pemahaman etika dalam berkomunikasi agar dapat
Guru haruslah memiliki etika dalam menghadapi peserta didik, etika yang
dimaksud seperti, memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis dari pada
otokratis, dan mereka harus mampu berhubungan dengan mudah dan wajar dengan
peserta didik baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan, guru yang
memiliki etika yang kurang baik seperti kurang memiliki rasa humor, mudah menjadi
iv
ego, kurang terintegrasi, cenderung bertindak agak otoriter, dan biasanya kurang
dan konseling memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh guru mata pelajaran lain
(Nurrahmi, 2015).
yang dihadapi peserta didik juga kian beragam. Kompleksitas permasalahan tersebut
hendaknya juga diikuti dengan daya tahan dari individu itu sendiri, baik dari segi
fisik maupun psikologis (Sujadi, 2018). Tentunya fenomena ini memberikan peluang
kepada profesi konselor agar dapat menunjukkan taringnya. Oleh sebab itu, sudah
tersebut (Gunawan, 2018). Konselor hendaknya sadar bahwa klien datang dengan
memaksakan nilai-nilai yang dianutnya kepada klien ataupun bertindak tanpa adanya
berkomunikasi adalah untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada pihak lain,
dan utamanya adalah upaya untuk mempengaruhi pihak lain. Pihak lain yang
v
dimaksud adalah orang-orang yang memang sengaja dituju untuk menerima pesan
yang ingin disampaikan pihak pengirim pesan, maupun pihak-pihak lain yang kadang
dilakukan oleh oknum guru, terutama guru BK. Contoh nya, guru BK di Sulawesi
konseli, tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan dan melakukan
Dalam lingkungan persekolahan sering di dapati sikap dan cara berkomunikasi guru
yang tidak mencerminkan sikap yang pantas dicontoh dan diteladani. Contohnya
guru BK yang sering menggunakan kata-kata yang kurang pantas dan tidak sesuai
dengan etika komunikasi pada saat memberikan layanan BK kepada siswa. Hal
tersebut juga di perkuat oleh hasil wawancara dengan salah satu guru di SMP dan
kata-kata yang kurang pantas baik terhadap siswa maupun sesama guru.
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimana etika komunikasi
vi
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethicos yang berarti kebiasaan norma-
norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku
manusia. Etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang
menitikberatkan pada pencarian salah dan benar atau dalam pengertian lain tentang
suatu proses kolaborasi antara penggunaan daya fikir dengan akal budi manusia
dalam memecahkan suatu masalah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik
(Nugraha & Suhardini, 2021). Ki Hajar Dewantara juga menyatakan bahwa Etika
merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dari segi kebaikan
Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, terbatas, tidak universal,
memiliki kekurangan dan kelebihan. Selain itu, etika juga memanfaatkan berbagai
ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi,
viii
3. Bedasrkan fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut
Secara umum etika dibagi menjadi 2 yaitu etika umum dan etika khusus.
etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjadi pegangan manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Sedangkan etika khusus
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan.
b. Bagaimana menilai perilaku saya dan orang lain. dalam bidang kegiatan dan
Etika secara khusus dibagi menjadi dua bagian yaitu etika individual yaitu
menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap individual dan etika sosial yaitu
berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota
umat manusia. Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan
sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan
ix
dan ideologi- ideologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan
hidup. Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini
terbagi menjadi banyak bagian atau bidang yaitu: sikap terhadap sesama, etika
keluarga, etika profesi, etika politik, etika lingkungan, etika idiologi (Octavia, 2020).
1. Etika deskriptif
pada ketentuan atau norma baik-buruk yang tumbuh pada kehidupan bersama, baik
acyan etis. Tindakan seseorang dinilai etis atau tidaknya bergantung pada
kesesuaiannya dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Maka dapat dikatakan
bahwa jika ukuran etika seseorang sederhana dalam hal bertentangan dengan
kebiasaan maka Tindakan tersebut dapat dikategorikan Tindakan yang etis. Namun
apalabila Tindakan tersebut berbeda. dengan kebanyakan orang maka hal tersebut
2. Etika normatif
Etika normatif merupakan etika yang menerapkan berbagai sikap dan perilaku
yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia dan apa yang seharusnya dijalankan
oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Maka dapat dikatakan
agar bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan
x
2.2 Etika Komunikasi
yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling
sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata
Latin lainnya. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna atau pesan
Komunikasi adalah interkasi antara dua makhluk hidup atau lebih, sehingga
peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman atau bahkan jin.
harapan mendapatkan umpan balik. Unsur-unsur yang ada dalam Komunikasi adalah
2020).
lambang bahasa (verbal maupun non-verbal) untuk mengubah tingkah laku orang
lain (Kusuma, 2022). Sedangkan menurut James A.F. Stones menyebutkan bahwa
orang lain melalui pengertian. Selain itu, Menurut Onong Uchjana Effendi
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap,
xi
pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan, ataupun tidak langsung secara
perbuatau penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang
lain. Atau lebih jelasnya, suatu pemindahan atau penyampaian informasi, mengenai
harapan dan kesan kepada sesama serta memahami gagasan, perasaan dan kesan
utuh, namun juga menciptakan hubungan sosial yang sangat diperlukan dalam
bagi setiap manusia dan merupakan bagian kekal dari kehidupan sepanjang manusia
Menurut pakar ilmu komunikasi, Harold D. Lasswell ada tiga hal yang
xii
a. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi
manusia bisa mempelajari, memelihara, me- manfaatkan segala sesuatu yang ada di
ini sangat ditentukan oleh kemampuan mereka bertahan dan beradaptasi dengan
lingkungannya.
pertukaran dan pewarisan pengetahuan, budaya, nilai, norma, perilaku, dan peranan.
Ada beberapa hal pokok yang mana kita selaku komunikator perlu lakukan
komunikator kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang cendrung tidak
disampaikan dan terjadi kesenjangan antara kedua belah pihak, biasanya pihah yang
kita dan secara otomatis kesalahan fatal informasi (informasi yang salah) yang masuk
xiii
Dalam beberapa kasus komunikasi beberapa individu melupakan pokok
permasalahan yang ingin dibicarakan hal ini terjadi karena informasi seharusnya
disampaikan terlalu melenceng dari yang dibicarakan (basa-basi). Maka dari itu perlu
adanya fokus masalah yang tidak mencampur adukkan masalah lain yang tidak
bijaksana perkataan dari komunikator, menghargai apa yang dikatakannya dan tidak
d. Saling menghargai
Biasaya dalam proses ini dua individu (komunikan dan komunikator) perlu
saling memahami satu sama lain dalam model komunikasi dipaparkan dalam konsep
kesamaan, dimana tingkat efektifitas komunikasi akan terjalin lebih tinggi jika dua
individu memiliki kesamaan yang besar, kita harus tetap menjaga etika dengan
menghargai tiap ucapan orang tersebut dengan menyimak dan mendengarkan apa
yang dikatakannya. Dengan demikian rasa penghargaan akan timbul pula pada orang
tentu ini bukan kesalahan pendengar namun dalam proses penyampaian informasi
tersebut kurang bumbu yang menarik pendengar. Dalam hal ini kita perlu menyelingi
dengan candaan atau gurauan agar para pendengar atau komunikan tidak merasa
xiv
Suherman (2020) menyatakan ada beberapa macam komunikasi yaitu :
pada kognisi, simbol dan itensi individu. Komunikasi intrerpersonal pusat dari
aktivitas komunikasi karena dengan mengenal diri sendiri akan lebih mudah
meanings and feelings are shared by persons through the exchange of verbal and
melibatkan pertukaran informasi, makna dan perasaan yang dibagikan pada orang
3. Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan orang yang relatif kecil yang
xv
2.2.4 Fungsi Komunikasi
langsung maupun melaui media massa. Berikut ini beberapa fungsi dari komunikasi
antara lain:
d. Komunikasi berfungsi untuk memahami diri sendiri dan orang lain di dalam
menemukan siapa diri kita yang sebenarnya serta bagaimana orang lain
mempengaruhi orang lain maupun membujuk mereka untuk berfikir seperti yang kita
atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan
orang lain.
xvi
2. mendidik (to educate) yaitu fungsi sebagai sarana pendidikan. Melalui
kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan
salah satu bagian penting dalam sekolah yang menjadi pusat pengembangan
kepribadian dan karir siswa. Siswa merupakan konseli yang perlu mendapatkan
layanan Bimbingan dan konseling terbaik dari guru Bimbingan dan Konseling, oleh
sebab itu seorang guru Bimbingan dan konseling perlu menguasai konsep Bimbingan
dan Konseling di sekolah termasuk tata kelola layanan Bimbingan dan Konseling.
Pada umumnya, sekolah atau siswa sering memandang Bimbingan dan Konseling
sekolah.
yaitu:
xvii
1. Layanan Orientasi merupakan layanan yang diselenggarakan oleh Bimbingan
lingkungan sekolah yang baru, biasanya layanan orientasi ini diberikan dalam Masa
dan Konseling kepada siswa terkait dengan informasi-informasi yang ada di sekolah
maupun luar sekolah. Sedangkan Prayitno (2013) menyebutkan ada tiga alasan utama
menentukan arah hidupnya “ke mana ia ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat
menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus
dilakukan serta bagaimana bertindak kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-
informasi yang ada itu.. Ketiga, setiap siswa adalah unik. Keunikan itu akan
guru Bimbingan dan Konseling dengan siswa sehubungan dengan minat, bakat, dan
setiap individu berdasarkan data ataupun kerelaan siswa untuk hadir bersama guru
xviii
pembimbing atau konselor dalam wawancara tatap muka guna membantu siswa yang
ada dalam permasalahan untuk mengenal apa yang menjadi masalahnya, kekuatan
sehingga melalui layanan konseling kelompok ini dengan bantuan konselor, pserta
didik yang mengalami masalah yang sama tersebut dapat saling memberikan
Indonesia (PBABKIN) nomor 010 tahun 2006 tentang penetapan kode etik profesi
bimbingan dan konseling, maka sebagian dari kode etik itu adalah sebagai berikut:
wawasan.
xix
c. Konselor wajib memiliki rasa tangggung jawab terhadap saran maupun
popularitas.
khusus yang dikembangkan ataas dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah
ilmiah.
a. Catatan tentang diri klien yang meliputi data hasil wawancara, testing, surat
menyurat, perekaman dan data lain, semuanya merupakan informasi yang bersifat
c. Penggunaan informasi tentang klien dengan anggota profesi yang sama atau
yang lain dapat dibenarkan, asalkan untuk kepentingan klien dan tidak merugikan
klien.
xx
b. Klien sepenuhnya berhak mengakhiri hubungan dengan konselor, meskipun
proses konseling belum mencapai suatu hasil yang kongkrit. Sebaliknya konselor
tidak akan melanjutkan hubungan apabila klien ternyata tidak memperoleh manfaat
pribadinya.
dasar suku, bangsa, warna kulit, agama atau status sosial ekonomi.
oleh klien.
profesional.
xxi
5. Konsultasi dengan Rekan Sejawat.
merasa ragu-ragu tentang suatu hal, maka ia wajib berkonsultasi dengan sejawat
selingkungan profesi. Untuk hal itu ia harus mendapat izin terlebih dahulu dari
kliennya.
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
memahami prinsip-prinsip etika komunikasi yang baik dan tepat. Berikut ini adalah
dengan siswa. Hal ini dapat membantu siswa merasa didengar, dipahami, dan
dihargai.
diberikan oleh siswa selama proses konseling. Hal ini dapat memberikan rasa
kepercayaan pada siswa dan membantu mereka merasa lebih nyaman dalam berbagi
masalah pribadi.
yang diucapkan oleh siswa dan memberikan perhatian penuh pada siswa saat mereka
berbicara. Hal ini dapat membantu siswa merasa didengar dan dihargai.
xxii
4. Berbicara dengan Bahasa yang Jelas dan Tepat: Guru BK harus berbicara
dengan bahasa yang mudah dipahami dan tepat. Hal ini dapat membantu siswa
memahami maksud dari apa yang diucapkan guru BK dan menghindari salah paham.
nilai-nilai etika seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab saat berkomunikasi
dengan siswa. Hal ini dapat membantu guru BK membangun hubungan yang sehat
pendapat pada siswa dan memberikan mereka kebebasan untuk memilih jalan
hidupnya sendiri. Hal ini dapat membantu siswa merasa lebih diperhatikan dan
dihargai.
memperlakukan semua siswa dengan sama. Hal ini dapat membantu siswa merasa
dihargai dan merasa nyaman untuk berbagi masalah yang mereka hadapi.
dapat memberikan konseling yang efektif dan membantu siswa merasa didengar,
(komunikator) yaitu :
1. Pemahaman
xxiii
hendaknya menyusun program kerja kesehariannya dan si konseli mengerjakan
semua yang di perintahkan oleh konselor, maka komukasi antara konselor dan
2. Kesenangan
yang kondusif, ngobrol bersama, saling tegur sapa dan lain sebaginya. Contoh pada
saat terjadi komunikasi antara seorang konselor dengan konseli. Pada saat itu terjadi
saling tegur sapa, mengobrol bersama dan ada feedback dari keduanya maka akan
ke arah yang positif. Contohnya, ada seorang konseli datang ke konselor untuk
solusi tentang masalah yang ada pada diri konseli dan setelahnya beberapa hari si
konseli ternyata sudah bisa mengatasi masalah yang ada pada dirinya serta bisa
penafsiran terhadap pesan yang disampaikan sehingga terjadi adu mulut, muka
mereka, sehingga mereka yang semula salah paham dapat menjadi baik.
5. Tindakan
xxiv
Melalui komunikasi, komunikan tidak hanya memahami pesan yang
atau ikut berpartisipasi. Sebagai contoh, dalam proses konseling telah terjadi
dengan isi dan proses layanan yang diterimanya, namun konseli tidak melakukan apa
yang telah disepakati bersama, maka komunikasi tersebut dikatakan tidak efektif
(Moss, 2000).
mengajak konseli berpartisipasi secara aktif, selain dari memahami karakter konseli,
untuk jalannya komunikasi. Oleh karena itu , di bawah ini akan dibahas lebih rinci
1. Penghampiran
perhatian kepada pembicara pada tahap awal. Oleh karena itu penghampiran ini
dialogis. Hal ini biasanya dilakukan dengan sapaan dan nada yang baik, seperti:
“assalammualaikum”, “selamat siang” dan lain sebagainya. Hal seperti itu dilakukan
dengan menggunakan perkataan yang baik dan sopan serta bahasa tubuh yang baik
seperti kontak mata, gerak badan dan lain-lain. Diharapkan nantinya konseli akan
xxv
merasa diterima dan penting, serta merasa dihargai keberadaannya oleh konselor,
i. Pengakuan
2. Empati
baik yang tampak maupun yang terdapat dalam aspek perasaan, pikiran dan
keinginan. Dengan berempati konselor dapat merasakan apa yang dirasakan konseli
dan bahkan dapat merasakan berada dalam situasi yang sama seperti konseli.
a. Sikap menerima dan memahami ungkapan konseli, seperti gerak mata dan
anggukan
harus dikuasai seorang konselor, sebab merangkum wujud dari penerimaan konselor
meyampaikannya secara panjang lebar. Oleh karena itu, perlu kiranya seorang
konselor terhadap konseli. Dengan demikian konseli akan merasa diterima, dihargai
xxvi
dan diakui yang pada gilirannya akan menunjang proses konseling. Hal ini dapat
secara lengkap
perhatian
4. Bertanya Ketrampilan
bertanya dilakukan dengan cara yang kurang tepat maka komunikasi tidak akan
berjalan dengan efektif. Begitu juga sebaliknya, pertanyaan yang baik dapat
merangsang orang lain untuk lebih terbuka, kreatif dan berkeinginan untuk berbagi
5. Kejujuran
sehingga data memberikan pesan secara objektif. Untuk itu seorang konselor harus
xxvii
mampu memberikan penyampaian secara terbuka tanpa manipulasi. Dengan
dengan cara sedemikian rupa sehingga konseli dapat menerima tanpa ada rasa
tersinggung. Keterampilan ini juga membantu untuk berbagai perasaan terhadap apa
yang dikatakan atau dilakukan konseli dan tetap menjaga hubungan dengan konseli.
Respon yang di berikan oleh seorang konselor dengan jujur adalah respon dengan
cara yang ikhlas secara emosional dan secara langsung dapat menyatakan perasaan
sendiri. Namun ada empat kondisi yang harus diperhatikan untuk mengembangkan
6. Asertif
lain dalam bentuk mempertahankan hak asasi sendiri yang mendasar tanpa
melanggar hak asasi orang lain yang mendasar pula. Dalam komunikasi konseling,
keterampilan ini sangat diperlukan untuk menerima respon konseli dengan cara
7. Konfrontasi
seseorang yang mengandung pesan ganda yang tidak sesuai atau saling bertentangan
satu dengan yang lainnya. Ketrampilan ini merupakan cara konselor untuk
xxviii
a. Perbedaan antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan
b. Perbedaan antara apa yang dikatakan oleh seseorang dengan apa yang
c. Perbedaan antara apa yang dikatakan dengan apa yang nampak Untuk
sebagai berikut:
1) Konselor memiliki pemahaman yang tepat dan bersikap empati serta jujur
8. Pemecahan masalah
sendiri. Ada tujuh tahapan yang harus dilalui dalam pemecahan masalah, seperti:
a. Menjajaki masalah
b. Memahami masalah
e. Meenerapkan alternative
xxix
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
individu maupun masyarakat. Kunci yang utama dalam penerapan etika yaitu dengan
cara memperlihatkan sikap sopan dan santun terhadap orang lain, sikap hormat
kepada siapapun ataupun kepada orang yang lebih tua, dengan penerapan etika
dimana harus mematuhi peraturan atau tata karma yang berlaku pada lingkungan
dibentuk untuk menjadi generasi penerus yang lebih baik dalam kehidupan sehari-
hari. Maka dari itu untuk menjaga hubungan yang baik antara sesama warga sekolah
xxx
dan lingkungan harus adanya pemahaman etika dalam berkomunikasi agar dapat
Guru haruslah memiliki etika dalam menghadapi peserta didik, etika yang
dimaksud seperti, memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis dari pada
otokratis, dan mereka harus mampu berhubungan dengan mudah dan wajar dengan
peserta didik baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan, guru yang
memiliki etika yang kurang baik seperti kurang memiliki rasa humor, mudah menjadi
ego, kurang terintegrasi, cenderung bertindak agak otoriter, dan biasanya kurang
DAFTAR PUSTAKA
Chusnu Syarifa Diah Kusuma, D, Syarifa., Zumiarti., Nasar, I., Dkk. (2022).
xxxi
Ginting, R., Yulistiyono, A., Rauf, A., Manullang, M, Sardjana., Siahaan, S, L,
Albert., Kussanti, P, Devi., Ardiansyah P.S, Tri Endi Djaya, R, Tika., Aulia
Gunawan, R. (2018). Peran tata kelola layanan bimbingan dan konseling bagi siswa
http//henny21.blogspot.co.id/2011/04/komunikasi-dalam-konseling.html.
Milyane, M, Tita., Umiyatti, H,. Putri, D., Dkk. (2022). Pengantar ilmu komunikasi.
Muslimah. 2016. Etika komunikasi dalam persfektif islam. Journal Sosial dan
xxxii
Nugraha, & Suhardini. (2021). Etika Komunikasi Siswa kepada Guru dalam
Nuzliah, & Siswanto, I. (2019). Standarisasi Kode Etik Profesi Bimbingan dan
Prayitno, & Emran, (2004). Dasar-dasar dan bimbingan konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.
Rahman, S. (2018). Etika Berkomunikasi Guru dan Peserta Didik Menurut Ajaran
Rokayah. (2015). Penerapan etika dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Journal
xxxiii
Soejono & Abdurrahman. (2005) Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan
Utama.
Syukur, Y., Neviyarni & Zahri, N, Triave. (2019). Bimbingan Konseling disekolah.
Malang: CV IRDH.
Tanyid, M. (2014). Etika dalam pendidikan: kajian etis tentang krisis moral
Tas’adi, R. (2014). Pentingnya etika dalam pendidikan. Journal Ta’dib, 17(2). 189-
198.
xxxiv
xxxv