Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Hakikat, Tujuan, dan Prinsip BK di Perguruan Tinggi”


MATA KULIAH
BK di Perguruan Tinggi
Dosen Pengampu
Dr. Ali Rachman, S.Pd.,M.Pd/ Eklys Cheseda Makaria, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Astri Depika Putri 1810123120018

M Rizky Alfandi 1810123210005

Muhammad Syahril Adha 1810123110019

Rabiatul Janah 1810123120022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


S-1 PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini
disusun berdasarkan pengetahuan yang penulis dapatkan dari
beberapa sumber. Makalah tentang “Hakikat, Tujuan, dan Prinsip BK di
Perguruan Tinggi” ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kuliah
dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini
tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-
pihak terkait.
Dengan ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar
dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis pun ingin berterima kasih kepada
Dosen Pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi kita semua. Dan
apabila ada kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan, kami
selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Banjarmasin, 1 Maret 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................i

DAFTAR ISI................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................1
B. Rumusan Masalah..................................2
C. Tujuan Penulisan.................................2
D. Manfaat Penulisan................................2
E. Metode Penulisan.................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi .....3


B. Dasar diperlukannya Bimbingan dan Konseling di Perguruan
Tinggi...........................................4
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi.......6
D. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Perguruan
Tinggi...........................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................10
B. Saran............................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan akan bimbingan sangat dipengaruhi oleh faktor: filosofis,
psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi
dalam pendidikan, dan perluasaan program pendidikan. Latar belakang
folosofis berkaitan dengan pandangan tentang hakekat tetang manusia. Salah
satu filsafat yang berpengaruh besar terhadap timbulnya semangat
memberikan bimbingan adalah filsafat humanisme. Aliran ini berpandangan
bahwa manusia memiliki potensi untuk dapat dikembangankan seoptimal
mungkin, termasuk anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama di kelas
reguler. Bahwa dalam pelaksanaan pendidikan inklusif perlu keseriusan guru
bimbingan dan atau guru pembimbing khusus dan pihak lain yang terlibat
didalamnya untuk mengatasi permsalahan yang dihadapi anak berkebutuhan
khusus dalam berbagai aspek disekolah yaitu latar belakang psikologis
berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik,
berbeda dari individu lain dalam perkembangannya.
Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan
dan kemerdekaan untuk memilih dan mengembangkan diri sesuai dengan
keunikan dan potensi masing-masing tanpa menimbulkan konflik dengan
lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman individu bimbingan
diperlukan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang
sehat didalam lingkungannya. Kehidupan sosial budaya suatu masyarakat
adalah sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sistem lain. Diharapkan
anak berkebutuhan khusus dapat berinteraksi aktif dengan lingkungannya.
Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,
kesempatan kerja berkembang dengan cepat pula, sehingga para siswa
memerlukan bantuan dari pembimbing untuk menyesuaikan minat dan

1
kemampuannya terhadap kesempatan dunia kerja yang selalu berubah dan
meluas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat bimbingan dan konseling di
perguruan tinggi?
2. Apa saja dasar yang diperlukannya bimbingan dan konseling di
perguruan tinggi?
3. Apa tujuan dari bimbingan dan konseling di perguruan tinggi?
4. Apa saja prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di
perguruan tinggi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat bimbingan dan konseling di
perguruan tinggi.
2. Untuk mengetahui dasar diperlukannya bimbingan dan konseling
di perguruan tinggi.
3. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling di perguruan
tinggi.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di
perguruan tinggi.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini ialah untuk mengetahui, memahami,
serta menganalisis hakikat, tujuan, dan prinsip BK di Perguruan Tinggi.

E. Metode Penulisan
Metode penulisan dari metode pustaka dan sumber-sumber lain
yang bersangkutan dengan materi seperti buku, ebook dan jurnal-
jurnal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi


Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2006:73), bimbingan dan
konseling di perguruan tinggi adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
mahasiswa yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mahasiswa
tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengerahkan dirinya
dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan kampus, keluarga, serta masyarakat dan kehidupan pada
umumnya. Dengan demikian ia dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti pada kehidupan masyarakat
umumnya. Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mencapai
perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
Dasar hukum bimbingan konseling di perguruan tinggi, yakni berasal
dari Usulan Pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis Bimbingan dan
Konseling di Perguruan Tinggi sebagaimana termuat dalam lampiran pada
surat edaran kepada Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta dalam wilayah IV
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta, nomor 151/K.IV/Adku/I/82, tanggal 12
Januari 1982. Dasar pemikiran operasional dirumuskan sebagai berikut:
‘‘Bahwa setiap mahasiswa dalam kehidupan pada dasarnya tidak bisa lepas
dari kesulitan-kesulitan dan kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu
memecahkan kesulitannya sendiri, sehingga mahasiswa yang tidak mampu
memecahkan sendiri perlu pertolongan orang lain’’. Pertolongan yang
dimaksud ialah bantuan melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling di perguruan tinggi seyogianya mewarnai
seluruh aktivitas yang diselenggarakan diperguruan tinggi termasuk dalam
proses perkuliahan, karenabimbingan dan konseling itu mempunyai peran
yang strategis dalam mengembangkan potensi manusia yang ada di perguruan
tinggi. Peran bimbingan dan konseling dalam proses perkuliahan merupakan

3
salah satu kompetensi tenaga pendidik/dosen yang terpadu dalam
keseluruhan kompetensi pribadinya. Dalam hal ini, peran bimbingan dan
konseling itu merupakan kompetensi penyesuaian interaksional yang
merupakan kemampuan tenaga pendidik/dosen untuk menyesuaikan diri
dengan karakteristik mahasiswa dan suasana belajar mahasiswa.
Bimbingan mahasiswa merupakan salah satu usaha membantu
mahasiswa mengembangkan dirinya dan mengatasi problema-problema
akademik, serta problema sosial pribadi yang berpengaruh terhadap
perkembangan akademik mereka. Bimbingan mahasiswa ini meliputi layanan
bimbingan akademik yang diberikan oleh dosen-dosen pembimbing
akademik pada tingkat jurusan/program studi, dan bimbingan sosial pribadi
yang diberikan oleh tim bimbingan dan konseling pada tingkat
jurusan/program studi atau fakultas dan universitas. Suatu lembaga (Masdudi,
2015: 206).

B. Dasar diperlukannya Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi


Dalam Satriah (2020: 282-284) Pemberian layanan bimbingan
mahasiswa tentunya bukan tanpa dasar ataupun alasan. Diantara problem
yang sering dihadapi mahasiswa baik dalam perkembangan studinya ataupun
problem pribadi. Pada dasarnya karakteristik utama dari studi pad tingkat ini
adalah kemandirian baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
pemilihan program studi, maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai
mahasiswa. Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa dalam
menentukan atau memilih program studi yang sesuai dengan bakat, minat dan
cita–citanya serta mengatur kehidupannya sendiri.
Studi dalam perguruan tinggi lebih ditekankan kemandiriannya, jadi
harus banyak belajar sendiri, tanpa diatur, dan diawasi seperti di SMA.
Dalam merealisasikan kemandirian tersebut pastinya ada kendala – kendala
yang mungkin dihadapi oleh para mahasiswa. Untuk mengatasi hambatan
tersebut diperlukan bimbingan dari para dosen yang dilakukan secara

4
sistematik dan berpegang pada prinsip “Turt Wuri Handayani”. Problem atau
permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:
1. Problema Akademik
Problema akademik merupakan hambatan yang dihadapi oleh
mahasiswa dalam memaksimalkan belajarnya. Beberapa problema studi
yang biasanya dihadapi oleh mahasiswa sebagai berikut:
a. Kesulitan dalam memilih program studi/konsentrasi/pilihan mata
kuliah yang sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
b. Kesulitan dalam mengatur waktu belajar disesuaikan dengan
banyaknya tuntutan dan aktivitas perkuliahan, serta kegiatan
kemahasiswaan lainnya.
c. Kesulitan dalam mendapatkan sumber belajar dan buku-buku sumber.
d. Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir.
e. Kesulitan dalam mempelajari buku-buku yang berbahasa asing
khususnya bahasa arab dan bahasa asing.
f. Kurang motifasi atau semangat belajar, dll
2. Problema Sosial Pribadi
Problema sosial merupakan kesulitan yang dihadapi mahasiswa
dalam mengelola kehidupannya dan menyesuaikan diri kehidupan sosial
baik di kampus maupun ditempat tinggalnya. Beberapa problema pribadi
yang biasanya dihadapi oleh para mahasiswa.
a. Kesulitan ekonomi / biaya kuliah.
b. Kesulitan berkenaan dengan masalah pemondokan.
c. Kesulitan menyesuaikan diri dengan teman sesame mahasiswa, baik
di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal.
d. Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar tempat
tinggal, khususnya mahasiswa pendatang.
e. Kesulitan karena masalah – masalah keluarga.
f. Kesulitan karena masala – masalah pribadi, dll.

5
6
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi
Secara umum tujuan bimbingan pada perguruan tinggi adalah
membantu mahasiswa dengan mengiringi proses perkembangannya melewati
masa-masa perguruan tinggi, sehingga terhindar dari kesulitan, dapat
mengatasi kesulitan, membuat penyesuaian yang baik, dan membuat arah diri
sampai mencapai perkembangan optimal.
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan pengembangan,
meliputi:
1. Aspek perkembangan pribadi-sosial
Dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-
sosial dalam mewujudkan pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
2. Aspek perkembangan belajar
Peserta didik mampu belajar secara efektif, dapat menetapkan tujuan dan
perencanaan pendidikan, serta memiliki keterampilan dan kemampuan
dalam menghadapi ujian.
3. Aspek perkembangan karier.
Peserta didik mampu membentuk identitas karier, merencanakan masa
depan, serta mampu mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.

Menurut G.W. Young (1970) tujuan konseling di perguruan tinggi adalah:

1. Membantu mahasiswa untuk mengambil keputusan mengenai pilihan


karier, pilihan program pendidikan, dan masalah lain yang bersangkutan
dengan keputusan pendidikan.
2. Memungkinkan mahasiswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan orang
lain, seperti teman sebaya, dosen, orang tua.
3. Membantu mahasiswa mendapatkan pemahaman diri dan penerimaan
diri.
4. Membantu mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dari segi
akademik maupun sosial.

7
5. Memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk mengatasi krisis
emosional.

Tujuan bimbingan pada awal semester adalah:

1. Membantu mahasiwa dalam mempersiapkan diri memasuki semester


mendatang.
2. Membantu mahasiswa dalam menentukan strategi belajar yang akan
ditempuh.
3. Membantu mahasiswa dalam perkembangan diri kearah terbentuknya
pribadi yang bulat.
4. Membantu mahasiswa dalam mengenal terdapatnya layanan, jalan media,
atau fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan diri.

Tujuan bimbingan sewaktu semester berlangsung adalah:

1. Membantu mahasiswa dalam mewujudkan kesiapan psikologis dan


kesiapan tehnis pendidikan.
2. Membantu mahasiswa agar dapat membina motivasi belajarnya.
3. Membantu mahasiswa dalam menyadari tingkat kemajuan atau prestasi
belajarnya.
4. Membantu mahasiswa dalam usaha mengembangkan berbagai segi
pribadinya.

Tujuan bimbingan pada akhir semester adalah:

1. Membantu mahasiswa untuk mengenal gambaran perkembangan dirinya


setelah semester berakhir.
2. Membantu mahasiswa untuk menghubungkan gambaran pribadi sekarang
dengan yang lalu, dan yang akan datang (Ivonne, 2011).

Adapun menurut Achmad Juntika Nurihsan (2006:29) tujuan dari


bimbingan di perguruan tinggi adalah agar mahasiswa mampu:

1. Memilih program studi, kosentarsi pilihan mata kuliah yang sesuai


dengan bakat dan minatnyaserta citacita.

8
2. Menyelesaikan perkuliahan dan segala tuntutan perkulihantepat pada
waktunya.
3. Memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka.
4. Membina hubungan sosial dengan sesama mahasiswa dan dosen dengan
baik.
5. Memilih sikap dan kesiapan profesional.
6. Memiliki pandangan yang relaistis tentang diri dan lingkungnya dalam
upaya menyesuaiakan diri dengan lingkungan

D. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi


Menurut Jayadi, dkk (2018: 7-8) Prinsip-prinsip Bimbingan dan
Konseling mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan
bimbingan konseling, yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan :
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa rnemandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu;
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di
rumah, di kampus, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan
pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi,
mental dan, fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya rnasalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan dan konseling.

9
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan :
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu; oleh karena itu program
bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan peserta didik (mahasiswa).
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.
d. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu
diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan;
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi permasalahannya.
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan
akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu
sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau
pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerja sama antara dosen pembimbing, dosen-dosen lain, dan orang tua
sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan
penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan
program bimbingan dan konseling itu sendiri.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling merupakan hal yang relatif baru di
Perguruan Tinggi di Indonesia, dan hingga kini belum banyak dilaksanakan
sebagaimana mestinya oleh berbagai Perguruan Tinggi, meskipun penataran-
penataran mengenai Bimbingan dan Konseling sudah banyak dilaksanakan
tahap demi tahap bagi dosen-dosen yang umumnya juga menjadi
Pembimbing Akademik. Dengan lain perkataan Bimbingan dan Konseling
belum membudaya di kalangan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
Secara ideal, setiap fakultas mempunyai wadah Bimbingan dan
Konseling yang dikelola dan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang
profesional seperti psikolog. Tetapi karena tenaga profesional tersebut tidak
mencukupi, maka diadakan penataran-penataran mengenai Bimbingan dan
Konseling dengan harapan agar para dosen yang menjadi konselor fakultas
dan pembimbing akademik dapat melaksanakan tugas mereka dengan baik.

B. Saran
Mudah-mudahan kita dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
kita hadapi sebagai mahasiswa, baik dalam persoalan akademis ataupun
persoalan sosial pribadi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Masdudi. 2015. Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: CV.


Panger.

Jayadi, dkk. 2018. Panduan Bimbingan dan Konseling Akademik Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan. Surabaya: Program Studi Ilmu Gizi. Hal: 7-8.

Satriah, Lilis. 2020. Bimbingan Konseling Pendidikan. Bandung: CV. Mimbar


Pustaka.

Nurihsan, A.J. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: Refika Aditama.

Ivonne, July. 2011. Bimbingan Konseling Mahasiswa. Bandung: Universitas


Kristen Maranthana.

12
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS

NO Nama NIM Tugas


1 Astri Depika Putri 1810123120018 Membuat isi materi
makalah, menggabung
dgn meedit makalah
2 M Rizky Alfandi 1810123210005 Membuat PPT,
menggabung dan
mengedit video lalu
upload di youtube
3 Muhammad Syahril Adha 1810123110019 Membuat cover, kata
pengantar, daftar isi,
bab 1 (latbel, rumusan,
tujuan, manfaat)
4 Rabiatul Janah 1810123120022 Membuat isi materi
makalah, bab 3
(kesimpulan saran)

13
Link Video Presentasi Kelompok 1

https://youtube.com/channel/UCj_Bg-YB6kc21pX9CV20kvw

14

Anda mungkin juga menyukai