Disusun Oleh :
I Wayan Handika ( 1011011088 )
I Made Sumadiyasa ( 1011011103 )
Putu Aryawan ( 1011011116 )
I Kadek Jeri Sastrawan ( 1011011122 )
YtM
NIM. 011011116
prY'-'
Nyoman rmaja, S.Pd
NIP: 19650920 199002 1 002
LEMBAR PERNYATAAN GURU BK
r •
Sekolah : 5 rnp NBf!pN :3 Ser-tr-rf-
Desember 2012
3 Seririt
LEMBARPENGESAHAN
Guru BK S~ Kubutambahan
Mengetahui,
~==~
ubutambahan
51'"!:\~,_ sina,
S.Pd.,M.Pd
724 199203 1 007
LEMBAR PERNYAT AAN GURU BK
Nama
NIP
Jabatan
Sekolah
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari
pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses
penyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terimakasih kami sampaikan
kepada Bapak dosen pembimbing Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons. yang telah
bersedia menuntun dan membantu kami dalam pembuatan laporan ini serta
narasumber dan pihak-pihak lainnya yang turut serta membantu demi
terselesaikannya laporan ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
E. Kisi-Kisi .............................................................................................. 13
BAB III INSTRUMEN .............................................................................. 29
ii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 54
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Manfaat
1. Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah evaluasi bimbingan
konseling.
2. Untuk mengetahui kualitas program bimbingan konseling di SMP
Negeri 3 Seririt jika ditinjau dari model evaluasi CIPP ?
3. Untuk mengetahui kualitas program bimbingan konseling di SMA
Negeri 1 Kubutambahan jika ditinjau dari model evaluasi CIPP
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Evaluation. Dalam buku
“Essentials of Educational Evaluation”, Edwind Wand dan Gerald W. Brown,
mengatakan bahwa : “Evaluation rafer to the act or prosses to determining the
value of something”. Jadi menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses utnuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sesuai
dengan pendapat tersebut maka evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
segala sesuatu dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang
diharapkan oleh Departemen Pendidikan, telah dijabarkan dalam pedoman khusus
Bimbingan dan Penyuluhan, kurikulum 1975 buku IIIc.
3
program Bimbingan dan Konseling selalu tercantum suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana tertentu.
Pendapat “Good” yang dikutip oleh I.Jumhur dan Moch. Surya (1975 :154),
tentang evaluasi adalah : “Proses menentukan atau mempertimbangkan nilai atau
jumlah sesuatu melaluipenilaian yang dilakukan dengan seksama”.
Sejalan dengan rumusan diatas, Arthur Jones memberikan batasan tentang
evaluasi adalah sebagai berikut : “Proses yang menunjukkan kepada kita sampai
berapa jauh tujuan – tujuan program sekolah dapat dilaksanakan”.
Pada buku inidisajikan model evaluasi menurut Kaufan dan Thomas yang
membedakan model evluasi program menjadi delapan, yaitu:
4
1. Goal Oriented Eavaluation Model
Model ini tidak dijelaskan dalam buku ini karena model ini kurang
populer.
6. SSE-UCLA Evaluation Model
5
c. Formative evaluation, evaluasi dilakukan pada saat program
berjalan.
d. Summative program, evaluasi untuk mengetahui hasil dan dampak
dari program serta untuk mengetahui ketercapaian program.
7. CIPP Evaluation Model ( Context Input Process Product )
a. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan
pernenuhan dan karakteristik individu yang menangani. Seorang
evaluator harus sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih
tujuan yang paling menunjang kesuksesan program.
b. Evaluasi Masukan
Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau
kondisi awal yang dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah
program.
c. Evaluasi Proses
Evaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program
dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan rencana.
d. Evaluasi Hasil
Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui
ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan
ketepatan tindakan yang diberikan, dan dampak dari program.
8. Discrepancy Model
Model ini ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi pada
setiap komponen program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam
program dengan penampilan aktual dari program tersebut.
Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan para ahli. Salah
satunya adalah model CIPP ( Context – input – process – product). Model ini
6
dikembangkan oleh Stufflebeam , model CIPP oleh Stufflebeam 1971 (dari Ward
Mitchell Cates, 1990) . Model CIPP (1971) melihat kepada empat dimensi yaitu
dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses dan dimensi Produk.
Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat
pengambil keputusan (decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional
sebuah program. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi
yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan,
proses, dan produk. Untuk memahami hubungan model CIPP dengan pembuat
keputusan dan akuntabilitas dapat diamati pada visualisasi sebagai berikut :
· Evalusi Konteks
7
peluang dan menilai kebutuhan (1983). Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai
suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi nyata ( reality ) dengan kondisi
yang diharapkan ( ideality ). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan
dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang
akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi
pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going.
Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program.
Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan
kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan
demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang
selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang (
Isaac and Michael:1981)
· Evaluasi Input
8
· Evaluasi Proses
· Evaluasi Produk
9
Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan “judgement outcomes”
dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses, kemudian di
interprestasikan harga dan jasa yang diberikan ( Stuflebeam and Shinkfield :
1986). Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian
tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-
keputuasan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evauasi produk adalah
mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran dkembangkan
dan di administrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan
menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar
kelayakan. Apakah program itu akan dilanjutkan, dimodifikasi kembali atau
bahkan akan dihentikan
10
2. Evaluasi masukan untuk keputusan strukturisasi yaitu menolong mengatur
keputusan menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif
yang diambil, rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta
prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
3. Evaluasi proses melayani keputusan implementasi, yaitu membantu
keputusan sampai sejauh mana program telah dilaksanakan.
4. Evaluasi produk untuk melayani daur ulang keputusan. Keunggulan model
CIPP merupakan system kerja yang dinamis.
11
mengukur komponen konteks, input, proses dan produk kemudian
dibandingkan dengan standar objektif yang ditetapkan. Efektivitas
dikategorikan pada tingkatan rendah, moderat dan tinggi.
Atas dasar masalah penelitian dan landasan teori serta deskripsi program,
maka dibangun suatu kerangka acuan yang melibatkan empat komponen
evaluasi model CIPP. Keempat komponen evaluasi memiliki cakupan
konseptual yang merupakan sumber rujukan pengembangan ke arah indikator
penelitian.
Instrument merupakan salah satu sarana bagi instasi yang ingin mengadakan
suatu pengukuran, penilaian terhadap suatu kegiatan,hal ini yang mendasari
kegiatan menempuh mata kuliah evaluasi supervise bimbingan konseling,yang
dalam pelaksanaan perkuliahannya tidak hanya menuntut mahasiswanya memiliki
pemahaman tentang pengertian,penyusunan,pelaksanaan keberhasilan dalam suatu
kegiatan program bimbingan konseling secara teori,namun kami dituntut terjun
secara langsung untuk mengamati keberhasilan dari suatu program layanan
bimbingan konseling. sehingga kami mendapatkan pengetahuan lebih mengenai
pelaksanaan,hambatan serta keberhasilan dari program yang akan diberikan . lebih
dari pada itu kami sebagai calon guru bk disekolah mulai dari sekarang telah
disiapkan untuk menyusun program bimbingan konseling yang akan kami
terapkan nanti pada sekolah tempat kami bertugas.sebelum itu, kami diharapkan
mampu melakukan penilaian atau evaluasi terhadap program bimbingan konseling
yang telah ada disekolah-sekolah yang telah ditetapkan,sehingga kami diharuskan
menyusun suatu instrument yang akan kami gunakan untuk mengadakan evaluasi.
12
penyusunan instrument diawali dengan mengumpulkan materi tentang model
evaluasi,sehingga ditetapkan satu model untuk melaksanakan evaluasi
dilanjutkan dengan membentuk suatu kelompok untuk menyusun masing-masing
instrument,kelompok tersebut di pecah kedalam empat sub materi yakni,
contens,inputs,proses,produk,setelah instrument tersusun sesuai bagian yang
ada,intrumen tersebut digabung dan diserahkan kepada dosen pembimbing mata
kuliah untuk direvisi,setelah intrumen dinyatakan lulus uji oleh dosen
pembimbing mata kuliah,keseluruhan instrument ini dikembalikan kepada
masing-masing kelompok sehingga kami mahasiswa siap untuk melaksanakan
evaluasi program bimbingan konseling ke 2 sekolah yang telah ditetapkan oleh
masing-masing kelompok.
E. KISI-KISI
· Manajemen dan dukungan sistem
Sub
No Komponen Aspek Item Jumlah
Komponen
1 Manajemen 1. Konselor o Berusaha menciptakan suasana
dan hubungan yang kondusif
o Berusaha menjaga sikap objektif
terhadap klien
o Mengubah kembali prilaku salah
sesuai keyakinan irasioanal,
gangguan emosi, dan
menyalahkan diri sendiri
o Memberikan pemahaman tentang
prilaku baru yang diperlukan
klien dalam kehidupan sehari-hari
o Menjadi model atau contoh sosok
yang memiliki sikap sehat dan
normal
13
o Menyadari kesalahan yang pernah
dibuat dan resiko yang dihadapi
o Dapat dipercaya dan mampu
menjaga kerahasiaan
o Memiliki orientasi diri dan
profesi yang berkembang
o Iklas dalam menjalankan
profesinya
2. Konseli o Pribadi
o Sosial
o Belajar
o Karir
2 Dukungan 1. Kepala o Mengadakan pengawasan
Sistem Sekolah o Mempertanggungjawabkan
Pelaksanaan Program BK
o Mengadakan hubungan baik
dengan pihak-pihak yang
berkaitan dengan pelayanan BK
14
dalam kegiatan BK
6. Orang o Bekerjasama dengan konselor
tua dalam menangani permasalahan
siswa
· Personil
15
2. Kompetensi a) Menghargai dan
Kepribadian menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan
individualitas dan
kebebasan
b) Menjunjung integritas dan
stabilitas kepribadian
yang kuat
16
komitmen terhadap etika
professional
g) Menguasai konsep dan
praksis penilaian dalam
BK
A. Kisi-kisi Intrumen
Indikator
Komponen Aspek Sub Aspek Upaya yang Item Jumlah
Dilakukan
Data Siswa 1. Jenis Data 1. Belajar - Angket 1,2,3 3
- Tes IQ 4,5,6 3
- Koordinasi Guru 7,8,9 3
BK dengan Guru
Mata Pelajaran
- Melihat nilai raport 10,11 2
17
2. Penyimpanan 1. Komputer - Kelayakan 28,29 2
2. Lemari - Aman 30 1
- Bersih 31 1
- Ukuran 32 1
3. Frekuensi 1. Waktu - Lama 33 1
Penyaringan penyelenggaraan
Data Siswa
- Banyak 34 1
2. Jumlah penyelenggaraan
4. Sarana dan 1. Ruang - Ruang yang 35, 1
Prasarana tersedia
- Fungsi ruangan 36,37 2
- Ukuran ruanga 38,39 2
- Jenis-jenis 40,41 2
peralatan
2. Peralatan - Fungsi peralatan 42 1
18
B. Kisi-kisi Program
19
Individual
d. Dukungan sistem 4
16
Sub
Dimensi Aspek Indikator Item Jumlah
Aspek
Penyimpanan Dokumentasi Belajar · Nilai Hasil Pembelajaran 4,5,6,9,10,17, 17
Data Siswa Sosial · Sosiometri 18, 19,20,21,
Pribadi · Buku Catatan Kasus 22, 27, 33,
20
Frekuensi Program Belajar · Jumlah Program Yang 1,2,3,7,8, 5
Harian, Sosial Direncanakan
Mingguan, Pribadi
Bulanan,
Karir
Semesteran,
Tahunan
21
BAB III
INSTRUMEN
3.1 Sasaran
Adapun sekolah yang menjadi objek evaluasi pada laporan ini yaitu dari
dua sekolah yang berbeda yakni SMP Negeri 3 Seririt dan SMA Negeri 1
Kubutambahan. Adapun gambaran awal dari kedua sekolah tersebut yaitu
sebagai berikut :
· Lingkungan Sekolah
¯ Jenis bangunan sekitar sekolah
v Utara : Jalan Raya
v Selatan : Perkebunan Penduduk
v Timur : Sungai Mendaum dan Pemukiman Penduduk
v Barat : Perkebunan penduduk
22
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Keasrian serta
kebersihan lingkungan SMP N 3 Seririt ini dibuktikan dengan
terpilihnya sekolah ini untuk mewakili kabupaten Buleleng dalam
mengikuti Lomba UKS di tingkat provinsi sehingga mendapat juara
harapan III.
23
karena umur yang terlanjur tua diberikan beban siswa asuh sebanyak
50 siswa dari kelas VII A dan VII B. Demikaianlah pengeolaan
penanganan siswa di SMP N 3 Seririt.
24
Kubutambahan ( Drs. I ketut Senadia ) sebagai koordinator
kemudian menunjuk Kepala SMA Bina Putra Tamblang sebagai
wakil koordinator (Drs. I Ketut Indrayasa) Penerimaan siswa baru
dan operasionalnya SMA Negeri 1 Kubutambahan di Tamblang.
25
v Program 2/penataan/perataan tanah dengan swadaya masyarakat
Tamblang dengan bergotong royong
v Program 3/pengadaan jalan dari arah selatan menuju lokasi 500 m
swadaya masyarakat
v Program 4/pengadaan jalan dari arah barat menuju lokasi 150 m
swadaya masyarakat
v Program 5/pengadaan gedung/RKb 1 Unit/4 Ruuang belajar
bersumber dari APBD Pemerintah Kabupaten Buleleng di
bangunmulai 1 Agustus 2001.
Persiapan dan pelaksanaan kegiatan operasional SMA Negeri 1
Kubutambahan
26
- I Ketut Subudi, S.Pd - Luh Manik Sari, S.pd
27
5 Sekretaris II : Drs. I Ketut Sudirman
28
Ø Tanggal 22 Oktober 2001 keluar SK. Bupati Nomor
821.2/2421/BKD tentang SK. Pengangkatan Drs. I KETUT
INDRAYASA sbagai Kepala Sekolah di SMA Negeri 1
Kubutamahan.
Ø Tanggal 8 September 2003 dari Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan Menengah umum tentang petikan NIS dan NSS SMA
negeri 1 Kubutambahan
· NOMOR INDUK SEKOLAH : 30.009.0
· NOMOR STATISTIK SEKOLAH : 301220108500
29
1. Drs. I Ketut Seken (Selaku Koordinator)
2. Dra. Gusti Ayu Sri Agung
3. Dra. Ni Made Wati
Guru BK pun memiliki beberapa tugas-tugas seperti :
30
Pihak sekolah sudah berusaha menambah fasilitas yang terdapat
di ruang BK dengan menggunakan dana komite. Namun hal tersebut
belum berjalan dengan maksimal karena anggaran dana yang minim.
31
· Tanggal 8 Desember 2012 melakukan audit ke-2 yang sekaligus meminta
tandatangan pernyataan dari guru BK dan lembar pengasahan dari guru
BK dan kepala sekolah.
32
40-54 = Kurang Baik (D)
¯ Proses audit dan perkiraan kriteria keberhasilan dari audit pertama ke audit
kedua.
33
karena dokumennya yang masih dirumah, ada pula beberapa poin yang
katanya perlu terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru BK yang
lainnya sebelum diisi. Dengan alasan tersebut dari guru BK kami
mempersilahkan beliau untuk membawa terlebih dahulu instrumen itu
untuk dikoordinasikan dengan guru BK yang lain dan kami sepakat untuk
melakukan audit ke-2 pada tanggal 6 Desember 2012.
Kedatangan pada audit ke-2 ke SMP Negeri 3 Seririt ini, kami langsung
bertemu dengan guru BK disana yaitu bapak Nyoman Armaja dan bapak
Putu Sarjana. Proses audit kali ini berlangsung dengan lancar karena sudah
semua poin instrumen telah di isi. Hanya saja pada saat itu beliau hanya
memperkuatnya dengan bukti-bukti autentik yang ada. Walaupun menurut
keterangan beliau ada beberapa dokumen yang katanya sudah hilang atau
lupa tempat penyimpanannya. Sampai pada akhir proses audit kami
meminta lembar pengesahan dan pernyataan dari guru BK yang
bersangkutan untuk memperkuat bahwa kami telah melakukan proses audit
di SMP Negeri 3 Seririt.
34
kami susun sebelumnya kepada guru BK. Kami menjelaskan apa saja
tujuan dan maksud kami melakukan observasi sekaligus menyampaikan
bahwa evaluasi yang kami lakukan tidak berpengaruh terhadap jabatan,
pangkat, gaji, dan lain-lain yang bersangkutan dengan kinerja Bapak/Ibu
dan juga sekolah.
Pada audit kedua kami tidak menemukan kendala yang berarti karena
dokumen yang kami inginkan dapat diperlihatkan walaupu masih ada
beberapa dokumen yang sudah hilang. Sampai pada akhir proses audit
kami meminta lembar pengesahan dan pernyataan dari guru bk yang
bersangkutan untuk memperkuat bahwa kami telah melakukan proses audit
di SMA N 1 Kubutambahan.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
36
B. Hasil Analisis Instrumen
¯ SMP Negeri 3 Seririt
NO BUTIR
NO ASPEK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 JML
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Manajeme 17
n dan
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
Dukungan
Sistem
2 Standar 17
Dukungan 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
Sistem
3 Personil 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
BK
4 Data 21
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
Siswa
5 Evaluasi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
37
Hasil
Layanan
BK
6 Standar 1
Sarana
0 1 0 0 0 0 0
dan
Prasarana
7 Insrumen 12
Alat
1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
Pengumpu
lan Data
Jumlah 96
96
Formula : 139 𝑥 100 = 69,06
Jika dilihat dari level pencapaian keseluruhan yaitu 69,06 dan jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasilan maka SMP N 3
Seririt berada pada level B (baik).
38
¯ SMA Negeri 1 Kubutambahan
ASPEK NO BUTIR
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 JML
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Manajeme 17
n dan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
Dukungan
Sistem
2 Standar 18
Dukungan 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
Sistem
3 Personil 13
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
BK
4 Data 16
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
Siswa
5 Evaluasi 14
Hasil 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Layanan
40
BK
6 Standar 1
sarana dan 0 0 0 0 0 0 1
prasarana
7 Instrument 17
alat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
pengumpu
lan data
Jumlah 96
96
Formula : 139 𝑥100 = 69,06
Jika dilihat dari level pencapaian keseluruhan yaitu 69,06 dan jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasilan maka SMA N 1
Kubutambahan berada pada level B (baik).
41
4.2 Analisis Instrumen dengan CIPP
a. Analisis Instrumen dengan CIPP di SMP N 3 Seririt
Pencapaian
No Komponen Aspek Persentase
Ideal Skor
(%)
1 Content a. Instrumen 19 12 63,15%
Alat
Pengumpulan
Data
b. Sarana dan 7 1 14,28%
Prasarana
c. Personil BK 14 14 100%
Jumlah 40 27 67,5%
2 Input a. Data Siswa 32 21 65,62%
b. Standar 27 17 62,96%
Dukungan
Sistem
Jumlah 59 38 64,40%
3 Process a. Manajemen 22 17 77,27%
dan
Dukungan
Sistem
Jumlah 22 17 77,27%
4 Product a. Evaluasi 16 14 87,50%
Hasil
Layanan BK
Jumlah 16 14 87,50
42
· Contens
Jika dilihat dari persentase pencapaian Content di SMP N 3 Seririt di atas
menunjukan pada level 67,5% dan jika dilihat dari kriteria keberhasilan hal
ini menunjukan bahwa SMP N 3 Seririt berada pada level C (cukup baik).
kemudian jika dilihat secara lebih rinci ternyata mengalami kekurangan yang
paling menonjol yaitu pada aspek Sarana dan Prasarana yang menunjukan
pada persentase 14,28 %. Seperti yang terdapat dalam intrument yang
mengalami kekurangan pada sarana dan prasarananya yaitu :
1. Tidak adanya ruang kerja BK seperti Komputer, meja kerja, internet,
lemari yang memadai.
2. Tidak terdapatnya ruang konseling individu yang aman dan nyaman
bagi klien.
3. Tidak terdapatnya ruangan konseling kelompok yang aman dan nyaman
bagi klien.
4. Tidak terdapatnya ruangan diblio yang fasilitasnya seperti daftar buku (
katalog, rak buku, ruang baca, buku daftar pengunjung, dan internet.
5. Tidak terdapatnya ruangan relaksasi atau disensitisasi/ sensitisasi yang
bersih, sehat, nyaman dan nyaman.
6. Tidak terdapatnya ruang tamu yang berisi kursi dan meja tamu, buku
tamu, jam dinding, tulisan atau gambar.
Jika dilihat dari aspek instrumen alat pengumpul datanya yang menunjukan
persentase pencapaian pada level 63,15% dan di identifikasi kekurangannya
dari instrumen yang telah disebarkan yaitu,
1. Tidak melaksanakan tes intelegensi dalam pengumpulan data.
2. Tidak melaksanakn tes bakat dalam pengumpulan data.
3. Tidak melaksanakan tes minat dalam pengumpulan data.
4. Tidak melaksanakan tes kepribadian dalam pengumpulan data.
5. Tidak memiliki jadwal piket guru pembimbing.
6. Tidak terdapat media audio seperti radio, perekam pita magnetik,
laboratorium bimbingan dan konseling.
43
· Input
Jika dilihat dari evaluasi input SMP Negeri 3 Seririt berada pada level
64,40% hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln berada
pada nilai C ( Cukup Baik ). Ternyata kekurangannya berada pada aspek data
siswa yaitu:
1. Belum pernah mengadakan tes IQ
2. Kurangnya kordinasi dengan guru mata pelajaran dalam membahas
masalah siswa.
3. Tidak pernah melaksanakan tes bakat
4. Tidak pernah melaksanakan tes minat
5. Tidak memiliki ukuran yang ideal untuk setiap alat penyimpanan data
siswa.
6. Aministrasi siswa belum memenuhi syarat kelengkapan.
44
2. Wali kelas belum mampu mengidentifikasi siswa yang memerlukan
layanan bimbingan konseling.
3. Guru mata pelajaran belum mampu memantau perkmbangan dan
kemajuan siswa terutama yang telah mendapatkan layanan BK.
4. Staf administrasi sekolah belum membantu dalam meadministrasikan
seluruh kegiatan BK.
· Pruduct
Jika dilihat dari evaluasi Products SMP Negeri 3 Seririt berada pada level
87,50 % hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln berada
pada nilai A ( Amat Baik ) namun masih memiliki kekurangan pada aspek
hasil layanan BK yaitu:
1. Tidak menjalankan dukungan sistem secara optimal.
2. Tidak banyak mengunakan instrumen dalam melaksanakan layanan
individual.
Pencapaian
No Komponen Aspek Persentase
Ideal Skor
(%)
1 Content d. Instrumen 19 17 89,47%
Alat
Pengumpulan
Data
e. Sarana dan 7 1 14,28%
Prasarana
f. Personil BK 14 13 92,85%
Jumlah 40 31 77,50%
2 Input c. Data Siswa 32 16 50,00%
d. Standar 27 18 66,66%
Dukungan
45
Sistem
Jumlah 59 34 57,62%
3 Process b. Manajemen 22 17 77,27%
dan
Dukungan
Sistem
Jumlah 22 17 77,27%
4 Product a. Evaluasi 16 14 87,50%
Hasil
Layanan BK
Jumlah 16 14 87,50%
· Contens
Jika dilihat dari persentase pencapaian Content di SMA N 1
Kubutambahan di atas menunjukan pada level 77,50% dan jika dilihat dari
kriteria keberhasilan hal ini menunjukan bahwa SMA N 1 Kubutambahan
berada pada level B ( baik). kemudian jika dilihat secara lebih rinci ternyata
mengalami kekurangan yang paling menonjol yaitu pada aspek Sarana dan
Prasarana yang menunjukan pada persentase 14,28 %. Seperti yang terdapat
dalam intrument yang mengalami kekurangan pada sarana dan prasarananya
yaitu :
1. Tida menjalankan dukungan sistem di sekolah.
2. Dalam melakukan kegiatan tidak dikoordinasikan secara sistematik.
3. Tidak menyertakan layanan responsif dalam program semesteran di
sekolah.
Jika dilihat dari aspek instrumen alat pengumpul datanya yang
menunjukan persentase pencapaian pada level 89,47% dan di identifikasi
kekurangannya dari instrumen yang telah disebarkan yaitu :
46
1. Tidak terdapat media audio seperti radio, perekam pita magnetik,
laoratoriaun BK, yang membantu dalam proses Bimbingan dan
Konseling.
2. Tidak menggunakan komputer di dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling.
Jika dilihat dari aspek personil BK yang menunjukan persentase
pencapaian pada level 92,85% dan di identifikasi kekurangannya dari
instrumen yang telah disebarkan yaitu :
1. Belum pernah mengikuti sertifikasi profesi BK.
· Input
Jika dilihat dari evaluasi input SMA Negeri 1 Kubutambahan berada
pada level 57,62% hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria
keberhasiln berada pada nilai C ( Cukup Baik ). Ternyata kekurangannya
berada pada aspek data siswa yaitu :
1. Tidak digunakannya tes IQ untuk mengukur keerdasan siswa.
2. Tidak banyak berkoordnasi dengan guru mata pelajaran dalam membahas
masalah belajar siswa.
3. Tidak memiliki komputer yang memnuhi syarat kelayakan sebagai
tempat penyimpanan data siswa.
4. Tidak memiliki ukuran ideal setiap alat penyimpanan data siswa.
5. Jarang menyelenggarakan pengumpulan data siswa.
6. Tidak terdapat ruangan yang ideal sebagai tempat penyimpanan data
siswa.
7. Ruangan peyimpanan data tidak bisa difungsikan secara efektif.
8. Ruangan belajar siswa belum memnuhi syarat sebagai tempat belajar.
9. Banyak peralatan BK yang tidak dapat difungsikan dengan baik.
10. Tidak banyak memiliki alat yang digunakan untuk kegiatan belajar siswa.
Dan kekurangan pada aspek standar dukung sistem yaitu :
1. Belum menempuh program pendidikan konselor ( PPK ).
47
2. Belum mengetahui perkembangan terupdate tentang program pelayanan
BK.
3. Banyak program layanan BK yang terselenggara tidak sesuai dengan
jadwal yang direncanakan.
4. Keberadaan OSIS belum mampu mendukung penyelenggaraan program
BK di sekolah.
· Process
Jika dilihat dari evaluasi proses SMA Negeri 1 Kubutambahan berada
pada level 77,27% ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln
berada pada nilai B ( Baik ). Ternyata kekurangannya berada pada aspek
manajemen dan dukungan sistem yaitu:
1. Belum banyak berkordinasi dengan Kepala Sekolah terkait dengan
program layanan BK.
2. Wali kelas belum mensosialisasikan keberadaan layanan BK.
3. Wali kelas belum mengidentidikasi siswa yang memerlukan layanan
BK.
4. Banyak guru mata pelajaran yang belum mampu memantau
perkembangan dan kemajuan siswa terutama yang telah mendapatkan
layanan BK.
5. OSIS di sekolah belum bekerja sama dengan konselor dalam
menangani masalah siswa di sekolah.
· Pruduct
Jika dilihat dari evaluasi Products SMA N 1 Kubutambahan berada pada
level 87,50 % hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln
berada pada nilai A ( Amat Baik ) namun masih memiliki kekurangan pada
aspek hasil layanan BK yaitu:
1. Tidak menjalankan dukungan sistem di sekolah
2. Tidak tidak menyertakan layanan responsif dalam penyusunan
program semesteran.
48
4.3 Perbandingan kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling
berdasarkan model evaluasi CIPP di SMP N 3 Seririt dan SMA N 1
Kubutambahan.
Berdasarkan analisis evaluasi CIPP secara umum didapatkan hasil di
SMP N 3 Seririt dan SMA N 1 Kubutambahan berada pada level 69,06
dengan kriteria keberhasilan baik (B). Hal ini mengindikasikan bahwa
diantara kedua sekolah tersebut tidak ada perbedaan-perbedaan yang
singnifikan terhadap atribut dan pelaksanaan bimbingan konseling disana.
Namun ketika diteliti secara mendalam, dianalisis dari aspek-aspek sesuai
dengan evaluasi program CIPP terdapat banyak perbedaan-perbedaan
didalamnya seperti halnya SMP N 3 Seririt keberadaan instrument alat
pengumpul data hanya menunjukan pada persentase 63,15% sedangkan di
SMA N 1 Kubutambahan persentasenya lebih besar yaitu 89,47%. Hal ini
secara sepihak dapat dikatakan bahwa keberadaan sekolah berpengaruh pada
kuantitas alat pengumpul data yang ada disamping didukung pula oleh
manajemen sekolah yang baik. Selain instrument alat pengumpul data
perbedaan juga terjadi pada aspek standar dukungan system di SMP n 3
Seririt menunjukan angka 62,96% sedangkan di SMA N 1 Kubutambahan
66,66% .
Jadi aspek-aspek diataslah yang kiranya bisa dianalisis perbedaanya
secara signifikan. Sedangkan pada aspek-aspek yang lain dianalisis menjadi
sebuah persamaan walaupun ada perbedaan sedikit tapi itu dianggap sebagai
persentase kesalahan evaluasi. Jika dilihat secara umum keberadaan BK saat
ini banyak mengalami kekurangan. Dari sisi personil memang bisa dicermati
persentasenya cukup besar, tetapi hal itu tidak didukung oleh aspek-aspek
pendukung lainnya dalam pemaksimalan hasil kerja pelayanan Bimbingan
Konseling. Diantaranya keberadaan sarana dan prasarana yang ada di dua
sekolah tersebut cukup memperihatinkan yang menunjukan persentase pada
14,28%. Hal ini berarti saat ini perlu mendapat perhatian yang lebih dari
pihak-pihak yang terkait.
49
4.4 Rekomendasi dan tindak lanjut
Adapun dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan di SMP N 3
Seririt dan SMA N 1 Kubutambahan didapatkan rekomendasi dan tindak lanjut
sebagai berikut:
Tabel 1. Rrekomendasi dan tindak lanjut SMP N 3 Seririt
No Aspek Rekomendasi Audit
1 Manajemen dan - Lebih banyak berkoordinasi dengan wali kelas, guru bidang
Dukungan Sistem studi dan staf administrasi terkait dengan keberadaan
layanan BK di sekolah
- Melibatkan OSIS sebagai bagian dari pelaksanaan
pelayanan BK
4 Data Siswa - Setiap siswa dilakukan tes IQ, keperibadian, minat, bakat
dan bekerjasama dengan pihat yang mempunyai lisensi
dalam bidang tersebut.
50
5 Evaluasi Hasil - Bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk melakukan
Layanan BK layanan responsive yang optimal.
6 Standar Sarana dan - Modifikasi keberadaan ruang BK senyaman munkin dan
Prasarana didukung dengan fasilitas seperti ruang konseling individu,
ruang tamu, ruang biblio konseling, computer, lemari,
internet sesuai dengan standar yang ada.
7 Instrument Alat - Dalam proses pengumpulan data sebaiknya melibatkan
Pengumpulan Data instrument data dari tes kepribadian, IQ, minat dan bakat.
4 Data Siswa - Sebaiknya setiap memiliki data yang selalu diupdate setiap
tahunnya.
- Keberadaan ruangan, lemari, dan computer sebagai penunjang
data data siswa perlu dilakukan perbaikan.
5 Evaluasi Hasil - Bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk melakukan
51
Layanan BK layanan responsive yang optimal.
6 Standar Sarana dan - Modifikasi keberadaan ruang BK senyaman munkin dan
Prasarana didukung dengan fasilitas seperti ruang konseling individu,
ruang tamu, ruang biblio konseling, computer, lemari, internet
sesuai dengan standar yang ada.
7 Instrument Alat - Dalam proses pengumpulan data sebaiknya melibatkan
Pengumpulan Data instrument data dari tes kepribadian, IQ, minat dan bakat.
52
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari analisis yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
kualitas program Bimbingan dan Konseling di SMP N 3 Seririt dan SMA N
1 Kubutambahan jika ditinjau dari model evaluasi CIPP berada pada level
69,06 dengan kriteria keberhasilan yaitu baik (B). jika dilihat secara umum
memang nilai yang ditunjukkan sama namun ketika diteliti lebih rinci
banyak terdapat perbedaan-perbedaan dari aspek-aspek evaluasi CIPP.
Perbedaan yang paling signifikan terjadi pada aspek instrumen alat
pengumpul data dengan perbandingan 63,15% di SMP N 3 Seririt dan
89,47% di SMA N 1 Kubutambahan. Hal ini ada kemungkinan faktor
keberadaan dan manajemen sekolah yang memiliki peranan penting dalam
menunjang keberadaan instrumen alat pengumpul data ini.
5.2. Saran
Adapun saran yang bisa dianjurkan pada kedua sekolah yang
bersangkutan, evaluasi yang kami lakukan ini bukan merupakan alat untuk
menemukan kekurangan layanan BK di sekolah saja, tapi lebih dari itu agar
hasil yang kami dapatkan ini bisa dijadikan sebagai acuan dalam
peningkatan mutu dan kualitas layanan BK itu sendiri.
Kemudian diharapkan setiap sekolah bukan menjadi sebuah institusi
yang berdiri sendiri melainkan diharapkan menjadi institusi yang mampu
berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lainnya baik itu lembaga sejawat
maupun lembaga yang berbeda. Kerja sama ini penting sebagai bahan
evaluasi diri dan juga peningkatan kualitas layanan BK.
53
Daftar Pustaka
54
Identitas Pengisi
NIP : 1964070520021210