Proposal Skripsi
Oleh
NPM.1906104030061
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan
limpahan rahmat yang tidak mampu dihitung oleh hamba-Nya. Semoga dengan
rahmat-Nya kita selalu dalam lindungan Allah, serta menambah rasa syukur dan
taqwa dihadapan-Nya. Salawat dan salam semoga tercurah atas Nabi besar
Syukur Alhamdulillah atas izin Allah yang Maha segala-Nya dan berkah
Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
Syiah Kuala.
kasih atas bantuan, doa, dukungan, usaha, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak,
tanpa itu penulis tidak mungkin menyelesaikan proposal ini dengan baik. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga
terutama kepada ;
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Marwan selaku Rektor Universitas Syiah Kuala
2. Bapak Dr. Drs. Syamsul Rizal M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
i
3. Ibu Nurbaity, S.Pd., M.Ed selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bimbingan dan
Kuala
4. Ibu Dara Rosita S.T., S.Pd., M.Ed selaku dosen wali yang telah
mengikuti perkuliahan
5. Kepada orang tua yang sangat penulis cintai, kepada ayah Alm. Razali
Ibnusyah yang selalu saya rindukan semoga ayah dapat melihat saya dari
yang selalu memberikan doa restu, dukungan, dan dorongan bagi penulis
Bimbingan dan Konseling letting 2019 yang telah membantu penulis serta
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
ini.
Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis
berharap dan berdoa semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan
pahala yang berlipat ganda. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat untuk
penulis serta pembaca, dan menjadi hal positif bagi banyak pihak.
ii
Banda Aceh,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................5
1.5 Anggapan Dasar..................................................................................................6
1.6 Hipotesis Penelitian.............................................................................................6
1.7 Definisi Operasional Variabel.............................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................8
2.1 Perfeksionisme....................................................................................................8
2.1.1 Pengertian Perfeksionisme...........................................................................8
2.1.2 Aspek-Aspek Perfeksionisme.......................................................................9
2.1.3 Karakteristik Individu yang Perfeksionisme..............................................11
2.2 Prokrastinasi......................................................................................................12
2.2.1 Pengertian Prokrastinasi.............................................................................12
2.1.2 Ciri-Ciri Prokrastinasi Akademik...............................................................13
2.1.3 Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik.................................................14
2.1.4 Dampak Prokrastinasi Akademik...............................................................18
2.3 Hubungan Perfeksionisme dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik..............18
2.4 Penelitian Terdahulu.........................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................21
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................................................21
iii
3.2 Lokasi Penelitian...............................................................................................21
3.3 Populasi Penelitian............................................................................................21
3.4 Sampel Penelitian..............................................................................................22
3.5 Teknik Pengumpulan Data................................................................................23
3.5.1 Skala Perfeksionisme.................................................................................23
3.5.2 Skala Prokrastinasi Akademik....................................................................24
3.6 Teknik Analisis Data.........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................28
iv
DAFTAR TABEL
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
diri seseorang serta membentuk karakter yang baik, yang dapat ditempuh secara
formal maupun informal. Pendidikan dapat diperoleh dari mana saja, salah satunya
belajar-mengajar dengan tujuan untuk mendidik siswa menuju pribadi yang lebih
baik.
dalam sistem belajar-mengajar. Peserta didik akan dihadapkan pada rutinitas belajar,
pemberian tugas oleh guru, serta hal lain yang harus dilakukan siswa di sekolah.
yang tepat agar tugas yang perlu disiapkan dapat berjalan lancar dan selesai dengan
baik.
Dalam hal ini, tidak semua siswa memiliki pengaturan waktu yang baik,
1
Perilaku menunda-nunda dalam pengerjaan tugas yang diberikan ini disebut
namun biasanya prokrastinasi sering dijumpai pada tempat yang memiliki banyak
tuntutan dan tenggat waktu dalam pengerjaannya, hal ini disebut dengan
yang cenderung selalu atau hampir selalu menunda pekerjaan yang telah diberikan
kepada individu tersebut dan merasa cemas atas perilaku yang dilakukannya (dalam
Suhadianto & Pratitis, 2019). Perilaku prokrastinasi ini juga dinyatakan oleh
Ackerman dan Gross (dalam Erfantinanti, Purwanto, & Japar, 2016) yaitu bentuk
Blancgard & Gottry (dalam Sutrisno, Rini, & Pratitis, 2018) berpendapat
perilaku seseorang dalam mengerjakan tugas hingga waktu terakhir disebut dengan
prokrastinasi. Beberapa orang tersebut kurang memahami akan hal yang penting
untuk dikerjakan dan yang tidak penting untuk dikerjakan, sehingga mereka
melakukan penundaan dan terus menerus akan melakukan hal tersebut, padahal
2
Menurut Salomon dan Rothblum dalam Syamsud Dluha (2016) frekuensi
penundaan terjadi dalam 46% tugas menulis, 30,1% tugas membaca, 27,6% tugas
belajar untuk ujian, 23% dalam menghadiri aktivitas kelas, 10,6 % dalam tugas
prokrastinasi adalah jadwal pengumpulan tugas dan kesulitan tugas yang diberikan.
akademik adalah perfeksionisme dan regulasi diri (Steel & Klingsieck, 2016; Zarrin
dengan standar yang tinggi untuk diri sendiri, standar yang tinggi untuk orang lain,
dan percaya bahwa orang lain memiliki pengharapan kesempurnaan untuk dirinya
mampu melaksanakan tugas dengan standar tinggi sesuai yang diharapkan. Namun,
mampu mencapai standar tinggi (Gunawita dkk, 2008). Seorang perfeksionis yang
pengaruh lingkungan sosial karena individu tersebut yakin orang lain memiliki
3
standar yang tidak realistis dan motif perfeksionis terhadap perilakunya. Seorang
perfeksionis menerima orang lain untuk mengontrol dirinya (Gunawinata dkk, 2008).
memiliki hubungan yang positif dan signifikan, dimensi tersebut yaitu self-oriented,
yang ada di Banda Aceh, terdapat fenomena yang berkaitan dengan perfeksionisme
yang harus dikerjakan oleh siswa dengan sangat baik, yang membuat siswa
tugas tersebut dengan matang, ada juga siswa yang merasa tidak puas jika
mengerjakan tugas jika sederhana saja, dan ingin bersikap idealis. Siswa juga
melakukan penundaan karena merasa lelah, dan mood yang kurang baik serta merasa
bosan karena kesulitan dalam mencapai standar tinggi yang dibuatnya. Hal ini
4
menimbulkan sikap perfeksionisme pada siswa dalam melaksanakan tugas di
prokrastinasi akademik yang ada dalam diri seseorang. Sehingga, peneliti ingin
Aceh?
Aceh?
5
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh. Adapun
kepada hal negatif yang berkaitan dengan penundaan akademik. Hasil penelitian ini
1. bagi guru mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling, hasil penelitian
ini berguna bagi penerapan serta pengembangan layanan bimbingan dan konseling
dalam bidang pribadi, sosial maupun belajar. Serta bagi guru mata pelajaran dapat
2. bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan
dalam pengembangan literasi, serta menjadi referensi bagi peneliti yang membuat
penelitian sejenis.
3. bagi mahasiswa dan peserta didik lainnya, penelitian ini dapat memberikan
6
1.5 Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah hal yang diyakini oleh peneliti sebagai sebuah
kebenaran dan menjadi dasar dalam penelitian. Adapun asumsi peneliti yang menjadi
anggapan dasar dalam penelitian ini yaitu adanya hubungan antara perfeksionisme
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu perfeksionisme sebagai variabel
bebas (X) dan prokrastinasi akademik sebagai variabel terikat (Y). Variable yang
1.7.1 Perfeksionisme
pencapaian standar yang tinggi sehingga menilai dirinya dengan kritis dan ada rasa
kekhawatiran terhadap penilaian buruk dari orang lain. Perfeksionisme ini akan
7
1.7.2 Prokrastinasi Akademik
tugas atau pekerjaan yang dibebankan dengan jangka waktu yang telah ditentukan,
dimanifestasikan dalam beberapa indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati, 1.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Perfeksionisme
menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri maupun orang lain. Dalam
merupakan suatu disposisi kepribadian yang ditandai dengan usaha seseorang dalam
mencapai kesempurnaan dan standar pribadi yang sangat tinggi serta khawatir
Lebih lanjut dijelaskan oleh Ratna dan Widayat (dalam Apriyani Dyah, 2020)
perfeksionisme adalah ketetapan standar yang tinggi terhadap performa diri disertai
dengan kecenderungan evaluasi diri yang kritis, memiliki motivasi tinggi dalam
mencapai kesempurnaan, dan bangga terhadap usaha yang dilakukan. Hal yang sama
juga dijelaskan oleh Smith et al. (2016) yang menyatakan bahwa perfeksionisme
8
merupakan sifat kepribadian dengan ciri-ciri berjuang untuk menjadi sempurna dan
adanya pengaturan waktu yang berlebihan terkait standar yang tinggi untuk kinerja
Menurut Hill, dkk (dalam Apriyani Dyah, 2020) juga menjelaskan bahwa
dengan conscientious perfectionism yang berasal dari internal individu, dan self-
dirinya, yang disertai dengan evaluasi diri dengan kritis, dan memiliki rasa
perfeksionisme, dapat berasal dalam diri individu maupun dari luar diri individu.
Dalam hal ini, Hewit dan Flett (dalam Insani Fuad, 2018) memaparkan bahwa
perfeksionisme memiliki aspek intrapersonal dan aspek sosial. Hal ini didapatkan
dari hasil analisis faktor terhadap MPS (Multidimensional Perfectionism Scale) yang
a. Perfeksionisme self-oriented
9
sedikit pun. Dalam hal ini, seseorang akan memiliki hasrat yang sangat
b. Perfeksionisme other-oriented
ada pada dirinya. Dalam hal ini, seseorang akan menunjukkan kemarahan,
tinggi. Tuntutan dari orang lain ini merupakan persepsi individu bahwa hal
Sedangkan menurut Hill et al. dalam jurnal Elizabeth Putri (2015) menjelaskan
untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain dan peka terhadap kritik.
10
e. Tekanan orang tua yang dirasakan (perceived parent pressure) merupakan
f. Dorongan untuk hasil yang sangat baik (striving for excellence) merupakan
tinggi.
g. Standar tinggi untuk orang lain (high standart for others) merupakan
mencapai kesempurnaan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas, dapat diliat bahwa aspek
perfeksionisme adalah tuntutan mencapai kesempurnaan dalam diri sendiri dan orang
lain, serta adanya kekhawatiran terhadap masa depan dan hasil yang dicapai.
perfeksionisme memiliki tuntutan yang tinggi terhadap diri sendiri. Lebih lanjut,
dijelaskan oleh Ratna & Widayat (2012) yang menjelaskan mengenai karakteristik
11
b. Melakukan usaha terbaik dalam mencapai kesempurnaan, dan tidak
e. Memberikan kritik pada orang lain jika hasil yang dicapai tidak sesuai
2.2 Prokrastinasi
prokrastinasi dalam bahasa inggris adalah procrastination. Kata ini berasal dari
bahasa Latin procrastinare, terdiri dari pro yang berarti maju, dan crastinus yang
artinya hari esok. Reza (Haryanti & Hartini, 2016) menjelaskan bahwa prokrastinasi
adalah menunda atau menangguhkan tindakan dengan sengaja oleh seseorang dan
Sejak zaman Mesir dan Yunani kuno, telah terjadi tindakan penundaan
penyelesaian tugas penting ke tugas yang lebih menarik, atau biasa disebut dengan
penundaan (Aviani & Primanita, 2020). Bukti penundaan telah muncul sejak zaman
Mesir dan Yunani kuno, salah satunya dapat dibuktikan dari karya Hesoid pada 800
12
SM. Karya ini mengkritik penundaan dan menyebabkan banyak kegagalan (Steel,
Ferrari, 2013).
ujian, atau mengerjakan tugas makalah) (Solomon dalam Nurjan, 2020) tugas
menunda-nunda pekerjaan yang harus dilakukan. Hal ini juga dijelaskan oleh Rosario
memanfaatkan waktu merupakan salah satu ciri dari prokrastinasi akademik. ada
kemampuan untuk memenuhi tenggat waktu (ability to meet deadlines) (Kim & Seo,
13
sehingga mengakibatkan seseorang mengerjakan tugas melebihi tenggat waktu yang
telah ditentukan, hal itu termasuk ciri-ciri prokrastinasi (Damri et al., 2017). Adapun
Agung,2017) dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain sebagai berikut :
dihadapi.
telah ditetapkan.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa ciri-
ciri prokrastinasi dalam diri seseorang, antara lain penundaan dalam memulai
dan faktor internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
seseorang yang berpengaruh pada prokrastinasi berupa gaya pengasuhan dari orang
tua dan faktor lingkungan (Ferrari dalam Aviani & Primanita, 2020), serta tugas yang
terlalu sulit (Shalev, 2018). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
14
diri individu yang berpengaruh pada prokrastinasi seperti regulasi emosi, efikasi diri
dan keyakinan diri (Asri et al, 2017; Ferrari dalam Aviani & Primanita, 2020).
prokrastinasi, yaitu :
orang lain, hal ini membuat individu mudah menyalahkan diri sendiri
orang lain tidak menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat
individu yang sensation sensitive ini terbiasa menghindari dan menarik diri
15
e. Disorganisasi waktu (time disorganization), individu dapat menunda
terbuang sia-sia.
yang diberikan kepadanya maka hal ini dapat membuat seseorang menunda
mengerjakan tugas.
tersebut karena harus mengerjakan pekerjaan lainnya, hal ini akan membuat
individu semakin sulit mengatur waktunya dan harus menunda salah satu
dapat juga didorong oleh faktor kemarahan individu terhadap orang lain.
Kemarahan itu dapat berupa menolak untuk bekerja sama dengan orang
16
tersebut, ataupun menunda melakukan tugas yang diperintahkan dan
faktor utama terjadinya perilaku prokrastinasi dalam diri individu, antara lain :
akan timbul saat waktu terakhir. 2) Task aversiveness banyak hal yang
penyebab prokrastinasi disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yaitu berasal dari dalam diri individu, seperti keyakinan diri, regulasi diri, dan efikasi
diri, serta kebosanan pada tugas. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
17
berasal dari luar diri individu, seperti pengasuhan orang tua, bergantung pada
kelompok belajar, dan batas waktu yang ditentukan. Adapun faktor lain yang
negatif pada prestasi yang akan dicapai seperti terlambat mengumpulkan tugas,
mendapatkan nilai jelek, dan lain sebagainya (Kim & Seo, 2014; You, 2015). Ada
beberapa dampak yang akan ditimbulkan dari prokrastinasi. Burka dan Yuen
(Cinthia, Rindia Ratu., & Kustanti, 2017) mengatakan bahwa prokrastinasi dapat
bersalah dan menyesal karena tidak dapat menyelesaikan tugas secara maksimal.
tingkat stress serta kecemasan yang lebih tinggi (Ferrari et al., 2005; F. M. Sirois,
2004; Trifiriani & Agung, 2017) dan berdampak pada depresi bahkan psikosomatis
dampay yang positif, namun berdampak negatif bagi para prokrastinator atau pelaku
prokrastinasi.
Perilaku prokrastinasi merupakan perilaku yang telah lama ada dan dapat
terjadi dalam berbagai bidang dan situasi. Prokrastinasi akademik merupakan suatu
18
penundaan terhadap tugas akademik yang penting untuk dilakukan dan menimbulkan
konsekuensi tertentu bagi procrastinator itu sendiri. Ada banyak faktor yang
Perfeksionisme merupakan salah satu hasil distorsi kognitif yang menuntut adanya
acara. Yang pertama tekanan atau tuntutan yang sangat tinggi serta adanya perasaan
kesenangan dan berusaha menghindar dari hal-hal yang menekan mereka. Seorang
perfeksionis akan merasa gagal dalam melakukan tugas yang sempurna, dan akan
Dengan demikian, ia dapat menyalahkan sesuatu di luar dirinya dengan merasa bebas
atau karya yang sempurna. Perfeksionis akan terus menunda mengerjakan tugasnya
agar terlihat dapat menghasilkan karya yang sempurna tanpa cacat. Ketika
perfeksionis akan menunda mengerjakan tugasnya. Dalam hal ini, seseorang yang
19
2.4 Penelitian Terdahulu
juga dalam penelitian ini.Tujuan penelitian terdahulu yaitu sebagai acuan dan
perbandingan terkait dengan topik yang diteliti. Adapun penelitian yang relevan
skripsi pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala dengan sampel 326 orang.
ini, namun penelitian ini menggunakan subjek yang berbeda yaitu ditujukan
Sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 73 orang yang terdiri dari
d. Penelitian yang dilakukan oleh Muna (2020) dan Fitri (2019) memiliki
20
hubungan perfeksionisme dengan prokrastinasi akademik. Jika Muna
(2020) dan Fitri (2019) memiliki subjek penelitian pada mahasiswa, maka
Banda Aceh
BAB III
METODE PENELITIAN
prokrastinasi akademik pada siswa di SMAN Banda Aceh. Penelitian korelasi adalah
penelitian yang menentukan hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut, sehingga variabel
tersebut tidak dimanipulasi (Faenkel dan Wallen dalam Sya’bana & Agustina, 2020).
Penelitian ini memungkinkan suatu perkiraan tentang hubungan antar dua variable
Penelitian ini dilakukan di SMAN yang ada di Banda Aceh, antara lain SMAN
10 Fajar Harapan, SMAN 3 Banda Aceh, SMAN 4 Banda Aceh. Pemilihan lokasi
21
berdasarkan pencapaian nilai UN Kemdikbud 2022, serta memiliki tuntutan kepada
Populasi adalah keseluruhan dari jumlah yang akan diamati atau diteliti
(Nisfiannor dalam Angesti, 2017). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di
sekola yang menjadi tempat penelitian dari keseluruhan kelas, yaitu sekolah SMAN
10 Fajar Harapan, SMAN 3 Banda Aceh, SMAN 4 Banda Aceh, SMAN 1 Banda
Populasi ini dipilih karena siswa di sekolah tersebut merupakan siswa unggulan
yang diseleksi dengan sangat ketat pada masa penerimaan murid baru. Siswa SMA
dengan kisaran umur 15-17 tahun (remaja awal) mempunyai kapasitas untuk
jawab yang harus dilakukan, Piaget (dalam Santrock, 2011; dalam Jahja, 2021) juga
22
3.4 Sampel Penelitian
(Arikunto dalam Srilisnani et al, 2019). Table 1 diatas merupakan sebaran populasi
dan sample penelitian dari sekolah yang telah dipilih menjadi subjek penelitian.
Jumlah sampel sesuai populasi adalah 263. Penentuan jumlah sampel menggunakan
masing sekolah sesuai dengan proporsi jumlah populasi setiap sekolah. Penarikan
cluster-nya. Clustered Random Sampling adalah Teknik sampel yang dipakai jika
kelompok bukan terhadap subjek secara individual (Azwar dalam Aidina &
Prihatsanti, 2018)
mengacu kepada alat ukur atribut non-kognitif, khususnya yang disajikan dalam
format tulis (Azwar 2013). Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan
The Perfectionism Inventory (PI) merupakan skala psikologis yang terdiri dari
ukur yang dikembangkan oleh Tuckman yang terdiri dari 16 butir pernyataan. TPS
23
3.5.1 Skala Perfeksionisme
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variable perfeksionisme ini adalah
dimensi dari perfeksionisme itu sendiri, yang diukur menggunakan skala psikologi
yaitu adaptasi dari Multidimensional Perfectionism Scale (MPS) yang terdiri dari :
d. Perfeksionisme self-oriented
sedikit pun. Dalam hal ini, seseorang akan memiliki hasrat yang sangat
e. Perfeksionisme other-oriented
ada pada dirinya. Dalam hal ini, seseorang akan menunjukkan kemarahan,
tinggi. Tuntutan dari orang lain ini merupakan persepsi individu bahwa hal
Skala ini disusun dengan dua jenis pernyataan, yaitu favorable dan
unfavorable dengan menggunakan model Likert. Skala likert itu menpunyai empat
macam pilihan jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan
24
sangat tidak sesuai (STS). Penyekoran ini dilakukan dengan sistematika untuk item-
item favorable, jawaban yang sesuai mendapatkan skor 4 hingga sampai sangat tidak
sesuai mendapatkan skor 1, begitu juga dengan item unfavorable. Semakin tinggi
skor yang diperoleh pada skala ini, artinya individu memiliki kecenderungan
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variable prokrastinasi akademik ini
a. Membuang waktu
b. Task avoidance
c. Blaming others
Skala ini disusun dengan dua jenis pernyataan, yaitu favorable dan
unfavorable dengan menggunakan model Likert. Skala likert itu menpunyai empat
macam pilihan jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan
sangat tidak sesuai (STS). Penyekoran ini dilakukan dengan sistematikan untuk item-
item favorable, jawaban yang sesuai mendapatkan skor 4 hingga sampai sangat tidak
sesuai mendapatkan skor 1, begitu juga dengan item unfavorable. Semakin tinggi
skor yang diperoleh pada skala ini, berarti semakin tinggi juga prokrastinasi
akademiknya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah
prokrastinasi akademiknya.
25
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang dipakai peneliti dalam menjelaskan
dan memahami data-data yang telah diperoleh, hal ini dilakukan untuk menarik
Aceh, analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif . Istijanto (Ashari et al, 2017)
yang masih menjadi bentuk yang lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti, serta
analisis korelasi. Analisis yang diterapkan adalah analisis korelasi product moment
dari Karl Person. Korelasi Product Moment dari pearson adalah pengukuran
mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel. Apabila hubungan dua
variabel tidak linier, maka koefisien korelasi tersebut tidak menunjukkan kekuaan
hubungan dua variabel yang sedang diteliti, walaupun kedua variabel memiliki
Pearson digunakan agar dapat mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
Rxy=
√¿ ¿ ¿
Keterangan :
26
r = Pearson r Correlation Coefficient
N = Jumlah Sampel
Setelah dilakukan analisis korelasi, maka akan menghasilkan nilai yang disebut
koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini bisa bernilai negatif maupun positif yang
sebagai berikut :
r √n−2
t hitung =
√ 1−r 2
Perhitungan korelasi product moment dan Uji T signifikansi korelasi ini akan
diolah oleh peneliti di Statistical Product and Service Solution (SPSS) 23.0 for
window.
27
DAFTAR PUSTAKA
Abdi Zarrin, S., Gracia, E., & Paixao, M. P (2020). Prediction of academic
procrastination by fear and elf-regulation. Educational Sciences : Theory and
Practice, 20(3), 34-43, https://doi.org/10.12738/jestp.2020.3.003
Abdollahi, Fatemeh, Shobarudin, Ibrahim (2016). Prediction of incindende and bio-
psycho-socio-cultural risk factors of post-partum depression immediately after
birth in an Iranian populatin. Serdang, Malaysia : Termedia & Banach
Aidina, N. R., & Prihatsanti, U. (2018). Hubungan Antara Kepercayaan Terhadap
Pemimpin Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Pt.Telkom Witel
Semarang. Empati, 6(4),137-142
AK Steel (2007). 430 Stainless stell. West Chester : AK Steel Corporation
Apriyani, D. (2020). Pengaruh Perfeksionisme Siswa dan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Psikologi. Program Studi Psikologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman Samarinda
Ashari, b. H., Wibawa, B. M., & Persada, S. F (2017). Analisis Deskriptif dan
Tabulasi Silang pada Universitas di Kota Surabaya. Jurnal Sains Dan Seni Its,
6(1), 17-21
Asri, D. N., Setyosari, p., Hitipeuw, I., & State (2017). The Influence of Project-
based Learning Strategy and Self-regulated Learning on Academic
Procrastination of Junior High School Students’ Mathematics Learning.
American Journal of educational Research, 5(1), 88-96.
https://doi.org/10.12691/education-5-1-14
Angesti, A. F. 2017. Pengaruh EP, TDTA, dan WCTN terhdapa Harga Saham
Perusahaan Rokok di Bei. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 6(70), 1-15
Avani, Y.I., & Primanita, R.Y (2020). Conflict Resolution & Subjective Well Being
Pasangan Suami Istri Masa Awal Pernikahan di Kurai limo Jorong Bukittinggi.
Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang). 10(2), 193.
https://doi.org/10.24036/rapun.v10i2.106266
Azwar, Saifuddin (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
28
Cintia, Rindita Ratu, & Kustanti, E. R (2017). Hubungan Antara Konformitas
Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. Rindita. Jurnal Empat, 6(2),
31-37
Closson, L.M., & Boutilier. R.R (2017). Perfectionism, academic engagement, and
procrastination among undergraduates : The moderating role of honors student
status. Learning and Individual Differences, 57, 157-162.
https://doi.org/10.1016/j.lindif.2017.04.010
Damri, D., Engkizar, E., & Anwar, F. (2017). Hubungan Self-Efficacy dan
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas Perkuliahan.
Jurnal edukasi : jurnal Bimbingan dan Konseling, 3(1), 74.
https://doi.org/10.22373/je.v3il.1415
Elizabeth P. (2015). Hubungan Antara Perfeksionisme Dengan Prokrastinasi
Akademik Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa di Fakultas
Psikologi. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Satya Wacana
Erfantinni ,IH. Purwanto, Edy & Japar, Muhammad (2016). Konseling Kelompok
cognitive-Behavior Therapy Dengan Teknik Cognitive restructuring Untuk
Mereduksi Prokrastinasi Akademik. Jurnal Bimbingan dan Konseling.
Ferrari, J. R., O’Cllaghan,. & Newbegin, I. (2005). Prevalence of procrastination in
the United State, United Kingdom, and Australia : Arousal and avoidance
delays among adults. Nort American Journal of Psycology, 7(1), 1-6
Handayani, S. W. r. I., & Abdullah, A. (2016). Hubungan Stress Dengan
Prokrastinasi Pada Mahasiswa. Psikovidya, 20(june), 32-29
Haryanti, D., & Hartini, T. (2016). Efektivitas Konseling Kelompok Rasional Emosi
Keperilakuan Untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada
Siswa Kelas XII Mipa SMA N 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2016. 3(2),
76-82
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Prenada Media
Kim, K. R., & Seo, E.H (2015). The relationship between procrastination and
academic performance: A meta-analysis. Personality and Individual
Differences, 82, 16-33. https://doi.org/10/1016/j.paid.2015.02.038
Kiser, M. M (2020). Validation Of The Pure Procrastination Scale [California State
University]. http://libraryl.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf
Klingsieck, K. B (2016). Academc Procrastination : Psychological antecedents
revisited. Australian Psychologist, 51(1), 36-46.
https://doi.org/10.111/ap.12173
Kurniawan, D.E (2017). Pengaruh Intensitas Bermain game Online Terhadap
Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
29
Universitas PGRI Yogyakarta. Jurnal Konseling Gusjigang, 3(1), 97-103.
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/download/1120/1071
Mccloskey, J. D (2011). Finnally, My Thesis on Academic Procrastination. (Issue
December). University of Texas
Moran, S. V (2009). 2009JSP.pdf. The Journal of Social Psychology, 149(2), 195-
211
Mortensen, C. C (2014). Investigating Procrastination And Delay From A Self-
Regulated Learning Perspective A. University of Oklahoma
Nurjan, S (2020). Analisis Teoritik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Muaddib :
Studi Kependidikan dan Keislaman, 1(1),
61-83.https://doi.org/10.24269/muaddib.vlil.2568
Ray, D.P., Banerjee. P., SatyaP., Ghosh.R.K., Biswas.P.K (2017) Exploration of
Profitability in The Cultivation of Ramie (boehmeria nivea L. Gaudich) Fibre
for sustaining Rural Livelihood, International Journal of Agriculture,
Environment and Biotechnology, 10(3), p. 277. Doi : 10.5958/2230-
732x.2017.00034.1.
Resnani, R. (2017). Hubungan Antara Kebutuhan Untuk Sukses dan Ketekunan
Belajar Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Ppgt) Fkip Unib
Angkatan 2012. Jurnal PGSD, 10(1), 37-41.
https://doi.org/10.33369/pgsd.10.1.37-41
Rochmah, S. N. (2017). Hubungan Konsep Diri Guru Terhadap Regulasi Diri. Tunas
Siliwangi, 3(2), 160-174
Saman, A. (2017). Analisis Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Studi Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu
Pendidikan). Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 3(2), 55-62.
https://doi.org/10.26858/jpkk.v0i0.3070
Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Edisi 7 jidid 2. (Terjemahan : Sarah
Genis B) Jakarta : Erlangga
Sederlund, A., R. Burns, L., & Rogers, W. (2020). Multidimensional Models of
Perfectionism and Procrastination : Seeking determinants of both. International
Journal of environmental Research and Public Health, 17(14), 5099.
https://doi.org/10.3390/ijerph17145099
Sirios, F., & Pychyl, T. (2013). Procrastination and the priority of short-Term Mood
Regulation: Consequences for Future Self. Social and Personality Psychology
Compass, 7(2), 115-127. https://doi.org/10.1016/j.paid.2003.08.005
Shalev, I. (2018). Use of a self-regulation failure framework and the NIMH Research
Domain criterion (RDoC) to Understand the problem of procrastination.
30
Frontiers in Psychiatry, 9 (MAY), 1-4.
https://doi.org/10.3389/fpsyt.2018.00213s
Smith, M. M., Saklofske, D. H., Stoeber, J., & Sherry, S. B (2016). The big three
perfectionism Scale : A new measure of perfectionism. Journal of
Psychoeducational Assesment., 34(7), 670-687
Steel. P., & Klingsieck, K. b (2016). Academic Procrastination : Psychological
Antecedents Revisited. Australian Psychologist, 51(1), 36-46.
https://doi.org/10.1111/ap.12173
Suhadianto dan Pratitis, Nindia (2019). Eksplorasi Faktor Penyebab, Dampak dan
Strategi untuk Penanganan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Jurnal
RAP (Riset Aktual Psikologi). 10. 204-223. Doi:10.24036/rapun.vi0i2.106266
Sutrisno, A., Rini, A.P., & Pratitis, N.T.(2018). Prokrastinasi anggota polrestabes
Surabaya ditinjau dari jenis kelamin dan locus of control. Fenomena : Jurnal
Psikologi, 1(1), 1-12
Sya’bana, F. N. R., & Agustina, M. 2020. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi
Dengan Pemahaman Gizi Orangtua. Jurnal Pendidikan Modern, 5 (3) , 127-
131. https://doi.org/10.37471/jpm.v5i3.95
Trifiriani, M., Agung, I. M. (2017). Academic Hardiness dan Prokrastinasi pada
Mahasiswa Academic Hardiness dan Procrastination on Undergraduate Student
Abstrack. Jurnal Psikologi, 13(2), 143-149.
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/psikologi/article/view/3626
Tuckman, B.W (1998). Using Tests As An Incentive To Motivate Procrastiation To
Study : Journal of Experimental Education, 66 (2), 141-147.
Ursia, N. r., Siaputra, I. B., & Sutanto, N. (2013). Prokrastinasi akademik dan self-
control pada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Makara Seri Sosial Humaniora, 17(1), 1-18.
https://doi.org/10.7454/mssh.v17il.1798
Widyaningrum, A. A. (2017). Hubungan Antara Tipe Perfeksionisme dengan Gaya
Manajemen Konflik Pada Individu Dewasa Awal Yang Sedang Mengalami
Hubungan Pacaran. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Wijaya, Toni (2018). Manajemen Kualitas Jasa. Jakarta : Indeks
You, J. W. (2015). Examinig the Effect of Academic Procrastination on
Achievement Using LMS Data in e-Learning. Educational technology &
Society, 18(3), 64-74
Yudihartanti, Y (2018). Academic interventons for academic procrastination : A
review of the literatre. Journal of Prevention and Intervention in the
Community, 46(2), 117-130. https://doi.org/10.1080/10852352.2016.1198154
31
32