Anda di halaman 1dari 14

“SAYA DAN ETIKA KOMUNIKASI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Etika Komunikasi

DISUSUN OLEH

MICHAEL VANETY

07031382025227

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga,
maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Saya Dan Etika Komunikasi

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan


dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. o leh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada ibu DR. RETNA MAHRIANI, M.SI selaku dosen Etika
Komunikasi atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan
kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan


makalah ini maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembahasan sekalian Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Palembang, 15 Oktober 2022

Michael Vanety
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH...............................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................................5

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5

C. Tujuan............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................6

A. Etika Komunikasi Dalam Kehidupan sehari-hari..........................................................6

B. Pelanggaran Etika Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari.....................................8

C. Contoh Etika Komunikasi Yang Baik Dalam Kehidupan Sehari-hari .......................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................................15

A. Kesimpulan..................................................................................................................15

B. Saran............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya.


Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra
tutur. Hal ini, sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat agar terjalin suatu
kehidupan yang nyaman. Manusia adalah pemakai bahasa dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk
mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, maksud,dan realitas. Bahasa digunakan
sebagai sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan
berkomunikasi. Dengan demikian, fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai
sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam
pemakaian bahasa, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)
maupun sebagai komunikan (mitrabicara, penyimak, pendengar, atau pembaca)
(Sumarlam, 2003: 1). Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosialnya untuk mempelajari
kebiasaan, kebudayaan, adat istiadat serta latar belakang masing-masing. Dalam
berkomunikasi penggunaan bahasa diperlukan penyesuaian bentuk (bahasa) atau
ragam bahasa dengan unsur-unsur penentu tindak komunikatif yaitu :

1. yang menyapa dan yang disapa


2. untuk tujuan apa
3. tindak ilokusi
4. dalam konteks apa,
5. tuturan (Leech, 1993:21).

Hal ini disebabkan, dalam kehidupan sehari–hari penggunaan bahasa untuk


bersosialisasi tidak lepas dari unsur-unsur penentu tindak komunikasi dan prinsip–
prinsip sopan santun (politenessprinciple), Kedua, sikap atau perilaku ketika
berkomunikasi. Terkait dengan bahasanya terdapat kaidah kebahasaan yang perlu
ditaati, termasuk di dalam kaidah kebahasaan ini adalah fonologi, morfologi sintaksis,
dan semantik yang berlaku pada bahasa yang dipilihnya sebagai alat komunikasi.
Selain itu, seseorang yang berkomunikasi perlu memperhatikan etika berbahasa. Hal-
hal yang berhubungan dengan etika berbahasa di antaranya kaidah-kaidah dan norma
sosial yang berlaku pada masyarakat tempat seseorang berkomunikasi dengan orang
lain, sistem kekerabatan yang berlaku pada masyarakat itu, norma-norma keagamaan
yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan, dan sistem-sistem kultural lainnya
yang berpengaruh dalam pemakaian bahasa seseorang (Markhamah, 2009: 3).

Penilaian kesantunan berbahasa adalah bagaimana kita bertutur dan dengan


siapa kita bertutur. Hakikatnya, kesantunan berbahasa adalah etika kita dalam
bersosioalisasi di masyarakat dengan penggunaan, pemilihan kata yang baik serta
memeperhatikan dimana, kapan, kepada siapa, dengan tujuan apa kita berbicara
secara santun. Budaya kita menilai berbicara dengan menggunakan bahasa yang
santun akan memperlihatkan sejatinya kita sebagai manusia yang beretika,
berpendidikan, dan berbudaya. Markhamah (2009: 155) menyebutkan bahwa secara
linguistik kesantunan berbahasa diketahui dari pilihan kata, dan pemakaian jenis
kalimat. Pertama, dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang menunjukkan
adanya kesantunan tinggi, sedang dan rendah. Kedua, jenis kalimat pada umumnya
menunjukkan referensi atau makna yang sesuai. Ketiga, pemakaian kalimat pasif
untuk menghindari perintah secara langsung. Kesantunan berbahasa dalam penelitian
ini mengacu pada kesantunan pragmatik imperatif. Proses komunikasi juga terjadi
pada sebuah percakapan antara penutur dan lawan tutur. Percakapan merupakan
komunikasi langsung antara penutur dan lawan bicara.

Oleh karena itu, harus memperhatikan kesantunan berbahasa agar tercipta


kelancaran pemahaman dari tuturannya, tanpa terkecuali baik anak, maupun orang
dewasa. Dalam kaitan dengan bahasa anak, peneliti sangat tertarik dengan kesantunan
berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. Peneliti ingin
mengetahui tingkat kesantunan siswa dalam bertutur dengan lawan tuturnya.
Kesantunan dalam bertutur dipengaruhi oleh faktor–faktor penentu tindak komunikasi
serta prinsip–prinsip sopan santun. Hal yang menarik untuk diteliti diantaranya
bagaimana bentuk kesantunan bahasa dalam komunikasi, apa fungsi kesantunan
bahasa serta penyimpangan prinsip kesopanan yang digunakan dalam bahasa siswa
tersebut. Dengan demikian, penulis berencana melaksanakan penelitian berjudul
“Realisasi Kesantunan Berbahasa Pada Percakapan Siswa Kelas IX SMP Negeri 3.
Indonesia adalah negara yang memiliki beraneka ragam kebudayaan.
Indonesia juga dikenal sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat
dan norma kesopanan yang merupakan salah satu ciri khas dari kebudayaan Timur.
Manusia merupakan makhluk sosial, itulahyang membedakan manusia dengan
makhluk hidup lainnya. Komunikasi adalah sarana dalam berinterasksi dengan
lingkungan. Lingkungan adalah tempat dimana manusia hidup dan tumbuh
mempengaruhi perilaku mereka khususnya dilingkungan keluarga,termasuk
perilaku berkomunikasi. Perilaku dan kepribadian berkembang atas tumbuh
dalam asuhan budaya seseorang. Lingkungan keluarga membentuk karakter
seseorang yang ditanamkan sejak lahir, seperti halnya bagaimana cara kita menyapa
orang lain, bebicara kepada yang lebih tua, adab dan sikap ketika bertemu orang lain,
tutur kata dan lain sebagainya. Begitu juga didalam dunia Pendidikan, dimana
komunikasi itu dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan Pendidikan.

Etika Komunikasi sangat penting dipahami dan dipelajarikarena kesalahan


dalam bersikap dan berprilaku atau kegagalan berkomunikasi menimbulkan
kesalahpahaman. Seperti halnya dilingkungan kampus pada mahasiswa dalam
bersikap.Berkat kemajuan zaman,nilai-nilai etika komunikasi manusia mulai
menurun.Namun sesungguhnya etika sampai kapanpun tidak boleh diabaikan.
Oleh karena fenomena menurunnya kesadaran beretika manusia maka kita harus
tanamkan kepada generasi penerus bangsa yang akan menentukan arah
pembangunan yang lebih baik lagi. Dengan kemajuan teknologikomunikasi yang
memungkinkanmanusia dapat berinteraksi dengan budaya asing, sehingga terkadang
mengabaikan etika komunikasi secara tidak langsung. Untuk meciptakan komunikasi
yang baik dalam lingkungan maka kita harus mengetahui etika komunikasi yang baik
dan benar. Didalam setiap ajaran agama terdapat ajaran yang mengatur hubungan
manusia dengan Sang Pencipta, hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
hubungan manusia dengan manusia lainnya serta hubungan manusia dengan
lingkungan dan alam semesta. Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam.
Dalamagama Islam diajarkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.Dunia
pendidikan adalah tempat dimana karakter dan watak seseorang dibentuk untuk
menjadi generasi penerus yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana pemahaman saya dalam etika komunikasi di kehidupan sehari-hari?


B. Bagaimana cara beretika dengan baik?
C. Bagaimana tata krama dalam etika komunikasi?

1.3 Tujuan Penelitian

A. Agar mengetahui lebih dekat dengan etika komunikasi?


B. Agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari - hari ?
C. Untuk mengetahui permasalahan dalam beretika?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika dalam kehidupan sehari hari

Kita sebagai makhluk sosial tentu paham bahwa etika termasuk hal mendasar
dalam kehidupan manusia, terutama sebagai orang Indonesia yang sejak kecil sudah
diajari adab, sopan santun, tata krama, dan adat kebiasaan. Etika sendiri merupakan
cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari tentang nilai-nilai mengenai benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang menjadi standar dan penilaian moral
dalam masyarakat. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethikos yang berarti
timbul dari kebiasaan.

Beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi sehari-hari antara lain berbahasa yang
baik, ramah dan sopan, berinisiatif sebagai pembuka dialog, menggunakan panggilan /
sebutan orang yang baik, bertingkah laku yang baik / ramah, lapang dada dalam
berkomunikasi, bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan, menempatkan diri dan
menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara,
menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik,
menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti
berjabat tangan, merunduk, hormat, menerima segala perbedaan pendapat atau
perselisihan.

Di zaman modern seperti saat ini, untuk berkomunikasi tidak harus bertatap langsung
dengan lawan bicara. Kemajuan teknologi sudah merubah segalanya menjadi lebih
efektif dan efisien. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan handphone media
sosial, e-mail. Manusia sangat mudah sekali berinteraksi dengan orang-orang baru
tanpa harus bertemu dengan mereka. Dalam hal ini, etika juga perlu diterapkan
meskipun tidak bertemu secara langsung dengan lawan bicara. Ada banyak aturan
yang harus dilakukan setiap individu jika ingin menggunakan teknologi sebagai alat
komunikasi.

Misalnya, apabila kita ingin mengirim WA/Telegram dan chat kepada orang yang
sudah dikenal ataupun belum, penulisan yang baik harus diperhatikan, menggunakan
kata-kata yang sopan, tanda baca yang jelas dan sesuai agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan.
Setiap harinya kita menjalani kegiatan komunikasi. Pengertian dari komunikasi adalah
kegiatan penyampaian informasi dari satu individu ke individu lain maupun juga
kelompok antar kelompok. Dalam berkomunikasi juga dapat menggambarkan atau
menunjukkan sikap kita. Maka dari itu dalam berkomukasi kita harus memiliki etika
dan aturan. Berkomunikasi dengan orang lain tentu memerlukan norma yang menjadi
standar dan acuan. Karena jika kita memiliki etika maka kita akan dinilai lebih
bermoral di lingkungan masyarakat.

Ada beberapa hal yang bisa kita terapkan dalam beretika saat berkomunikasi seperti
menatap mata lawan saat berbicara, mendengarkan ucapan lawan bicara, memahami
lawan bicara saat berbicara, hindari menyela lawan bicara saat berbicara, harus
mengingat hak lawan berbicara, fokus pada masalah, bicara tanpa menghakimi lawan
bicara. Beretika dalam berkomunikasi khususnya di lingkungan masyarakat juga perlu
memerhatikan tutur kata juga ekspresi wajah. Dalam lingkungan masyarakat kita
sering bertemu dengan seorang yang lebih tua, di situlah etika komunikasi dapat kita
terapkan agar kita dapat menunjukkan sikap moral yang baik. Namun tentunya kita
tak hanya beretika kepada kaum yang lebih tua namun juga ke segala kaum.

2.2 Pelanggaran Etika Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Tidak bisa kita pungkiri lagi di masa sekarang yang sangat mudah mengakses
internet salah satunya ialah media sosial atau medsos. Media sosial adalah salah satu
hal yang tidak bisa kita lepas dari kehidupan sehari-hari. Pengertian media sosial
adalah platform digital yang menyediakan atau menawarkan kepada penggunanya
untuk melakukan interaksi sosial dengan akun pengguna orang lain. Bentuk interaksi
di media sosial berbagai macam seperti hanya tulisan, gambar, video maupun
gabungan dari ketiganya yang dapat dinikmati dan dilihat seluruh pengguna media
sosial tersebut. 
Namun dalam penggunaannya kerap terjadi hal-hal yang merugikan orang
ataupun kelompok lainnya. Bentuk penyalahgunaan itulah yang disebut sebagai
pelanggaran etika dalam bersosial media. Berikut ini adalah hal atau tindakan-
tindakan yang termasuk ke dalam pelanggaran etika media sosial beserta contoh
kasusnya. 

1. Pencemaran Nama Baik 


Mengacu pada Pasal 310 ayat (1) KUHP pencemaran nama baik adalah segala
tindakan yang menyerang kehormatan atau nama baik dari seseorang dengan
memberikan tuduhan mengenai suatu hal yang ditujukan atau dimaksudkan dengan
terang agar diketahui oleh khalayak publik. 

Hukuman mengenai pencemaran nama baik juga telah diatur dalam Undang-undang
yakni pasal 27 ayat (3) UU ITE yang berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang bermuatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”. 

2. Penyebaran Berita Bohong


Berita bohong atau hoaks maupun fakta yang dipelintir oleh beberapa oknum marak
terjadi di sosial media baik dengan tujuan hanya lelucon maupun serius dalam hal ini
bersifat politis. Berita bohong seperti ini biasanya dibuat untuk merugikan pihak lain,
menciptakan kekacauan suasana atau menimbulkan kekhawatiran publik.

Berita-berita bohong tersebut kerap kali ditunggangi oleh oknum-oknum untuk


meredakan atau mengalikan isu. Biasanya berita tersebut disebarkan oleh akun-akun
atau pengguna yang baru di media sosial.  Orang-orang atau oknum yang terlibat
dalam pembuatan atau penyebaran hoaks dapat dijerat oleh pasal Pasal 28 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(“UU ITE”):
3. Tindakan Kekerasan
Tindak Kekerasan atau bullying tidak hanya dapat dilakukan secara fisik saja
namun bisa juga melalui verbal yang mana mungkin dalam bentuk tulisan.
Terkadang pengguna media sosial tidak dapat mengontrol jarinya sehingga secara
sadar maupun tidak sadar telah menuliskan kalimat yang masuk ke dalam kategori
bullying di sosial medianya. 

Tindakan bullying di internet disebut dengan istilah cyber bullying yang saat ini


juga marak ditemukan dalam media sosial. Hal-hal yang termasuk cyber
bullying antara lain adalah menghina fisik, suku atau ras, hobi, orientasi seksual,
serta seksisme atau merendahkan seseorang berdasarkan jenis kelamin. 
Contoh kasus cyberbullying dialami oleh penyanyi muda Bertrand Peto putra dari
Ruben Onsu. Seseorang mengubah foto dirinya menjadi foto binatang dan
membuat dirinya merasa dihina. Kasus ini pun berlanjut ke jalur hukum dimana
salah satu pelakunya masih di bawah umur. 

4. Penipuan 
Berkembangnya teknologi rupanya dimanfaatkan oleh para oknum untuk
menemukan metode penipuan baru yakni melalui online. Penipuan online ini
kerap terjadi terutama dalam transaksi jual beli di sosial media. Nominalnya pun
beragam mulai dari ratusan ribu bahkan ada yang mencapai jutaan. 

Modus yang ditempuh untuk melancarkan aksi penipuan online pun sangat


beragam mulai dari mengaku sebagai kerabat atau teman lama mengkloning akun
orang yang anda kenal lalu mengirimkan sebuah tautan yang ternyata adalah
jebakan. Modus lainnya adalah Money Mule yakni dengan mengirimkan sejumlah
uang kepada korban dengan alasan uang tersebut akan dikirimkan ke rekening
dengan imbalan sebagian uangnya bisa disimpan namun yang terjadi adalah uang
korban akan habis. 

Contoh kasus penipuan online yang pernah marak terjadi di Indonesia adalah
dengan berpura-pura menjadi kerabat korban yang terkena masalah melalui pesan
singkat atau telepon kemudian meminta untuk dikirimkan sejumlah uang.
2.3 Contoh Etika Komunikasi Yang Baik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Pada saat ingin menghubungi orang yang lebih tua melalui pesan online, seperi
Whatsapp, SMS, Email dll didahului dengan salam, perkenalan diri, maksud dan
tujuan mengirim pesan.
Contoh : Assalamualaikum ibu / bapak, saya michael vanety dari fakultas fisip
jurusan ilmu komunikasi kelas a kampus palembang.

Sebagai makhluk sosial, kita tentu tahu bahwa etika adalah termasuk hal
mendasar dalam kehidupan manusia. Terlebih lagi kita sebagai orang Indonesia yang
sedari kecil sudah biasa diajari tentang sopan santun, tata krama, dan adat kebiasaan.
Mengenai bagaimana harus bersikap dengan orang lain, dan sebagainya. Etika sendiri
merupakan cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari mengenai nilai-nilai
mengenai benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang menjadi standar dan
penilaian moral dalam masyarakat atau publik. Etika berasal dari bahasa Yunani
kuno, yaitu ethikos yang berarti timbul dari kebiasaan. (Baca juga: Pengantar Ilmu
Komunikasi)

Etika Menurut Ahli


Meski kita sudah cukup familiar dengan etika, namun sebagai cabang ilmu tentunya
etika memiliki pengertian secara ilmiah. Terdapat beberapa pengertian etika menurut
para ahli, yaitu:

1. Prof. DR. Franz Magnis Suseno : “Ilmu yang mencari orientasi atau ilmu
yang mmberikan arah dan pijakan dalam tindakan manusia.”
2. James J. Spillane SJ : “Etika adalah mempertimbangkan dan memperhatikan
tingkan laku manusia dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan
dengan moral, yang mana lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia
untuk menentukan benar atau salah.”
3. Maryani dan Ludigdo : “Seperangkat norma, aturan, atau pedoman yang
mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus dilakukan dan yang harus
ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok masyarakat.
Berikut adalah contoh etika komunikasi dalam kehidupan sehari hari :

1. Senantiasa menjaga kerukunan antar manusia.


Etika yang harus senantiasa dibangun dan dipertahankan adalah menciptakan
keharmonisan, ketenangan tanpa perselisihan dan pertentangan dalam hidup
berdampingan Saling mengasihi, saling menyayangi dan saling memberi
adalah beberapa sikap yang bisa mewujudkan kerukunan di tengah
masyarakat.

Dengan begitu tujuan hidup yang damai, saling menerima dalam suasana
penuh ketenangan akan tercipta. Membangun kerukunan bisa

2. Menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain baik dalam pembawaan diri
Sikap hormat yang ditunjukkan dalam pembawaan diri, berbicara maupun
bersikap harus sesuai dengan tata krama atau norma yang berlaku. Dalam
pembawaan diri diusahakan untuk bersikap sederhana dan tidak menunjukkan
kesombongan.

Kemudian dalam berbicara haruslah menggunakan bahasa yang sopan,


berhati-hati dalam memilih perkataan, karena bisa menyinggung perasaan
orang lain, juga jangan memotong pembicaraan dan jangan membahas hal-hal
yang akan memicu perdebatan yang sia-sia.

Sikap hormat yang ditunjukkan harus berlaku terhadap siapa saja, tidak
memandang status apapun baik kaya atau miskin, tua dan muda, punya jabatan
atau tidak. Jadi dalam sikap hormat tidak boleh membeda-bedakan.

3. Menunjukan sikap kemurahan hati pada siapa saja


Kemurahan hati bukan hanya saja soal rendah hati dan sedekah. Padahal hati
memiliki hal yang lebih luas, kemurahan hati secara luas yang di artikan dapat
memberikan hati kita, pikiran kita, dan membantu orang dengan kemampuan
yang kita miliki.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan pernah terlepas
dari komunikasi. Cara berkomunikasi atau pemakaian suatu kata atau kalimat yang
kita anggap sebuah etika, dapat pula berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan

dan menimbulkan suatu kesalahpahaman antar sesama. Oleh sebab itu, adanya

sebuah etika dalam berkomunikasi agar tercipta komunikasi yang baik

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai