Disusun Oleh
Kelompok Bumi :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas berkah dan nikmat yang di berikan
sehingga pengerjaan makalah ini berjalan sesuai rencana. Dan tidak lupa salam dan salawat
kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W dan keluarga serta para sahabatnya.
Terima kasih yang besar kepada Ibu Sri Elniati yang telah membimbing sehingga makalah
ini selesai tepat waktu. Makalah ini saya buat agar bisa menjadi sedikit penambah wawasan.
Semoga semua ini bisa memberi sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih
baik. Meski pun saya berharap isi makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan, namun tetap
saja ada kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu saya mohon maaf yang sebesar besarnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Apa sajakah tunjuan keterampilan mengelola kelas?
3. Apa saja komponen-komponen keterampilan mengelola kelas?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas?
5. Bagaimana peran Guru dalam menggunakan keterampilan mengelola kelas?
6. Apa saja yang perlu dihindari oleh Guru dalam mengelolaan keterampilan mengelola
kelas?
7. Apa saja teknik dalam keterampilan mengelola kelas?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam keterampiln mengelola kelas?
9. Apakah pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan?
10. Apa sajakah tunjuan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan?
11. Apa saja komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan?
12. Apa sajakah prinsip-prinsip keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan?
13. Bagaimana peran Guru dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan?
14. Apa saja yang perlu di perhatikan Guru dalam mengajar keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan?
15. Apa saja kelebihan dan kelemahan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan?
2
10. Mengetahui tunjuan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan?
11. Mengetahui komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan?
12. Mengetahui prinsip-prinsip keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan?
13. Mengetahui peran Guru dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan?
14. Mengetahui yang perlu di perhatikan Guru dalam mengajar keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan?
15. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar agar tercapai kondisi optimal sehingga kegiatan proses belajar
mengajar dapat terlaksana dengan afektif dan efesien. Di dalam belajar mengajar, kelas
merupakan tempat yang mempunyai ciri khas yang digunakan untuk belajar. Belajar
memerlukan konsentrasi, oleh karena itu perlu menciptakan suasana kelas yang dapat
menunjang kegiatan belajar yang afektif.
Keterampilan mengelola kelas merupakan tindakan yang diambil guru dalam
rangka menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi peserta
didik dalam belajar, baik secara akademik maupun sosial-emosional. Keterampilan
mengelola kelas ini merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dikuasai
oleh guru, karena kelas itu sendiri merupakan media pertemuan segala komponen
pendidikan.
Menurut Usman (2011, hlm.97) “Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar”. Dengan kata lain pengelolaan kelas
ini merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Keberhasilan mengelola kelas terjadi apabila
guru mampu mengatur dan mengendalikan peserta didik dengan sarana pembelajaran ke
dalam suasana yang menyenangkan dan menjaga hubungan interpersonal yang baik
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran.
4
Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan, baik
untuk siswa maupun untuk guru. Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai d adalah
sebagai berikut berikut
5
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif ) dan keterampilan yang
berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
1. Keterampilan yang Berhubungan dengan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi
Belajar yang Optimal.
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif
dan mengendalikan pelajaran, yaitu :
6
2) Pendekatan pemecahan masalah kelompok
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menentang akan meningkatkan
gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku
yang menyimpang. Selain itu, perhatian dan minat siswa akan tetap terpelihara.
Diusahakan, saat guru memberi tantangan, soal dimulai dari yang mudah dan semua
siswa bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawab selanjutnya.
3. Bervariasi
Dalam penelitiannya Sadikin, dkk. (2018: 52), menuturkan bahwa salah satu hal yang
dapat dilakukan pendidik untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
menciptakan kondisi belajar yang menarik dan menggunakan variasi assesment.
Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar merupakan kunci
pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan aktivitas yang
menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat
banyak variasi maka kejenuhan akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan
keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan menunggu temannya.
7
4. Keluwesan
Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan munculnya gangguan-gangguan
dari siswa. Untuk mencegah gangguan tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku guru
untuk dapat merubah strategi mengajarnya dengan memanipulasi berbagai komponen
keterampilan mengajar yang lain.
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
8
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru
dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Secara umum peran guru dalam mengelola kelas yaitu:
a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya.
b. Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya
dengan tata tertib kelas.
c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku yang
sesuai dengan aktivitas kelas.
Menurut Darmadi (2010:6-7) ada beberapa peran guru dalam pengelolaan kelas yaitu:
a. Memelihara lingkungan fisik kelas.
b. Mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial siswa dalam kelas
mampu
c. Memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai
evaluator, (c) guru sebagai pengelola kelas, dan (d) guru sebagai fasilitator.
9
Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Manfaat evaluasi bisa
digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu
point saja melainkan menjadi solusi untuk mencarikelemahan di pembelajaran yang
sudah diajarkan. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan
proses evaluasi.
2.6. Hal Yang Perlu Dihindari Oleh Guru dalam Mengelola Kelas
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari
oleh guru, yaitu :
1. Campur tangan yang berlebih (teachers instruction)
Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan komentar,
pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, kegiatan itu akan terganggu atau terputus.
10
2. Kelenyapan (fade away)
Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi, penjelasan,
petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa
alasan yang jelas. Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama atau
melupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran
siswa mengawang-awang, melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran
pelajaran.
3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and stars)
Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengetahui aktivitas
sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian
kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat
mengendalikan situasi kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran kegiatan belajar
siswa.
4. Penyimpangan (digression)
Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahkan tertentu memungkinkan ia
dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat mengganggu kelancaran kegiatan
belajar siswa.
5. Bertele-tele (overdweiling)
Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang hal-hal
tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah teguran sederhana
menjadi ocehan atau kupasan yang panjang. Sebaiknya guru memberikan penjelasan
yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele.
1. Teknik mendekati
Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik
mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat
menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai kata
siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat
duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
2. Teknik memberikan isyarat
11
Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia
sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau
lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor.
Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya
secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan
peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4. Teknik tidak mengacuhkan.
Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap
pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan
kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik yang keras.
Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada
perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam
kelas.
6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka.
Bila kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai
kembali tindakan dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-
siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada
sebelumnya.
7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur.
Kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan
ketidakmampuan siswa melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini
terjadi apbila guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal
sebenarnya tidak. masalah yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang
lazimnya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
8. Mengadakan analisis. Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat
kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi
keresahan siswanya.
9. Mengadakan perubahan kegiatan.
Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil
yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah
dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka
membaca buku-buku pilihan mereka.
10. Teknik menghimbau.
Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya
membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan
mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
13
digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-
perbedaan individual murid.
Hakekat keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah
terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan murid dan juga murid dengan
murid. Dalam keterampilan mengajar ini, murid belajar sesuai dengan kecepatan dan
kemampuan masing-masing. Selain itu murid juga mendapat bantuan dari guru sesuai
dengan kebutuhannya, dan murid dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar
mengajar.
1) Tujuan
a. Memberikan rasa tanggungjawab yang lebih besar kepada siswa
b. Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif
d. Membentuk hubungan yang lebih akrab antar guru dan siswa, maupun antara
siswa dan siswa
2) Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil, yaitu :
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok
b. Memberikan kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan
masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap sosial dan
semangat gotong rotong
14
khusus melakukan pendekatan psikologis akan menciptakan suasana keakraban antara
siswa dan guru. Suasana tersebut diciptakan antara lain dengan cara:
a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa,
baik secara perorangan maupun dalam kelompok kecil.
b. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
c. Merespon secara positif pendapat siswa,
d. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu,
f. Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian,
serta
g. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu
menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
3. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran kelompok kecil membutuhkan keterampilan guru sebagai
organisator yang menata dan mengatur pembagian anggota kelompoktugas didalam
kelompok, aktivitas kelompok, aturan-aturan, hubungan antar anggota, menyediakan
alat, mengatur tempat, menyediakan waktu yang cukup, dan lain-lain. Dalam hal ini
guru juga bertugas memonitor aktivitas setiap anak dan setiap kelompok kecil selama
kegiatan berlangsung.
Agar dapat melaksanakan tugas sebagai organisator dan monitoring pembelajaran
tersebut, dibutuhkan keterampilan dengan cara:
a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya
b. Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan ruangan kerja, cara kerja,
aturan, dan waktu untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar
c. Membentuk kelompok yang tepat pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa
d. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan serta penggunaan
materi dan sumber sehingga dapat memberikan bantuan dengan tepat
e. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
f. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi yang dapat berupa laporan hasil dan
kesimpulan dari kegiatan.
15
Hal ini sekaligus merupakan pembelajaran terhadap sesama. Berbagai kegiatan diatas
sangat penting bagi guru agar dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan
kelompok kecil secara efektif, serta menciptakan lingkungan dan sumber belajar yang
efektif bagi siswa.
16
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Guru yang terbiasa mengajar secara klasikal,sebaiknya mulai belajar mengajar
dengan menggunakan kelompok kecil dan kemudian perorangan.
2. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan
perorangan.
3. Pengorganisasian siswa, sumber materi serta waktu merupakan langkah pertama yang
diperhatikan guru.
4. Dalam pengajaran perorangan guru perlu mengenal siswa secara pribadi.
5. Kegiatan pengajaran harus diakhiri dengan kulminasi.
Adapun peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai
berikut:
1. Organisator kegiatan belajar mengajar.
Dalam pengorganisasian ini yang paling utama adalah mengatur siswa dan
memberikan tanggung jawab kepadanya untuk melaksanakan tugas yang diberikan
oleh guru misalnya cara siswa melakukan kegiatan, mengatur lingkungan belajar.
ataupun mengoptimalkan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Sumber informasi (narasumber) bagi siswa.
Guru adalah salah satu sumber informasi bagi siswa baik informasi mengenai
langkah-langkah pelaksanaan tugas maupun informasi lainnya yang diperlukan oleh
siswa..
3. Motivator bagi siswa untuk belajar,
Guru memberikan dorongan berupa motivasi agar siswa mau belajar. Guru harus
menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa untuk melakukan kegiatan belajar
dalam kelompok kecil dan perseorangan.
4. Penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa.
Guru juga harus menyediakan meteri pelajaran yang akan diajarkan atau dipelajari
oleh siswa dalam pengajaran kelompok kecil maupun perseorangan.
17
5. Pembimbing kegiatan belajar siswa (konselor).
Guru mempunyai peranan membimbing anak didiknya dalam proses pembelajaran
diantaranya mengenal anak secara individual mengenai kemajuan belajar ataupun
kesulitan yang dihadapi.
6. Peserta kegiatan belajar.
Guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah atau mencari
kesepakatan bersama sebagaimana siswa lainnya melakukannya.
2.14 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memberhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individu
Karakteristik yang dimiliki oleh anak SD sangatlah beragam dan berbeda- beda
baik itu kemampuan berfikir, tingkat emosional, bakat, minat, maupun perbedaan
daya tangkapnya. Misalnya, siswa yang agak agresif bisa dijadikan menjadi satu
kelompok dengan siswa yang agak agresif atau siswa yang memiliki daya tangkap
agak kurang juga dijadikan satu kelompok dengan siswa yang juga memiliki daya
tangkap yang agak kurang juga. Lalu siswa-siswa yang sudah berada di dalam
kelompok-kelompoknya diberikan layanan bimbingan belajar secara khusus. Cara ini
bisa membantu meningkatkan ketrampilan sosial melalui belajar kelompok.
b) Memperhatikan dan melayani kebutuhan siswa.
Pada dasarnya siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Misalnya, jika ada
siswa yang tidak mampu membeli buku paket sebaiknya guru meminta siswa lainnya
untuk bersedia bersama-sama atau bisa juga pihak sekolah memberikan pinjaman.
c) Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif.
Cara untuk membuat pembelajaran aktif dan efektif guru harus berusaha
semaksimal mungkin aktif di dalam memberikan bimbingan belajar. Misalnya,
setelah guru memberikan tugas diskusi kelompok guru harus selalu mengawasi
18
jalanya diskusi dan juga membantu atau membimbing siswa yang membutuhkan
bantuan saat mengalami kesulitan.
d) Merangsang tumbuh kembangnya kemampuan optimal siswa
Tugas guru tidak hanya mengajar saja akan tetapi tugas guru pada dasarnya
adalah membantu tumbuh kembang siswa secara optimal baik aspek intelektual,
aspek moral, aspek sosial, maupun aspek fisik. Secara tidak langsung guru telah
membantu tumbuh kembang siswa-siswanya. Seperti dari segi aspek moral, aspek
emosional, aspek sosial dilakukan melalui teladan, cara pola asuh guru terhadap
siswa, tutur bicara siswa atau guru yaitu penggunaan bahasa yang sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa. Dari segi aspek fisik misal guru mengadakan senam
satu minggu sekali, guru mengadakan ekstrakulikuler olah raga Dan siswa bisa
mengikuti ekstrakulikuler tersebut sesuai bakat ataupun minat.
e) Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok dan perseorangan.
Bagi calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perseorangan kemudian secara
bertahap kepada pengajaran kelompok kecil. Sedangkan bagi guru yang sudah
terbiasa menggunakan pengajaran klasikal sebaiknya mulai secara pengajaran
kelompok kemudian kepada perseorangan. Karena tidak semua topik pembahasan
bisa di selesaikan dengan cara kelompok kecil maupun perseorangan. Misalnya, jika
siswa diminta memahami teori. konsep maupun prinsip Sumber Daya Alam (SDA)
maka akan efektif jika pembelajaran dilakukan dengan cara klasikal sedangkan jika
siswa diminta untuk membuktikan sifat-sifat konduktor, konduksi, dan radiasi melalui
eksperimen sebaiknya dilakukan secara kelompok kecil atau perorangan,
19
Ada tiga variasi pengorganisasian yaitu variasi pengelompokan, variasi penataan
ruang, dan variasi sumber belajar. Di dalam pembelajaran pasti akan ada kebosanan
dikarenakan guru tidak akan mungkin bisa mengontrol secara terus menerus terhadap
semua kelompok belajar. Untuk menghindari kebosanan ini haruslah ada variasi
dalam pembelajaran. Misalnya, siswa diminta memilih sendiri kelompok belajarnya,
bisa juga siswa ditawarkan untuk memilih sumber belajar yang diinginkan saat
kegiatan pembelajaran.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan atau kecakapan gurudalam
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta gurumampu
mengembalikannya bila terjadi masalah dan gangguan dalam prosesbelajar mengajar.2.
Tujuan pengelolaan kelas adalah mewujudkan situasi dan kondisi kelas,penyediaan
fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalamlingkungan sosial, emosional,
dan intelektual dalam kelas, dan agar setiapanak di kelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga segera tercapai tujuanpengajaran secara efektif dan efisien.3.
Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas, perludiperhatikan
pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas. Prinsip-prinsip tersebutdiantaranya yaitu
kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi,keluwesan, penekanan pada hal yang
positif, dan penanaman disiplin diri
Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah kecakapan menanamkan
pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa dengan jumlah sekitar 3-8 orang
dan 1 siswa secara individu dapat dengan bertatap muka dan memiliki berbagai peran
sehingga dapat mengembangkan potensi diri peserta didik. Dalam pengajaran kelompok
kecil dan perorangan, maka guru berperan sebagai organisator kegiatan belajar-mengajar,
sumber informasi (narasumber) bagi siswa, motivator bagi siswa untuk belajar, penyedia
materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa, pembimbing kegiatan belajar
siswa (konselor), peserta kegiatan belajar.
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan akan terwujud jika terpenuhinya syarat-
syarat. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari,
keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, keterampilanmengorganisasikan kegiatan
pembelajaran, keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, keterampilan
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
21
DAFTAR PUSTAKA
M, R. (2020, May 16). keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Retrieved from
Academia:
https://www.academia.edu/43370493/_Ketrampilan_Mengajar_Kelompok_Kecil_dan_Perorang
an_Makalah_ini_disusun_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Strategi_Pembelajaran_Biologi
22