Dosen Pembimbing
MEGA ACHDISTY NOORDYANA, M.Pd.
Disusun
DEDE SULAEMAN
19513027
2C
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu
mata kuliah Belajar dan pembelajaran yaitu Bu Mega Achdisty Noordyana, M.Pd. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang model pembelajaran tuntas bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Mega Achdisty Noordyana, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Belajar dan pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
..........
i
DAFTAR ISI
ii
PEMBELAJARAN TUNTAS
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak
diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata
prestasi belajar peserta didik. Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih
terlalu didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan peserta didik
sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berpikir
holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis, belum memanfaatkan quantum learning sebagai
salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar
secara individual.
Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum
menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas.
Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah
dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.
Dengan sistem belajar tuntas diharapkan program belajar mengajar dapat dilaksanakan
sedemikian rupa agar tujuan instruksional yang hendak dicapai dapat diperoleh secara optimal
sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan
secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan
peserta didik dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
2. Bagaimana ciri-ciri Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
3. Bagaimana prinsip Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
4. Bagaimana langkah-langkah Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
5. Apa kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
6. Bagaimana penerapan Pembelajaran Tuntas di sekolah dasar?
1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas kuliah dari dosen pengampu Strategi Pembelajaran
2. Mengetahui pengertian Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
3. Mengetahui ciri-ciri Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
4. Mengetahui prinsip Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
5. Mengetahui langkah-langkah Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
6. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
7. Mengetahui penerapan Pembelajaran Tuntas di sekolah dasar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menghadapi masalah pembelajaran, serta membutuhkan waktu yang cukup bagi siswa
untuk mencapai ketuntasan berdasarkan kriteria ketuntasan yang jelas. Terdapat tiga hal yang
menjadi alasan mengapa model pembelajaran tuntas ini perlu dilaksanakan dalam pembelajaran di
sekolah dasar.
1. Siswa memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga
membutuhkan layanan pembelajaran dan waktu yang berbeda pula.
2. Siswa membutuhkan model pembelajaran yang sesuai dan berkesan, sehingga mereka
dapat belajar dengan senang tanpa adanya paksaan.
3. Siswa pada dasarnya harus menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditawarkan dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
4
e. Menggunakan prinsip siswa belajar aktif
Cara belajar mengajar demikian mendorong siswa untuk bertanya bila mengalami
kesulitan mencari buku-buku atau sumber-sumber lain untuk memecahkan persoaln-
persoalan yang dihadapinya.
f. Menggunakan satuan pelajaran yang kecil.
Cara belajar mengajar dengan menggunakan prinsip belajar tuntas menuntut
pembagian bahan pengajaran menjadi unit yang kecil-kecil. Pembagian unit pelajaran
menjadi bagian-bagian kecil ini sangat diperlukan guna dapat memperoleh umpan balik
secara mungkin.
5
Instrumen yang harus dipersiapkan guru meliputi:
1. Sejumlah satuan acuan pembelajaran (unit pelajaran) yang berisikan materi pokok
pembelajaran dan tujuan khusus pembelajaran untuk setiap unit pelajaran.
2. Tes formatif untuk masing-masing unit pelajaran.
3. Instrumen korektif/pengayaan untuk setiap unit.
4. Materi penghubung tambahan (supplementary instructional connectives) antar-unit.
5. Tes sumatif.
6
Beberapa kekurangan atau kelemahan dari pembelajaran tuntas, antara lain:
a. Guru sering mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan mengajar karena
harus dibuat untuk jangka waktu yang cukup panjang di samping penyusunan
perencanaan mengajar yang lengkap dan menyeluruh.
b. Pendekatan pembelajaran tuntas ini dalam pelaksanaannya harus melibatkan
berbagai kegiatan, yang berarti menuntut macam-macam kemampuan guru yang
memadai.
c. Guru-guru yang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan cara-cara yang
lama (konvensional) biasanya akan mengalami hambatan untuk melaksanakan
pendekatan pembelajaran tuntas ini.
d. Pendekatan ini mempersyaratkan tersedianya berbagai fasilitas, perlengkapan, alat,
dana, dan waktu yang cukup banyak, sedangkan sekolah-sekolah kita pada umumnya
masih langka dalam segi sumber-sumber teknis seperti yang diharapkan.
e. Diberlakukannya sistem ujian seperti EBTA, EBTANAS, UAN/UN yang menuntut
penyelenggaraan program pembelajaran pada waktu yang telah ditetapkan dan usaha
persiapan para siswa untuk menempuh ujian, mungkin menjadi salah satu unsur
penghambat pelaksanaan pembelajaran tuntas yang diharapkan.
f. Untuk melaksanakan pendekatan ini yang mengacu kepada penguasaan materi
belajar secara tuntas pada gilirannya menuntut para guru agar mengusai materi
tersebut secara lebih luas, menyeluruh, dan lebih lengkap. Hal ini menuntut para guru
agar belajar lebih banyak dan menggunakan sumber-sumber yang lebih luas.
7
7. Contoh penerapan pembelajaran tuntas di kelas
Adapun contoh dari penerapan model pembelajaran tuntas ini kita dapat
melaksanakan nya dengan beberapa langkah yaitu :
a. Persiapan
Diantaranya :
1. Tingkat ketuntasan.
Guru menentukan tingkat ketuntasan siswa dengan cara mengukur
performance peserta didik dalam setiap unit ( SK dan KD ). Setiap peserta
didik harus mencapai nilai KKM
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran.
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan KD yang sudah ditetapkan
sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran
3. Pandangan terhadap kemampuan peserta didik saat memasuki satuan
pembelajaran tertentu.
Guru memberikan pemahaman dan pembelajaran dengan pembelajaran dan
kemampuan yang hampir sama, namun ditambah dengan variasi dalam
pembelajarannya. Serta guru melakukan pendekatan secara individual agar
siswa dapat dengan cepat materi pembelajaran tertentu tersebut.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Diantaranya :
1. Bentuk Pembelajaran dalam SK atau KD
Guru memberikan pembelajaran dengan melalui pendekatan klasikal,
kelompok dan individual
2. Cara pembelajaran dalam SK atau KD
Guru melakukan pembelajaran melalui penjelasan guru ( lecture ), membaca
secara mandiri dan terkontrol, berdiskusi, dan belajar secara individual.
3. Orientasi pembelajaran
Guru melalukan penilaian dari performance peserta didik ( SK atau KD )
secara individual
4. Peranan guru
Guru berperan sebagai pengelola segala bentuk pembelajaran agar dan untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam belajar.
5. Fokus kegiatan belajar
Ditujukan kepada masing masing peserta didik, dengan tujuan supaya guru
mengetahui pada kemampuan siswa dalam pembelajaran apa sudah sesuai
dengan SK atau KD. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan tuntas.
6. Penentuan keputusan mengenai satuan pembelajaran
Guru menentukan kemampuan siswa apakah sudah memenuhi pembelajaran
yang diberikan atau masih kurang.
8
c. Umpan balik
Diantaranya :
1. Instrumen umpan balik
Menggunakan berbagai jenis atau bentuk tagihan secara berkelanjutan,
contohnya memberikan tugas atau ujian untuk mengetahui apakah peserta
didik tersebut sudah tuntas dalam belajar.
2. Cara membantu peserta didik
Guru juga dapat menggunakan sistem tutor dalam pembelajarannya, misalnya
dalam diskusi kelompok ( small-group learning activities ) dan tutor yang
dilakukan secara individual
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk
memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap kompetensi tertentu.
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara
individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan peserta
didik dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus melakukan perencanaan terlebih dahulu agar
guru tersebut mampu mengajar peserta didiknya dengan baik. Pembelajaran tuntas merupakan
strategi belajar yang baik digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena dengan belajar
tuntas, siswa dituntut untuk benar-benar menguasai materi yang dipelajari, dengan begitu maka
siswa yang belum menguasai materi akan terus mengulang kembali materi yang telah dipelajarinya
sampai dia benar-benar menguasainya, meskipun tidak 100% siswa tersebut memahaminya.
Dalam strategi ini menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, selain itu
penilaian dalam pembelajaran tuntas ini mengandung unsur objektifitas yang tinggi.
B. Saran
Dalam menggunakan strategi belajar tuntas ini guru harus terlebih dahulu tahu dan
memahami sebenarnya seperti apa strategi belajar tuntas itu agar dalam pelaksanaannya tidak
mengalami kesulitan. Strategi belajar tuntas harus disusun secara sistematis agar semua peserta
didik dapat memperoleh hasil yang maksimal
10
DAFTAR PUSTAKA
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL MODEL/BELAJAR_DAN_PEMBELAJARAN/BBM_5.pdf
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/12/belajar-tuntas-mastery-learning-tips.html
http://www.kampus-info.com/2012/08/pengertian-pembelajaran-tuntas.html
http://murni-uni.blogspot.co.id/2010/10/strategi-belajar-mengajar-pembelajaran.html
iii