Anda di halaman 1dari 14

PAPER

MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS


“Diajukan Untuk Memenuhi Salah - Satu Tugas Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran”

Dosen Pembimbing
MEGA ACHDISTY NOORDYANA, M.Pd.
Disusun
DEDE SULAEMAN
19513027
2C

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI) GARUT


FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas paper ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu
mata kuliah Belajar dan pembelajaran yaitu Bu Mega Achdisty Noordyana, M.Pd. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang model pembelajaran tuntas bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Mega Achdisty Noordyana, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Belajar dan pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

..........

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
PEMBELAJARAN TUNTAS .................................................................................................................... 1
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
1. Pengertian Pembelajaran Tuntas .................................................................................................. 3
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tuntas ....................................................................................................... 4
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tuntas ........................................................................................... 5
4. Langkah-langkah Pembelajaran Tuntas ...................................................................................... 5
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tuntas ..................................................................... 6
6. Penerapan Pembelajaran Tuntas Di Sekolah Menengah Pertama ............................................ 7
7. Contoh penerapan pembelajaran tuntas di kelas ........................................................................ 8
BAB III....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. iii

ii
PEMBELAJARAN TUNTAS

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak
diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata
prestasi belajar peserta didik. Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih
terlalu didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan peserta didik
sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berpikir
holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis, belum memanfaatkan quantum learning sebagai
salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar
secara individual.
Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum
menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas.
Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah
dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.
Dengan sistem belajar tuntas diharapkan program belajar mengajar dapat dilaksanakan
sedemikian rupa agar tujuan instruksional yang hendak dicapai dapat diperoleh secara optimal
sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan
secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan
peserta didik dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
2. Bagaimana ciri-ciri Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
3. Bagaimana prinsip Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
4. Bagaimana langkah-langkah Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
5. Apa kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)?
6. Bagaimana penerapan Pembelajaran Tuntas di sekolah dasar?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas kuliah dari dosen pengampu Strategi Pembelajaran
2. Mengetahui pengertian Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
3. Mengetahui ciri-ciri Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
4. Mengetahui prinsip Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
5. Mengetahui langkah-langkah Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
6. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
7. Mengetahui penerapan Pembelajaran Tuntas di sekolah dasar

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembelajaran Tuntas


Pembelajaran tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk
memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap kompetensi tertentu.
Dengan menempatkan pembelajaran tuntas (mastery learning) sebagai salah satu prinsip utama
dalam mendukung pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, berarti pembelajaran tuntas
merupakan sesuatu yang harus dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh
warga sekolah.
Belajar tuntas merupakan pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan
asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik
dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari (Ramayulis,
2005: 193). Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan
secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan
peserta didik dalam belajar.
Suryobroto (2002: 96) Belajar tuntas adalah pencapaian setiap unit bahan pelajaran baik
secara perseorangan maupun kelompok atau dengan kata lain penguasaan penuh. Maksud utama
dari belajar tuntas adalah memungkinkan 75% sampai 90% siswa untuk mencapai belajar yang
sama tingginya dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal. Maksud lain dari belajar
tuntas adalah untuk meningkatkan efisiensi belajar, minat belajar, dan sikap siswa yang positif
terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, taraf penguasaan minimal
memiliki kriteria yaitu pencapaian 75% dari materi setiap pokok bahasan dengan melalui penilaian
formatif, mencapai 60% dari nilai ideal yang diperolehnya melalui perhitungan hasil tes sub-
sumatif, dan kokurikuler atau siswa memperoleh nilai enam dalam rapor untuk mata pelajaran
tersebut.
Konsep pembelajaran tuntas dilandasi oleh pandangan bahwa semua atau hampir semua
siswa akan mampu mempelajari pengetahuan atau keterampilan dengan baik asal diberikan waktu
yang sesuai dengan kebutuhannya. Setiap siswa mempunyai kemampuan dan upaya untuk
menguasai sesuatu yang dipelajari. Tahap penguasaan bergantung kepada kualitas pembelajaran
yang dialaminya. Pembelajaran tuntas merupakan suatu model pembelajaran untuk memastikan
bahwa semua siswa menguasai hasil pembelajaran yang diharapkan dalam suatu unit pembelajaran
sebelum berpindah ke unit pembelajaran berikutnya. Model ini membutuhkan waktu yang cukup
dan proses pembelajaran yang berkualitas.
Menurut Bloom (1968) Pembelajaran Tuntas merupakan satu model pembelajaran yang
difokuskan pada penguasaan siswa dalam sesuatu hal yang dipelajari. Kemudian, Anderson &
Block (1975) berpendapat bahwa pembelajaran tuntas adalah seperangkat gagasan dan tindakan
pembelajaran secara individu yang dapat membantu siswa untuk belajar secara konsisten. Gagasan
dan tindakan ini menghasilkan proses pembelajaran yang sistematik, membantu siswa yang

3
menghadapi masalah pembelajaran, serta membutuhkan waktu yang cukup bagi siswa
untuk mencapai ketuntasan berdasarkan kriteria ketuntasan yang jelas. Terdapat tiga hal yang
menjadi alasan mengapa model pembelajaran tuntas ini perlu dilaksanakan dalam pembelajaran di
sekolah dasar.
1. Siswa memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga
membutuhkan layanan pembelajaran dan waktu yang berbeda pula.
2. Siswa membutuhkan model pembelajaran yang sesuai dan berkesan, sehingga mereka
dapat belajar dengan senang tanpa adanya paksaan.
3. Siswa pada dasarnya harus menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditawarkan dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Tuntas


a. Pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan terlebih
dahulu.
Jadi baik cara belajar mengajar maupun alat evaluasi yang digunakan untuk
mengatur keberhasilan siswa harus berhubungan erat dengan tujuan-tujuan pendidikan
yang akan dicapai.
b. Memperhatikan perbedaan individu.
Yang dimaksud dengan perbedaan individu adalah perbedaan siswa dalam
menerima rangsangan dari luar dan dari dalam dirinya serta laju belajarnya. Dalam hal ini
pengembangan proses belajar mengajar hendaknya dapat disesuaikan dengan sensitivitas
indra siswa.
c. Evaluasi dilakukan secara kontinu dan didasarkan atas kriteria
Evaluasi dilakukan secara kontinu (continuous evaluation) ini diperlukan agar guru
dapat menerima umpan balik yang cepat/segera, sering dan sistematis. Evaluasi
berdasarkan kriteria mengenal dua macam bentuk yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Test formatif adalah tes yang digunakan selama siswa mempelajari bahan
pelajaran untuk menguasai tujuan intruksional yang telah ditentukan. Menurut Michael
Scriven, evaluasi formatif mempunyai dua tujuan :
1) Untuk menemukan sampai seberapa jauh siswa telah menguasai bahan pelajaran.
2) Untuk melakukan penilaian cara mengajar yang direncanakan dan yang
diterapkan itu telah cukup baik atau masih memerlukan perbaikan.
d. Menggunakan program perbaikan dan program pengayaan
Program perbaikan dan program pengayaan adalah sebagai akibat dari penggunaan
evaluasi yang kontinu dan berdasarkan kriteria serta pandangan terhadap perbedaan
kecepatan belajar mengajar siswa dan administrasi sekolah. program perbaikan ditunjukan
kepada mereka yang belum menguasai tujuan intruksional tertentu, sedangkan program
pengayaan diberikan kepada mereka yang telah menguasai unit pelajaran yang diberikan.

4
e. Menggunakan prinsip siswa belajar aktif
Cara belajar mengajar demikian mendorong siswa untuk bertanya bila mengalami
kesulitan mencari buku-buku atau sumber-sumber lain untuk memecahkan persoaln-
persoalan yang dihadapinya.
f. Menggunakan satuan pelajaran yang kecil.
Cara belajar mengajar dengan menggunakan prinsip belajar tuntas menuntut
pembagian bahan pengajaran menjadi unit yang kecil-kecil. Pembagian unit pelajaran
menjadi bagian-bagian kecil ini sangat diperlukan guna dapat memperoleh umpan balik
secara mungkin.

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tuntas


Prinsip pembelajaran tuntas menurut Gentile & Lalley :
a. Kompetensi yang harus dicapai peserta didik dirumuskan dengan urutan yang
hirarkis.
b. Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi
harus diberikan feedback.
c. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan yang diperlukan.
d. Pemberian program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar
lebih awal.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Tuntas


Langkah-langkah yang harus diambil guru untuk melaksanakan belajar tuntas mencakup:
a. Memecah-mecah mata pelajaran ke dalam sejumlah unit belajar yang lebih kecil
(misalnya pengajaran dua mingguan), menetapkan tujuan pembelajaran untuk setiap
unit belajar, dan mengurutkan unitunit belajar tersebut berdasarkan tingkat
kesulitannya (diawali dengan yang paling mudah).
b. Memberikan pretest untuk unit pelajaran yang akan disajikan. 3. Membagi siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar kecil.
c. Siswa mempelajari unit pelajaran pertama dalam kelompok belajarnya masing-
masing.
d. Melaksanakan tutorial individual bagi siswa yang berkesulitan.
e. Melaksanakan tes formatif pada akhir setiap unit pelajaran.
f. Memberikan materi penghubung tambahan (supplementary instructional
connectives) untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar pada unit itu
sebelum pembelajaran kelompok dilanjutkan ke unit pelajaran berikutnya.
g. Memberikan pengayaan kepada siswa yang telah mencapai penguasaan penuh untuk
unit pelajaran ini.
h. Memberikan tes sumatif untuk mengecek ketuntasan belajar siswa bagi seluruh mata
pelajaran.
i. Jika pada hasil tes sumatif tersebut siswa tidak menunjukkan ketuntasan, maka guru
menggunakan strategi-strategi korektif hingga ketuntasan dicapai

5
Instrumen yang harus dipersiapkan guru meliputi:
1. Sejumlah satuan acuan pembelajaran (unit pelajaran) yang berisikan materi pokok
pembelajaran dan tujuan khusus pembelajaran untuk setiap unit pelajaran.
2. Tes formatif untuk masing-masing unit pelajaran.
3. Instrumen korektif/pengayaan untuk setiap unit.
4. Materi penghubung tambahan (supplementary instructional connectives) antar-unit.
5. Tes sumatif.

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tuntas


Kelebihan Pembelajaran Tuntas, sebagai berikut :
a. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan psikologi belajar modern yang berpegang
pada prinsip perbedaan individual.
b. Memungkinkan siswa belajar lebih aktif dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan diri sendiri, memecahkan masalah sendiri dengan proses
menemukan dan bekerja sendiri.
c. Guru dan siswa dapat bekerja sama secara partisipatif dan persuasif, baik dalam
proses belajar maupun proses bimbingan terhadap siswa lainnya.
d. Berorientasi kepada peningkatan produktivitas hasil belajar karena siswa dapat
menguasai bahan pelajaran secara tuntas, menyeluruh, dan utuh.
e. Pendekatan ini pada hakekatnya tidak mengenal siswa yang gagal belajar atau tidak
naik kelas. Siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan atau masih di bawah
target hasil yang diharapkan, terus menerus dibantu oleh rekannya dan gurunya.
f. Penilaian yang dilakukan terhadap kemajuan belajar siswa mengandung unsur
objektivitas yang tinggi sebab penilaian dilakukan oleh guru, rekan sekelas dan oleh
diri sendiri, dan berlangsung secara berlanjut serta berdasarkan ukuran keberhasilan
(standar perilaku) yang jelas dan spesifik.
g. Didasarkan pada suatu perencanaan yang sistemik yang memiliki derajat koherensi
yang tinggi dengan kurikulum yang berlaku.
h. Menyediakan waktu belajar yang cukup sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
masing-masing individu siswa sehingga memungkinkan mereka belajar secara lebih
leluasa.
i. Berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pendekatan
pembelajaran konvensional yang pada umumnya berdasarkan pendekatan klasikal.

6
Beberapa kekurangan atau kelemahan dari pembelajaran tuntas, antara lain:
a. Guru sering mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan mengajar karena
harus dibuat untuk jangka waktu yang cukup panjang di samping penyusunan
perencanaan mengajar yang lengkap dan menyeluruh.
b. Pendekatan pembelajaran tuntas ini dalam pelaksanaannya harus melibatkan
berbagai kegiatan, yang berarti menuntut macam-macam kemampuan guru yang
memadai.
c. Guru-guru yang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan cara-cara yang
lama (konvensional) biasanya akan mengalami hambatan untuk melaksanakan
pendekatan pembelajaran tuntas ini.
d. Pendekatan ini mempersyaratkan tersedianya berbagai fasilitas, perlengkapan, alat,
dana, dan waktu yang cukup banyak, sedangkan sekolah-sekolah kita pada umumnya
masih langka dalam segi sumber-sumber teknis seperti yang diharapkan.
e. Diberlakukannya sistem ujian seperti EBTA, EBTANAS, UAN/UN yang menuntut
penyelenggaraan program pembelajaran pada waktu yang telah ditetapkan dan usaha
persiapan para siswa untuk menempuh ujian, mungkin menjadi salah satu unsur
penghambat pelaksanaan pembelajaran tuntas yang diharapkan.
f. Untuk melaksanakan pendekatan ini yang mengacu kepada penguasaan materi
belajar secara tuntas pada gilirannya menuntut para guru agar mengusai materi
tersebut secara lebih luas, menyeluruh, dan lebih lengkap. Hal ini menuntut para guru
agar belajar lebih banyak dan menggunakan sumber-sumber yang lebih luas.

6. Penerapan Pembelajaran Tuntas Di Sekolah Menengah Pertama


a. Tujuan Penerapan Pembelajaran Tuntas di SMP
Tujuan ideal dari penerapan pembelajaran tuntas di SMP yaitu agar bahan yang
dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh seluruh siswa. Penerapan konsep pembelajaran
tuntas dalam pembelajaran di SMP dapat mempertinggi rata-rata prestasi siswa dalam
belajar dengan memberikan kualitas pembelajaran yang lebih sesuai, bantuan serta
perhatian khusus bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditetapkan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Pembelajaran Tuntas di SMP
Penerapan pembelajaran tuntas dalam proses pembelajaran dilandasi oleh
pandangan bahwa pada dasarnya semua siswa memiliki kesanggupan untuk menguasai
bahan pelajaran yang diajarkan secara tuntas dengan syarat-syarat tertentu. Menurut S.
Nasution (2000), terdapat lima faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar, yaitu:
1. Bakat untuk mempelajari sesuatu
2. Mutu pengajaran
3. Kesanggupan untuk memahami pengajaran
4. Ketekunan
5. Dan waktu yang tersedia untuk belajar

7
7. Contoh penerapan pembelajaran tuntas di kelas
Adapun contoh dari penerapan model pembelajaran tuntas ini kita dapat
melaksanakan nya dengan beberapa langkah yaitu :
a. Persiapan
Diantaranya :
1. Tingkat ketuntasan.
Guru menentukan tingkat ketuntasan siswa dengan cara mengukur
performance peserta didik dalam setiap unit ( SK dan KD ). Setiap peserta
didik harus mencapai nilai KKM
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran.
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan KD yang sudah ditetapkan
sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran
3. Pandangan terhadap kemampuan peserta didik saat memasuki satuan
pembelajaran tertentu.
Guru memberikan pemahaman dan pembelajaran dengan pembelajaran dan
kemampuan yang hampir sama, namun ditambah dengan variasi dalam
pembelajarannya. Serta guru melakukan pendekatan secara individual agar
siswa dapat dengan cepat materi pembelajaran tertentu tersebut.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Diantaranya :
1. Bentuk Pembelajaran dalam SK atau KD
Guru memberikan pembelajaran dengan melalui pendekatan klasikal,
kelompok dan individual
2. Cara pembelajaran dalam SK atau KD
Guru melakukan pembelajaran melalui penjelasan guru ( lecture ), membaca
secara mandiri dan terkontrol, berdiskusi, dan belajar secara individual.
3. Orientasi pembelajaran
Guru melalukan penilaian dari performance peserta didik ( SK atau KD )
secara individual
4. Peranan guru
Guru berperan sebagai pengelola segala bentuk pembelajaran agar dan untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam belajar.
5. Fokus kegiatan belajar
Ditujukan kepada masing masing peserta didik, dengan tujuan supaya guru
mengetahui pada kemampuan siswa dalam pembelajaran apa sudah sesuai
dengan SK atau KD. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan tuntas.
6. Penentuan keputusan mengenai satuan pembelajaran
Guru menentukan kemampuan siswa apakah sudah memenuhi pembelajaran
yang diberikan atau masih kurang.

8
c. Umpan balik
Diantaranya :
1. Instrumen umpan balik
Menggunakan berbagai jenis atau bentuk tagihan secara berkelanjutan,
contohnya memberikan tugas atau ujian untuk mengetahui apakah peserta
didik tersebut sudah tuntas dalam belajar.
2. Cara membantu peserta didik
Guru juga dapat menggunakan sistem tutor dalam pembelajarannya, misalnya
dalam diskusi kelompok ( small-group learning activities ) dan tutor yang
dilakukan secara individual

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk
memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap kompetensi tertentu.
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara
individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan peserta
didik dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus melakukan perencanaan terlebih dahulu agar
guru tersebut mampu mengajar peserta didiknya dengan baik. Pembelajaran tuntas merupakan
strategi belajar yang baik digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena dengan belajar
tuntas, siswa dituntut untuk benar-benar menguasai materi yang dipelajari, dengan begitu maka
siswa yang belum menguasai materi akan terus mengulang kembali materi yang telah dipelajarinya
sampai dia benar-benar menguasainya, meskipun tidak 100% siswa tersebut memahaminya.
Dalam strategi ini menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, selain itu
penilaian dalam pembelajaran tuntas ini mengandung unsur objektifitas yang tinggi.
B. Saran
Dalam menggunakan strategi belajar tuntas ini guru harus terlebih dahulu tahu dan
memahami sebenarnya seperti apa strategi belajar tuntas itu agar dalam pelaksanaannya tidak
mengalami kesulitan. Strategi belajar tuntas harus disusun secara sistematis agar semua peserta
didik dapat memperoleh hasil yang maksimal

10
DAFTAR PUSTAKA

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.

Depdiknas. 2008. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tuntas (Mastery-Learning) Jakarta:


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL MODEL/BELAJAR_DAN_PEMBELAJARAN/BBM_5.pdf
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/12/belajar-tuntas-mastery-learning-tips.html
http://www.kampus-info.com/2012/08/pengertian-pembelajaran-tuntas.html
http://murni-uni.blogspot.co.id/2010/10/strategi-belajar-mengajar-pembelajaran.html

iii

Anda mungkin juga menyukai