Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“QUANTUM LEARNING DAN QUANTUM TEACHING”


Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Profesi Keguruan
Matematika

Dosen Pengampu:
Yosefin R. Hadiyanti, S. Pd., M. Pd dan Pitriana Tandililing, S. Pd., M. Pd

Disusun Oleh Keompok VII:


 Dela Rismawati 2021011034011
 Maria Novita Langoday 2022011034020
 Indri Nurfadilah 2022011034017
 Ina Labene 2022011034014

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Quantum Learning Dan Quantum
Teaching” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Keguruan Matematika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Quantum Learning Dan Quantum Teaching” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pitriana Tandililing, S. Pd., M. Pd. dan Ibu
Yosefin R. Hadiyanti, S. Pd., M. Pd. selaku dosen mata kuliah Profesi Keguruan Matematika yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, 28 Febuari 2023


Penulis

i
DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFATAR ISI...................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
QUANTUM LEARNING ............................................................................................................ 3
A. Pengertian Quantum Learning ............................................................................................ 3
B. Karakteristik Umum Quantum Learning ............................................................................. 4
C. Prinsip-Prinsip Quantum Learning ..................................................................................... 5
D. Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning .................................................... 6
QUANTUM TEACHING ............................................................................................................ 7
A. Pengertian Quantum Teaching............................................................................................ 7
B. Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching ................................................................ 8
C. Model Pembelajaran Quantum Teaching ............................................................................ 9
D. Karakteristik Quantum Teaching ...................................................................................... 10
E. Kelebihan Dan Kekurangan Quantum Teaching ............................................................... 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 15
LATIHAN SOAL ................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan
kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga
negara yang baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam
upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidikan dapat
membuat orang cerdas, kreatif, bertanggung jawab, dan produktif. Melalui pendidikan
diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di bidangnya sehingga
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Rubiyanto, dkk,2004:1).
Berbagai upaya untuk meningkatkan pendidikan telah dilakukan secara bertahap, seiring
dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Matematika merupakan ilmu yang mendidik manusia untuk berpikir logis, teoritis,
rasional, dan percaya diri sehingga matematika bisa disebut sebagai dasar dari ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu matematika harus dikuasai oleh segenap warga negara sebagai
sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, sehingga mereka mampu bertahan dalam era
globalisasi yang berteknologi maju disaat sekarang maupun yang akan datang
(Abdurrahman,2003:253). Akan tetapi bagi sebagian pelajar, matematika merupakan mata
pelajaran yang paling tidak disukai bahkan di benci.
Prestasi dan motivasi belajar memiliki hubungan kesebandingan dengan peningkatan
mutu pendidikan, yaitu apabila dikehendaki peningkatan mutu pendidikan maka prestasi belajar
yang dicapai harus ditingkatkan, dan untuk meningkatkan prestasi belajar dibutuhkan motivasi
yang lebih besar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini menempatkan motivasi dan
prestasi belajar pada posisi yang penting dalam proses belajar, akan tetapi realita di lapangan
menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi pada mata
pelajaran matematika
Untuk mengatasi kurangnya motivasi siswa dalam pelajaran matematika maka perlu
usaha peningkatan motivasi dengan memberi variasi metode pembelajaran yang menarik atau
menyenangkan yang melibatkan siswa yang dapat meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab
siswa. Pendekatan pembelajaran yang menarik memberikan pengaruh dan hasil belajar lebih
positif daripada pembelajaran kompetitif (Marwiyanto 2007:109). Banyak metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah
model pembelajaran Quantum learning dan Quantum Teaching. Pembelajaran Quantum
learning adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan karena guru
mengubah segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sehingga siswa bergairah belajar. Dalam
hal ini, Quantum learning merupakan salah satu pengajaran yang menuntut adanya kebebasan,
santai, menakjubkan, menyenangkan, dan menggairahkan. Sedangkan Quantum Teaching
merupakan salah satu bentuk inovasi dalam metode pembelajaran yang dapat menjadi salah
satu pilihan bagi guru-guru di Indonesia dalam melejidkan kemampuan siswa dan mendorong
siswa untuk terus berprestasi. Dalam makalan ini pemakalah mencoba untuk menjelaskan
pengertian, model pembelajaran, karakteristik serta kekurangan dan kelebihan Quantum
Learning dan Quantum Teaching.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Quantum Learning dan Quantum Teaching?
2. Apa saja prinsip-prinsip Quantum Learning dan Quantum Teaching?
3. Bagaimana model pembelajaran Quantum Teaching?

1
4. Apa saja karakteristik Quantum Learning dan Quantum Teaching?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan Quantum Learning dan Quantum Teaching?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian dari Quantum Learning dan Quantum Teaching.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip Quantum Learning dan Quantum Teaching.
3. Menjelaskan model pembelajaran Quantum Teaching.
4. Mengetahui karakteristik Quantum Learning dan Quantum Teaching.
5. Mengetahui kekurangan dan kelebihan Quantum Learning dan Quantum Teaching.

2
BAB II
PEMBAHASAN
QUANTUM LEARNING
A. Pengertian Quantum Learning
DePorter & Hernacki mengemukakan bahwa Quantum Learning merupakan seperangkat
metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis bekerja untuk
semua tipe orang, dan segala usia. Quantum Learning didefinisikan sebagai “interaksi-
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Rumus
yang terkenal dalam fisika kuantum adalah Massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama
dengan Energi. Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc2. Quantum didefinisikan sebagai
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Sedang
learning adalah belajar. Belajar bertujuan meraih sebanyak cahaya: interaksi, hubungan, dan
inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Dengan demikian Quantum Learning adalah cara
penggubahan bermacam-macam interaksi, hubungan, dan inspirasi yang ada di dalam dan di
sekitar momen belajar.
Menurut DePorter & Hernacki, Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi
Lozanov. Beliau adalah seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen
dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology” dan “sugestopedia”. Prinsipnya bahwa
sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar,dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif
ataupun negatif. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif
adalah dengan menempatkan peserta didik secara nyaman, memasang musik latar di dalam
kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster besar untuk
memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan pendidik yang
terlatih dengan baik dalam seni pengajaran sugestif.
Istilah lain dari “suggestology” dan “suggestopedia” adalah “pemercepatan belajar”
(accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa
untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan
dibarengi kegembiraan”. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak
mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berfikir positif, kebugaran fisik, dan
kesehatan emosional. Namun semua unsur itu bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman
belajar yang efektif. Selain itu Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam
program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur
informasi. Program NLP ini meneliti hubungan antara Bahasa dan perilaku dan dapat
digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru.
Quantum Learning merupakan gabungan antara sugestologi, teknik pemercepatan belajar,
dan teori NLP serta teori, keyakinan dan metode dari DePorter. Quantum Learning juga
menggunakan konsep-konsep kunci dari berbagi teori dan strategi belajar lain:

3
1. Teori otak kanan/kiri,
2. Teori otak triune (3 in 1),
3. Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinetik),
4. Teori kecerdasan ganda,
5. Pendidikan holistic (menyeluruh) Belajar berdasarkan pengalaman,
6. Belajar dengan symbol (metaphoric learning),
7. Simulasi permainan. Jadi maksud dari ke delapan kunci strategi Quantum Learning
adalah menggabungkan kegiatan yang secara seimbang antara bekerja dan bermain,
dengan kecepatan yang mengesankan dan dibarengi dengan kegiatan yang
menggembirakan serta efektif digunakan oleh semua umur.

Quantum Learning pertama kali di terapkan di Supercamp. Menggunakan kurikulum


yang secara harmonis dan merupakan kombinasi dari tiga unsur, ketrampilan akademis,
prestasi fisik, dan ketrampilan hidup. Sedangkan yang mendasarinya adalah filsafat dasar
dimana belajar dapat dan harus menyenangkan, karena belajar adalah kegiatan seumur hidup
yang dapat dilakukan dengan menyenangkan dan berhasil. Lingkungan fisik juga
menentukan proses belajar, seperti memperindah taman, seni, musik dan ruangan harus
terasa pas untuk kegiatan pembelajaran yang optimal. Dapat dikatakan Quantum Learning
ini menawarkan kiat-kiat yang dapat menjadikan belajar itu menyenangkan sehingga
diperoleh semangat baru dalam belajar. Dengan merasa belajar itu menyenangkan, maka
minat belajarpun bertambah sehingga mengakibatkan hasil belajar akan lebih meningkat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Quantum Learning merupakan
suatu proses pembelajaran yang memadukan sugesti positif dan 5 interaksi dengan
lingkungan belajar yang menyenangkan dan bermakna untuk menumbuhkan minat, motivasi
dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar sehingga dapat memaksimalkan potensi dan
hasil belajar siswa. Quantum Learning memberdayakan seluruh unsur yang ada dalam
proses pembelajaran yang mencakup petunjuk-petunjuk untuk menciptakan lingkungan
belajar yang baik, menyampaikan materi pembelajaran, memahami cara siswa menyerap
informasi yang disampaikan dalam proses pembelajaran.

B. Karakteristik Umum Quantum Learning


Menurut Sugiyanto Quantum Learning memiliki beberapa karakteristik umum,
diantaranya sebagai berikut.
a. Berpangkal pada psikologi kognitif.
b. Besifat humanistis dan kontruktivistis.
c. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.

4
d. Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang
tinggi.
e. Menekankan pada kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.
f. Menekankan pada kebermaknaan dan kebermututan proses pembelajaran.
g. Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
h. Memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, ketrampilan
hidup dan prestasi fisikal atau material.
i. Menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
j. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan.
k. Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

C. Prinsip-Prinsip Quantum Learning


Selain asas utama di atas yang telah dipaparkan, Quantum Learning juga memiliki 5
prinsip sebagai berikut.
a. Segalanya berbicara
Segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dapat berbicara sehingga dapat
digunakan dalam pembelajaran yang diberikan. Segala dari lingkungan kelas hingga
bahasa tubuh, ataupun kertas yang dibagikan, hingga rancangan pembelajaran.
Semua itu dapat mengirimkan pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan
Segala yang terjadi dan segala yang sudah dipersiapkan dalam pembelajaran
tentunya mempunyai suatu tujuan. Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap
pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif
dan psikomotor.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak selalu berkembang pesat dengan adanya ransangan kompleks yang akan
menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar yang baik terjadi
ketika siswa telah mengalami sebelum mereka memperoleh nama yang mereka
pelajari. Sehingga dalam pembelajaran Quantum Learning ini, berikan suatu
pengalaman kepada siswa agar siswa menggerakkan rasa ingin tahunya serta dapat
memperoleh suatu makna dalam proses pembelajaran yang diberikan.
d. Akui setiap usaha
Menghargai usaha siswa sekecil apapun karena belajar mengandung resiko. Belajar
berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini,
mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
Pengakuan ini penting agar siswa dapat menumbuhkan semangat belajar dan selalu
berani melangkah ke langkah berikutnya dalam pembelajaran.

5
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Setiap usaha dan hasil yang
diperoleh dalam pembelajaran pantas untuk dirayakan. Perayaan memberikan
umpan balik dan motivasi mengenai kemajuan dan meningkatkan hasil belajar
berikutnya Aspek-Aspek Quantum Learning

D. Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning


Ada beberapa manfaat Quantum Learning menurut DePorter & Hernacki, antara lain yaitu:
(a) bersikap positif, (b) meningkatkan motivasi, (c) keterampilan seumur hidup, (d) kepercayaan
diri, dan (e) sukses atau hasil belajar yang meningkat.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari Quantum Learning Menurut Shoimin, adapun
kelebihannya antara lain yaitu:
a. Membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang
sama.
b. Quantum Learning lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian murid
dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang
penting itu dapat diamati secara teliti.
c. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-
keterangan yang banyak.
d. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
e. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan,
dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
f. Guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap harinya, karena Quantum Learning
membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa
untuk belajar.
g. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.

Sedangkan kekurangan dari Quantum Learning antara lain yaitu:


a. Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang
cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan
baik.
c. Adanya perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa, baik berupa tepuk tangan,
jentikan jari, nyanyian, dll., dapat mengganggu kelas lain.
d. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
e. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus
f. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan
ketelitian dan kesabaran.

6
QUANTUM TEACHING
A. Pengertian Quantum Teaching
Secara umum Quantum Teaching adalah sebuah metode dan proses pembelajaran di
dalam kelas yang mengoptimalkan interaksi berbagai unsur yang ada pada siswa dan
lingkungan belajarnya. Dalam interaksi ini berbagai unsur belajar efektif dilibatkan (antusiasme
dan semangat belajar siswa). Hasil interaksi ini diharapkan dapat mengubah dan meningkatkan
kemampuan serta bakat siswa. Kemampuan dan bakat siswa ini pada akhirnya akan menjadi
prestasi dan hasil belajar yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Jadi berbagai
unsur yang diinteraksikan ibarat sebagai energi dan kompetensi siswa yang meningkat pesat
disimbolkan sebagai cahaya yang dihasilkan dari interaksi tersebut.
DePorter dkk, (1999: 4) menjelaskan Quantum Teaching adalah pengajaran yang
menumbuhkan suasana kebersamaan, menciptakan kenyamanan dan ketenangan dalam belajar,
serta memberikan penyadaran kepada peserta didik terhadap proses yang sedang dijalaninya.
Dari segi konsepnya Quantum Teaching merupakan dialektika teori-teori belajar dan teori
psikologi yang menciptakan sebuah paradigma baru yang inklusif mengenai pembelajaran.
Quantum Teaching, sebagai suatu metode pembelajaran pada awalnya adalah eksperimen Dr
Georgi Lazanov dari Bulgaria tentang Suggesto Jogy yaitu kekuatan sugesti yang dapat dan
pasti mempengaruhi hasil belajar. Bobbi de Porter yang merupakan murid dari Dr Georgi
Lazanov mencoba mengembangkan kembali eksperimen gurunya menjadi Quantum Learning
yang merupakan hasil adopsi dari beberapa teori, seperti sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori
otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik) dan pendidikan holistik. (Nasih
dan Kholidah, 2009, hlm. 117).
Melalui lembaga yang dia bangun, yakni Learning Forum, sebuah perusahan
pendidikan internasional yang bermarkas di Amerika Serikat, Bobbi de Porter mengembangkan
Quantum Learning menjadi Quantum Teaching, yaitu metode belajar yang menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan
lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Quantum teaching sengaja didapatkan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti
Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intdegences (Gardner), NeuroLinguistic
Programming (Csnder dan Bandler), Experiental Learning (Hahn), Socratic Inquiry,
Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Elements of Effective Instruction (Hunter)
(DePorter dkk, 2003: 57).
Dilihat dari namanya, sebenarnya penggunaan istilah Quantum dalam Quantum
Teadung ini berasal dari konsep Persamaan Fisika Quantum yang dikembangkan oleh Isac
Newton. Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Melalui teori yang dikembangkarmya, Isac Newton membuat rumus yang sangat populer,
yakni: E = MC2 dengan E : Energi, M: Massa dan C : Interaksi. Konsep diatas apabila dikaitkan
dengan Quantum Teaching bisa dimaknai sebagai berikut : E - Energi (antusiasme, efektivitas
belajar-mengajar, semangat), M : Massa (semua individu yang terlibat, situasi/ materi, fisik)
dan C : Interaksi (hubungan yang tercipta di kelas). (Sukardi, 2011: 59).
Dengan demikian, Quantum Teaching berarti penggubahan bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini tercakup unsur-
unsur yang dapat mendukung efektifitas pembelajaran, seperti antusias dan semangat siswa
dalam belajar. Interaksi tersebut juga mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi
cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain (DePorter dkk, 2003: 61).
Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching berusaha menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan cara melibatkan semua unsur yang
ada pada siswa dan dukungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Bila
model pendekatan ini diterapkan, maka seorang guru akan lebih mencintai dan lebih berhasil

7
dalam memberikan materi serta lebih dicintai anak didik Sebab, guru mengoptimalkan berbagai
potensi yang ada, baik pada siswa maupun lingkungan di sekitarnya.
Dalam model Quantum Teaching ada istilah penting yang sekaligus menjadi asas
utamanya 'Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita ke Duma Mereka'.
Asas utama ini memberi pengertian bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam
pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Menyatukan
pikiran dan perasaan guru dengan peristiwa, pikiran atau perasaan peserta didik yang terkait
dengan kehidupan rumah, sosial, seni, rekreasi atau akademis mereka. Kaitan itu terbentuk,
maka dapat membawa mereka ke dalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai
isi dunia itu. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini,
siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari dan menerapkannya pada situasi baru. (Nasih
dan Kholidah, 2009: 118).
Asas ini sekaligus menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak
hanya sebuah proses transfer of knowledge dari guru kepada siswa tetapi lebih jauh dari itu,
bagaimana mendapatakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa dan membangun hubungan
emosional yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran, dengan Quantum
Teaching diharapkan dunia pendidikan akan semakin maju ke depannya. Sebab, Quantum
Teaching akan membantu siswa dalam menumbuhkan minat untuk terus belajar dengan
semangat tinggi, selain itu Quantum Teaching keberadaan bahasa tubuh sangat ditekankan
dalam pembelajaran Seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke atas, mengadakan kontak mata
dengan siswa dan lain-lain. Guru tidak dianjurkan duduk manis di atas kursi dengan raut muka
tanpa ekspresi dan terpaku dengan buku teles yang dimiliki, sehingga mengesankan suasana
belajar yang menakutkan.
Guru harus berusaha membuat suasana kelas menyenangkan dengan menunjukkan
ekspresi wajah yang ceria, dan memberikan respon positif terhadap setiap hal positif yang
dilakukan siswa. Selain itu, guru juga dianjurkan selalu berusaha menumbuhkan rasa percaya
diri siswa dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berani mengungkapkan apa
yang ada dalam fikirannya.

B. Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching


Menurut Bobbi DePorter dkk. (1999: 7), ada lima prinsip utama dalam metode
Quantum Teaching yaitu: 1) Segalanya Berbicara, 2) Segalanya Bertujuan, 3) Pengalaman
Sebelum pemberian Nama, 4) Akui Setiap Usaha, dan 5) Jika Layak I)ipelajari, Layak Pula
Dirayakan. Berikut ini penjelasan masing-masing prinsip di atas.
No Prinsip Penerapan Di Kelas
1. Segalanya berbicara: segalanya dari Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu
lingkungan kelas hingga bahasa merancang/mendesain segala aspek yang di
tubuh guru, dari kertas yang lingkungan kelas (guru, media pembelajaran
dibagikan hingga rancangan siswa) maupun sekolah (guru lain, kebun
pembelalajaran,semua mengirimkan sekolah, sarana olah raga, kantin sekolah, dan
pesan tentang belajar. sebagainya) sebagai sumber belajar dari siswa.
2. Segalanya bertujuan: semuanya Dalam hal ini setiap kegiatan belajar harus jelas
yang terjadi dalam kegiatan PBM tujuannya. Tujuan pembelajaran ini harus
mempunyai tujuan. dijelaskan pada siswa.
3. Pengalaman sebelum pemberian- Dalam mempelajari Sesuatu
nama: proses belajar yang paling (konsep,rumus,teori dan sebagainya) harus
baik terjadi ketika siswa telah dilakukan dengan cara memberi siswa tugas
mengalami informasi sebelum (pengalaman/eksperimen) terlebih dahulu.
mereka memperoleh nama apa yang Dengan tugas tersebut akhirnya siswa mampu
mereka pelajari. menyimpulkan sendiri konsep, rumus dan teori

8
tersebut. Dalam hal ini guru harus mampu
merancang pembelajaran yang mendorong
siswa untuk melakukan penelitian sendiri dan
berhasil menyimpulkan. Dalam hal ini guru
menciptakan simulasi konsep agar siswa
memperoleh pengalaman
4. Akui setiap usaha: dalam setiap Guru harus mampu memberi penghargaan/
PBM siswa patut mendapat pengakuan pada setiap usaha siswa. Jika usaha
pengakuan atas kepercayaan siswa jelas salah, guru harus mampu memberi
dirinya. pengakuan/penghargaan walaupun usaha siswa
salah, dan secara perlahan membetulkan
jawaban siswa yang salah. Jangan mematikan
semangat siswa untuk belajar.
5. Jika layak dipelajari maka layak Dalam hal ini guru harus memiliki strategi
pula dirayakan: perayaan dapat untuk memberi umpan balik (feedback) positif
memberi umpan balik mengenai yang dapat mendorong semangat belajar siswa.
kemajuan dan meningkatkan Berilah umpan balik positif pada setiap usaha
asosiasi positif dengan belajar. siswa, baik secara kelom-pok maupun indvidu.

C. Model Pembelajaran Quantum Teaching


Quantum Teaching menawarkan model-model pembelajaran yang berprinsip
memberdayakan potensi siswa dan kondisi di sekitamya. Model-model tersebut adalah teknik
Ambak dan teknik Tandur. Teknik Ambak Teknik Ambak adalah suatu model penting dalam
Quantum Teaching. AMBAK merupakan singkatan dari Apa Manfaat Bagiku. Model ini
menekankan bagaimana guru sedapat mungkin bisa menghadirkan perasaan dalam diri siswa
bahwa apa yang mereka pelajari akan memberikan manfaat yang besar.
Teknik Ambak menunjukkan kepada kita betapa Quantum Teaching lebih menekankan
pada pembelajaran yang sarat makna dan sistem nilai yang bisa dikontribusikan kelak saat anak
dewasa nanti.
Model pembelajaran yang dimaksud akan dipaparkan berikut ini:
T: Tumbuhkan. Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan "Apakah Manfaatnya
BagiKu", dan manfaatkan kehidupan pelajar. Dengan demikian, seorang guru tidak hanya
memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga fasilitator, mediator,
dan motivator.
A: Alami. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua
pelajar. Artinya, bagaimana guru bisa menghadirkan suasana alamiah yang tidak membedakan
antara yang satu dengan yang lain, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan masing-
masing siswa berbeda, namun hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi guru mendahulukan yang
lebih pandai dari yang kurang pandai. Semua siswa harus mendapat perlakuan yang sama.
N: Namai. Sediakan kata kunci, konsep, model, atau strategi terlebih dahuhi terhadap
sesuatu yang akan diberikan kepada siswa. Guru sedapat mungkin memberikan pengantar
terhadap matode yang hendak disampaikan. Hal ini dimaksudkan agar ada informal
pendahuluan yang bisa diterima oleh siswa. Selain itu, guru diharapkan juga bisa membuat kata
kunci terhadap hal-hal yang dianggap sulit, dengan kata lain, guru harus bisa membuat sesuatu
yang sulit menjadi sesuatu yang mudah.
D: Demontrasikan. Sediakan kesempatan bagi siswa untuk "menerangkan bahwa mereka
tahu". Sering kali dijumpai ada siswa yang mempunyai beragam kemampuan, akan tetapi
mereka tidak mempunyai keberanian untuk menunjukkanya. Dalam kondisi ini, para guru harus

9
tanggap dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk unjuk kerja dan memberikan
motivasi agar berani menunjukkan karya mereka kepada orang lain.
U: Ulangi. Tunjukkan kepada siswa bagaimana cara mengulang materi secara efektif.
Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu siswa mengingat materi yang
disampaikan guru dengan mudah.
R: Rayakan Keberhasilan dan hasil yang diraih siswa, sekecil apapun, harus diberi
apresiasi oleh guru. Bagi siswa perayaan akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung
jawab. Perayaan akan mengajarkan kepada mereka mengenai motivasi hakiki tanpa "insentif".
Siswa akan aktif mengikuti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka lebih dari sekadar
mencapai nilai tertentu. Hal ini untuk menumbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada
gilirannya akan melahirkan kepercayaan diri untuk berhasil lebih baik lagi.

D. Karakteristik Quantum Teaching


Pembelajaran quantum memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan
menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok
pembelajaran quantum sebagai berikut:
1) Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum
meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. Oleh karena itu, pandangan
tentang pembelajaran, belajar, dan pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan
dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif; bukan teori fisika kuantum. Dapat
dikatakan di sini bahwa pembelajaran kuantum tidak berkaitan erat dengan fisika kuantum
– kecuali analogi beberapa konsep kuantum. Hal ini membuatnya lebih bersifat kognitif
dari pada fsikis.
2) Pembelajaran quantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”,
dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri,
kemampuan pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat
berkembang secara maksimal atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak ada
karena semua usaha yang dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai
gejala manusiawi. Ini semua menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada pada manusia
dilihat dalam perspektif humanistis
3) Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris,
behavioristis, dan atau maturasionistis. Karena itu, menurut hemat peneliti, nuansa
konstruktivisme dalam pembelajaran kuantum relatif kuat. Malah dapat dikatakan disini
bahwa pembelajaran kuantum merupakan salah satu cerminan filsafat konstruktivisme
kognitif, bukan konstruktivisme sosial.
4) Pembelajaran quantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan
mengolaborasikan faktor potensi-diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik
dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Atau lebih tepat dikatakan di sini bahwa
pembelajaran kuantum tidak memisahkan dan tidak membedakan antara res cogitans dan
res extenza, antara apa yang di dalam dan apa yang di luar.
5) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna,
bukan sekadar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa interaksi telah menjadi kata kunci
dan konsep sentral dalam pembelajaran kuantum. Karena itu, pembelajaran kuantum
memberikan tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang
bermutu dan bermakna
6) Pembelajaran quantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf
keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan pembelajaran diandaikan sebagai lompatan
kuantum. Pendeknya, menurut pembelajaran quantum, proses pembelajaran harus
berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi. Untuk itu, segala hambatan dan halangan

10
yang dapat melambatkan proses pembelajaran harus disingkirkan, dihilangkan, atau
dieliminasi.
7) Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses
pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan
kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai, dan menyenangkan,
sedang keartifisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku, dan
membosankan.
8) Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak bermakna dan tidak bermutu membuahkan
kegagalan, dalam arti tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sebab itu, segala upaya yang
memungkinkan terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan pembelajaran harus
dilakukan oleh pengajar atau fasilitator. Dalam hubungan inilah perlu dihadirkan
pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman
pembelajar perlu diakomodasi secara memadai. Pengalaman yang asing bagi pembelajar
tidak perlu dihadirkan karena hal ini hanya membuahkan kehampaan proses pembelajaran.
Untuk itu, dapat dilakukan upaya membawa dunia pembelajar ke dalam dunia pengajar
pada satu pihak dan pada pihak lain mengantarkan dunia pengajar ke dalam dunia
pembelajar. Hal ini perlu dilakukan secara seimbang.
9) Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh,
lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Isi
pembelajaran meliputi penyajian yang prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan
belajar-untuk-belajar, dan keterampilan hidup. Konteks dan isi ini tidak terpisahkan, saling
mendukung, bagaikan sebuah orkestra yang memainkan simfoni. Pemisahan keduanya
hanya akan membuahkan kegagalan pembelajaran.
10) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis,
keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material. Ketiganya harus diperhatikan,
diperlakukan, dan dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran;
tidak bisa hanya salah satu di antaranya. Dikatakan demikian karena pembelajaran yang
berhasil bukan hanya terbentuknya keterampilan akademis dan prestasi fisikal pembelajar,
namun lebih penting lagi adalah terbentuknya keterampilan hidup pembelajar.
11) Pembelajaran quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses
pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses pembelajaran kurang bermakna.
Untuk itu, pembelajar harus memiliki nilai dan keyakinan tertentu yang positif dalam
proses pembelajaran. Di samping itu, proses pembelajaran hendaknya menanamkan nilai
dan keyakinan positif dalam diri pembelajar. Nilai dan keyakinan negatif akan
membuahkan kegagalan proses pembelajaran. Misalnya, pembelajar perlu memiliki
keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan merupakan tanda telah belajar; kesalahan atau
kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir segalanya.
12) Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman
dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan sebagai kata kunci selain
interaksi. Karena itu, dalam pembelajaran kuantum berkembang ucapan: Selamat datang
keberagaman dan kebebasan, selamat tinggal keseragaman dan ketertiban!. Di sinilah
perlunya diakui keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar, dikembangkannya
aktivitas-aktivitas pembelajar yang beragam, dan digunakannya bermacam-macam kiat dan
metode pembelajaran. Pada sisi lain perlu disingkirkan penyeragaman gaya belajar
pembelajar, aktivitas pembelajaran di kelas, dan penggunaan kiat dan metode
pembelajaran. m. Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran
dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran
bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal.

11
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan
dalam rancangan. penyajian dan fasilitas supercamp. Quantum Teaching berusaha mengubah
suasana belajar yang monoton dan membosankan ke dalam suasana belajar yang meriah dan
gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan
kekuatan yang integral.
Quantum Teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancangan pengajaran yang efektif,
efisien, dan progresif berikut metode penyajiannya untuk mendapatkan hasil belajar yang
mengagumkan dengan waktu yang sedikit. Dalam prakteknya, model pembelajaran ini
bersandar pada asas utama bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkanlah dunia kita ke
dunia mereka. Pembelajaran, dengan demikian merupakan kegiatan full content yang
melibatkan semua aspek kepribadian siswa (pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh) di samping
pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya, serta persepsi masa mendatang. Semua ini
harus dikelola sebaik-baiknya, diselaraskan hingga mencapai harmoni (diorkestrasi).
Desain pembelajaran Quantum Teaching bisa terimplementasikan secara menarik dan
menyenangkan apabila sejumlah syarat berikut ini terpenuhi, di antaranya:
1) Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik,
berbicaralah yang jujur, jadi pendengar yang baik dan selalu gembira (tersenyum).
2) Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan/kegembiraan: “learning is most
effective when it’s fun”. “Kegembiraan” berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan
penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan
nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik.
3) Lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bisa membawa kegembiraan.
4) Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh yang
kuat pada proses belajarnya.
5) Sikap guru kepada peserta didik (pengarahan “Apa manfaat dan tujuan materi pelajaran ini
bagi peserta didik”).
Adapun model Quantum Teaching terdiri atas dua tahap. tahap pertama disebut
konteks, dan tahap kedua adalah isi.
1) Tahap Pertama (Konteks)
Yang dimaksud dengan tahap pertama atau konteks yaitu tahap persiapan sebelum
terjadinya interaksi di dalam kelas. Berhubungan dengan konteks, ada empat aspek yang
harus dipersiapkan:
a. Suasana, termasuk di dalamnya keadaan kelas, bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa
simpati dengan siswa, dan sikap terhadap sekolah dan belajar.
b. Landasan, yaitu kerangka kerja: tujuan, keyakinan, kesepakatan, prosedur, dan aturan
bersama yang menjadi pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.
c. Lingkungan, yaitu cara menata ruang kelas, pencahayaan, warna, pengaturan meja dan
kursi, tanaman, dan semua hal yang mendukung proses belajar.
d. Rancangan, yaitu penciptaan terarah unsur-unsur penting yang menimbulkan minat
siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar informasi.
2) Tahap Kedua (Isi)
Tahap kedua (isi) merupakan tahap pelaksanaan interaksi belajar, hal-hal yang
berhubungan dengan bagian ini adalah:
a. Presentasi, yaitu penyajian pelajaran dengan berdasarkan prinsip-prinsip Quantum
Teaching sehingga siswa mereka dapat mengetahui banyak hal dari apa yang dipelajari.
Tahap ini juga diistilahkan pemberian petunjuk, yang bermodalkan dengan
penampilan, bunyi dan rasa berbeda.

12
b. Fasilitas, yaitu proses untuk memadukan setiap bakat-bakat siswa dengan kurikulum
yang dipelajari, dengan kata lain bagian ini menekankan bagaimana keahlian seorang
pengajar sebagai pemberi petunjuk, langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk
mengakomodasi karakter siswa.
c. Keterampilan Belajar, yaitu bagian yang mengajarkan bagaimana trik-trik dalam
belajar yang tentu berdasarkan pada prinsip-prinsip Quantum Teaching, sehingga para
siswa memahami banyak hlm, meskipun dalam waktu yang singkat.
d. Keterampilan Hidup, bagian ini mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan efektif
dengan orang lain sehingga terbina kebersamaan dalam hidup. Keterampilan hidup
diistilahkan juga keterampilan sosial.
Dalam Pelaksanaan proses belajar mengajar atau praktik pembelajaran Quantum
Teaching di kelas mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menata ruang kelas quantum teaching
Penataan ruang kelas termasuk dalam aspek konteks. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menata ruangan kelas dengan model Quantum Teaching. Yaitu
menciptakan: a) suasana yang memberdayakan, b) landasan yang kukuh, c) lingkungan
yang mendukung dan d) rancangan belajar yang dinamis (de Porter, 1999: 9).
2. Menata penyampaian materi pelajaran.
Dalam pengajaran quantum teaching prosedur penyampaian materi meliputi: a)
mengorkesstrasiakn presentase prima; b) mengorkestrasikan fasilitasi yang luwes; c)
mengorkestrasikan keterampilan belajar untuk belajar.
3. Mengorkestrasikan keterampilan belajar.
Keterampilan belajar sangat penting dimiliki oleh siswa, sebab siswa yang memiliki
keterampilan belajar akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru.
Ketermpilan belajar yang tepat memungkinkan siswa dapat memahami sebagian besar
informasi dalam waktu singkat. Jika ini terjadi, maka guru hanya perlu sedikit
menggunakan waktu untuk menjelaskan informasi (materi pelajaran).

E. Kelebihan Dan Kekurangan Quantum Teaching


1) Kelebihan Model Pembelajaran Quantum Teaching
a. Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu
saluran pikiran yang sama.
b. Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran
perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
c. Gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-
keterangan yang banyak.
d. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
e. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
f. Model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari
seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka
secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
g. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh
siswa.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Teaching

13
a. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
c. Dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa
baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat
mengganggu kelas lain.
d. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
e. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
f. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik
diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan
kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai
sebagaimana mestinya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Quantum Learning merupakan suatu proses pembelajaran yang memadukan sugesti
positif dan 5 interaksi dengan lingkungan belajar yang menyenangkan dan bermakna untuk
menumbuhkan minat, motivasi dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar sehingga dapat
memaksimalkan potensi dan hasil belajar siswa.
Sedangkan Quantum Teaching adalah sebuah metode dan proses pembelajaran di
dalam kelas yang mengoptimalkan interaksi berbagai unsur yang ada pada siswa dan
lingkungan belajarnya. Dalam interaksi ini berbagai unsur belajar efektif dilibatkan (antusiasme
dan semangat belajar siswa.

15
LATIHAN SOAL

1. Sebutkan karakteristik Quantum Learning menurut Sugiyanto!


2. Sebutkan kekurangan dari Quantum Learning!
3. Apa yang anda ketahui tentang penertian dari Quantum Teaching?
4. Dalam model pembelajaran Quantum Teaching terdapat namanya Teknik “TANDUR”.
Sebutkan kepajangan dari kata tandur tersebut!
5. Pembelajaran Quantum Teaching bisa terimplementasikan secara menarik dan menyenangkan
apabila sejumlah syarat terpenuhi. Sebutkan syarat tersebut!

16
DAFTAR PUSTAKA

Sultan, Lisdayanti Dan Hajerina. 2020. Article Text. Penerapan Pembelajaran Quantum
Learning.

Wahyuni, Nur, Esa dan Baharudin. 2005. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Siahan, Monika, Theresia. 2021. Model Pembelajaran Quantum Teaching. Malang: Ahlimedia
Press.

https://www.gurusiana.id/read/dyahkristanti/article/model-pembelajaran-quantum-
teachingbagian-3-1044510/#

http://modelpembelajaran8.blogspot.com/2016/04/model-pembelajaran-quantum-
teaching.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai