Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVALUASI DAN AUTENTIK ASSESMENT

Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Model Pembelajaran Matematika

Dosen: Azin Taufik, M.Pd.

Kelompok 4

Disusun Oleh:
1. Bara Gustian (20201510048)
2. Dinda Sofiya Rahma (20201510037)
3. Hafidha Nurunisa (20201510087)
4. Jodi Triyadi (20201510078)
5. Nur Wulan Octaviani (20201510012)
6. Rena Fitriani (20201510045)

PGSD 3C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KUNINGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya se-
hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Evaluasi dan Autentik Asesment”. Tak lupa
sholawat beserta salam kepada nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir
kelak.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Model Pem-
belajaran Matematika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Evaluasi
dan Autentik Asesment” bagi para pembaca. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen ma-
ta kuliah Model Pembelajaran Matematika yaitu bapak Azin Taufik, M.Pd karena telah memberikan arahan
untuk memenuhi tugas makalah ini.

Penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dari segi bahasa maupun tulisan. Oleh
karena itu, mohon kritik dan saran agar bisa menjadi motivasi untuk kedepannya agar menjadi lebih baik
lagi. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca.

Kuningan, 26 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................................... 2

BAB I ................................................................................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ............................................................................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ...................................................................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................................. 5

C. Tujuan ................................................................................................................................................................... 5

BAB II ............................................................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................................................................... 6

A. Pengertian Evaluasi ............................................................................................................................................... 6

B. Tujuan Evaluasi..................................................................................................................................................... 6

C. Macam Macam Evaluasi ....................................................................................................................................... 7

D. Fungsi Evaluasi ................................................................................................................................................... 10

E. Pengertian Assesmen Autentik ........................................................................................................................... 10

F. Manfaat, Tujuan, Prinsip Assesmen Autentik..................................................................................................... 12

G. Jenis-Jenis Assesmen Autentik ........................................................................................................................... 13

BAB III ........................................................................................................................................................................... 15

PENUTUP....................................................................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ......................................................................................................................................................... 15

B. Saran ................................................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................................... 16


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan Pendidikan di Indonesia tidak pernah lepas dari pembaharuan kurikulumnya. Dalam
tiap periode tertentu kurikulum selalu mengalami proses evaluasi. Bahkan tak sedikit yang beranggapan
bahwa kurikulum itu berganti seiring pergantian pemangku kebijakan. Sebagai negara yang terus berino-
vasi dalam pengembangan kurikulum, Indonesia setidaknya telah mengalami lebih dari sepuluh kali pe-
rubahan sejak awal kemerdekaan. Mulai dari Rentjana Pembelajaran 1947 hingga yang baru saja hangat
diperbincangkan, yakni “Merdeka Belajar.” Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pen-
didikan dan Kebudayaan di bawah komando Nadiem Makarim menambahkan fakta bahwa dalam kurun
waktu kurang dari 10 tahun saja Indonesia telah melakukan pembaharuan kurikulum sebanyak 3 kali. Hal
tersebut tak lain yaitu untuk menjawab kebutuhan Indonesia yang berubah sesuai kemajuan zaman, baik
secara intern maupun ekstern. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan perserta
didik yang memiliki daya saing di masa yang akan datang. (Khasanah, 2015).

Kemajuan dan mutu pendidikan pada lembaga pendidikan, misalnya sekolah, dapat dilihat dari hasil
yang diperoleh peserta didik. Hasil yang diperoleh peserta didik merupakan gambaran dari keberhasilan
suatu proses pembelajaran. Untuk melihat hasil belajar peserta didik perlu dilakukan penilaian terhadap
peserta didik. Penilaian hasil belajar juga dapat digunakan untuk melihat kemajuan atau gambaran dari
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan oleh pendidik. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa
penilaian dapat bermanfaat untuk melihat keberhasilan belajar peserta didik, keberhasilan proses pem-
belajaran yang dilakukan guru dan pada akhirnya untuk melihat mutu pendidikan.

Pada kenyataannya penilaian yang banyak digunakan oleh lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah
lebih banyak bersifat kognitif, termasuk di dalamnya penilaian yang dilakukan secara nasional melalui
ujian nasional (UN), merupakan penilaian hasil belajar yang bersifat kognitif. Sehingga nilai yang
dihasilkan tidak benar-benar menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya, tidak memberikan
gambaran keberhasilan pembelajaran yang sebenarnya, dan pada akhirnya tidak memberikan gambaran
tentang mutu pendidikan yang sesunguhnya. Mendasarkan pada problematika tersebut maka diperlukan
sistem penilaian yang dapat mengungkap hasil belajar yang sesungguhnya atau senyatanya yang meng-
gambarkan pengalaman belajar siswa secara komprehensif. Selain itu, diperlukan juga suatu sistem
penilaian yang baik tidak hanya mengukur apa yang hendak diukur, melainkan juga membangkitkan mo-
tivasi siswa atau peserta didik agar lebih bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari. Dalam
konteks ini maka penilaian seharusnya menjadi bagian integral dari pengalaman pembelajaran dan lebih
dari itu melekatkan aktivitas otentik siswa yang dikenali sebagai kemampuan siswa yang dapat diap-
likasikan pada ranah yang lebih luas (Earl & Cousins, 1995; Stiggns, 1996; Hargreaves, dkk, 2001).2 Di
sinilah pentingnya authentic assessment atau sering disebut penilaian otentik dalam praksis atau praktik
pendidikan di Indonesia. Penilaian yang mengukur hasil belajar siswa secara nyata atau penilaian yang
mampu mengungkap kemampuan nyata siswa sebagai hasil belajar. Artinya, kemampuan sebagai hasil
belajar tersebut teraktualisasi dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian,
siswa atau peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal, namun dapat mengaplikasikan pengetahuan
yang didapatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Penilaian demikian akan meru-
bah paradigma pendidikan dari teacher-oriented (berpusat pada guru) menuju student- oriented (berpusat
pada siswa).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Evaluasi?
2. Apa tujuan Evaluasi?
3. Apa saja macam-macam evaluasi?
4. Apa saja fungsi Evaluasi?
5. Apa itu Asesmen Autentik?
6. Apa manfaat, tujuan, prinsip Assesmen Autentik?
7. Apa saja jenis-jenis Assesmen Autentik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi
2. Untuk mengetahui tujuan Evaluasi
3. Untuk mengetahui macam-macam evaluasi
4. Untuk mengetahui fungsi Evaluasi
5. Untuk mengetahui Asesmen Autentik
6. Untuk mengetahui manfaat, tujuan, prinsip Assesmen Autentik
7. Untuk mengetahui jenis-jenis Assesmen Autentik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Pengertian evaluasi adalah sebuah istilah pembuatan penetapan tentang nilai yang menunjukkan se-
buah rentang segala prosedur yang sistematis, yang digunakan untuk memperoleh informasi umum
mengenai belajar siswa dan pembelajaran yang telah di lakukan oleh guru, baik menggunakan penelitian
data dengan cara (pengamatan, penganalisaan data, penilaian penampilan atau proyek) dan pembentukan
nilai serta pertimbangan mengenai kemajuan belajar siswa untuk menentukan ketetapan atau keputusan
alternative mengenai belajar siswa baik kualitatif maupun kwantitatif sehingga dapat mengetahui mutu
dan evektivitas atau nilai suatu program pembelajaran yang telah di lakukan atau penentu keputusan ter-
hadap langkah pembelajaran yang akan datang. (Asep, 2008:67). Menurut Oemar Hamalik dalam
bukunya Kurikulum dan Pembelajaran evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-
hal telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru.

Evaluasi diperlukan untuk memastikan bahwa program yang sudah direncanakan terlaksana, tercapai
sesuai standard dan hasilnya juga sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan (Zubaidi, 2020). Dari
pengertian diatas, evaluasi digambarkan sebgai proses dalam penilaian, sehingga aspek nilai dari sebuah
pengukuran merupakan hal yang ditekankan dalam evaluasi. Evaluasi sering juga disebut dengan istilah
Assessment. (Arifandi, 2020).

B. Tujuan Evaluasi

Menurut Hamalik, 2009:68 Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan dan
memiliki tujuan-tujuan tertentu :

1. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar melalui
berbagai kegiatan belajar.
2. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih
lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing individu.
3. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan
kesulitankesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).
4. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa
dengan cara mengenal kemanjuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.
5. memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu
perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pibadi yang berkualitas.
6. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang
sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.
Dr. Muchtar Buchori Med. mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2 yaitu :

1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selam jangka waktu ter-
tentu.
2. Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik selama
jangka waktu tertentu.

C. Macam Macam Evaluasi


1. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar disebut juga evaluasi substantif, tes, atau pengukuran hasil belajar. Evaluasi
ini dapat dilakukan apabila siswa telah melakukan tes. Pemberian tes untuk mengetahui tingkat ke-
mampuan siswa. Tes adalah cara atau prosedur untuk mengukur dan menilai yang berbentuk pem-
berian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang
harus dikerjakan), sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
siswa. Tes itu sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Berikut ini adalah perbe daan
tes dan non tes:
No. Tes Non Tes
1. Mengukur pengetahuan Menilai sikap dan
(kognitif) selain itu men- kepribadian (afektif)
cakup aspek afektif dan
psikomotori
2. Kualitatif Kuantitatif
3. Kemungkinan jawaban Jawaban kurang pasti,
adalah benar atau salah misal: setuju , sangat
setuju , ragu ragu, tidak
setuju, sangat tidak set-
uju (kemungkinan ja-
waban bergantung pada
saat tes)
Bagan Jenis – jenis penilaian, berikut ini:

Tes Objektif : Benar salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda


Tes Non objektif: Isian, Jawaban Singkat, Uraian

2. Evaluasi Proses Pembelajaran

Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain
evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi serta
tindak lanjut. Diantaranya:

1) Menentukan tujuan evaluasi.


Proses pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Secara umum
tujuan evaluasi proses pembelajaran untuk menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:
a. Apakah strategi pembelajaran yang dipilih dan dipergunakan oleh efektif
b.Apakah media pembelajaran yang digunakan oleh guru efektif
c. Apakah cara mengajar guru menarik dan sesuai dengan pokok materi sajian yang dibahas, mudah
diikuti dan berdampak pada siswa mudah mengerti materi sajian yang dibahas
d.Bagaimana persepsi siswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan kompetensi dasar
yang akan dicapai
e. Apakah siswa antusias untuk mempelajari materi sajian yang dibahas
f. Bagaimana siswa mensikapi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
g.Bagaimanakah cara belajar siswa mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
2) Menentukan desain evaluasi.
Desain evaluasi proses pembelajaran mencakup rencana evaluasi proses dan pelaksana evaluasi.
Rencana evaluasi proses pembelajaran berbentuk matriks dengan kolom-kolom berisi tentang: No.
Urut, Informasi yang dibutuhkan, indikator, metode yang mencakup teknik dan instrumen, responden
dan waktu. Selanjutnya pelaksana evaluasi proses adalah guru yang bersangkutan.

3) Penyusunan instrumen evaluasi.


Instrumen evaluasi proses pembelajaran untuk memperoleh informasi deskriptif, seperti:
a. Lembar pengamatan, untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat digunakan oleh guru sendiri atau oleh
siswa untuk saling mengamati.
b. Kuesioner, yang harus dijawab oleh siswa berkenaan dengan strategi pembelajaran yang dil-
aksanakan guru, metode dan media pembelajaran yang digunkan oleh guru, minat, persepsi maha-
siswa tentang pembelajaran untuk suatu materi pokok sajian yang telah terlaksana.
4) Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh in-
formasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan
data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian
berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud guru dan siswa memperoleh gambaran me-
nyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian
penguasaan satu kompetensi dasar.
5) Analisis dan interpretasi.
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul.
Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan proses pembelajaran yang telah terlaksa-
na; sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil analisis proses
pembelajaran. Analisis dan interpretasi dapat dilaksanakan bersama oleh guru dan siswa agar hasil
evaluasi dapat segera diketahui dan dipahami oleh guru dan maha-siswa sebagai bahan dan dasar
memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
6) Tindak lanjut
Proses pembelajaran tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dil-
aksanakan selanjutnya dan evaluasi pembelajarannya. Pembelajaran yang akan dilaksanakan selan-
jutnya merupakan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai
upaya peningkatan mutu pembelajaran; sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran berkenan dengan
pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan mengenai tujuan, proses dan instrumen
evaluasi proses pembelajaran.
Contoh hubungan antara evaluasi, pengukuran dan penilaian dapat digambarkan sebagai berikut:

D. Fungsi Evaluasi
1. Fungsi Eduktif : Evaluasi adalah suatu subsistem dalam system pendidikan yang bertujuan un-
tuk memperoleh informasi tentang keseluruhan system dan/atau salah satu subsistem pendidikan.
Bahkan dengan evaluasi dapat diungkapkan halhal yang tersembunyi dalam proses pendidikan.
2. Fungsi Institusional : Evaluasi berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output.
3. Fungsi Diagnostik : Dengan evaluasi dapat diketahui kesulitan masalah-masalah yang sedang
dihadapi oleh siswa dalam proses/kegiatan belajarnya.
4. Fungsi Administratif : Menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang pada gilirannya
berguna untuk memberikan sertifikasi (tanda kelulusan) dan untuk melanjutkan studi lebih lanjut dan
atau untuk kenaikan kelas.
5. Fungsi Kurikuler : Berfungsi menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdaya guna
bagi pengembangan kurikulum (perencanaan, uji coba di lapangan,, implementasi, dan revisi.

E. Pengertian Assesmen Autentik

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan
pengajaran secara unum Semua kegiatan pendidikan yang dilakukan selalu diikuti atau disertai dengan
kegiatan penilaian. (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 3). Menurut Peter Airasian “Assessment is the process
of collecting, synthesizing, and interpreting information to aid in decision making” 5 yang artinya,
penilaian adalah proses pengumpulan, sintesis, dan penafsiran informasi untuk membantu pengambilan
keputusan. Goodwin and goodwin menjelaskan “assessment or measurement as “the process of deter-
mining, through observation or testing, an individuals traits or behaviors, a programs characteristics, or
the properties of some otherventity, and then assigning a number, rating, or score to that determination”.
Artinya, penilaian atau pengukuran sebagai proses penentuan, melalui pengamatan atau pengujian, suatu
tingkah laku atau perilaku, karakteristik program, atau sifat-sifat lainnya, dan kemudian memberikan
nomor, peringkat, atau skor untuk penentuannya.
Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang
berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan
oleh guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Herman et al., 1992:95; Popham, 1995:3).

Jonathan Mueller dalam http://jonathan.mueller.faculty. noctrl.edu/toolbox/ examples. htm Assess-


ment is an integral part of instruction and learning. When assessment is located in the classroom, it has
the most immediate value. This is why assessment cannot be separated from instruction. With good as-
sessment we can improve instruction, and with good instruction we can improve the achievement of all
students.

Asesmen autentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks dunia
“nyata” yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan
kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dengan kata lain,
asesmen autentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan
pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Dalam suatu proses pembela-
jaran, penilaian autentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup da-
lam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses
pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama
proses pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas.

Asesmen autentik menantang peserta didik untuk menerapkan informasi maupun keterampilan akad-
emik baru pada suatu situasi riil untuk suatu maksud yang jelas. Asesmen autentik memberikan kesem-
patan kepada peserta didik untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya sembari memperlihatkan apa
yang telah dipelajarinya (Johnson, 2002). Asesmen diperlukan untuk membantu para pendidik, orang tua,
dan siswa dalam menentukan berbagai kegiatan instruksional, program penempatan (placement program),
dan memonitor kemajuan siswa. Asesmen yang efektif dan akurat amatlah penting untuk meyakinkan
bahwa peserta didik memiliki akses mengikuti suatu program instruksional yang memenuhi kebutuhan
mereka. Dari uraian tersebut di atas, asesmen autentik dapat diartikan sebagai penilaian yang meliputi
proses dan hasil belajar siswa, sehingga dengan sistem penilaian ini berbagai cara penilaian bisa dil-
aksanakan dan berbagai aspek dari siswa dapat pula dinilai. Dengan cara ini hasil penilaian menjadi lebih
lengkap karena segala usaha dan kemampuan yang dimiliki siswa (termasuk kognitif, afektif, dan psiko-
motorik) dapat terungkap dan bisa dihargai berupa nilai. Hasil penilaian menjadi sangat objektif sehingga
mencerminkan kondisi siswa secara individu maupun kelompok.

O’ Malley dan Pierce (1996: 4) menggunakan istilah asesmen autentic untuk mendeskripsikan format
asesmen yang mencerminkan proses pembelajaran siswa, pencapaian, motivasi, dan sikap-sikap dalam
aktivitas di dalam kelas yang relevan dengan tujuan instruksional. Penilaian autentik juga disebut dengan
penilaian alternatif. Pelaksanaan penilaian autentik tidak lagi menggunakan format-format penilaian
tradisional (multiple-choice, matching, true-false, dan paper and pencil test), tetapi menggunakan format
yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan suatu tugas atau mendemonstrasikan suatu performasi
dalam memecahkan suatu masalah.

F. Manfaat, Tujuan, Prinsip Assesmen Autentik

1. Manfaat Assesmen Autentik

1) Bagi siswa
Dapat mengungkapkan secara total seberapa baik pemahaman materi akademik mereka,
mengungkapkan dan memperkuat penguasaan kompetensi mereka, seperti mengumpulkan informasi,
menggunakan sumber daya, menangani teknologi dan berfikir sistematis, menghubungkan pembela-
jaran dengan pengalaman mereka sendiri, dunia mereka dan masyarakat luas, mempertajam keahlian
berfikir dalam tingkatan yang lebih tinggi saat mereka menganalisis, memadukan, dan mengidentifi-
kasi masalah, menciptakan solusi dan mengikuti hubungan sebab akibat, menerima tanggung jawab
dan membuat pilihan, berhubungan dan kerja sama dengan orang lain dalam membuat tugas, dan
belajar mengevaluasi tingkat prestasi sendiri (Newmann & Wehlage, 1993; Jonshon, 2009).
2) Bagi guru
Penilaian autentik bisa menjadi tolak ukur yang komprehensif mengenai kemampuan siswa dan
seberapa efektif metode yang diberikan kepada siswa bisa dijalankan.
Oleh karena itulah, penerapan authentic assessment sebagai alat evaluasi hasil belajar di sekolah-
sekolah ataupun level universitas penting untuk diperhatikan agar siswa tidak hanya sekedar menjadi
pembelajar saja, namun pada akhirnya pencapaian prestasi diikuti dengan kemampuan mengaplikasikan
kemampuan yang dimilikinya ke dalam dunia nyata.

2. Tujuan Assesmen Autentik

1) Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dengan
kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tu-
gas-tugas yang autentik.
2) Melalui penilaian autentik ini, diharapkan berbagai informasi yang absah/benar dan akurat dapat ter-
jaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang
kualitas program pendidikan.

3. Prinsip Assesmen Autentik

1) Penilaiaan harus meneerminkan masalah dunia nyata.


2) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteris-
tik dan esensi pengalaman belajar.
3) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif,
afektif, dan psikomotorik).
G. Jenis-Jenis Assesmen Autentik

1. Asesmen Kinerja (Performance Assessment)

Asesmen kinerja (performance assessment) terdiri dari format- format asesmen di mana siswa me-
nyusun suatu respon secara lisan maupun tertulis (Feuer dan Fulton, 1993; Herman, Aschbacher dan
Winters, 1992). Asesmen kinerja mengajak siswa untuk melakukan tugas- tugas yang komplek dan ber-
makna yang berkaitan dengan pengetahuan, pembelajaran terkini, dan berbagai keterampilan yang rele-
van untuk menyelesaikan problem- problem yang realistik atau autentik.

Asesmen kinerja memerlukan penilaian guru terhadap respon siswa. Untuk membantu guru dalam
melakukan penilaian yang akurat dan dapat dipercaya, diperlukan skala skor yang merujuk pada rubrik
yang digunakan, di mana nilai numerik diasosiasikan dengan level unjuk kerja, seperti: angka 1 merujuk
pada kemampuan tingkat dasar; 2 = tingkat sedang; 3= tingkat lanjut. Kriteria untuk masing- masing
tingkat, hendaklah didefinisikan secara tepat berkaitan dengan kenyataan yang dilakukan siswa untuk
mendemonstrasikan keterampilan dan kemahirannya pada level tertentu.

Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk mem-
peroleh informasi tentang apa dan sejauh mana penilaian kinerja ini menekankan pada kemampuan siswa
untuk menggunakan pengetahuan dan kemampuan mereka untuk membuat hasil kerja mereka. Asesmen
kinerja dikembangkan untuk menilai kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan ket-
erampilannya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Penilaian kinerja dapat dipersingkat atau
diperluas dalam bentuk pertanyaan terbuka, membaca, menulis, proyek, proses, pemecahan masalah, tu-
gas analisis, atau tugas lain yang memungkinkan siswa mendemonstrasikan kemampuannya dalam me-
menuhi tujuan belajar tertentu.

Ada 3 alat atau instrumen untuk mengukur kinerja siswa, yaitu:

1) daftar cek (checklist)


2) skala penilaian (rating-scale), Daftar cek dan skala penilaian digunakan untuk mengamati dan
menilai kinerja siswa di luar situasi ujian, misalnya pada saat siswa melakukan praktikum, sebagai
bagian dari kegiatan proses belajar mengajar.
3) rubrik, rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon (jawaban) siswa terhadap pertanyaan ter-
buka (open-ended question). Rubrik memuat klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai
dengan hasil kerja atau kinerja yang ditunjukkan siswa.

2. Asesmen Portofolio (Portfolio Assesment)

Penilaian portofolio merupakan sistem pengumpulan karya- karya siswa yang dianalisis untuk
menunjukkan kemajuan siswa sesuai dengan tujuan instruksional (Valencia, 1991). Contoh- contoh por-
tofolio seperti: menulis sample, melukis, membaca logaritma, audio atu video-tape, dan komentar guru/
siswa pada kemajuan yang telah dicapai siswa. Salah satu fitur dalam penilaian portofolio ini adalah
keterlibatan siswa dalam menyeleksi sample- sample karya mereka sendiri, untuk menunjukan perkem-
bangan atau proses pembelajaran.

Portofolio merupakan jenis penilaian autentik yang sangat popular. Penilaian portofolio merupakan
jenis penilaian yang relatif baru dalam pendidikan. Secara etimologi, portofolio (portfolio) bisa di-
artikan sebagai kumpulan (dokumen, berkas, bundel) bukti fisik tentang aktivitas. Jadi portofolio berarti
kumpulan bukti fisik aktivitas kinerja (individu, kelompok, atau lembaga) sebagai data autentik yang
dilakukan oleh yang bersangkutan. Asesmen portofolio merupakan salah satu cara penilaian terhadap
kinerja dan hasil kerja, sehingga segala aktivitas yang dilakukan bisa dihargai dengan nilai. Asesmen
portofolio menilai proses dan produk sehingga banyak digunakan karena tergolong ke dalam asesmen
autentik-objektif-akurat.

Cara menilai portofolio biasanya menggunakan rubrik, yaitu penilaian dengan menggunakan skala
bertingkat terhadap dokumen portofolio tersebut. Biasanya rubrik menggunakan skala bertingkat
dengan memberikan nilai (skor) 1 untuk ketegori sangat kurang (SK), nilai 2 untuk kategori kurang (K),
nilai 3 untuk kategori cukup (C), nilai 4 untuk kategori baik (B), dan nilai 5 untuk kategori sangat baik
(SB). Bisa pula dengan skala bertingkat menurut wilayah, misalkan untuk penilaian penghargaan yang
diperoleh.

3. Asesmen Diri Siswa (Student Self Assessment)

Asesmen diri siswa merupakan elemen kunci dalam asesmen autentik dan dalam pembelajaran yang
diatur sendiri. Hal ini berarti meningkatkan keterlibatan siswa langsung dalam pembelajaran dan
mengintegrasikan kemampuan kognitif dengan motivasi dan sikap terhadap pembelajaran. Untuk men-
jadi pebelajar yang mengatur sendiri, para siswa membuat pilihan- pilihan, menyeleksi aktivitasaktivitas
pembelajaran serta merencanakan bagaimana memanfaatkan waktu dan sumber daya. Adanya asesmen
autentik ini, guru dituntut untuk memahami pola, kreasi dan prosedur penggunaannya, serta mengaitkan
antara asesmen autentik ini dengan tujuan instruksionalnya dalam desain perencanaan pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Authentic Assessment adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia
nyata” secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan yang memer-
lukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa
satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dalam suatu proses pembelajaran,
penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam do-
main kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembela-
jaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pem-
belajaran didalam kelas maupun diluar kelas.

Ada banyak tugas dan kegiatan penilaian pembelajaran yang dapat dikelompokkan kedalam au-
thentic assessment. Namun, kita tidak perlu melaksanakan semua jenis authentic assessment tetapi kita
hanya memilih mana jenis yang cocok dengan kompetensi yang akan diukur, kesesuaian dengan kondisi
kelas, dan kemampuan untuk melaksanakannya. Sejumlah jenis penilaian otentik yang dapat dilakukan,
yaitu penilaian kinerja, wawancara lisan, pertanyaan terbuka, portofolio, proyek dan penilaian unjuk kerja
(Performance).

B. Saran
Sebagai Pendidik kita tidak bisa lepas dari Evaluasi dan Penilaian autentik. Dalam penilaian ada be-
beberapa komponen yang harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifandi, Ahmad Shidqi Dian. (2020). Evaluasi Kinerja Guru. Edukais: Jurnal Pemikiran Keislaman, 4(2),
106–119. Google Scholar

Asep jihad M.pd. Drs.,abdul haris M.Sc. Dr. ,evaluasi pembelajaran (yogyakarta ,mmulti pressindo
cet.II2008)

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Feuer, M. J., dan K. Fulton. 1993. The many faces of performance assessment. Phi Delta Kappan 74 (6): 478

Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, Cet. 1, Jakarta : Bumi Aksara, 2001

Herman, J.L., P.R. Aschbacher, dan L. Winters. 1992. A Practical Guide to Alternative Assessment. Alex-
andria, Va.: Association for Supervision and Curriculum Development.

Jamaris, Martini. (2010) Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penamas Murni.

Johnson, D.W.& Johnson. R.T.2002. Meaningful Assessment. Boston: Allyn and Bacon.

McMilan, James H. (2008) Assessment Essentials for Standars-Based Education. London: Corwin Press.

Nisrokha, N. (2018). Penilaian Otentik. Madaniyah, 8(2), 209-229.

Nuryadi & Khuzaini N (2016). Buku Evaluasi Hasil dan Proses Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:
LeutikaPrio.

O’ Malley, J.M. dan Valdes Pierce, L. 1996. Authentic Assessment for English Language Learner: Practical
Approaches for Teachers. USA: AddisonWesley Publishing Company, Inc.

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,Ed. 1 Cet. 9, Jakarta ; Bumi Aksara, 2009

Sesanti, N. R., & Ferdiani, R. D. (2017). Assesment Pembelajaran Matematika. Malang: Yayasan Edelweis.

Stiggins, R. J. 1991. Facing the challenges of a new era of educational assessment. Applied Measurement in
Education 4 (4): 263- 272

Sugiri, W. A., & Priatmoko, S. (2020). Persprektif asesmen autentik sebagai alat evaluasi dalam merdeka
belajar. At-Thullab: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 4(1), 53-61.

Zahrok, S. (2009). Asesmen autentik dalam pembelajaran bahasa. JURNAL SOSIAL HUMANIORA
(JSH), 2(2), 166-180.
Zubaidi, Ahmad. (2020). Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Lem-
baga Formal dan Non-Formal di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. GUYUB: Jour-
nal of Community Engagement, 1(2), 143–156.

Anda mungkin juga menyukai