Anda di halaman 1dari 15

AKREDITASI SEKOLAH ATAU MADRASAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam


Dosen Pengampu:

Dr. Agus Zaenul Fitri., M.Pd

Disusun oleh kelompok 11 :

1. Aulia Za’fara Ma’rifah (1860205221049)


2. Diva Ayu Niratus Solikah (1860205221054)
3. Sabrina Maya Nur Syahia (1860205222148)
4. Siti Jazilatul Maghfirotil Ula (1860205223214)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MEI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemudahan-Nya terhadap penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang berjudul “Akreditasi Sekolah Atau Madrasah”.
Keberhasilan penulisan makalah ini, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung, yang telah menyelenggarakan pendidikan hingga mampu
menghasilkan lulusan yang profesional dan inovatif.

2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, yang telah
memimpin dan menyelenggarakan pendidikan.

3. Dr. Adi Wijayanto, S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO., selaku Kepala Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan jurusan.

4. Dr. Agus Zaenul Fitri., M.Pd selaku Dosen Pengampu yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.

5. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan.

Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu proses pembelajaran,
khususnya dalam mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam.

Tulungagung, 21 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................2

C. Tujuan ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

A. Pengertian Akreditasi .............................................................................3

B. Prinsip-Prinsip Akreditasi ......................................................................5

C. Komponen Penilaian Akreditasi Sekolah atau Madrasah ......................7

D. Tujuan dan Fungsi dari Akreditasi Sekolah atau Madrasah ....................9

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11

A. Kesimpulan............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Setiap satuan pendidikan mengemban tanggung jawab dalam mewujudkan
tujuan Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta. didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai mutu pendidikan yang baik diperlukan
standar bagi setiap satuan pendidikan agar dapat dinyatakan layak sebagai penyelenggara
pendidikan, yaitu dengan pengakuan oleh Badan Akreditasi Nasional.. Proses peningkatan
mutu pendidikan dapat dilakukan dengan akreditasi sekolah. Akreditasi sekolah
merupakan proses penilaian kelayakan sekolah sesuai dengan Peraturan UU no. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional. Badan akreditasi sekolah merupakan badan
struktural yang secara tekinis berdiri dari unsur-unsur masyarakat, organisasi
penyelenggaraan pendidikan, perguruan tinggi dan organisasi yang relevan.

Sekolah yang terakreditasi dapat diperingkatkan menjadi tiga klasifikasi yaitu amat
baik, baik,dan cukup. Akreditasi sangat berguna dalam penilaian mutu pendidikan di setiap
jenjang seperti Memberikan informasi bahwa sebuah sekolah atau program telah memenuhi
standar kelayakan dan kinerja yang telah ditentukan. Membantu sekolah dalam melakukan
evaluasi diri dan menentukan kebijakan sendiri dalam upaya peningkatan mutu, Membimbing
calon peserta didik, orang tua dan masyarakat untuk mengidentifikasi sekolah bermutu yang
dapat memenuhi kebutuhan individuterhadap pendidikan termasuk mengidentifikasi sekolah
yang memiliki prestasi dalam suatu bidang tertentu.

Kegiatan Akreditasi diharapkan dapat mendorong menciptakan suasana kondusif bagi


perkembangan pendidikan dan memberikan arahan untuk melakukan penjaminan mutu
satuan pendidikan berkelanjutan, serta terus berusaha mencapai mutu yang diharapkan
sehingga dapat dinyatakan layak apabila sekolah tersebut dapat melaksanakan produktivitas
pembelajaran dengan baik.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari akreditasi sekolah atau madrasah ?
2. Bagaimana prinsip akreditasi yang ada disekolah atau madrasah
3. Sebutkan komponen-komponen penilaian akreditasi sekolah atau madrasah !
4. Apa tujuan dan fungsi dari akreditasi sekolah atau madrasah ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari akreditasi sekolah atau madrasah
2. Untuk mengetahui prinsip akreditasi yang ada disekolah atau madrasah
3. Untuk mengetahui komponen-komponen penilaian akreditasi sekolah atau madrasah
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari akreditasi sekolah atau madrasah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKREDITASI
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan pada UU Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (22). Akreditasi madrasah adalah proses
penilaian secara komprehensip terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang
hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan dan peringkat kelayakan dalam bentuk
sertifikat yang diterbitkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan professional atau yang
disebut BANS/M (Badan Akreditasi Nasional– Sekolah/Madrasah). Akreditasi adalah
proses penilaian dengan indikator tertentu berbasis fakta. Asesor melakukan pengamatan
dan penilaian sesuai realitas, tanpa ada manipulasi.1

Berdasarkan pengertian yang diketahui masyarakat umum, akreditasi adalah suatu


penilaian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap madrasah swasta untuk menentukan
peringkat pengakuan pemerintah terhadap madrasah tersebut.2 Akan tetapi program
tersebut pada saat ini mulai dilakukan kepada madrasah-madrasah secara keseluruhan baik
Negeri maupun Swasta.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia “Akreditasi adalah pengakuan
terhadap lembaga pendidikan yang di berikan oleh badan yang berwenang setelah di nilai
bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 60 menegaskan bahwa:

“Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada
jalur pendidikan formal dan nonformal pada tiap jenjang dan jenis pendidikan, 2)Akreditasi
terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh pemerintah/lembaga mandiri yang
berwenang sebagai akuntabilitasi publik, 3)Akreditasi dilakukan atas dasar yang bersifat
terbuka, 4) ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2, 3 diatur
lebih lanjut oleh pemerintah.” 3

Selain bersumber dari Undang-undang dalam Sistem Pendidikan Nasional, yang


mendasari pelaksanaan akreditasi adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19

1
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Praktis Membangun dan Mengolah AdministrasiSekolah, (Jogjakarta: Diva
Press, 2011) Cet.1,h.184
2
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara,1998), h.256
3
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab XIII Pasal86, 87, 88. 4

Akreditasi dilaksanakan sebagai usaha pada pengembangan kualitas dalam bidang


pendidikan, untuk mencapai tujuan untuk meningkatkan mutu yang meliputi semua aspek
pendidikan baik berupa ilmu pengetahuan, administrasi maupun tenaga pendidik dan
kependidikan. Penyetaraan kualifikasi juga merupakan aplikasi dari akreditasi yaitu dengan
diadakannya akreditasi, maka perbedaan antara madrasah negeri dengan madrasah swasta
tidak jauh berbeda. Bahkan status sebuah lembaga pendidikan negeri ataupun swasta tidak
menjadi masalah yang serius apabila sudah ada status ter-akreditasi pada lembaga
pendidikan tersebut.
Pemerintah telah menetapkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-
S/M) dengan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005.BAN-S/M adalah badan
evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
Secara terminologi akreditasi didefinisikan sebagai suatu proses penilaian kualitas
dengan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan dan bersifat terbuka.

“Akreditasi madrasah dapat diberikan pengertian sebagai suatu proses penilaian kualitas
madrasah, baik madrasah negeri maupun madrasah swasta dengan menggunakan kriteria
baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga akreditasi. Hasil penilaian
dijadikan dasar untuk memelihara dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan
pelayanan pendidikan lembaga yang bersangkutan. “ 5

Model baru dalam pengelolaan akreditasi madrasah tidak lagi memisahkan antara
lembaga negeri dan juga swasta, dengan mendayagunakan keikutsertaan khalayak umum
dengan mengikuti prinsip keterbukaan dan akuntabilitas. Akreditasi madrasah diadakan
atas dasar evaluasi pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas lembaga madrasah dan
upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan bagi pengguna pendidikan untuk
meningkatkan kualitas para lulusannya, sehingga dapat memiliki kemampuan yang
dibutuhkan dalam bermasyarakat.

“secara terminology, akreditasi didefinisikan sebagai suatu proses penilaian kualitas dengan
menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan dan bersifat terbuka. Akreditasi madrasah
diberikan pengertian sebagai kegiatan penilaian kelayakan sekolah/madrasah berdasarkan

4
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandarNasional Pendidikan
5
Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah (Jakarta: DirektoratJenderalKelembagaan Agama
Islam, 2005), h. 5-6.
4
kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional (BANSM) yang hasilnya
diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan.”6

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor


004/H/AK/2017 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMA/MA mulai tahun 2017.
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi
(lihat poin II.A). Sekolah/madrasah yang terakreditasi memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut:
1. Peringkat akreditasi A (Unggul) jika sekolah/madrasahmemperoleh Nilai Akhir
Akreditasi (NA) sebesar 91 sampai dengan 100 (91< NA < 100).
2. Peringkat akreditasi B (Baik) jika sekolah/madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 81 sampai dengan 90 (81 < NA < 90).
3. Peringkat akreditasi C (Cukup) jika sekolah/madrasah memperoleh Nilai Akhir
Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 80 (71 < NA < 80).

B. PRINSIP PRINSIP AKREDITASI


Akreditasi sekolah dilaksanakan berdasarkan prinsip obyektif, komprehensif, adil,
transparan, dan akuntabilitas. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) adalah system
yang dibangun pemerintah dalam upaya meningkatkan mputu pendidikan melalui beberapa
tahap. Pemerintah menetapkan standar mutu pendidikan yang telah dicapai oleh satuan
pendidikan dengan indicator pencapaian mutu minimal yang disebut Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah satu cara untuk mengetahui
dan pengendalian mutu pendidikan di sekolah/madrasah adalah dilakukan melalui tiga
program yang terintegritas yaitu akreditasi, badan yang sah melakukan akreditasi adalah
Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah atau BAN S/M, dan untuk visitasi sekolah
madrasah dilaksanakan oleh BAP S/M ditiap provinsi. Belum terpenuhinya indikator
pencapaian mutu pendidikan tidak terlepas dari peranan kepala sekolah/madrasah, guru dan
tenaga pendidik lainnya.
Prinsip-prinsip akreditasi sebagai berikut:
1. Objektif
Akreditasi sekolah/madrasah pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian
tentang kelayakan penyelengaraan pendidikan yang ditunjukkan oleh suatu

6
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas, (Depag
RI, 2003), h. 118
5
sekolah/madrasah7.
Dalam pelaksanaannya, evaluasi ini melibatkan pemeriksaan yang jelas dan
akurat terhadap berbagai aspek yang terkait dengan kelayakan tersebut, dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sesungguhnya. Dalam
prosesnya, digunakan indikator-indikator yang terkait dengan kriteria yang
ditetapkan, agar hasil evaluasi dapat menggambarkan kondisi actual dan
dibandingkan dengan kondisi uang diharapkan.
2. Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, fokus penilaian tidak
hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai
komponen pendidikan yang bersifat menyeluruh8. Dengan kata lain, hasil
evaluasi tersebut mampu memberikan gambaran yang lengkap tentang tingkat
kelayakan Sekolah/Madrasah di seluruh Indonesia.
3. Adil
Dalam menjalankan proses akreditasi, penting untuk memperlakukan semua
Sekolah/Madrasah dengan cara yang sama, tanpa membedakan berdasarkan
jenis (S/M), latar belakang, kultur, keyakinan, social budaya, maupun status
(negeri atau swasta) Sekolah/Madrasah tersebut. Semua Sekolah/Madrasah
harus mendapatkan pelayanan yangy sesuai dengan kriteria dan mekanisme
kerja yang adil dan tidak diskriminatif.
4. Transparan
Informasi dan data lterkait pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah, seperti
kriteria mekanisme kerja, jadwal, system penilaian akreditasi, dan hal lainnya,
harus disampaikan secara transparan dan mudah diakses oleh siapapun yang
membutuhkannya.
5. Akuntabilitas
Pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah harus dipertanggungjawabkan
baik dari sisi penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang
telah ditetapkan9.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa prinsip-prinsip akreditasi yaitu
penilaian ini melibatkan pemeriksaan yang jelas dan akurat terhadap berbagai aspek

7
Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No. 087/U/2002, pasal 1 ayat 6
8
I Gusti Agung Oka Yadnya, “Kiat Sukses menyiapkan Akreditasi Sekolah” (Jakarta: Guepedia, 2020) hlm. 10
9
Imam Hidayat, “THE HAND BOOK OF EDUCATION (Teori dan Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di
Indonesia)”(Jakarta: Kencana, 2018) hlm.243
6
yang terkait dengan kelayakan, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang
keberadaannya. Fokus penilaian tidak hanya terbatas pada aspek tertentu, tetapi juga
mencakup semua komponen pendidikan secara menyeluruh, Sekolah/Madrasah harus
diperlakukan secara adil tanpa membedakan antara Sekolah/Madrasah berdasarkan dasar
kultur, keyakinana social budaya, maupun statusnya (negeri atau swasta). Kriteria
mekanisme kerja, jadwal, serta system penilaian akreditasi dan lainnya harus
disampaikan secara transparan dan dapat diaakses oleh siapapun yang membutuhkannya.
Pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi
penilaian.

C. KOMPONEN PENILAIAN AKREDITASI SEKOLAH ATAU MADRASAH


Dalam melakukan akreditasi program sekolah/madrasah, kebutuhan akan data atau
dokumen penunjang sangat mutlak diperlukan. Tanpa adanya data atau dokumen
penunjang, BAN-S/M tidak dapat menilai dan memberikan akreditasi terhadap suatu
sekolah/madrasah. Data atau dokumen penunjang dikembangkan berdasarkan standar dan
parameter penilaian yang dikembangkan oleh badan akreditasi. Data atau dokumen
penunjang berisi kumpulan data dan informasi mengenai masukan, proses, keluaran, hasil
dan dampak yang bercirikan upaya untuk meningkatkan mutu kinerja, keadaan dan
perangkat kependidikan sekolah/madrasah secara berkelanjutan.10
BAN selalu memperhatikan komponen-komponen yang menjadi dasar penilaian yang
disesuaikan dengan hasil yang diharapkan. Komponen penilaian dan hasil akreditasi dapat
dilihat dari poin poin berikut ini:
1. Komponen penilaian.
Dalam memenuhi peran dan fungsinya, kegiatan akreditasi sekolah setidaknya
mencakup 9 (sembilan) komponen dalam sistem penilaiannya, yaitu:11
a. Kurikulum satuan pendidikan (KTSP) dan proses belajar mengajar
b. Administrasi dan manajemen satuan pendidikan
c. Organisasi dan kelembagaan satuan pendidikan
d. Sarana prasarana satuan pendidikan
e. Ketenagaan pada satuan pendidikan;
f. Pembiayaan satuan pendidikan;
g. Peserta didik pada satuan pendidikan;

10
Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah, Kementrian Pendidikan Republik Indonesia. hlm. 24
11
I Gusti Agung Oka Yadnya, “Kiat Sukses menyiapkan Akreditasi Sekolah” (Jakarta: Guepedia, 2020) hlm. 12
7
h. Keterlibatan masyarakat pada satuan pendidikan;
i. Lingkungan dan kultur satuan pendidikan.
Setiap komponen tersebut diuraikan/dijabarkan kedalam beberapa aspek
penilaian. Selanjutnya setiap aspek penilaian dijabarkan kembali menjadi beberapa
indikator. Berpegang pada butir indikator itu selanjutnya dibuat item-item atau butir-
butir pertanyaan yang membentuk sebuah instrumen utuh, yaitu "instrumen akreditasi
sekolah".
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan akreditasi sekolah secara garis
besarnya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pihak penilai dan pihak yang
dinilai. Pihak penilai dapat disebutkan sebagai berikut:
1) Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M).
2) Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP- S/M),
3) Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota.
Pelaksana Akreditasi sekolah yang bertanggung jawab dalam bidang penilaian,
yaitu pihak Badan Akreditasi Nasional (BAN), yang perwakilannya ada juga di tingkat
provinsi dalam pelaksanaan tugasnya di lapangan dibantu oleh sejumlah asesor.
BAN provinsi menyiapkan asesor, yang diambil dari kalangan pengawas
sekolah, widyaiswara, dan dosen. Asesor yang akan diturunkan ke sekolah untuk
melakukan assessment (penilaian) sebelumnya dilatih dalam rangka penyamaan
persepsi serta membedah instrumen yang akan digunakan di lapangan. Jika dilihat dari
pihak yang dinilai, dalam hal ini adalah satuan pendidikan yang disasar atau
sekolah/madrasah yang menjadi sasaran akreditasi. Sekolah-sekolah atau madrasah
yang telah terdaftar untuk dilakukan akreditasi pada tahun berjalan, dinamakan
sekolah/madrasah sasaran. Sekolah/madrasah sasaran inilah yang wajib melakukan
persiapan, baik menyiapkan dokumen/objek yang akan dinilai maupun persiapan teknis
dalam menerima tim visitasi di sekolah.12
2. Hasil penilaian
Setiap kegiatan yang dilakukan tentu menginginkan hasil. Hasil akreditasi yang
diperoleh sekolah berupa:
a. Sertifikat Akreditasi: Sekolah, dan
b. Profil Sekolah, kekuatan dan kelemahan, dan rekomendasi.
Sertifikat akreditasi sekolah adalah surat yang menyatakan pengakuan dan
penghargaan terhadap sekolah atas status dan kelayakan sekolah melalin proses

12
I Gusti Agung Oka Yadnya, op.cit, hlm. 13
8
pengukuran dan penilaian kinerja sekolah terhadap komponen-komponen sekolah
berdasarkan standar yang ditetapkan BAN untuk jenjang pendidikan tertentu.

3. Proses penetapan hasilnya


Setelah melaksanakan visitasi, asesor melaporkan hasilnya secara online dan
juga offline. Laporan tim asesor yang memuat hasil visitasi, catatan verifikasi, dan
rumusan rekomendasi, serta dilengkapi beberapa foto akan diolah oleh BAN (pada
jenjang SD, SMP, SMA/SMK adalah BAN-S/M) untuk menetapkan nilai akhir dan
peringkat akreditasi sekolah. Nilai yang keluar tentu saja berdasarkan hasil visitasi yang
dikirim asesor yang merupakan "rekaman" dari kondisi nyata di sekolah.
Penetapan nilai akhir dan peringkat akreditasi dilakukan melalui rapat pleno
BAN sesuai dengan kewenangannya. Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus
dihadiri oleh lebih dari 50% anggota BAN terkait. Nilai akhir dan peringkat akreditasi
juga dilengkapi dengan penjelasan tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing
komponen serta aspek akreditasi. Pada bagian itu juga dilengkapi rekomendasi bagi
sekolah, Dinas Pendidikan, atau pihak terkait dalam rangka peningkatan kelayakan dan
kinerja sekolah di masa mendatang.13

D. TUJUAN DAN FUNGSI DARI AKREDITASI SEKOLAH ATAU MADRASAH


Menurut Permendikbud No. 59 tahun 2012, bahwa Badan Akreditasi Nasional
Sekolah Madrasah (BAN-SM) merupakan badan mandiri yang menetapkan kelayakan
suatu program dan atau satuan pendidikan jenjangpendidikan dasar dan menengah jalur
formal dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Akreditasi sekolah juga diartikan sebagai proses penilaiaian secara komprehensif
terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/atau program pendidikan, yang dilakukan
sebagai bentuk akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik ini merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban sekolah kepada publik, apakah layanan yang dilaksanakan dan
diberikan oleh sekolah telah memenuhi harapan atau keinginan masyarakat. Dari beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akreditasi sekolah merupakan suatu proses
penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan suatu program pendidikan dengan
mengacu Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas
publik.
Berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi ini, pemerintah telah menetapkan Badan

13
I Gusti Agung Oka Yadnya, op.cit, hlm. 14
9
Akreditasi Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) sebagai badan evaluasi mandiri yang
menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan dasar dan menengah jalur
formal dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Dengan kebijaksanaan ini
diharapkan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dapat dilakukan secara objektif, adil,
profesional, komprehensif, dan transparan sebagai bentuk akuntabilitas publik.
Dasar hukum pelaksanaan akreditasi sekolah, sebagai berikut:14
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XVI
Bagian Kedua pasal 60 tentang Akreditasi.
2. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 86
dan 87.
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor: 087/U/2002 tahun 2002 tentang
akreditasi sekolah.
4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor: 039/O/2003 tentang pembentukan
Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS) yang bertugas menetapkan berbagai
kebijakan yang terkait dengan pelaksanakan akreditasi sekolah.

Adapun tujuan dari akreditasi sekolah sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional nomor: 087/U/2002 tahun 2002 adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat dipergunakan sebagai alat
pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan
pendidikan.

14
Aulia Ar Rakhman Awaludin, “Akreditasi Sekolah Sebagai Suatu Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan di
Indonesia” Vol. 2 Journal SAP, 2017, hlm. 15
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan. Akreditasi madrasah adalah proses penilaian secara komprehensip
terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan
dalam bentuk pengakuan dan peringkat kelayakan dalam bentuk sertifikat yang
diterbitkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan professional atau yang disebut
BANS/M (Badan Akreditasi Nasional–Sekolah/Madrasah).

Akreditasi sekolah dilaksanakan berdasarkan prinsip obyektif, komprehensif, adil,


transparan, dan akuntabilitas. Pemerintah menetapkan standar mutu pendidikan yang
telah dicapai oleh satuan pendidikan dengan indikator pencapaian mutu minimal yang
disebut Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
adalah satu cara untuk mengetahui dan pengendalian mutu pendidikan di
sekolah/madrasah.

BAN selalu memperhatikan komponen-komponen yang menjadi dasar


penilaian yang disesuaikan dengan hasil yang diharapkan. Komponen penilaian dan
hasil akreditasi dapat dilihat dari komponen penilaian, hasil penilaian, proses
penetapan hasilnya.
Tujuan dari akreditasi sekolah sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional nomor: 087/U/2002 tahun 2002 adalah untuk memperoleh gambaran
kinerja sekolah yang dapat dipergunakan sebagai alat pembinaan, pengembangan,
dan peningkatan mutu pendidikandan untuk menentukan tingkat kelayakan suatu
sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
Undang Sisdiknas, (Depag RI, 2003)
Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah, Kementrian Pendidikan Republik Indonesia
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011 Tips Praktis Membangun dan Mengolah Administrasi Sekolah,
(Jogjakarta: Diva Press,
Arikunto, Suharsami. 1998. Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara)
Awaludin, Aulia Ar Rakhman. 2017. “Akreditasi Sekolah Sebagai Suatu Upaya Penjaminan
Mutu Pendidikan di Indonesia” Vol. 2 Journal SAP
Departemen Agama RI. 2005 Pedoman Akreditasi Madrasah (Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam)
Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No. 087/U/2002, pasal 1 ayat 6
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Yadnya, I Gusti Agung Oka. 2020 Kiat Sukses menyiapkan Akreditasi Sekolah (Jakarta:
Guepedia)
Hidayat, Imam. 2018 THE HAND BOOK OF EDUCATION Teori dan Praktik Pengelolaan
Sekolah/Madrasah di Indonesia (Jakarta: Kencana)

12

Anda mungkin juga menyukai