Anda di halaman 1dari 12

KRITERIA KEBERHASILAN LEMBAGA PENDIDKAN

Oleh :
1. Hanifa Latifatul Fitriyana (22031060890

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN


KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah yang berjudal
“Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan” ini dalam rangka pengembangan salah satu tri
darma perguruan tinggi, yaitu bidang penelitian.

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangankekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan
naskah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat penuhs selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-rekan dosen Jurusan Pendidikan
Anak Usia Dini yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah
tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.

Semarang, 13 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….
1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………. 2

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………
2.1 Pengertian Lembaga Pendidikan……………………………………... 3
2.2 Bentuk Lembaga Pendidikan ………………………………………... 3
2.3 Tujuan Lembaga Pendidikan …………………………….…………... 5
2.4 Pengetian dan Fungsi Kriteria Keberhasilan…………………………. 5
2.5 Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan ………………………… 5

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………….
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………... 7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih


kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumberdaya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan sebuah organisasi maka
diperlukan kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan (Nanang Fattah, 1996: 71).

Keberhasilan Pembelajaran – Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap proses


pengelolaan pendidikan. Kualitas sebuah lembaga pendidikan hakikatnya diukur dari kualitas
proses pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu
kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya di-buat secara rinci, sehingga benar-
benar measurable and observable (dapat diukur dan diamati). Pada dasarnya tuntutan
pendidikan sudah banyak yang berubah. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dimana anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal
ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya
bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan,
lihat,dan dengar. Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah
keberhasilan guru juga. Yang mana itu menandakan bahwa guru berhasil memberikan materi
pelajaran dan pengetahuan baru pada siswa. Keberhasilan Pembelajaran adalah prestasi yang
dicapai siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui perkembangan
dan keberhasilan siswa dalam belajar tentu dibutuhkan indikator tersendiri, hasilnya bisa
dijadikan sebagai evaluasi kegiatan belajar selanjutnya.

Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu
komponen tertentu. Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang efektif dan efisien
merupakan syarat mutlak keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga
pendidikan yang juga akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan
berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan suatu sistem
pengelolaan yang profesional. Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan,
selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas SDM.
Hal ini tidak terlepas dari seberapa baik sekolah tersebut dikelola. Apabila sekolah
dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan relevan dengan kualitas
mesinnya. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah) merupakan keberhasilan kepala
sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai
organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah
sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

Kualitas sebuah lembaga pendidikan juga hakikatnya diukur dari kualitas proses
pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu kriteria
mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci, sehingga benar-benar
measurable and observable (dapat diukur dan diamati).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Lembaga Pendidikan
2. Sebutkan Bentuk Lembaga Pendidikan
3. Jelaskan Tujuan Lembaga Pendidikan
4. Jelaskan pengertian dan fungsi Lembaga Pendidikan
5. Jelaskan kriteria Lembaga pendidikan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Lembaga Pendidikan
2. Untuk mengetahui Bentuk Lembaga Pendidikan
3. Untuk mengetahui Tujuan Lembaga Pendidikan
4. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi Lembaga Pendidikan
5. Untuk mengetahui Lembaga pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Lembaga Pendidikan


Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah yang memiliki peran yang sangat penting
dalam masyarakat yaitu untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat dan dapat
menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas seseorang sehingga dapat menjalani kehidupan
bermasyarakat dengan lebih baik. Melalui Lembaga pendidikan sebagai upaya pembentukan
kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, juga
keterampilan yang dibutuhkan oleh individu. Selain pengertian tersebut, lembaga pendidikan
juga didefiniskan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:
a. Hasbullah
“Pengertian lembaga Pendidikan ialah wadah atau tempat berlangsungnya kegiatan proses
pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.”
b. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. La Sula
“Lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya pendidikan, secara khusus terjadi pada
tiga lingkungan utama pendidikan yaitu keluarga, sekolah, serta masyarakat.”
c. Enung K. Rukiyati dan Fenti Himawati
“Pengertian lembaga pendidikan merupakan wadah atau tempat terjadinya proses pendidikan
yang secara bersamaan dengan proses pembudayaan.”
d. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati
“Pengertian lembaga Pendidikan merupakan suatu badan usaha yang bergerak serta
bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan pendidikan terhadap peserta didik.”
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan
merupakan wadah atau tempat atau bisa berupa badan usaha untuk berlangsungnya kegiatan
pendidikan yaitu belajar mengajar.1

2. Bentuk Lembaga Pendidikan


Dalam kehidupan di masyarakat, ada dua bentuk lembaga pendidikan diantaranya
adalah:
a. Lembaga Pendidikan Formal
1
B-PIKIRAN: “Lembaga Pendidikan”, https://b-pikiran.cekkembali.com/lembaga-pendidikan/ diakses pada
tanggal 13 Maret 2023.
Lembaga Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan terstruktur dan berkesinambungan
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Contoh
pendidikan formal adalah sekolah dasar (SD) dan perguruan tinggi (PT). Dalam pendidikan
formal, memiliki ciri-ciri atau karakteristik seperti berikut:
1. Kegiatan pembelajaran aau belajar mengajar umumnya dilakukan di dalam kelas atau suatu
ruangan.
2. Memiliki persyaratan usia serta pengelompokan usia ke dalam kelas-kelas tertentu.
3. Memiliki jadwal yang sudah dirancang sebelumnya.
4. Materi pelajaran dibuat dan disusun berdasarkan kurikulum.
5. Proses belajar mengajar diatur secara tertib, terstruktur, dan terkendalikan.
6. Memiliki sistem evaluasi, terdapat laporan hasil belajar (rapor), serta ada penghargaan
yang diberikan dalam bentuk sertifikat, ijazah maupun surat tanda tamat belajar. 2
7. Masa studi atau lamanya kegiatan belajar peserta didik dibatasi dalam kurun waktu
tertentu.
b. Lembaga Pendidikan Non formal
Lembaga pendidikan non formal merupakan lembaga pendidikan diluar pendidikan formal
dan dapat dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Contoh lembaga pendidikan non
formal adalah Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK). Lembaga pendidikan non formal
memiliki ciri-ciri diantaranya:
1. Memiliki waktu belajar yang lebih singkat dibandingkan dengan pendidikan formal.
2. Program dan kegiatan pendidikan disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan
belajar yang cenderung bersifat mendesak.
3. Materi pelajaran yang diberikan bersifat praktis serta dapat segera dimanfaatkan.
4. Pendidikan ini tidak mengenal kelas atau jenjang seperti halnya pendidikan formal.
5. Waktu dan tempat belajar pendidikan non formal disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta didik serta lingkungannya.
Tujuan adanya pendidikan non formal ini adalah untuk menaikkan status sosial ataupun
menciptakan pekerjaan.

c. Pendidikan Informal
Pendidikan informal merupakan jenis pendidikan yang dilakukan dalam lingkungan keluarga
serta Iingkungan sekitar. Contoh pendidikan informal ini ialah sosialisasi oleh orang tua
2
Pijar, “3 Jalur Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal” https://pijarsekolah.id/pendidikan-3-jalur-
pendidikan-formal-non-formal-dan-informal/ diakses tanggal 13 Maret 2023
kepada anak dalam lingkup keluarga. Pendidikan informal memiliki ciri-ciri diantaranya
adalah:
1. Pendidikan ini bersifat tidak mengikat ruang dan waktu.
2. Objeknya tidak formal seperti guru, namun cukup berupa anggota keluarga.
3. Tidak menggunakan metode tertentu dalam kegiatan belajarnya seperti halnya yang ada
dalam dunia pendidikan formal.

3. Tujuan Lembaga Pendidikan


Salah satu tujuan dari diselenggarakannya lembaga pendidikan adalah untuk
mencetak insan yang cerdas. Hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan sebuah
lembaga pendidikan.Selain menciptakan peserta didik yang cerdas, setidaknya ada dua
indikator lain bagaimana lembaga pendidikan dikatakan berhasil. “Kesuksesan lembaga
pendidikan dalam mendidik anak yakni menciptakan anak-anak yang jujur. Kejujuran
tersebut dimulai dari guru RA, pengurus RA, dan pengawas RA yang menjadi teladan bagi
anak-anak RA. Indikator keberhasilan yang kedua adalah menciptakan anak-anak yang
mampu bergaul dengan baik. Anak-anak harus diajarkan untuk senang berinteraksi”.
Itulah dua indikator keberhasilan lembaga pendidikan seperti Raudhatul Athfal menurut
Kepala Kankemenag Kabupaten Pemalang, Taufik Rahman. Hal tersebut disampaikan Taufik
saat membuka kegiatan Gebyar Raudhatul Athfal dalam rangka Hari Amal Bakti ke-73
Kementerian Agama dan Hari Lahir IGRA ke-16 di aula Disparpora Kabupaten Pemalang
pantai Widuri, Rabu (13/12).

4. Pengetian dan Fungsi Kriteria Keberhasilan


Kriteria keberhasilan adalah ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar yang mengacu
pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan
konsep atau ketrampilan yang dapat diamati dan diukur. Kriteria keberhasilan berfungsi
untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu
lembaga pendidikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutlak keberhasilan
organisasi tersebut.
Tidak terkecuali lembaga pendidikan yang juga akan semakin dituntut menjadi suatu
organisasi yang tepat sasaran dan berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
memerlukan suatu sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai salah satu komponen utama
dalam sistem pendidikan, selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam
meningkatkan kualitas SDM. Hal ini tidak terlepas dari seberapa baik sekolah tersebut
dikelola. Apabila sekolah dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan
relevan dengan kualitas mesinnya. 3

5. Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan


Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah) merupakan keberhasilan kepala
sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah
sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala
sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Sehingga
keberhasilan kepemimpinan pada hakikatnya berkaitan dengan tingkat kepedulian seorang
pemimpin terlibat terhadap kedua orientasi, yaitu apa yang telah dicapai oleh organisasi
(organizational achievement) dan pembinaan terhadap organisasi (organizational
maintenance).4

Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan :


1. Obyektivitas absolut memang diyakini tidak akan diperoleh dalam kehidupan sehari-hari,
yang diperoleh hanyalah tertekannya unsur subyektivitas seminimal mungkin. Hal itu juga
dipastikan terjadi dalam penyelenggaraan supervisi keterlaksanaan Kurikulum 2004 di 40
SMA
2. Dalam rangka menekan unsur subyektivitas sekaligus mengoptimalkan nilai-nilai
obyektivitas dalam proses dan hasil supervisi keterlaksanaan Kurikulum di 40 SMA, maka
disiapkan kriteria kinerja/performansi/ keberhasilan semua aspek pada semua komponen;
3. Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponen
tertentu. Kriteria unjuk kerja langsung menentukan nilai komponen;
4. Kriteria keberhasilan disiapkan untuk setiap aspek pada semua komponen. Formulasi
semua kriteria kinerja/kriteria performansi/indikator keberhasilan ditentukan sesuai dengan
karakteristik aspek yang dinilai
5. Kriteria keberhasilan suatu aspek dalam suatu komponen tidak sama, baik dalam jumlah,
substansi, maupun karakteristiknya.

Lembaga pendidikan dikatakan efektif, apabila memiliki keberhasilan dilihat dari aspek:
kemampuan mencapai tujuan, menyelenggarakan proses pembelajaran, kesinambungan
organisasi, dan kemampuan merespon lingkungan (Suparlan, 2008). Selain itu keempat
3
Abdul Karim, “Menakar Keberhasilan Manajemen Pendidikan Pesantren” (Kudus: STAIN,2014)
4
Amran, “Faktor Penentu Keberhasilan Pengelolaan Satuan Pendidikan”, Jurnal Manajer Pendidikan, Volume
9, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 185-196
komponen tersebut memang merupakan unsur-unsur pembentuk lembaga pendidikan efektif,
sehingga mengantarkan santri dapat mencapai hasil maksimal.

Faktor penentu Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan :


1. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif, tes
sumatif,maupun tes keterampilan.
2. Setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan kompetensidasar
yang mengacu kepada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), atau KriteriaKetuntasan Ideal
(KKI) 75%.
3. Ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada KKM atau KKI.
Sedangkan indikator adalah acuan untuk menentukan apakah peserta didik telahberhasil
menguasai kompetensi.5

5
Novi Anggraini, https://www.scribd.com/presentation/429499094/Kriteria-Keberhasilan-Lembaga-Pendidikan
diakses tanggal 13 Maret 2023
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah yang


memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat yaitu untuk memberikan ilmu
pengetahuan kepada masyarakat dan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas
seseorang sehingga dapat menjalani kehidupan bermasyarakat dengan lebih baik.
Bentuk Lembaga Pendidikan Dalam kehidupan di masyarakat, ada dua bentuk lembaga
pendidikan diantaranya adalah:
a. Lembaga Pendidikan Formal Lembaga Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan
terstruktur dan berkesinambungan yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi.
b. Lembaga Pendidikan Non formal Lembaga pendidikan non formal merupakan lembaga
pendidikan diluar pendidikan formal dan dapat dilakukan secara terstruktur dan berjenjang.
c. Pendidikan Informal Pendidikan informal merupakan jenis pendidikan yang dilakukan
dalam lingkungan keluarga serta Iingkungan sekitar. Contoh pendidikan informal ini ialah
sosialisasi oleh orang tua kepada anak dalam lingkup keluarga.
Tujuan Lembaga Pendidikan Salah satu tujuan dari diselenggarakannya lembaga pendidikan
adalah untuk mencetak insan yang cerdas. Hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan
sebuah lembaga pendidikan.Selain menciptakan peserta didik yang cerdas, setidaknya ada
dua indikator lain bagaimana lembaga pendidikan dikatakan berhasil. 
Pengetian dan Fungsi Kriteria Keberhasilan Kriteria keberhasilan adalah ukuran tingkat
pencapaian prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi
yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau ketrampilan yang dapat diamati
dan diukur. Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu
komponen tertentu. Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang efektif dan efisien
merupakan syarat mutlak keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga
pendidikan yang juga akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan
berdayaguna.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, Beni S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran Teori dan Praktik. Jakarta:
PT. Buku Seru

Arcaro, Jerome S. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baharuddin. 2009. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Billing, David. 1996. “Quality Assurance for NCVQ in Higher Education”. Quality
Assurance in Education. Vol 4. No 1. pp. 5-11

Cheng, Yin Cheong. 2003. “Quality Assurance in Education: Internal, internal, and future”.
Quality assurance in Education. Vol 11. No 4. pp. 202-213

Kementerian Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti. 2010. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT)

Leslie, David. 1999. “Quality Assurance and Student Work Exxperience”. Quality Assurance
in Education. Vol. 7 No. 4. pp. 209-215

Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada

Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri).
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa. 2005. Menjadi guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai