Anda di halaman 1dari 13

ORGANISASI SEKOLAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Harmathilda, M. A

Disusun oleh:
Kelompok 7

Muhammad Fachri Noerharitsyah (20.1.1994)


Muhammad Raja Rafi Akbar (20.1.2009)
Nanda Setianingsih (20.1.2019)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK
Jl. H. Maksum No. 23 Sawangan Baru, Sawangan Kota Depok
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Pentingnya Organisasi sekolah yang baik .................................................................. 3
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi susunan organisasi sekolah .............................. 4
C. Contoh Struktur Organisasi Sekolah .......................................................................... 5
D. Penyelengaraan Rapat Sekolah ................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi
manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan
sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan
untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan
sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada
beberapa aspek antara lain: jenis, tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Susunan
organisasi sekolah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan tentang
susunan organisasi dan tata kerja jenis sekolah tersebut1 Dalam struktur organisasi terlihat
hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha
sekolah serta pihak lain di luar sekolah.
Kepala sekolah sebagai pengelola sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Ia diharapkan mampu
meningkatkan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksanannya proses belajar mengajar
yang efektif, dan mengaktuaklisasikan sumber daya yang ada di sekolah seoptimal
mungkin dalam menunjang proses belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah
harus menguasai kemampuan organizational pendidikan yang efektif.
Sebagai seorang manajer, kepala sekolah perlu melakukan pendekatan terhadap
strategi global sebagai suatu tuntutan untuk dapat mengelola sebuah organisasi sekolah
secara berhasil. Memimpin sebuah organisasi sekolah yang produktif berarti mengetahui
dan memahami perilaku individu di dalam organisasi sekolah tempat kerja para guru dan
seluruh staf yang terlibat, dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan organisasi sekolah. Peranan utama kepala sekolah sebagai pemimpin
organisasi (organizational leader) adalah mengerahkan seluruh staf sekolah untuk bekerja
sama sebagai sebuah tim dalam rangka melaksanakan program pertumbuhan dan
peningkatan bagi seluruh siswa agar secara akademik berhasil. Sehubungan dengan itu,
tantangan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi adalah bagaimana dia dapat
memadukan antara kepentingan organisasi sekolah dan berbagai potensi, minat dan bakat
para anggotanya sebagai aset demi kemajuan sekolah.

1
(Depdikbud, 1983:2).

1
2

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa Pentingnya organisasi sekolah yang baik?
2. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi susunan organisasi sekolah?
3. Bagaimana Contoh struktur organisasi sekolah?
4. Bagaimana Proses Penyelenggaraan Rapat Sekolah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa pentingnya organisasi sekolah yang baik
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi susunan organisasi
sekolah
3. Untuk mengetahui bagaimana contoh struktur organisasi sekolah
4. Untuk mengetahui bagaimana proses penyelenggaraan rapat sekolah.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ada didalam makalah ini pada mata kuliah Supervisi Pendidikan ini
adalah untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pentingnya
organisasi sekolah yang baik, faktor-faktor yang mempengaruhi susunan organisasi
sekolah, contoh struktur organisasi sekolah, dan penyelenggaraan rapat sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Organisasi sekolah yang baik


Sekolah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat kepala sekolah,
guru-guru, pegawai tata usaha dan murid-murid, memerlukan adanya organisasi yang baik
agar jalanya sekolah itu lancar menuju kepada jalanya. Menurut system persekolahan di
Negeri kita, pada umumnya kepala sekolah merupakan jabatan yang tertinggi di sekolah
itu sehingga dengan demikian kepala sekolah memegang peranan dan pimpinan segala
sesuatunya yang berhubungan drngan tugas sekolah ke dalam maupun keluar. Maka dari
itu, dalam stuktur organisasi sekolah sekolah pun kepala sekolah biasanya selalu
didudukan di tempat yang paling atas.2
Organisasi merupakan aktivitas dalam membagi kerja, mengelompokkan jenis
pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab kepada
para pelaksana. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mempunyai
organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita
mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah kepala sekolah, guru,
karyawan dan murid. Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada di
bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang
bersangkutan. Di negara kita kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah, sehingga
sebagai pemimpin kepala sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia ditempatkan
pada tempat paling atas.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam
menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata
dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi dan wewenang yang telah ditentukan.
Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan
wewenang kepala sekolah, tugas guru, tugas karyawan sekolah.
Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang
menunjukkan kekuasaan yang berlebihan (otoriter), suasana kerja dapat lebih berjiwa
demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab.

2
Depdikbud, 1985, Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menengah,
jakarta.

3
4

Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat digiatkan melalui kegairahan murid
sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS (organisasi siswa intra sekolah). Oleh Karena
itu dalam memikirkan pembentukan organisasi sekolah maka fungsi dan peranan OSIS
tidak boleh dilupakan.3

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi susunan organisasi sekolah


Bagaimana susunan organisasi sekolah yang baik yang dapat berlaku bagi semua jenis
sekolah, tidak dapat ditentukan. Tiap-tiap sekolah memerlukan susunan organisasi yang
berbeda-beda satu dengan yang lain. Ini bergantung pada keadaan dan kebutuhan sekolah
masing-masing. Namun, bagi sekolah-sekolah yang sejenis perlu adanya pola
keseragaman dalam susunan organisasi sekolahnya.Adapun beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perbedaan-perbedaan dalam susunanorganisasi sekolah, antara lain:
1. Besar kecilnya sekolah
Ada sekolah yang mempunyai banyak murid, banyak guru, dan banyak pularuangan
belajarnya, tetapi ada pula yang sebaliknya. Ada sekolah yang banyakmuridnya, tetapi
tidak cukup guru-gurunya, tidak cukup ruangan belajarnya , dan sebagainya.
2. Letak sekolah
Sekolah yang berada di kota besar berlainan dengan sekolah yang ada di kotakecil, di
kota kecamatan, pegunungan, di pinggir pantai, dsb. Letak sekolah ataulingkungan
sekolah menentukan tokoh-tokoh masyarakat siapakah yang perludiikutsertakan di
dalam membangun dan membina sekolah itu.
3. Jenis Sekolah
Sekolah kejuruan berbeda dengan sekolah umum sekolah dasar tidak sama
denganSLP/SLA, dan berbeda pula dengan perguruan tinggi, dst. Tujuan khusus tiap-
tiapsekolah yang tidak sejenis itu tidak sama.
4. Tingkat Sekolah
Berdasarkan tingkatnya, sekolah yang ada di Indonesia dapat dibedakan atas
SekolahDasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan
TingkatAtas (SLTA), Perguruan Tinggi.4

3
Suryo subroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta, 2004), hal. 140.
4
Suryaningsih, Retno. "Pentingnya Organisasi Sekolah Bagi Pembangunan Pendidikan." Jurnal Ilmiah
Pendidikan dan Humaniora 52 (2021).
5

Keadaan fisik dan perkembangan jiwa anak jelas berbeda antara anak tingkat
yang satu dengan tingkat berikutnya. Contohnya: disekolah dasar biasanya tidak ada
seksi bimbingan penyuluhan (Guidance and Conseling) sebab masalah ini merupakan
tugas rangkapan dari kepala sekolah, dan hingga saat ini yang memegang adalah
pemerintah dan Depdikbud tidak atau belum mengangkat seorang pembimbing
khusus bagi sekolah dasar. Pada perguruan tinggi yang kita jumpai banyak bidang
tugas yang ditangani secarakhusus lebih banyak daripada tugas-tugas dari sekolah
lanjutan.
Ciri khas perguruan tinggi diIndonesia yang mengemban tugas Tri Dharma
perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitiandan pengabdian kepada masyarakat
memungkinkan perguruan tinggi berkembang secaraotonom, sehingga semakin
bervariasi susunan organisasinya.Jika diperlukan di dalam tiap urusan dapat dibentuk
seksi-seksi sesuai dengankebutuhan sekolah masing-masing.

C. Contoh Struktur Organisasi Sekolah

Menurut E. Kast dan James E. Rosenzweig (1974) struktur diartikan sebagai


pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi. Struktur merupakan sistem
formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasi tugas orang dan kelompok
agar tercapai tujuan.
6

Struktur organisasi merupakan bentuk dari organisasi secara keseluruhan yang


menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi organisasi yang dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan, ukuran, jenis teknologi yang digunakan, dan sasaran yang
hendak dicapai. Struktur bersifat relatif stabil (tidak berubah) statis dan berubah lambat
atau memerlukan waktu untuk penyesuaian-penyesuaian.5
Menurut Stoner (1986), struktur organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu:
Spesialisasi aktivitas, Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesifikasi tugas perorangan
dan kelompok di seluruh organisasi atau pembagian kerja dan penyatuan tugas tersebut
ke dalam unit kerja. Standardisasi aktivitas.6
Standarisasi aktivitas adalah prosedur yang digunakan organisasi untuk
menjamin kelayakan kegunaan aktivitas. Menstandardisasi artinya menjadikan seragam
dan konsisten pekerjaan yang harus dilakukan bawahan, biasanya dengan
menggunakan peraturan, uraian jabatan, dan program seleksi, orientasi kerja,
keterampilan kerja. Koordinasi aktivitas pengorganisasian lembaga penyenggara
pendidikan menganut ketentuan nasional tentang jenis dan jenjang pendidikan. Dalam
UU nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan nasional (Propenas) yang
dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) dinyatakan adanya
perintisan pembentukan Dewan Sekolah di setiap kabupaten dan kota, dan
pembentukan komite sekolah di setiap sekolah. Berkenaan dengan pengelolaan
pendidikan, dikeluarkan Keputusan Menteri pendidikan Nasional nomor 044 tahun
2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dewan Pendidikan adalah badan
yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan,
dan efisiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten dan kota.

D. Penyelengaraan Rapat Sekolah


Rapat sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam hubungannya dengan
fungsi organisasi sekolah pada umumnya. Setiap kegiatan yang dilakukan, baik oleh
kelompok maupun oleh perseorangan dalam rangka kegiatan sekolah, sebelumnya
merupakan hasil-hasil permusyawaratan yang telah diputuskan di dalam rapat atau
musyawarah.

5
Suryaningsih, Retno. "Pentingnya Organisasi Sekolah Bagi Pembangunan Pendidikan." Jurnal Ilmiah
Pendidikan dan Humaniora 52 (2021).
6
Suryaningsih, Retno. "Pentingnya Organisasi Sekolah Bagi Pembangunan Pendidikan." Jurnal Ilmiah
Pendidikan dan Humaniora 52 (2021).
7

Baik atau tidaknya cara penyelenggaraan rapat sekolah sangat mempengaruhi dan
bahkan menentukan lancar-tidaknya pekerjaan-pekerjaan serta maksud-maksud yang telah
diputuskan di dalam rapat.
1. Perencanaan, waktu dan acara rapat
2. Pimpinan Rapat
3. Suasana Rapat
4. Putusan Rapat
5. Penilaian ( evaluasi ) Terhadap jalannya Rapat
6. Fungsi-Fungsi Penyelanggara Rapat Perlu Bergiliran.
Persiapan Rapat
Persiapan rapat merupakan sembilan puluh persen dari keberhasilan rapat, dan kesiapan
rapat sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyelenggara yang mengundang rapat.
Langkah-langkah penting yang perlu diperhatikan untuk mempersiapakn rapat adalah,
sebagai berikut:
1. Menyiapkan agenda rapat
2. Penyampaian undangan rapat lebih awal untuk memberikan waktu yang cukup kepada
peserta
3. Memastikan semua yang diundang dapat hadir
4. Memastikan kesiapan fasilitas
Rapat internal dapat dipersiapkan dalam waktu 15 menit. Agenda dapat ditulis dengan
pensil untuk kemudian diketik. Komunikasi melalui telepon dapat dilakukan untuk
meyakinkan bahwa waktu yang telah ditentukan tepat dan setiap peserta dapat hadir.
Semua aktivitas dapat dilakukan tanpa banyak menyita waktu.
Ciri-Ciri Rapat yang baik
Penyelenggaraan rapat yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tujuan rapat diketahui dan dipahami oleh semua peserta rapat
2. Agenda disusun untuk mencapai tujuan rapat
3. Rapat diikuti oleh orang-orang yang berkompeten, baik sebagai kontributor ataupun
penerima informasi dari rapat
4. Rapat berlangsung sesuai waktu yang ditetapkan, sesuai agenda, dan memenuhi tujuan
tanpa ada waktu dan tindakan yang sia-sia
5. Alat bantu visual dengan gambar yang jelas dan tajam digunakan pada saat yang
memungkinkan
8

6. Peserta rapat memahami peran masing-masing, hadir dengan persiapan yang


direncanakan, dan memberikan kontribusi
7. Pimpinan rapat membuat ringkasan materi rapat yang telah dibahas secara tuntas
8. Langkah lanjut purnarapat disusun dengan baik.7
Macam-Macam Rapat Guru
a. Menurut tingkatannya
1) Staff-meeting yaitu rapat guru-guru dalam satu sekolah yang dihadiri oleh seluruh
atau sebagian guru disekolah tersebut
2) Rapat guru-guru bersama dengan orang tua murid dan murid-murid/wakil-wakilnya
3) Rapat guru sekota, sewilayah, serayon, dari sekolah-sekolah yang sejenis dan
setingkat
b. Menurut waktunya
1) Rapat pemulaan dan akhir tahun
2) Rapat periodic
3) Rapat- rapat yang bersifat incidental
c. Menurut bentuknya
1) Individual Conference
2) Diskusi
3) Seminar, workshop, dan symposium
4) Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggu8
Tujuan Umum Rapat Guru
1. Menyatukan padangan padangan guru tentang konsep umum, makna pendidikan dan
fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan itu dimana mereka bertanggung
jawab bersama –sama.
2. Mendorong guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik
dan mendorong pertumbuhsn mereka.

7
Mahmud Machfoedz, Rapat dan Presentasi Lisan yang Efektif, (Yogjakarta: C.V. ANDI OFFSET, 2005),
8
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta. 2008),
9

3. Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang akan membawa mereka bersama ke
arah pencapaian tujuan pengajaran yang maksimal di sekolah tersebut.9
Jadi, dengan melalui rapat ini guru-guru baik secara individu maupun bersama-sama
dibantu untuk menemukan dan menyaadari kebutuhan –kebutuhan mereka,
menganalisis problema mereka dan mempertumbuhkan diri pribadi dan jabatan
mereka.

9
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta. 2008)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi sekolah yang baik dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat
merata kepada semua orang sesuai dengan kecakapan dan fungsinya masing- masing. Tiap
orang mengerti dan menyadari tugasnya dan tempatnya didalam setruktur organisasi itu.
Dengan demikian dapat dihindari pula adanya tindakan yang sewenang-wenang atau otoriter
dari kepala sekolah, dan sebaliknya dapat diciptakan adanya suasana yang demokratis
didalam menjalankan roda sekolah ini.
Pengorganisasian lembaga penyenggara pendidikan menganut ketentuan nasional tentang
jenis dan jenjang pendidikan. Dalam UU nomor 25 tahun 2000 tentang Program
Pembangunan nasional (Propenas) yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan
(Repeta) dinyatakan adanya perintisan pembentukan Dewan Sekolah di setiap kabupaten
dan kota, dan pembentukan komite sekolah di setiap sekolah. Berkenaan dengan
pengelolaan pendidikan, dikeluarkan Keputusan Menteri pendidikan Nasional nomor 044
tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dewan Pendidikan adalah
badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten dan kota.
Berdasarkan penjelasan diatas penyelenggaraan rapat sekolah merupakan tempat
berkumpulnya beberapa orang maupun lebih yang membahas suatu hal yang sangat penting
dalam hubungannya dengan fungsi organisasi sekolah pada umumnya. Dimana bertujuan
untuk menyatukan pandangan-pandangan anggota rapat/guru tentang konsep umum, makna
pendidikan dan fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah
ini, pemakalah meminta maaf dan kami berharap kritik serta sarann yang membangun dari
dosen pengampu dan juga rekan-rekan Mahasiswa/I sekalian guna menunjang dalam
pembuatan makalah yang selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Machfoedz, Rapat dan Presentasi Lisan yang Efektif, (Yogjakarta: C.V. ANDI
OFFSET, 2005),

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta.
2008),

Suryo subroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta, 2004), hal. 140.

Suryaningsih, Retno. "Pentingnya Organisasi Sekolah Bagi Pembangunan


Pendidikan." Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Humaniora 52 (2021).

11

Anda mungkin juga menyukai