Anda di halaman 1dari 14

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Akreditasi Sistem Persekolahan Muhammad Ruslan, M.Pd

SISTEM DAN MANAJEMEN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Disusun Oleh Kelompok 1:

Annida Afifah 210101050239

Annisa Handayani 210101050327

Fitri Amalia 210101050382

Laila Nurul Huda 210101050414

M. Naufal Baehaki 210101050271

Rania 210101050377

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya. Serta nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah pada mata kuliah Akreditasi Sistem Persekolahan. Kemudian shalawat
serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan para pengikut beliau hingga yaumil akhir. Dan semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada


semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Terutama kepada bapak Muhammad Ruslan, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Akreditasi Sistem Persekolahan yang telah
memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan mahasiswa
lainnya, serta membantu dalam proses belajar mengajar. Kami menyadari bahwa
terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka kami meminta
saran dan kritik dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Gambut, 29 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen dan Sistem Akreditasi .....................................2

B. Manajemen Akreditasi Sekolah/Madrasah ...........................................3

C. Tujuan Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah .......................................8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia.
Pendidikan dapat meninggikan manusia dan merendahkannya. Manusia akan
dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.
Karena pentingnya pendidikan tersebut, pemerintah bahkan membuat
penilaian/akreditasi Sekolah/Madrasah. Akreditasi disini bertugas untuk menilai
suatu Sekolah apakah sekolah tersebut sudah mencukupi standar pendidikan atau
belum. Agar pelaksanaan pendidikan yang ada dalam suatu sekolah dapat berjalan
dengan baik.
Dalam pembahasan dalam makalah ini, kami membahas alat penggerak yang
mana menjadi dasar dari terlaksananya kegiatan akreditasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Akreditasi?
2. Bagaimana pelaksanaan Manajemen Akreditasi?
3. Apa saja tujuan dari system akreditasi Sekolah/Madrasah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Manajemen Akreditasi.
2. Untuk mengetahui cara pelaksanaan Manajemen Akreditasi.
3. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari system akreditasi Sekolah/Madrasah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Akreditasi


Akreditasi merupakan usaha tuntutan pembaharuan sistem pendidikan untuk
mencapai sekolah yang berkualitas. Akreditasi sekolah dilakukan dengan
melakukan proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja
satuan dan atau program pendidikan yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas
publik, dan dilakukan secara obyektif, adil dan transparan dengan menggunakan
instrument dan kriteria yang mengacu kepada standar nasional pendidikan.
Melalui pelaksanaan kegiatan akreditasi sekolah maka akan memberikan manfaat
untuk membantu sekolah/madrasah dalam menentukan dan mempermudah
kepindahan peserta didik, membantu mengidentifikasi sekolah/madrasah dalam
rangka pemberian bantuan/dukungan, serta menjadi umpan balik dalam upaya
memberdayakan kinerja sekolah/madrasah dalam melakukan evaluasi diri bagi
sekolah secara terus menerus.
Berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 60 menegaskan bahwa:

1. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan


pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada tiap jenjang
dan jenis pendidikan,
2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh
pemerintah/lembaga mandiri yang berwenang sebagai akuntabilitasi publik,
3. Akreditasi dilakukan atas dasar yang bersifat terbuka,
4. Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2, 3
diatur lebih lanjut oleh pemerintah.

Selain bersumber dari Undang-undang dalam Sistem Pendidikan Nasional,


yang mendasari pelaksanaan akreditasi adalah Peraturan Pemerintah Republik

2
Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab XIII Pasal
86, 87, 88.1
Menurut Parnawaty Utiarahman, Welly Pangayow, Manajemen pada
dasarnya merupakan suatu upaya/ langkah untuk memperbaiki sesuatu melaui
fungsi- fungsi manajemen. Dalam pelaksanaan proses akreditasi, maka satuan
pendidikan harus mengacu dan berpedoman kepada standar pendidikan nasional
yang telah ditetapkan dengan memiliki 8 standar.

Menurut Ikhwan, Komponen penilaian akreditasi:

1. Standar isi,
2. Standar proses,
3. Standar kompetensi lulusan,
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
5. Standar sarana dan prasarana,
6. Standar pengelolaan,
7. Standar pembiayaan dan
8. Standar pengelolaan.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa, manajemen akreditasi


sekolah merupakan langkah dari satuan pendidikan mengelola dalam pelaksanaan
akreditasi sehingga pelaksanaan akreditasi dapat berlangsung dengan baik dan
dapat menggambarkan mutu dari satuan pendidikan tersebut.2

B. Manajemen Akreditasi Sekolah/ Madrasah


Depdiknas (2009:44) bahwa perumusan instrumen dan kriteria akreditasi
sekolah/madrasah dikembangkan berdasarkan standar yang mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 pasal 86 ayat (3) bahwa akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas publik

1
Parnawaty Utiarahman, Welly Pengayow, dan Arwildayanto, “MANAJEMEN
PROGRAM AKREDITASI PADA SEKOLAH MENENGAG PERTAMA NEGERI DI
KABUPATEN BOALEMO,” JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, 1, 2
(Februari 2017): 125.
2
Afridoni dkk., “Manajemen AKreditasi Sekolah Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan,”
Jurnal Pendidikan Tambusai, 3, 6 (2022): 13834.

3
dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan
menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada standar nasional
pendidikan. Di dalam pada pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.3
Pengelolaan akreditasi satuan pendidikan menurut peneliti harus dimulai dari:
1) Perencanaan program satuan pendidikan harus berbasis kepada akreditasi,
yang sesuai dengan 8 standar yang akan di evaluasi ini merupakan bagian dari
fungsi manajemen perencanaan.
2) Sekolah membetuk tim akreditasi sekolah sebagai bentuk fungsi manajemen
pengorganisasian yang terdiri dari :
a. Ketua tim yang terdiri dari guru yang memiliki kemampuan dan
pengelaman.
b. Kepala sekolah membuat draf SK kepanitian yang akan dibawa kedalam
rapat majeleis guru.
c. Melaksanakan rapat dengan semua stekholder yang terlibat dalam
kepanitiaan akreditasi untuk disepakati bersama.
d. Menerbitkan SK kepanitiaan sebagai bentuk legalitas dari panitian
akreditasi sekolah.
3) Dalam proses pelaksanaan sekolah melakukan langkah-langkah : (Antonius,
2017) Dalam mekanisme pelaksanaan akreditasi sekolah, sebelum
mengajukan permohonan akreditasi sekolah, sekolah harus melakukan
evaluasi diri sekolah (EDS) terlebih dahulu dengan mengisi instrument EDS
yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional. Kemudian TIM dari BAN-SM
akan melaksanakan visitasi untuk melihat kecermatan dan keseuaian dengan
data yang diperoleh dari pengisian evaluasi diri. (Sholihin et al., 2018) Dalam
kegiatan pengisian instrumen dan bukti fisik dilalui beberapa tahap : 1).
Sosialisasi dari dinas pendidikan, 2). Melakukan checklist pada instrument

3
Utiarahman, Pengayow, dan Arwildayanto, “MANAJEMEN PROGRAM
AKREDITASI PADA SEKOLAH MENENGAG PERTAMA NEGERI DI KABUPATEN
BOALEMO,” 125.

4
akreditasi, 3). Melakukan persiapan data sebagai bukti fisik, 4).
Melaksanakan pemenuhan bukti fisik sesuai dengan instrument akreditasi.
4) Pelaksanaan Akreditasi oleh tim asesor merupakan bagian dari fungsi
manajemen pengawasan dan evaluasi terhadap satuan pendidikan.4

Manajemen akreditasi sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai


bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas akreditasi dengan perbaikan
pengelolaannya. Manajemen pada dasarnya adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk memperbaiki mekanisme pelaksanaan sesuatu melalui perbaikan fungsi
manajemen.
Depdiknas (2007;2) mengemukakan bahwa pelaksanaan akreditasi
sekolah/madrasah harus berpedoman kepada norma-norma yang sesuai dengan
tujuan dan fungsi akreditasi. Norma-norma ini harus menjadi pegangan dan
komitmen bagi semua pihak yang terlibat di dalam proses akreditasi. 5

1. Faktor Penghambat Dalam Proses Akreditasi sekolah


Dalam proses pelaksanaan akreditasi tentunya lembaga tidak berjalan
mulus, lembaga pendidikan terdapat beberapa faktor yang menjadi pengambat
proses akreditasi :

a. Banyaknya pekerjaan guru, terutama di lembaga pendidikan swasta sehingga


keterbatasan waktu dalam persiapan akreditasi, solusi yang harus diterapkan
adalah membuat perencanaan jauh- jauh hari sehingga guru dapat mencicil
pekerjaanya,
b. Pada lembaga pendidikan swasta, adanya guru yang keluar masuk, sehingga
sering terjadi pergantian panitia, solusinya adalah memberikan bimbingan
kepada guru yang baru agar bisa menyesuaikan diri dengan beban tugas,
c. Bukti fisik atau dokumen yang lama yang tidak tersusun dengan rapi atau
hilang solusinya panitia harus mencari dokumen tersebut dengan bekerja

4
Afridoni dkk., “Manajemen AKreditasi Sekolah Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan,”
Jurnal Pendidikan Tambusai, 3, 6 (2022):13834 – 13835.
5
Utiarahman, Pengayow, dan Arwildayanto, “MANAJEMEN PROGRAM
AKREDITASI PADA SEKOLAH MENENGAG PERTAMA NEGERI DI KABUPATEN
BOALEMO,” 125.

5
sama atau ada lembaga pendidikan yang kembali mengadakan dokumen
tersebut walaupun kegiatan kenyataannya telah lama.persoalan mendasar
yang harus dihindari adalah memanipulasi data/ dokumen yang sebenarnya
kegiatannya tidak ada,
d. Sarana dan prasarana yang kurang memadai, solusinnya melalui wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana mempersiapkan keperluan kareditasi.
Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami betapa banyaknya proses atau
tahapan pelaksanaan akreditasi, serta betapa banyaknya dokumen atau bukti
fisik yang harus disiapkan, maka mengelola akreditasi dengan baik itu sangat
penting, jauh sebelum pelaksanaan akreditasi itu sendiri sehingga
persiapannya jauh lebih siap sehingga dokumen atau bukti fisik yang
diberikan tidak cenderung memanipulasi.
2. Tindak Lanjut Setelah Akreditasi
Pada dasarnya proses tindak lanjut merupakan (Setiyaningsih, 2016)
Secara umum tujuan akreditasi sekolah merupakan :

a. Memberikan informasi tentang kelayakan program sekolah,


b. Meberikan pengakuan kelayakan program sekolah,
c. Memberikan rekomendasi tentang kualitas pendidikan kepada satuan
pendidikan yang diakreditasi. Dari tujuan umum tersebut maka tindak lanjut
dari setelah diakreditasi yang harus dilaksanakan oleh satuan pendidikan
adalah : 1).Kebiasaan seluruh perangkat sekolah untuk berorientasi pada mutu
pendidikan, 2). Membuat rancangan program sekolah yang jauh lebih
meningkatkan mutu satuan pendidikan, 3). Penjaminan mutu pendidikan
melalui sistim penjamin mutu internal (SPMI). (Karyanto et al., 2015) Bentuk
lain dari tindak lanjut dari hasil akreditasi bisa juga dengan prosedur internal
yang bersifat terpadu (holistic) dimana pada prosedur ini melibatkan audit
internal yang secara keseluruhan merupakan bagian dari penjaminan mutu
internal. Dalam penunjang keberlangsungan pendidikan, maka tindak lanjut
dari hasil akreditasi sekolah dengan cara melakukan pengembangan sekolah
secara pesat guna mempersiapkan akreditasi yang akan datang sehingga

6
proses akreditasi selalu memberikan peningkatan nilai yang
berkesinambungan sehingga prosesnya tidak boleh terhenti.
3. Langkah- Langkah Dalam Mencapai Akreditasi
Dalam pelaksanaan akreditasi tentunya sekolah memiliki keinginan dan
harapan mendapatkan nilai terbaik dalam hal ini penilaian akreditasi berupa huruf
A sebagai nilai terbaiknya, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan : 1).
Seluruh stekholder satuan pendidikan harus memiliki motivasi dan harapan yang
sama dengan rasa optimis mendapatkan nilai A, 2). Seluruh stekholder satuan
pendidikan harus mempersiapkan akreditasi dengan kesungguhan, memiliki
koordinasi, komunikasi yang baik, serta yang paling penting adalah pembagian
tugas yang jelas, sehingga dapat mengerjakan tugas sesuai dengan jobs description
masing- masing.6

4. Perencanaan program sekolah berbasis akreditasi


Perencanaan program sekolah berbasis akreditasi sekolah melakukan
perencanaan akreditasi bersama warga sekolah. Keterlibatan warga sekolah dalam
perencanaan sangat diperlukan sebagaimana pendapat yang dikemukakan
Sulisworo (2009:14) bahwa program akreditasi memerlukan dukungan dan
partisipasi dari guru dan warga sekolah lainnya sehingga dibutuhkan perencanaan
dan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak terkait.
Adapun perencanaan yang dilakukan tersebut mencakup 8 standar nasional
pendidikan. Dalam aktualisasinya sekolah menyusun program untuk memenuhi
instrument akreditasi sekolah. Sekolah juga membentuk tim pengembang
kurikulum untuk memenuhi aspek utama dalam standar isi. Upaya tersebut
menjadikan program akreditasi sekolah terencana dengan matang sebelum
dilaksanakan oleh berbagai komponen terkait.
Kondisi rill lainnya menunjukkan bahwa sekolah membuat perencanaan
pembelajaran terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk memenuhi akreditasi.
Untuk mendukung proses pembelajaran sekolah merencanakan pemenuhan buku
teks pelajaran sesuai ketentuan yang berlaku. Pemenuhan buku tersebut dilakukan

6
Afridoni dkk., “Manajemen AKreditasi Sekolah Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan,”
Jurnal Pendidikan Tambusai, 3, 6 (2022): 13835 – 13836.

7
sebagai bentuk komitmen untuk menyediakan buku penunjang yang dapat
digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran, memberikan sumber belajar
yang memadai bagi peserta didik.7

5. Pelaksanaan program sekolah berbasis akreditasi


Pelaksanaan program sekolah berbasis akreditasi dilakukan dengan
melaksanakan program sekolah berdasarkan skala prioritas untuk memenuhi
akreditasi sekolah. Hal ini dimaksudkan agar program sekolah dilaksanakan
sesuai dengan dana yang tersedia serta memperhatikan keberadaan sumber daya
yang dimiliki sekolah. Hasil penelitian tentang implementasi program akreditasi
sekolah yang dilakukan Hamdan (2011:3) menunjukkan bahwa pelaksanaan
program akreditasi memerlukan dukungan sumber daya untuk melengkapi sarana
dan prasarana serta sumber daya manusia yang membantu dalam memfasilitasi
pengelolaan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program akreditasi.

C. Tujuan Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah


Akreditasi sekolah merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh
pemerintah atau lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan
program atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan dilakukan secara
obyektif, adil, transparan dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan
kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan. Tujuan diadakannya
kegiatan akreditasi sekolah/madrasah ialah:

1. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program


yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
3. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada
program dan atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait.8

7
Parnawaty Utiarahman, Welly Pengayow, dan Arwildayanto, “MANAJEMEN
PROGRAM AKREDITASI PADA SEKOLAH MENENGAG PERTAMA NEGERI DI
KABUPATEN BOALEMO,” JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, 1, 2
(Februari 2017): 127.

8
Adapun tujuan dari akreditasi sekolah sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional nomor: 087/U/2002 tahun 2002 adalah:

1. Untuk memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat dipergunakan


sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu
pendidikan.
2. Untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam
penyelenggaraan pelayanan pendidikan.9
Dengan diadakannya akreditasi maka sekolah/madrasah memperoleh
kesempatan untuk dapat mengembangkan mutu pendidikan. Selain memiliki
tujuan, akreditasi memiliki fungsi berdasarkan tulisan yang tertera di dalam
Pedoman Akreditasi Madrasah oleh Kementrian Agama Republik Indonesia,
akreditasi memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Perlindungan Masyarakat (Quality Assurance), agar masyarakat
memperoleh jaminan tentang kualitas Pendidikan madrasah, sehingga
terhindar praktik tidak bertanggung jawab.
b. Pengendalian Mutu (Quality Control), agar madrasah mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya, sehingga merencanakan
pengembangan secara berkesinambungan.
c. Pengembangan Mutu (Quality Improvement), agar madrasah merasa
terdorong dan tertantang mengembangkan dan mempertahankannya
kualitas memenuhi kekurangan yang ada.10

8
Kementrian Pendidikan Nasional, “ Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah”,
(2011), 13-14
9
Aulia Ar Rakhman Awaludin, “AKREDITASI SEKOLAH SEBAGAI SUATU UPAYA
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA,” Jurnal SAP, 1, 2 (Agustus 2017): 15.
10
Abdul Malik dkk., PEDOMAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH, I, vol. I
(Jakarta Selatan: BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH, 2021), 10.

9
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
1. Manajemen akreditasi sekolah merupakan langkah dari satuan pendidikan
mengelola dalam pelaksanaan akreditasi sehingga pelaksanaan akreditasi
dapat berlangsung dengan baik dan dapat menggambarkan mutu dari
satuan pendidikan tersebut.
2. Manajemen akreditasi sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan
sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas akreditasi dengan
perbaikan pengelolaannya. Manajemen pada dasarnya adalah suatu upaya
yang dilakukan untuk memperbaiki mekanisme pelaksanaan sesuatu
melalui perbaikan fungsi manajemen.
3. Tujuan diadakannya kegiatan akreditasi sekolah/madrasah ialah:
a. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau
program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan.
b. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
c. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan
kepada program dan atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan
pihak terkait

10
DAFTAR PUSTAKA

Afridoni, Suntama Putra, Salfen Hasri, dan Sohironi. “Manajemen Akreditasi


Sekolah Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan.” Jurnal Pendidikan
Tambusai, 3, 6 (2022): 13832–38.
Awaludin, Aulia Ar Rakhman. “AKREDITASI SEKOLAH SEBAGAI SUATU
UPAYA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA.”
Jurnal SAP, 1, 2 (Agustus 2017): 12–21.
Malik, Abdul, Amat Nyoto, Arismunandar, Budi Susetyo, Capri Anjaya Itje
Chodidjah, Marjuki, Muchlas, dkk. PEDOMAN AKREDITASI
SEKOLAH/MADRASAH. I. Vol. I. Jakarta Selatan: BADAN
AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH, 2021.
Pemerintah Indonesia. 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Lembaran
Negara RI Tahun 2005 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4496. Presiden Republik Indonesia. Jakarta.
Utiarahman, Parnawaty, Welly Pengayow, dan Arwildayanto. “MANAJEMEN
PROGRAM AKREDITASI PADA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI DI KABUPATEN BOALEMO.” JPs: Jurnal Riset
dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, 1, 2 (Februari 2017): 124–29.

11

Anda mungkin juga menyukai