Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP TUJUAN KOMPONEN DAN JENJANG AKREDITASI

Ditulis Sebagai Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Supervisi Pendidikan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:


1. DAFNI NOVITA
2. DINDA ILYANI
3. INDRA PUTRA
4. RISKA ARYA DENI
5. SAHRUL EFENDI

DOSEN PENGAMPU:
MITA FITRIA, MA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI - YAPTIP PASAMAN BARAT
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah – Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
dengan judul Konsep Tujuan Komponen dan jenjang akreditasi. Semoga makalah
ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembacanya. Sekaligus sebagai salah satu syarat dalam mensukseskan
perkulliahan dengan Ibu Dosen pembimbing mata kulliah Supervisi Pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Mata Kulliah Mita Fitria,
MA yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi perbaikan laporan selanjutanya. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Simpang Empat, …. Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Akreditasi................................................................................2
B. Tujuan Akreditasi......................................................................................3
C. Komponen-komponen Akreditasi.............................................................4
D. Jenjang Akreditasi.....................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR KEPUSTAKAAN.................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tantangan besar Kementerian Agama saat ini dalam
konteks pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan madrasah adalah
Akreditasi Madrasah.Persoalan Akreditasi menjadi penting dan urgen
menyusul ditetapkannya standar nasional pendidikan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.Untuk menjawab tantangan tersebut, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam telah menetapkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam 2010-2014 yang menempatkan masalah penuntasan
akreditasi madrasah menjadi prioritas penting.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional, salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan melakukan standarisasi terhadap penyelenggaraan pendidikan
pada setiap satuan pendidikan. Proses tersebut tercermin melalui pelaksanaan
akreditasi yang menilai kelayakan program di satuan pendidikan dengan
merujuk pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan.
Makalah ini akan membahas tentang Pengertian, tujusn komponen
dan jenjang akreditasi sebagaimana yang tertulis didalam Batasan Masalah di
Bawah ini:
B. Batasan Masalah
1. Apakah Pengertian Akreditasi?
2. Apakah Tujuan Akreditasi?
3. Apa sajakah Komponen-komponen Akreditasi?
4. Bagaimanakah Jenjang Akreditsi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Akreditasi
2. Untuk mengertahui Tujuan Akreditasi
3. Untuk mengetahui Komponen-komponen Akreditasi
4. Untuk mengetahui jenjang Akreditasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akreditasi
Dalam konteks akreditasi sekolah, dapat diberikan pengertian sebagai
suatu proses penilaian kualitas madrasah/sekolah, baik negeri maupun swasta
dengan memberikan dan menggunakan kreteria baku mutu yang ditetapkan
pemerintah atau lembaga akreditasi, dan hasil penilaian tersebutselanjutnya
dijadikan dasar untuk memelihara dan meningkatkan kualitas
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan lembaga yang bersangkutan.
Akreditasi adalah proses penilaian dengan indicator tertentu berbasis fakta.
Asesor melakukan pengamatan dan penilaian sesuai realitas, tanpa ada
manipulasi.1
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi diriya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam UU Sistem pendidikan nasional akreditasi didefinisikan
sebagai suatu proses penilaian kualitas dengan menggunakan kriteria baku
mutu yang ditetapkan dan bersifat terbuka.2 Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 59 Tahun 2012 tentang Badan Akreditasi Nasional
Sekolah menyebutkan bahwa yang dimaksud Akreditasi Sekolah adalah suatu
kegiatan penilaian kelayakan suatu Sekolah berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dan dilakukan oleh BAN-S/M yang hasilnya diwujudkan dalam
bentuk pengakuan peringkat kelayakan.
Menurut singkat pemakalah akreditasi sekolah adalah kegiatan
penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui
kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan
1
Jamal Ma’mur Asmani, Tips praktis membangun dan mengolah administrasi sekolah,
(Jogjakarta: Diva Press,2011), hlm. 184
2
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
kelembagaan.ristekdikti.go.id (diakses pada 08 juni 2022 pukul 20.45 WIB).

2
kelayakan dan kinerja sekolah yang dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat
terbuka.
B. Tujuan Akreditasi
Secara umum tujuan akreditasi adalah untuk memproleh gambaran
keadaan kinerja sekolah dan untuk menentukan tingkat kelayakan suatu
sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan, dan sebagai dasar yang dapat
digunakan sebagai alat pembinaan dan pengembangan dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.3
Selain itu tujuan dari akreditasi sekolah sesuai dengan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional nomor: 087/U/2002 tahun 2002 adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat dipergunakan
sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu
pendidikan.
2. Untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam
penyelenggaraan pelayanan pendidikan.4
Untuk Indonesia akreditasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mendapatkan bahan-bahan bagi usaha-usaha perencanaan pemberian
bantuan dalam rangka pembinaan sekolah yang bersangkutan.
2. Mendorong dan menjaga agar mutu pendidikan sesuai dengan ketentuan
kurikulum yang berlaku.
3. Mendorong dan menjaga mutu tenaga kependidikan.
4. Mendorong tersedianya prasarana atau sarana pendidikan yang baik.
5. Mendorong terciptanya dan menjaga terpeliharanya ketahanan sekolah
dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan.
6. Melindungi masyarakat dari usaha pendidikan yang kurang bertanggung
jawab.
7. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan suatu
sekolah.

3
Bambang Suryadi, Pedoman Akreditasi Madrasah Tsanawiyah (Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005) hlm. 6
4
UU RI Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogyakarta:
Bening, 2010), cet. Ke-1, hlm. 166.

3
8. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa dari sekolah ke satu ke
sekulah yang lain.5
C. Komponen-komponen Akreditasi
Komponen-komponen yang harus dievaluasi (dinilai) dalam akreditasi
sekolah meliputi:
1. Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan atau akademik.
2. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar
kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata
kuliah.
4. Standar Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
Pendidiak harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik yang dimaksud adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang Kompetensi menurut usman (2005), adalah “satu

5
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta, Bina Aksara, 1988),
hlm. 260

4
hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseoarang baik
yang kualitatif maupun kuantitatif. “pengertian ini mengandung makna
bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni.
a. Pertama sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada
perbuatan yang di amati.
b. Kedua sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, efektif
dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.6
Menurut Direktor Tenaga Kependidikan Depdiknas kompetensi
juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan. Dan nilai-nilai
dasar yang direfleksiskan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan
demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualiatas guru yang sebanarnya. Sementara itu, kompetensi menurut
Kepmendiknas 045/U 2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, tanggung
jawab yang dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu.
D. Jenjang Akreditasi
Pada awalnya akreditasi sekolah dilandasi atas Keputusan Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 020/Kep/1983, menyebutkan bahwa
akreditasi hanya untuk sekolah swasta. Kemudian sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana, dan
terukur, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60
tentang Akreditasi, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87
dan Surat Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah.
Dalam amanat Undang-undang, Peraturan Pemerintah, dan Keputusan
tersebut dengan tegas menunjuk seluruh sekolah agar diakreditasi, baik
sekolah negeri maupun sekolah swasta atas kesamaan tujuan dan mekanisme
yang hampir sama (sederhana). Pemerintah melakukan akreditasi untuk
menilai kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.

6
Ibid, 45

5
Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dengan Peraturan
Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005. BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri
yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan. Sebagai institusi yang bersifat mandiri dan bertanggung
jawab kepada Mendiknas, BAN-S/M bertugas merumuskan kebijakan
operasional, melakukan sosialisasi kebijakan dan melaksanakan akreditasi
sekolah/madrasah.
Dalam melaksanakan akreditasi sekolah/ madrasah, BAN-S/M
dibantu oleh Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) yang
dibentuk oleh Gubernur, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya Pasal 87 ayat (2).
Sedangkan jenjang akreditasi sekolah meliputi:
1. Pogram ketunaan : SLB
2. Program sekolah : TK, SD, Madrasah, SMP, Sanawiyah, SMA, MA
3. Program keahlian : SMK

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan akreditasi sekolah akan memacu komponen sekolah untuk
meningkatkan kinerja dan meningkatkan pelayanan, karena kinerja sekolah
akan dinilai sesuai dengan criteria berdasarkan indicator dan instrument yang
ada. Penilaian Akreditasi sekolah membawa dampak positif terhadap warga
sekolah untuk tumbuhnya kesadaran memberikan pelayanan yang terbaik dan
melakukan pemenuhan berbagai standar yang telah ditetapkan.
Penilaian akreditasi juga bisa berdampak negative manakala warga
sekolah hanya berusaha untuk memperoleh nilai dan status akan tetapi untuk
memperolehnya dengan cara melakukan rekayasa data, akibatnya setelah
penilaian akreditasi sekolah selesai akan kembali seperti semula dan baru
akan tumbuh semangatnya kembali saat akan diakreditasi.
Jadi Akreditasi sangat diperlukan untuk standar ukuran tentang mutu
pendidikan pada suatu lembaga pendidikan perguruan tinggi,dimana setiap
perguruan tinggi harus bisa meningkatkan mutu dan daya saing terhadap
lulusan nya dan dapat menjamin tentang proses belajar mengajar pada
perguruan tinggi tersebut,dan sebagai acuan untuk memberikan informasi
tentang sudah siapnya suatu perguruan tinggi tersebut dalam melakukan
kegiatan proses belajar mengajar sesuai standarisasi yang diberikan oleh
pemerintah (kemendiknas) dalam tahap proses globalisasi pendidikan untuk
daya saing secara global dimasa datang.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa sebagai insan yang dho’if tidak akan
lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Di samping itu barangkali makalah yang
kami sajikan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka pemakalah sangat
mengharapkan ide-ide yang cemerlang dari rekan mahasiswa semua untuk
berfartisifasi dalam meningkatkan pengetahuan kami di pertemuan yang akan
dating berupa kritik dan saran.

7
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bambang Suryadi, 2005. Pedoman Akreditasi Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Jamal Ma’mur Asmani, 2011. Tips praktis membangun dan mengolah


administrasi sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Suharsimi Arikunto, 1998. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta, Bina Aksara.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,


kelembagaan.ristekdikti.go.id (diakses pada 08 juni 2022 pukul
20.45 WIB).

UU RI Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jogyakarta:


Bening, 2010.

Anda mungkin juga menyukai