Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

AKREDITASI SEKOAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
dan Administrasi Sekolah yang Diampuh Oleh Suprianto, S. Sos., M. Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8 :

1. IRMAWATI NPM. 15.601040.019


2. HARIYATI NPM. 15.601040.033
3. MIRA SUSANTI NPM. 15.601040.037
4. MELJI SALWANIS NPM. 15.601040.065

Lokal : A1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah.SWT karena atas segala


berkat, rahmat, dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Akreditasi Sekolah”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari


berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suprianto, S. Sos.,
M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan dan
Administrasi Sekolah yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini, dan rekan-rekan mahasiswa Universitas Borneo
Tarakan program studi Pendidikan Matematika yang selalu berdoa dan memberikan
motivasi kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh


karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan umumnya kepada para pembaca.

Tarakan, 04 Desember 2017

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akreditasi Sekolah ................................................................................ 3
B. Tujuan dan Manfaat Akreditasi Sekolah ................................................................. 3
C. Karakteristik Akreditasi Sekolah ............................................................................ 6
D. Prinsip-Prinsip Akreditasi Sekolah ......................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Dari Akreditasi Sekolah ................................................................ 7
F. Komponen atau Standar Penilaian Pada Akreditasi Sekolah ................................. 8
G. Persyaratan Sekolah Agar Dapat Mengikuti kreditasi Sekolah ............................ 32
H. Pelaksana Akreditasi Sekolah ............................................................................... 32
I. Prosedur Akreditasi Sekolah ................................................................................. 35
J. Larangan Kepada Asesor dan Sekolah Saat Akreditasi ........................................ 40
K. Permasalahan Saat Akreditasi Sekolah ................................................................ 41
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 42
B. Saran ..................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk
memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Mengingat, salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha
telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya
dengan pengembangan kurikulum, peningkatan mutu guru, perbaikan sarana
pendidikan, pengadaan buku dan alat peraga, serta peningkatan mutu
manajemen madrasah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan
belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah atau
madrasah memang telah menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang
cukup mengembirakan, namun pada umumnya, sebagian besar lainnya masih
memprihatinkan.
Sekolah merupakan suatu lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut KBBI). Sebuah sekolah
akan bermutu jika terdapat pengakuan dan penilaian dari beberapa pihak yang
berwenang yang disebut akreditasi sekolah/madrasah. Pemerintah melakukan
akreditasi untuk menilai kelayakan program atau satuan pendidikan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap,
terencana dan terukur sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60 tentang
Akreditasi.
Berdasarkan hal tersebut, kami akan membahas dalam makalah ini
mengenai Akreditasi Sekolah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akreditasi Sekolah ?
2. Apa saja tujuan dan manfaat akreditasi Sekolah ?
3. Apa saja karakteristik akreditasi Sekolah ?
4. Apa saja prinsip – prinsip akreditasi Sekolah ?
5. Apa saja ruang lingkup dari akreditasi Sekolah ?
6. Apa saja komponen atau standar penilaian pada akreditasi Sekolah ?
7. Apa saja persyaratan Sekolah agar dapat mengikuti akreditasi ?
8. Siapa saja pelaksana akreditas Sekolah ?
9. Bagaimana prosedur akreditasi Sekolah ?
10. Apa saja larangan kepada asesor dan Sekolah Saat akreditasi Sekolah ?
11. Apa saja permasalahan saat akreditasi Sekolah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian akreditasi Sekolah
2. Mengetahui tujuan dan manfaat akreditasi Sekolah
3. Mengetahui karakteristik akreditasi Sekolah
4. Mengetahui prinsip – prinsip akreditasi Sekolah
5. Mengetahui ruang lingkup dari akreditasi Sekolah
6. Mengetahui komponen atau standar penilaian pada akreditasi Sekolah
7. Mengetahui persyaratan Sekolah agar dapat mengikuti akreditasi
8. Mengetahui siapa saja pelaksana akreditasi Sekolah
9. Memahami prosedur akreditasi Sekolah
10. Mengetahui larangan kepada asesor dan Sekolah saat akreditasi Sekolah
11. Mengetahui permasalahan saat akreditasi Sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akreditasi Sekolah


Pengertian akreditasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan yang
berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau
kriteria tertentu.
Kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan
kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi
Sekolah Nasional (BASNAS) yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan peringkat kelayakan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional 087/U/2002.
Pengertian akreditasi berdasarkan UUD RI No 20 tahun 2003 pasal 60
ayat (1) dan (3) adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang bersifat
terbuka.
Menurut pengertian yang di kenal oleh umum, akreditasi adalah suatu
penilaian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sekolah swasta untuk
menentukan peringkat pengakuan pemerintah terhadap sekolah tersebut. Akan
tetapi kebijakan tersebut sekarang ini mulai dilaksanakan terhadap sekolah-
sekolah secara keseluruhan baik negeri maupun swasta.

B. Tujuan dan Manfaat Akreditasi Sekolah


1. Tujuan Akreditasi Sekolah
Berdasarkan Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor
087/U/2002, akreditasi sekolah mempunyai tujuan, yaitu:
a. Memperolah gambaran kinerja sekolah sebagai alat pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan mutu;

3
b. Menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan
pelayanan pendidikan;
c. Memberikan layanan kepada publik bahwa siswa mendapatkan
pelayanan yang baik dan sesuai dengan persyaratan standar nasional.
2. Manfaat Akreditasi Sekolah
Hasil akreditasi sekolah/madrasah bermanfaat sebagai :
a. Acuan dalam upaya peningkatan mutu dan rencana pengembangan
sekolah/madrasah
b. Umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja
warga sekolah/ madrasah.

Hasil akreditasi suatu lembaga pendidikan mempunyai beberapa


manfaat bagi beberapa kelompok kepentingan, di antaranya adalah sebagai
berikut:
a. Sekolah
i. Acuan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan rencana
pengembangan sekolah.
ii. Bahan masukan untuk pemberdayaan dan pengembangan kinerja
warga sekolah.
iii. Pendorong motivasi peningkatan kualitas sekolah secara gradual.
iv. Selain sebagai sekolah yang berkualitas, sekolah yang
terakreditasi ini juga mendapatkan dukungan dari pemerintah,
masyarakat maupun sektor swasta dalam hal moral, dana, tenaga
dan profesionalisme.
b. Kepala sekolah
i. Bahan informasi untuk pemetaan indikator keberhasilan kinerja
warga sekolah termasuk kinerja kepala sekolah selama 1 periode
(4 tahun).
ii. Bahan masukan untuk penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja sekolah.

4
c. Guru
Dorongan bagi guru untuk selalu meningkatkan diri dari bekerja keras
untuk memberi layanan yang terbaik bagi siswanya.
d. Peserta Didik
Hasil akreditasi mampu menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka
memperoleh pendidikan yang bermutu, dan sertifikat akreditasi
merupakan bukti bahwa mereka mengikuti pendidikan di
sekolah/madrasah yang bermutu.
e. Masyarakat (wali murid)
i. Informasi yang akurat untuk menyatakan kualitas pendidikan
yang ditawarkan oleh setiap sekolah.
ii. Bukti bahwa mereka menerima pendidikan yang berkualitas
tinggi, sehingga siswa mempunyai kepercayaan terhadap dirinya
bahwa ia mampu masuk dan bersekolah di lembaga pendidikan
yang terakreditasi nasional.
f. Dinas Pendidikan
i. Acuan dalam rangka pembinaan dan pengembangan/peningkatan
kualitas pendidikan di daerah masing-masing.
ii. Bahan informasi penting untuk penyusunan anggaran pendidikan
secara umum, dan khususnya anggaran pendidikan yang terkait
dengan rencana biaya operasional Badan Akreditasi Sekolah di
tingkat Dinas.
g. Pemerintah
i. Bahan masukan untuk pengembangan sistem akreditasi sekolah
di masa mendatang dan alat pengendalian kualitas pelayanan
pendidikan bagi masyarakat yang bersifat nasional
ii. Sumber informasi tentang tingkat kualitas layanan pendidikan
yang dapat dipergunakan sebagai acuan untuk pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan kinerja pendidikan secara
makro.

5
iii. Bahan informasi penting untuk penyusunan anggaran pendidikan
secara umum di tingkat nasional, dan khususnya program dan
penganggaran pendidikan yang terkait dengan peningkatan mutu
pendidikan nasional.

C. Karakteristik Akreditasi Sekolah


Sistem akreditasi memiliki karakteristik :
1. Keseimbangan fokus antara kelayakan dan kinerja sekolah,
2. Keseimbangan antara penilaian internal dan eksternal, dan
3. Keseimbangan antara penetapan formal peringkat sekolah dan umpan balik
perbaikan
Jenis akreditasi ada 3 tipe, antara lain:
1. Sekolah yang belum pernah terakreditasi
2. Sekolah yang sudah 5 tahun terakreditas atau disebut sebagai akreditasi
ulang
3. Sekolah yang dianggap perlu untuk akreditasi karena prioritas tertentu,
misalnya untuk penentuan Sekolah Bertaraf Internasional/SBI

D. Prinsip-Prinsip Akreditasi Sekolah


1. Objektif
Akreditasi Sekolah/Madrasah pada hakikatnya merupakan kegiatan
penilaian tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan
oleh suatu Sekolah/Madrasah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai
aspek yang terkait dengan kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar
untuk memperoleh informasi tentang kebera-daannya. Agar hasil penilaian
itu dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya untuk dibandingkan
dengan kondisi yang diharapkan maka dalam prosesnya digunakan
indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
2. Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah, fokus penilaian
tidak hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi
berbagai komponen pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan

6
demikian hasil yang diperoleh dapat menggambarkan secara utuh kondisi
kelayakan Sekolah/Madrasah tersebut.

3. Adil
Dalam melaksanakan akreditasi, semua Sekolah/Madrasah harus
diperlakukan sama dengan tidak membedakan S/M atas dasar kultur,
keyakinan, sosial budaya, dan tidak memandang status Sekolah/Madrasah
baik negeri ataupun swasta. Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan
kriteria dan mekanisme kerja secara adil dan/atau tidak diskriminatif.
4. Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi S/M
seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem penilaian akreditasi
dan lainnya harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa
saja yang memerlukannya.
5. Akuntabel
Pelaksanaan akreditasi S/M harus dapat dipertanggungjawabkan
baik dari sisi penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur
yang telah ditetapkan

E. Ruang Lingkup Akreditasi Sekolah


Yang termasuk ke dalam ruang lingkup akreditasi sekolah/madrasah di
antaranya:
1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA)
2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa
(TKLB)

7
7. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar
Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB)

F. Komponen atau Standar penilaian dalam Akreditasi Sekolah


Akreditasi sekolah mencakup delapan komponen dalam Standar
Nasional Pendidikan, yaitu :

1. Standar Isi [Permendiknas No. 22/2006]


Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenis pendidikan tertentu, yang di
tuangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran. Standar isi
tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
a. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraaan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
i. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia ;
ii. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian ;
iii. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
iv. Kelompok mata pelajaran estetika;
v. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
vi. Kelompok mata pelajaran jasmani, Olah raga , dan kesehatan.

Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara


holistik sehingga pembelajaran massing-masing kelompok memengaruhi

8
pemahaman dan penghayatan peserta didik, dan semua kelompok mata
pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan.

Kurikulum dan silabus dalam berbagai jenis dan jenjang pendidikan


menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca serta
menulis, kecakapan berhitung, dan kecakapan berkomunikasi.
i. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui
muatan dan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian , ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
ii. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan agama, akhlak mulia,
kewarganegaraan , bahasa, seni dan budaya, serta pendidikan jasmani.
iii. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan
melalui muatan dan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan,
teknologi, informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan
iv. Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/
atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal
yang relevan.
v. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan jasmani, olah raga,
pendidikan kesehatan, ilmu pen getahuan alam, dan muatan lokal yang
relevan.
b. Beban Belajar
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan beban
belajar adalah sebagai berikut.
i. Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan
jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-
masing.
ii. Pendidikan yang berbasis agama dapat menambah beban belajar
untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta

9
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian sesuai
dengan kebutuhan dan ciri khasnya.
iii. Ketentuan mengenai beban belajar, jam pembelajaran, waktu efektif
dan tatap muka, dan persentase beban belajar ditetapkan dengan
peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.
iv. Beban belajar minimal dan maksimal bagi satuan pendidikan yang
menerapkan sistem satuan kredit semester (SKS) ditetapkan dengan
peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.
v. Beban belajar pada pendidikan kesetaraan disampaikan dalam
bentuk tatap muka, praktik keterampilan, dan kegiatan mandiri yang
terstruktur sesuai den gan kebutuhan, yang secara efektif ditetapkan
dengan peraturan meneteri berdasarkan usulan BSNP.
vi. Kurikulum SMP dan SMA, serta bentuk lain yang sederajat dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup (kecakapan Pribadi,
Kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional),
serta pendidikan berbasis keunggulan lokal.
vii. Pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan berbasis keunggulan
lokal atau dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan
pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
viii. Bebas SKS minimal dan maksimal bagi program pendidikan tinggi
ditetapkan dengan peraturan menteri berdasarkan usulan BSNP,
sedangkan beban SKS efektif diatur oleh masing-masing perguruan
tinggi.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan adalah sebagai berikut.
i. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang
disusun BSNP.

10
ii. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat
dan peserta didik.
iii. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetensi kelulusan, di bawah supervisi
dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan.
iv. Kunrikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di
perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan.
d. Kalender Pendidikan/Akademik
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kalender
pendidikan/akademik adalah sebagai berikut.
i. Kalender pendidikan/kalender akademik mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu belajar efektif, dan hari
libur.
ii. Hari libur dapat berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya
satu minggu, dan jeda antar semester.
iii. Kalender pendidikan/kalender akademik untuk setiap satuan
pendidikan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
2. Standar Proses [Permendiknas No. 41/2007]
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses, baik yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran
dikembangkan oleh BSNP, dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Secara garis basar standar proses pembelajaran tersebut dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
a. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

11
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
b. Dalam proses pembelajaran, pendidik memberikan keteladanan.
c. Setiap tahun pendidik melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
dan pengawasan pembelajaran, untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
d. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan penbelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.
e. Pelaksanaan proses pembelajaran hams memerhatikanjumlah maksimal
peserta didik per kelas dan beban mengaj ar maksimal per pendidik,
rasio maksimal buku teks pembelaj aran setiap peserta didik dan rasio
maksimal jumlah peserta didik per pendidik.
f. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan
budaya membaca dan menulis.
g. Penilaian hasil pembelaj aran menggunakan berbagai teknik penilaian,
dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktik, dan penugasan pen
orangan atau kelompok, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai.
h. Untuk mata pelaj aran selain kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi
padajenj ang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian
observasi secara individual sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali
dalam satu semester.
i. Pengawasan proses pembelaj aran meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang
diperlukan.
3. Standar Kompetensi Lulusan [Permendiknas No. 23/2006]
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), dikemukakan bahwa:

12
“Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup, sikap, pengetahuan, dan keterampilan”. Secara garis besar
standar kompetensi lulusan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam penentuan kelulusan peserta didik, yang meliputi kompetensi
untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
b. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan
untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan lebih
lanjut.
c. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
d. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
e. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan
sikap untuk menemukan, mengembangkan serta menerapkan ilmu,
telmologi, dan seni yang bermanfaat bagi kernanusiaan.
f. Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan nonformal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri, sedangkan standar kompetensi lulusan pendidikan
tinggi ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi.
Sosok manusia Indonesia lulusan dari berbagai jenjang pendidikan
seharusnya memiliki ciri atau profil sebagai berikut.

13
a. Pendidikan Dasar
i. Tumbuh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
ii. Tumbuh sikap‘beretika (sopan santun dan beradab).
iii. Tumbuh penalaran yang baik (mau belajar, ingin tahu, senang
membaca, memiliki inovasi, berinisiatif, dan bertanggung jawab).
iv. Tumbuh kemampuan komunikasi/sosial (tertib, sadar aturan, dapat
bekerja sama dengan teman, dapat berkompetisi).
v. Tumbuh kesadaran untuk menjaga kesehatan badan.
b. Pendidikan Menengah Umum
i. Memiliki keimanan dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
muIai mapan.
ii. Memiliki etika (sopan santun dan beradab).
iii. Memiliki penalaran yang baik (dalam kajian materi kurikulum,
kreatif) inisiatif serta memiliki tanggung j awab) dan penalaran
sebagai penekanannya.
iv. Kemampuan berkomunikasi/sosial (tertib, sadar aturan dan
perundang-undangan, dapat bekerja sama, mampu bersaing,
toleransi menghargai hak orang lain, dapat berkompromi).
v. Dapat mengurus dirinya dengan baik.
c. Pendidikan Menengah Kejuruan
i. Memiliki keimanan dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
mulai mapan.
ii. Memiliki etika (sopan santun dan beradab).
iii. Memiliki penalaran yang baik (untuk mengerjakan keterampilan
khusus, inovatif dalam arah tertentu, kreatif di bidangnya, banyak
inisiatif di bidangnya serta bertanggung jawab terhadap karyanya)
dan keterampilan sebagai penekanannya.
iv. Memiliki kemampuan berkomunikasi/sosial (tertib, sadar aturan dan
hukum, dapat bekerja sama, mampu bersaing, toleransi, menghargai
hak orang lain, dapat berkompromi).

14
v. Memiliki kemampuan berkompetisi secara sehat.
vi. Dapat mengurus dirinya dengan baik.
d. Pendidikan Tinggi
i. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
ii. Memiliki etika (sopan santun dan beradab).
iii. Memiliki penalaran yang baik terutama di bidang keahliannya
(berwawasan ke depan dan luas, mampu mengambil data dengan
akurat dan benar, mampu melakukan analisa, berani mengemukakan
pendapat, berani mengakui kesalahan, beda pendapat dan
mengambil keputusan mandiri).
iv. Memiliki kemampuan berkomunikasi/sosial (tertib, sadar aturan dan
hukum, dapat bekerja sama, mampu bersaing, toleransi, menghargai
hak orang lain, dapat berkompromi).
v. Memiliki kemampuan berkompetisi secara sehat.
vi. Dapat mengurus dirinya dengan baik.
e. Pendidikan Luar Sekolah
Meskipun pendidikan luar sekolah diarahkan untuk keterampilan
tertentu dalam berbagai tingkatan usia, acuan seperti pendidikan dalam
institusi sekolah secara berjenjang dapat dirujuk untuk tujuan
pendidikannya.
f. Pendidikan Keluarga
Pendidikan pada kenyataannya lebih banyak dilakukan di lingkungan
rumah dibandingkan dengan di luar rumah. Sehubungan dengan itu
perlu pengertian orang tua tentang peranannya sebagai “guru” di rumah,
dan rumah sebagai “sekolah” bagi anak-anaknya. Dengan demikian,
pendidikan keluarga lebih ditujukan kepada masalah keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, estetika, norma (baik dan
buruk), kemampuan berkomunikasi dengan baik, serta cara menjaga
kesehatan tubuh dan dirinya.

Adapun standar kompetensi lulusan Sekolah Dasar dan Madrasah


Ibtidayah, serta Sekolah Menengah adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2006).

15
SD/MI/SDLB*/Paket A
a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
b. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
c. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
d. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekondmi di lingkungan sekitamya.
e. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan
kreatif.
f. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan
bimbingan guru/pendidik.
g. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
h. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
i. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
j. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
k. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan
tanah air Indonesia.
l. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya
lokal.
m. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang.
n. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
o. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri
dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
p. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
q. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung.
SMP/MTs/SMPLB*/Paket B

16
a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja.
b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
c. Menunjukkan sikap percaya diri.
d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
luas.
e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup nasional.
f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.
i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
j. Mendeskripsi gejala alam dan sosial.
k. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
m. Menghargai karya seni dan budaya nasional.
n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang.
p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif‘ dan santun.
q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
r. Menghargai adanya perbedaan pendapat.
s. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
t. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana.

17
u. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
menengah.

SMA/MA/SMALB*/Paket C
a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dangan
perkembangan remaja.
b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri
serta memperbaiki kekurangannya.
c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku
perbuatan, dan pekerjaannya.
d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global.
f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,
kritis, kreatif, dan inovatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan.
h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportifuntuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
m. Berpartisipasi dalam kehidupan bennasyarakat, berbangsa, dan bemegara
secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
o. Mengapresiasi karya seni dan budaya.
p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan.

18
r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.
u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis
dan estetis.
v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara
dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
w. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pcndidikan
tinggi.

SMK/MAK
a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri
sorta memperbaiki kekurangannya.
c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,
perbuatan, dan pekerjaannya.
d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global.
f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,
kritis, kreatif, dan inovatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan.
h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportifuntuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.

19
l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
m. Bcrpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara
secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
n. Mengekspresikan din' melalui kegiatan seni dan budaya.
o. Mengapresiasi karya seni dan budaya.
p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan.
r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
t. Menghargai adanya perbedaan pcndapat dan berempati terhadap orang lain.
u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara Matematis
dan estetis.
v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara
dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
w. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan, baik untuk
memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi
sesuai dcngan kejuruannya.

Catatan: *Berlaku untukA,B,D,E


Sedangkan untuk C, C1, D1, dan G ditetapkan tersendiri

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan [Permendiknas No.


13/2007 tentang Kepala Sekolah, Permendiknas No. 16/2007 tentang
Guru, Permendiknas No. 24/2008 tentang Tenaga Administrasi]
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan.Secara garis besar standar pendidik dan tenaga kependidikan
tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.

20
a. Pendidik harus memiliki kualiflkasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelaj alan, sehat j asmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau
sertiflkat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
i. kompetensipedagogik,
ii. kompetensikepribadian,
iii. kompetensi profesional, dan
iv. kompetensi sosial.

Di samping itu, dan yang paling penting mereka juga harus


memiliki kompetensi moral dan kompetensi spiritual secara
proporsional.

d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat, tetapi memiliki


keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi
pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
e. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
f. Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki:
i. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (DIV)
atau sarjana(S-1),
ii. latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia
dini, kependidikan lain, atau psikologi, dan
iii. sertiiikat profesi guru untuk PAUD.
g. Pendidik pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
i. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (DIV)
atau sarjana(S-1),

21
ii. latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI,
kependidikan lain, atau psikologi, dan
iii. sertifikat profesi guru untuk SD/MI.
h. Pendidik pada SMP/MTS atau bentuk lain yang sederaj at memiliki:
i. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (DIV)
atau sarjana(S-1),
ii. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
iii. sertifikat profesi guru untuk SMP/MTS.
i. Pendidik pada SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
i. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (DIV)
atau sarjana(S-1),
ii. latar belakang pendidikan tinggi dengan program Pendidikan yang
Sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
iii. sertifikat profesi guru untuk SMA/MA.
j. Pendidik pada SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang
sederajat memiliki:
i. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (Dr IV)
atau sarjana (Sl),
ii. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diaj arkan, dan
iii. sertifikat profesi guru untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB.
k. Pendidik pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
i. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D. IV)
atau sarjana(S-1),
ii. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
iii. sertitikat profesi guru untuk SMK/MAK.
l. Pendidik pada pendidikan tinggi memiliki kualifikasi pendidikan
minimum:

22
i. lulusan diploma empat (D-4) atau sarjana (S-l) untuk program
diploma,
ii. lulusan program magister (8-2) untuk program salj ana (S-l), dan
iii. lulusan program doktor (S-3) untuk program magister (8-2) dan
program doktor (8-3).

Dalam Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan juga


dikemukakan berbagai kriteria tentang tenaga kependidikan, antara lain
dikemukakan bahwa untuk kepala sekolah harus memiliki kriteria sesuai
dengan jenjang pendidikan masing-rnasing tempat ia bertugas. Kriteria
tersebut dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan
menteri, yang secara umum adalah sebagal berikut: (a) bersatus sebagai
guru, (b) memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pernbelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, (c)
memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, (d)
memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang
pendidikan. Di samping itu, dikemukakan pula kriteria pengawas dan
kriteria penilik yang dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.

5. Standar Sarana dan Prasarana [Permendiknas 24/2007]


Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan berekreasi, serta sumber belajar lain,
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi infonnasi dan komunikasi. Standar sarana dan
prasarana dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri, yang dalam garis besarnya adalah sebagai berikut.
a. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar

23
lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
b. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan j asa, tempat
berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan
ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang program
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
c. Standar keragaman jenis peralatan laboratorium, ilmu pengetahuan alam
(IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan
bembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang
borisi jcnis minimal pcralatan yang harus tersedia.
d. Standar jumlah peralatan di atas, dinyatakan dalam rasio minimal
jumlah peralatan per peserta didik.
e. Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis
buku di perpustakaan satuan pendidikan.
f. Standar buku teks pelajaran di perpustakaan dinyatakan dalam rasio
minimal jumlah buku teks pelajaran untuk masing~masing mata
pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik.
g. Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan buku teks pelajaran
dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
h. Standar sumber belajar lainnya dinyatakan dalam rasio jumlah sumber
belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis sumber belajar dan
karakteristik satuan pendidikan.
i. Standar rasio luas ruang kelas dan luas bangunan per peserta didik
dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
j. Standar kualitas bangunan munimal pada satuan pendidikan dasar dan
menengah adalah kelas B, sedangkan pada satuan pendidikan tinggi
adalah kelas A.

24
k. Pada daerah rawan gempa bumi atau tanahnya labil, bangunan satuan
pendidikan harus memenuhi ketentuan standar bangunan tahan gempa.
l. Standar kualitas bangunan satuan pendidikan mengacu pada ketetapan
menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pekerjaan
umum.
m. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi tanggung jawab
satuan pendidikan yang bersangkutan, serta dilakukan secara berkala
dan berkesinambungan dengan memerhatikan masa pakai yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
6. Standar pengelolaan [Permendiknas 19/2007]
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Garis besar standar pengelolaan yang perlu dipahami dan dimaknai adalah
sebagai berikut.
a. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditujukan
dengan kemandin'an, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.
b. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
menetapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang
diatur dal am ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan
kebebasan dan mendorong kemandin'an dalam pengelolaan akademik,
operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional pengelolaan
lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.
c. Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur
tentang:
i. kurikulum tiap satuan pendidikan dan silabus;

25
ii. kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh
kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun, dan dirinci
Secara semesteran, bulanan, dan mingguan;
iii. struktur organisasi satuan pendidikan;
iv. pembagian tugas di antara pendidik;
v. pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
vi. peraturan akademik;
vii. tata tertib satuan pendidikan yang minimal meliputi tata tertib
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik serta penggunaan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
viii. kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan
Satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan
dengan masyarakat;
ix. biaya operasional satuan pcndidikan.
d. Setiap satuan pcndidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pcndidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
e. Untuk jenjang pcndidikan dasar dan menengah, rencana kerja tahunan
harus disetujui rapat dewan pendidik seteah memerhatikan
pertimbangan dan komite sckolah/madrasah, sedangkan untuk
pcndidikan tinggi harus disetujui oleh lembaga berwewenang
sebagaimana diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
f. Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, eflsien,
efektif, dan akuntabel.
g. Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
h. Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah atau bentuk lain dan lembaga perwakilan pihak-pihak
yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk
menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan pendidikan.

26
i. Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan
pendidikan dan kepala satuan pendidikan.
j. Pelaporan hasil pengawasan dilakukan oleh pendidik, tenaga kepen/
didikan, pimpinan satuan pendidikan, dan pengawas atau penilik satuan
pendidikan.
k. Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan wajib menindak/
lanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan,
termasuk memberikan sangsi atas pelanggaran yang ditemukannya.
l. Pemenrintah Daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang
pendidikan dengan memperioritaskan program:
a. wajib belajar;
b. peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan
menengah;
c. penuntasan pemberantasan buta aksara;
d. penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat;
e. peningkatan status guru sebagai profesi;
f. akreditasi pendidikan;
g. peningkatan relevansi pendidikan temadap kebutuhan masyarakat;
h. pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan.
m. Pemerintah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan dengan
memperioritaskan program:
i. wajib belajar;
ii. peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang
pendidikan menengah dan tinggi;
iii. penuntasan pemberantasan buta aksara;
iv. penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
v. peningkatan status guru sebagai profesi;
vi. peningkatan mutu dosen;

27
vii. standardisasi pendidikan;
viii. akreditasi pendidikan;
ix. peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal,
nasional, dan global;
x. pernenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
pmdidikan;
xi. penjamin mutu pendidikan nasional.
n. Pemerintah bersama-sama Pemerintah Daerah menyelenggarakan
sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan
bertaraf intemasional.
o. Menteri mcnyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi untuk dikembangkan menjadi satu
pendidikan bertaraf intemasional.
7. Standar pembiayaan [Peraturan Pemerintah. 48/2008]
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat
berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional
pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.
Dalam garis besarnya standar pembiayaan ini mencakup hal-hal
sebagai berikut.
a. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan
biaya personal.
b. Biaya investasi meliputi biaya pembelian sarana dan prasarana,
pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
c. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan.

28
d. Biaya Operasi satuan pendidikan meliputi: (1) gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, (2) bahan
atau peralatan habis pakai; (3) biaya operasi pendidikan tak langsung
berupa daya air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasa/
rana, uang lembur, transportasi,konsumsi, pajak, asuransi, dan
sebagainya.
e. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditctapkan dengan Peraturai
Mentcli berdasarkan usulan BSNP.
8. Standar Penilaian Pendidikan [Permendiknas 20/2007]
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik. Garis besar yang perlu diketahui tentang standar
penilaian ini, adalah sebagai berikut.
a. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
tendiri atas: (1) penilaian hasil belajar oleh pendidik, (2) penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan, dan (3) penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.
b. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: (1)
penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan (2) penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan tinggi.
c. Penilaian basil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
d. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
e. Penilaian basil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

29
f. Ujian nasional dilakukan secara objektif, berkeadilan dan akuntabel,
serta diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya
dua kali dalam satu tahun pelaj aran.
g. Hasil ujian nasional dijadikan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
(1) pemetaan mutu program dan satuan pendidikan; (2) dasar seleksi
masuk jenjang pendidikan berkurangnya; (3) penentuan kelulusan
peserta didik; (4) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
h. Setiap peserta didik ajib mengikuti satu kali ujian nasional tanpa
dipungut biaya, dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan
lulus dari satuan pcndidikan.
i. Pada umumnyn ujian nasional mencakup pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial
(1PS), dan Pcndidikan kewarganegaraan.
j. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah setelah: (1) menyelesaikan seluruh program
permbelajaran; (2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk scluruh kclompok mata pelajaran.
k. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta lulus UjianNasional.
l. Kclulusan paserta didik ditetapkan oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Demikianlah garis besar SNP yang harus dipahami, dimaknai, dan


dipedomani oleh scluruh elemen pendidikan dari hulu sampai hilir. Ini perlu
ditekankan agar SNP yang telah dirumuskan dengan susah payah dan
dengan waktu, tenaga yang sangat banyak, serta dengan biaya yang tidak
sedikit, jangan sampai hanya dijadikan pajangan. Akan tetapi, bagaimana
SNP yang telah dirumuskan ini di jadikan pedoman oleh seluruh elemen
pendidikan sehingga dapat dijadikan sebagai tonggak perbaikan kualitas
pendidikan yang berkesinambungan (continuous quality improvement).

30
Dengan demikian, ke depan kita berharap tidak akan terjadi lagi
permasalahan-permasalahan kecil yang dibesar-besarkan sehingga
menghambat mutu, menghambat efisiensi, dan menghambat efektivitas
pencapaian tujuan pendidikan nasional secara keseluruhan. Masalah UAN
misalnya, jika semua pihak berpedoman pada standar Inaka kesenjangan
antara guru yang memfasilitasi pembelajaran di kelas dengan soal yang
dikembangkan oleh Bank soal akan segera dapat dieliminasi.

Dcmikian halnya permasalahan-permasalahan teknis yang sering


menguras tenaga para pelaksana di lapangan. Dengan berpedoman pada
standar, Insya Allah semuanya akan terselesaikan; dan yang paling penting
kita akan tahu posisi masing-masing: apakah berada di garis standar, di atas
standar, atau di bawah standar. Jika berada di lini standar; kita tinggal
mempertahankan kinerja yang telah ada seraya meningkatkannya agar
melebihi standar; jika berada di atas standar, kita tinggal
mempertahankannya agar tidak menurun ke garis standar apalagi ke bawah
standar; dan bagi yang di bawah standar harus bekerja keras untuk mencapai
garis standar atau mungkin melewatinya.

Inilah yang kita harapkan dari SNP sehingga jika SNP dipahami oleh
berbagai pihak, diterapkan, dan dijadikan pedoman dalarn amalan
pendidikan; meskipun perlahan tetapi pasti pendidikan kita akan meningkat;
apalagi jika ditunjang oleh political will pemerintah; khususnya terkait
masalah dana, sumber belajar, sarana prasarana; serta kebijakan-kebijakan
yang digulirkan dalarn kerangka mensukseskan dan mengefektifkan
pendidikan. Dengan demikian, kita berharap pendidikan ini dapat dijadikan
sebagai ajang perbaikan kualitas sumber daya manusia dan mempersiapkan
bangsa ini memasuki era globalisasi sehingga kita bisa bersanding dan
bersaing dengan negara asing, negara maju sekalipun.

31
G. Persyaratan Sekolah Agar Dapat Mengikuti Akreditasi Sekolah
Syarat-syarat akreditasi sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
1. Memiliki Surat Keputusan Pendirian/Operasional Sekolah/Madrasah.
2. Memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas.
3. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan.
4. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Melaksanakan kurikulum yang berlaku, dan
6. Telah menamatkan peserta didik

H. Pelaksana Akreditasi Sekolah


Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Sistem Akreditasi Sekolah/ Madrasah Pihak-
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah antara lain
meliputi:
1. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)
Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) merupakan
badan non struktural yang secara teknis bersifat independen dan profesional
yang terdiri atas unsur-unsur masyarakat, organisasi penyelenggara
pendidikan, perguruan tinggi, dan organisasi yang relevan..yang memiliki
kewenangan untuk menetapkan kebijakan, standar, sistem,dan perangkat
akreditasi secara nasional.
Badan Akreditasi Nasional-Sekolah/Madrasah (BAN S/M) berfungsi:
a. Merumuskan kebijakan dan menetapkan akreditasi Sekolah/Madrasah.
b. Merumuskan kriteria dan perangkat akreditasi Sekolah/Madrasah untuk
diusulkan kepada Menteri.
c. Melaksanakan sosialisasi kebijakan, kriteria dan perangkat akreditasi
Sekolah/Madrasah.
d. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan akreditasi
Sekolah/Madrasah.
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut hasil akreditasi.
f. Mengumumkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah secara nasional.
g. Melaporkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah kepada Menteri.
h. Melaksanakan ketatausahaan BAN-S/M.

32
2. Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M)
Pelaksanaan akreditasi pada dasarnya dilakukan pada tingkat
sekolah/madrasah oleh BAN-S/M. Dalam pelaksanan akreditasi tersebut
BAN-S/M dibantu oleh BAP-S/M, sesuai Permendiknas Nomor 29 Tahun
2005. Untuk keperluan tersebut, maka dibentuk BAP-S/M pada setiap
provinsi. Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M)
berkewenangan untuk melaksanakan kegiatan akreditasi untuk SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB.
Badan Akreditasi Propinsi-Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) bertugas:
a. Melakukan sosialisasi kebijakan dan pencitraan BAN-S/M dan BAP-
S/M kepada Pemprov, Kanwil Kemenag, KanKemenag,
Sekolah/Madrasah, dan masyarakat pendidikan pada umumnya.
b. Merencanakan program akreditasi Sekolah/Madrasah yang menjadi
sasaran akreditasi. Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah –
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI 18
c. Mengadakan pelatihan asesor sesuai dengan pedoman yang ditetapkan
oleh BAN-S/M.
d. Menetapkan hasil peringkat akreditasi melalui Rapat Pleno Anggota
BAP-S/M.
e. Menyampaikan laporan pelaksanaan program dan pelaksanaan
akreditasi serta rekomendasi tindak lanjut kepada BAN-S/M dengan
tembusan kepada Gubernur.
f. Menyampaikan laporan hasil akreditasi dan rekomendasi tindak lanjut
kepada Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Kemenag dan LPMP.
g. Menyampaikan laporan hasil akreditasi dan rekomendasi tindak lanjut
kepada Pemerintah Kab/Kota yang bersangkutan dan satuan pendidikan
dalam rangka penjaminan mutu sesuai lingkup kewenangan
masingmasing.
h. Mengumumkan hasil akreditasi kepada masyarakat, baik melalui
pengumuman maupun media massa.
i. Mengelola sistem basis data akreditasi.

33
j. Melakukan monitoring dan evaluasi secara terjadwal terhadap kegiatan
akreditasi.
k. Melaksanakan kesekretariatan BAP-S/M.
l. Membuat tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kerangka tugas pokok
BAP-S/M.
m. Melaksanakan tugas lain sesuai kebijakan BAN-S/M.
3. Unit Pelaksana Akreditasi Sekolah/Madrasah (UPA-S/M)
UPA-S/M bertugas untuk membatu BAP-S/M. Unit Pelaksana Akreditasi
(UPA) Kabupaten/Kota berkewenangan melaksanakan akreditasi untuk TK
dan SD. Dan membantu BAP – Sekolah/Madrasah dalam melaksanakan
akreditasi.
Tugas Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota adalah:
a. Sebagai penghubung antara BAP-S/M dengan Dinas Pendidikan dan
Kankemenag.
b. Mengusulkan jumlah Sekolah/Madrasah yang akan diakreditasi kepada
BAP-S/M.
c. Mengusulkan jumlah asesor yang dibutuhkan untuk kab/kota yang
bersangkutan. Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah –
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI 19
d. Menyusun data Sekolah/Madrasah yang telah dan akan diakreditasi di
tingkat kabupaten/kota.
e. Mengkoordinasikan sasaran penugasan asesor.
f. Mengkoordinasikan jadwal pemberangkatan asesor.
g. Menyiapkan perangkat akreditasi dan administrasi bagi asesor.
h. Melaporkan pelaksanaan kegiatan.
i. Membantu administrasi BAP-S/M. 10.Melaksanakan tugas lain yang
ditetapkan oleh BAP-S/M.
4. Asesor adalah tenaga profesional yang telah memenuhi persyaratan untuk
diangkat dan ditugasi oleh BAN-S/M sebagai lembaga akreditasi untuk
melakukan penilaian dan visitasi di sekolah/madrasah sebagai bagian dari
proses akreditasi.

34
5. Sekolah/Madrasah
Sekolah merupakan suatu lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat menerima dan memberi pelajaran

I. Prosedur Akreditasi Sekolah


Akreditasi dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi Sekolah/Madrasah.
BAP-S/M menyusun perencanaan jumlah dan alokasi Sekolah/Madrasah
yang akan diakreditasi dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil
Depag untuk tiap provinsi pada setiap tahunnya dan jabaran alokasi untuk
setiap kabupaten/kota
2. Pengumuman Secara Terbuka kepada Sekolah/Madrasah.
BAP-S/M mengumumkan secara terbuka kepada Sekolah/Madrasah pada
provinsinya masing-masing untuk menyampaikan surat permohonan
akreditasi.
3. Mengajukan permohonan akreditasi dari sekolah kepada lembaga atau
badan pelaksana akreditasi yang telah ditentukan.
Badan pelaksana akreditasi sekolah terdiri dari:
a. Badan Akreditasi (BAN-S/M)
b. Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah(BAP-S/M)
c. Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota.
4. Pengiriman Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah.
BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah yang
akan diakreditasi.
5. Pengisian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung.
Sekolah/Madrasah harus melakukan evaluasi diri terlebih dahulu, Evaluasi
diri adalah upaya sistematis untuk mengumpulkan, memilih, dan
memperoleh data dan informasi yang valid dari fakta yang dilakukan oleh
sekolah yang bersangkutan, sehingga diperoleh gambaran menyeluruh
tentang keadaan sekolah untuk dipergunakan dalam rangka pengambilan
tindakan manajemen bagi pengembangan sekolah. Tujuan evaluasi diri ini

35
adalah untuk mendapatkan informasi yang objektif, transparan, dan
akuntabel dari sekolah yang diakreditasi. Sedangkan fungsi evaluasi diri
adalah sebagai penilaian pertama untuk menentukan kelayakan sekolah
dibandingkan dengan standar kelayakan nasional. kegiatan evaluasi diri
tidak boleh dilakukan secara sembarangan tetapi harus berdasarkan kondisi
nyata sekolah. Oleh karena itu, agar diperoleh data evaluasi diri yang akurat
dan objektif maka kepala sekolah perlu melakukan koordinasi untuk
melakukan pengisian instrumen evaluasi diri. Sebaiknya disekolah dibentuk
Tim Evaluasi Diri yang bertugas untuk mendata dan menyiapkan berbagai
bukti fisik yang diperlukan guna mendukung pengisian instrumen evaluasi
diri. Pengisian instrumen evaluasi diri disesuaikan dengan kebutuhan
waktu, namun tidak melewati batas waktu yang telah ditentukan. Setelah
pengisian instrumen evaluasi diri, sekolah harus menyerahkan kembali
instrumen tersebut dengan melampirkan dokumen pendukung yang
diperlukan.
6. Pengiriman Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung.
Sekolah/Madrasah mengirimkan Instrumen Akreditasi dan Instrumen
Pendukung dan mengajukan permohonan untuk diakreditasi kepada BAP-
S/M melalui UPA-S/M Kab/Kota, atau langsung ke BAP-S/M bagi
Kab/Kota yang tidak memiliki UPA-S/M, dengan tembusan ke Dinas
Pendidikan Kab/Kota dan Kandepag. Pengajuan akreditasi oleh
Sekolah/Madrasah harus dilengkapi dengan surat pernyataan Kepala
Sekolah/Madrasah tentang Keabsahan Data dalam Instrumen Akreditasi
dan Instrumen Pendukung.
7. Pengolahan hasil evaluasi diri
Evaluasi diri untuk setiap jenjang dan jenis sekolah terdiri dari dua bagian
utama yaitu :
a. Bagian butir-butir soal untuk mengungkap sembilan kompenen sekolah,
baik komponen utama maupun komponen tambahan yang akan
diperhitungkan untuk menentukan sekor hasil akreditasi. Terdiri dari
185 pernyataan, bersiifat dikotomis(ya=1) dan (tidak=0), setiap

36
komponen memiliki bobot yang berbeda, skor butir untuk pernyataan
terbuka jika tidak diisi diberi skor 0 dan jika diisi diberi skor 1, dan
setiap butir memiliki skor maksimal=1. Setiap komponen disertai
dengan data tentang anlisis kelemahan dan kekuatan masing-masing
komponen.
b. Berupa isian-isian data penunjang tentang keadaan sekolah. Data ini
hanya merupakan penunjang atas data yang tercantum pada bagian
pertama dan tidak akan diolah menjadi skor akreditasi.
Kendala yang di Hadapi oleh Sekolah Saat Kegiatan Evaluasi Diri Sekolah
a. Pemahaman guru dan orang tua siswa akan program EDS masih rendah
karena kurangnya sosialisasi.
b. Komponen sekolah tidak memiliki waktu untuk melaksanakan EDS
sehingga EDS dianggap beban tambahan sekolah.
c. Pelaksanaan dan pelaporan EDS terhambat karena tidak adanya pegawai
khusus yang ditugaskan untuk melaksanakannya (dikerjakan oleh TU
sekolah yang mempunyai beban tugas lain.
d. Kepala Sekolah SD tersebut baru saja diganti sehingga belum
memahami proses EDS di sekolah.
1. Penentuan Kelayakan
Visitasi BAP-S/M menentukan kelayakan visitasi berdasarkan hasil
evaluasi diri. Apabila pemeriksaan hasil evaluasi diri dinyatakan layak
untuk divisitasi, maka BAP-S/M menugaskan asesor untuk melaksanakan
visitasi ke Sekolah/Madrasah. Namun apabila hasil pemeriksaan tersebut
dinyatakan tidak layak, maka BAP-S/M membuat surat kepada
Sekolah/Madrasah yang berisi tentang penjelasan agar Sekolah/Madrasah
yang bersangkutan melakukan perbaikan.
8. Penugasan Tim Asesor
BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan
visitasi ke Sekolah/Madrasah

37
9. Pelaksanaan Visitasi
Asesor melaksanakan visitasi dengan jalan melakukan klarifikasi,
verifikasi, dan validasi data evaluasi diri Sekolah/Madrasah sesuai dengan
kondisi yang ada. Setelah itu tim asesor melaporkan hasil visitasi tersebut
kepada BAP-S/M.
Visitasi ini bertujuan:
a. Meningkatkan keabsahan dan kesesuaian data/informasi
b. Memperoleh data/informasi yang akurat dan valid untuk menetapkan
peringkat akreditasi
c. Memperoleh informasi tambahan (pengamatan, wawancara, dan
pencermatan data pendukung)
d. Mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan tidak merugikan
pihak manapun, dengan berpegang pada prinsip-prinsip: objektif,
efektif, efisien, dan mandiri.
Proses visitasi merupakan rangkaian pelaksanaan akreditasi yang
melekat dengan fungsi evaluasi diri dan sekolah diharapkan untuk
senantiasa menjamin kelengkapan dan ketepatan data dan informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan akreditasi sekolah. Visitasi dilaksanakan
oleh tim yang terdiri dari dua orang asesor. Agar visitasi berjalan sesuai
dengan tujuannya, sehingga dapat mendukung hasil akreditasi yang
komprehensif, valid, dan akurat serta dapat memberikan manfaat maka
kegiatan visitasi harus mengikuti tata cara pelaksanaan yang baku. Visitasi
dilaksanakan jika suatu sekolah dinyatakan layak berdasarkan penilaian
evaluasi diri. Visitasi dilaksanakan segera (maksimal 5 bulan) setelah
sekolah mengirimkan evaluasi diri.
10. Verifikasi Hasil Visitasi Asesor.
BAP-S/M melakukan verifikasi terhadap hasil visitasi asesor terutama
untuk butir-butir esensial
11. Penetapan hasil akreditasi
Setelah dilaksanakan visitasi terhadap sekolah/madrasah, BAP-S/M
menetapkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah melalui rapat pleno. Rapat

38
pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya lebih dari 50% jumlah anggota BAP-S/M. Keputusan penetapan
hasil akreditasi ditetapkan melalui musyawarah untuk mufakat. Hasil rapat
pleno BAP-S/M tentang penetapan hasil akreditasi dituangkan dalam
bentuk Surat Keputusan BAP-S/M berupa sertifikat akreditasi sekolah,
profil sekolah, kekuatan dan kelemahan serta rekomendasi.
12. Penerbitan sertifikat akreditasi
Sertifikat Akreditasi sekolah adalah surat yang menyatakan pengakuan dan
penghargaan terhadap sekolah atas status dan kelayakan sekolah melalui
proses pengukuran dan penilaian kinerja sekolah terhadap komponen-
komponen sekolah berdasarkan standar yang ditetapkan BAN-S/M untuk
jenjang pendidikan tertentu.
Masa berlaku akreditasi adalah selama 4 tahun, permohonan
akreditasi ulang dilakukan 6 bulan sebelum masa berlaku habis. Akreditasi
ulang untuk perbaikan diajukan sekurang-kurangnya 2 tahun sejak
ditetapkan, bagi sekolah yang peringkat akreditasinya berakhir masa
berlakunya dan menolak untuk diakreditasi ulang oleh badan akreditasi
sekolah (BAS) maka peringkat akreditasi yang bersangkutan dinyatakan
tidak berlaku.
Penentuan peringkat akreditasi dirumuskan sebagai berikut:
a. Terakreditasi dengan peringkat A (Amat Baik) diberikan kepada
sekolah yang memperoleh jumlah nilai rata-rata antara 85,01-100.
b. Terakreditasi dengan peringkat B (Baik) diberikan kepada sekolah yang
memperoleh jumlah nilai rata-rata antara 70,01-85,00.
c. Terakreditasi dengan peringkat C (Cukup) diberikan kepada sekolah
yang memperoleh jumlah nilai rata-rata antara 55,01-70,00.
d. Bagi sekolah yang hasil akreditasinya kurang dari 55 dinyatakan tidak
terakreditasi.
Pemberian status dan peringkat akreditasi tersebut diharapkan
menjadi pemacu sekolah untuk terus menerus melakukan perbaikan dan

39
pengembangan secara sistematis dan terprogram, yang pada akhirnya akan
menghasilkan mutu sekolah yang lebih baik.
13. Pelaporan Hasil Akreditasi.
Hasil akreditasi Sekolah/Madrasah tersebut akan dilaporkan ke berbagai
pihak sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut:
a. BAN-S/M melaporkan kegiatan akreditasi Sekolah/Madrasah kepada
Mendiknas.
b. BAP-S/M melaporkan kegiatan akreditasi Sekolah/Madrasah kepada
Gubernur dengan tembusan kepada BAN-S/M, Dinas Pendidikan
Provinsi, Kanwil Depag, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kandepag,
dan LPMP.
c. Laporan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah juga dapat diakses oleh
berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan dengan peningkatan
mutu pendidikan. Seluruh hasil akreditasi secara nasional diumumkan
melalui website BAN-S/M dengan alamat situs di www.ban-sm.or.id

J. Larangan Kepada Asesor dan Sekolah Saat Akreditasi


1. Larangan Bagi Asesor
Dalam melaksanakan visitasi, asesor dilarang:
a. Melakukan intimidasi agar sekolah/ madrasah berkeinginan untuk
memberikan sesuatu dalam bentuk apapun.
b. Melakukan perjanjian/kesepakatan yang dapat mengakibatkan hasil
visitasi tidak objektif.
c. Menerima sesuatu yang akan mempengaruhi objektivitas pelaksanaan
dan hasil visitasi.
d. Membuka kerahasiaan data/informasi kepada pihak lain yang diperoleh
dari proses dan hasil visitasi
2. Larangan Bagi Pihak Sekolah
a. Melakukan kegiatan yang menghambat visitasi.
b. Memanipulasi data dan memberi keterangan yang tidak sesuai dengan
kondisi nyata sekolah /madrasah.

40
c. Memberi apapun kepada asesor yang akan mengurangi objektivitas
pelaksanaan dan hasil visitasi.

K. Permasalahan Saat Akreditasi Sekolah


Berikut ini permasalahan yang dapat menghambat kegiatan akreditasi
sekolah/madrasah antara lain meliputi:
1. Anggaran dana
Jumlah alokasi sekolah yang akan diakreditasi setiap tahun tergantung dari
kuota dan dana APBN yang sudah ditetapkan.
2. Banyaknya sekolah yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia
Proses akreditasi belum sepenuhnya menjangkau seluruh sekolah/madrasah
yang ada di Indonesia.
3. Letak sekolah yang sulit terjangkau
Proses pengiriman form instrumen akreditasi dan data pendukung akan
menjadi lambat, terutama pada saat pengembalian form instrumen yang
sudah terisi.
4. Kurangnya persiapan pelaksanaan akreditasi
Terkadang form instrumen dan data pendukung langsung dibawa oleh
Asesor pada saat melakukan visitasi, sehingga sekolah tersebut tidak
memiliki persiapan yang baik.
5. Kurang objektif penilaian akreditasi
Asesor terkadang kurang objektif dalam melakukuan visitasi akreditasi,
sehingga BAN/SM harus melakukan akreditasi ulang dan mengaki batkan
pemborosan waktu, tenaga dan sumber daya.

41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian akreditasi berdasarkan UUD RI No 20 tahun 2003 pasal 60 ayat
(1) dan (3) adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang bersifat
terbuka.
Menurut pengertian yang di kenal oleh umum, akreditasi adalah suatu
penilaian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sekolah swasta untuk
menentukan peringkat pengakuan pemerintah terhadap sekolah tersebut. Akan
tetapi kebijakan tersebut sekarang ini mulai dilaksanakan terhadap sekolah-
sekolah secara keseluruhan baik negeri maupun swasta.
Akreditasi sekolah mencakup delapan komponen dalam Standar Nasional
Pendidikan, yaitu Standar Isi [Permendiknas No. 22/2006], Standar Proses
[Permendiknas No. 41/2007], Standar Kompetensi Lulusan [Permendiknas No.
23/2006], Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan [Permendiknas No.
13/2007 tentang Kepala Sekolah, Permendiknas No. 16/2007 tentang Guru,
Permendiknas No. 24/2008 tentang Tenaga Administrasi], Standar Sarana dan
Prasarana [Permendiknas 24/2007], Standar Pengelolaan [Permendiknas
19/2007], Standar Pembiayaan [Peraturan Pemerintah. 48/2008], dan Standar
Penilaian Pendidikan [Permendiknas 20/2007].
Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Sistem Akreditasi Sekolah/ Madrasah
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah
antara lain meliputi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M),
Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M), Unit Pelaksana
Akreditasi Sekolah/Madrasah (UPA-S/M), Asesor dan Sekolah/Madrasah.

B. Saran
Kepada seluruh komponen sekolah supaya selalu meningkaatkan kinerja
dan memberikan layanan yang terbaik, dengan tidak terpengaruh apakah
sekolahnya akan diakreditasi atau tidak. Budaya peningkatan mutu dan

42
semangat dalam memberikan layanan seharusnya dipelihara setiap saat tanpa
harus menunggu adanya akreditasi sekolah.

43
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2013. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sukardjo, M. 2013. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Depok: PT.
Rajagrafindo Persada.
Staff Univesitas Gajah Mada. Kajian Analisis Sistem Akreditasi
Sekolah/Madrasah Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Internal
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/rbi/AkreditasiSekolahMadrasah.pdf.
Diakses pada hari Senin tanggal 04 Desember 2017 pukul 16:03 WIT.

Anda mungkin juga menyukai