Puji syukur kehadirat Aloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta
karunia nya sehingga makalah yang berjudul “” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dri makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
supervisi dan managemen pendidikan sekolah dasar. Kami berusaha menyusun makalah ini
dengan segala kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyuunan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan
senang hati demi perbaikan makalah. Semoga makalah ini bisa memberikan informasi
mengenai “” dab dapat bermanfaat lagi pembaca dan penulisnya, akhir kata kami sampaikan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir semoga Alloh SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita Amin.
Penyusun.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era atau masa globalisasi ini tentu dibutuhkan adanya sumber daya
manusia yang berkualitas, berkompetensi dan berdaya saing tinggi. Dunia pendidikan
dituntut untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan dan dapat menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi. Upaya peningkatan kualitas
pendidikan secara nasional merupakan salah satu agenda yang dilaksanakan oleh
pemerintah secara berkelanjutan. Upaya ini diarahkan agar setiap lembaga pendidikan
selalu berupaya untuk memberikan jaminan atas kualitas kepada pihak-pihak yang
berkepentingan atau kepada masyarakat berupa suatu jaminan bahwa
penyelenggaraan pendidikan di sekolah atau tingkat satuan pendidikan sudah sesuai
dengan standar kelayakan berskala nasional.
Apabila setiap lembaga penyelenggara pendidikan selalu berupaya untuk
memberikan jaminan kualitas dan upaya ini dilakukan secara terus menerus, maka
diharapkan mutu pendidikan secara nasional akan terus meningkat. Peningkatan mutu
pendidikan di sekolah ditunjukan dengan kesesuaian kondisi dan kebutuhan, daya
tarik pendidikan yang besar, efektivitas program, efisiensi dan produktivitas kegiatan
serta pencapaian prestasi belajar (tingkat kelulusan) yang tinggi.
Pendidikan di Indonesia sudah hampir terlaksana merata dari tahun ke tahun.
Banyak sekolah yang dibangun di daerah-daerah yang maju pembangunannya
maupun di daerah-daerah yang masih belum maju atau minim akan standar sarana dan
prasarana pembangunan fasilitas penyelenggaraan pendidikan. Pembangunan gedung
sekolah tidak semata-mata diharapkan berorientasi untuk mencari keuntungan namun
diharapkan pembangunan gedung sekolah termasuk struktur kinerja organisasi
didalamnya memiliki fungsi yang optimal sebagai tujuan meningkatkan mutu
pendidikan disekolah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan disekolah adalah menyelenggarakan proses atau
program akreditasi sekolah. Dengan melakukan akreditasi, sekolah atau
penyelenggara pendidikan akan mendapat beragam manfaat dimana mekanisme
dalam proses serta hasil akreditasi dapat dijadikan refrensi sebagai upaya
pengembangan atau peningkatan standar mutu berskala nasional. Pada makalah ini
akan dibahas tentang akreditasi Sekolah/Madrasah (BAN-S/M). Adapun yang akan
dibahas yaitu lingkup akreditasi, tujuan dan manfaat akreditasi, serta mekanisme
akreditasi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional atau pun Peraturan Pemerintah yang telah diselenggarakan
sebagai agenda di tingkat satuan pendidikan sebagai salah satu upaya peningkatan
mutu pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, adapun tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud akreditasi Sekolah?Madrasah (BAN-S/M)
dan apa saja lingkupnya?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH
A. Tentang Akreditasi Sekolah/Madrasah
Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian (asesment) sekolah secara
sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal
(visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Berdasarkan Undang-
Undang nomor 22 tahun 1961, di Indonesia, akreditasi diberikan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Hasilnya berupa tiga tingkatan status, yaitu terdaftar,
diakui, dan disamakan. Namun pada saat ini, tingkatan status akreditasi setelah
proses assesment diselenggarakan oleh pihak-pihak terkait, tingkatan status
tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1. Sekolah terakreditasi A (Skor hasil assesment berkisar antara 86-100) setara
dengan “terdaftar”;
2. Sekolah terakreditasi B (Skor hasil assesment berkisar antara 70-86) setara
dengan “diakui”;
3. Sekolah terakreditasi C (Skor hasil assesment berkisar antara 56-70) setara
dengan “disamakan”;
4. Sekolah tidak terakreditasi atau TT (Skor hasil assesment berkisar < 56),
sekolah dinyatakan tidak terakreditasi jika hasil assesment dari delapan
standar nasional pendidikan salah satu diantaranya memperoleh skor 40.
Terdapat tiga jenis sekolah yang perlu diakreditasi, diantaranya ialah:
a. Sekolah yang belum pernah terakreditasi.
b. Sekolah yang sudah 5 tahun terakreditas atau disebut sebagai akreditasi ulang.
c. Sekolah yang dianggap perlu untuk akreditasi karena prioritas tertentu,
misalnya untuk penentuan Sekolah Bertaraf Internasional/SBI.
Sedangkan jenjang akreditasi sekolah meliputi:
a. Pogram ketunaan: SLB
b. Program sekolah: TK, SD, Madrasah, SMP, Sanawiyah, SMA, MA
c. Program keahlian: SMK
Pada awalnya akreditasi sekolah dilandasi atas Keputusan Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 020/Kep/1983, menyebutkan bahwa
akreditasi hanya untuk sekolah swasta. Kemudian sebagai upaya meningkatkan
mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana, dan terukur, pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60 tentang Akreditasi, Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan Surat Keputusan Mendiknas
No. 87/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah. Dalam amanat Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, dan Keputusan tersebut dengan tegas menunjuk seluruh
sekolah agar diakreditasi, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta atas
kesamaan tujuan dan mekanisme yang hampir sama (sederhana). Pemerintah
melakukan akreditasi untuk menilai kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dengan Peraturan Mendiknas
Nomor 29 Tahun 2005. BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri yang
menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan. Sebagai institusi yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada
Mendiknas, BAN-S/M bertugas merumuskan kebijakan operasional, melakukan
sosialisasi kebijakan dan melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah. Dalam
melaksanakan akreditasi sekolah/ madrasah, BAN-S/M dibantu oleh Badan
Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) yang dibentuk oleh Gubernur,
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, khususnya Pasal 87 ayat (2).
B. Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (3)
dan (4), lingkup satuan pendidikan formal yang diakreditasi meliputi:
1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA).
2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa
(TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Luar Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).
C. Tujuan Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program
yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan dan rekomendasi tentang
penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan
yang diakreditasi dan pihak terkait.
3. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada
program dan atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait.
D. Manfaat Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu
Sekolah/Madrasah dan rencana pengembangan Sekolah/Madrasah.
2. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus
meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif
baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan regional dan
internasional.
3. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan
kinerja warga Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi dan program Sekolah/Madrasah.
4. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program dalam rangka
pemberian bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk
bantuan lainnya.
5. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat belajar untuk
meningkatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta
dalam hal profesionalisme, moral, tenaga dan dana.
6. Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan mempermudah
kepindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru
dan kerjasama yang saling menguntungkan.
E. Fungsi Akreditasi Sekolah?Madrasah
1. Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah/madrasah
kepada publik, apakah layanan yang dilakukan dan diberikan oleh
sekolah/madrasah telah memenuhi harapan atau keinginan masyarakat.
2. Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan
sekolah/madrasah dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada
standar minimal beserta indikator-indikatornya.
3. Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi sekolah/madrasah,
pemerintah, dan masyarakat dalam upaya peningkatan atau pengembangan
mutu sekolah/madrasah.
F. Prinsip Akreditasi Sekolah/madrasah
Adapun prinsip akreditasi yang diselenggarakan di tingkat satuan
pendidikan dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Objektif
Akreditasi sekolah/madrasah pada hakikatnya merupakan kegiatan
penilaian tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan
oleh suatu sekolah/madrasah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek
yang terkait dengan kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar untuk
memperoleh informasi tentang keberadaannya. Agar hasil penilaian itu dapat
menggambarkan kondisi yang sebenarnya untuk dibandingkan dengan kondisi
yang diharapkan maka dalam prosesnya digunakan indikator-indikator terkait
dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
2. Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, fokus penilaian tidak
hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai
komponen pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian hasil yang
diperoleh dapat menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan
sekolah/madrasah tersebut.
3. Adil
Dalam melaksanakan akreditasi, semua sekolah/madrasah harus
diperlakukan sama dengan tidak membedakan sekolah/madrasah atas dasar
kultur, keyakinan, sosial budaya, dan tidak memandang status
sekolah/madrasah baik negeri ataupun swasta. Sekolah/Madrasah harus
dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara adil dan/atau tidak
diskriminatif.
4. Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi
sekolah/madrasah seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem
penilaian akreditasi dan lainnya harus disampaikan secara terbuka dan dapat
diakses oleh siapa saja yang memerlukannya.
5. Akuntabel
Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus dapat
dipertanggungjawabkan baik dari sisi penilaian maupun keputusannya sesuai
aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
G. Struktur Organisasi Pemberi Layanan Akreditasi Sekolah/Madrasah
Akreditasi sekolah/madrasah dilaksanakan oleh suatu badan nonstruktural
yang dibentuk pemerintah, bersifat nirlaba dan mandiri serta bertanggung jawab
kepada Menteri Pendidikan Nasional. Kelembagaan akreditasi terdiri dari Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dan Badan Akreditasi Provinsi
Sekolah/Madrasah (BAP-S/M). Apabila diperlukan BAP-SM dapat membentuk Unit
Pelaksana Akreditasi Sekolah/Madrasah (UPA-S/M) Kabupaten/Kota. BAN-S/M
berkedudukan di ibukota negara, BAP-S/M berkedudukan di ibukota provinsi, UPA-
S/M dibentuk oleh BAP-S/M sesuai keperluan dan kondisi pada masing-masing
provinsi. Struktur organisasi lembaga akreditasi sekolah/madrasah seperti ditunjukkan
pada diagram gambar berikut.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BAN S/M
H. Komponen Akreditasi
Setelah mengetahui tujuan, manfaat dan fungsi Akreditasi Sekolah, maka
langkah awal bagi sekolah adalah mempersiapkan diri dalam menghadapi akreditasi
sekolah. Komponen-komponen akreditasi dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Standar Isi, [Permen 22/2006]
2. Standar Proses, [Permen 41/2007]
3. Standar Kompetensi Lulusan, [Permen 23/2006]
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, [Permen 13/2007 Tentang Kasek,
Permen 16/2007 Tentang Guru, Permen 24/2008 Tentang Tenaga Adm]
5. Standar Sarana Dan Prasarana [Permen 24/2007]
6. Standar Pengelolaan, [Permen 19/2007]
7. Standar Pembiayaan, [PP. 48/2008]
8. Standar Penilaian Pendidikan. [Permen 20/2007]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Akreditasi Sekolah/Madrasah adalah kegiatan penilaian (asesment) sekolah secara
sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal
(visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Lingkup satuan pendidikan
formal yang diakreditasi meliputi:
a. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA).
b. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).
d. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).
e. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
f. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa
(SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).