Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fitran Ramadan

NIM : 2108285

Pendidikan Sejarah 3B

Lembar Jawaban UTS Pengelolaan Pendidikan

1. Satuan pendidikan ( sekolah ) akan diakreditasi, hal hal apa saja yg harus
dipersiapkan agar nilai akreditasi baik / meningkat.

Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (22).

Akreditasi sekolah/madrasah merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap


kelayakan satuan pendidikan, yang hasilnya terwujud dalam bentuk pengakuan dan peringkat
kelayakan dalam bentuk yang diterbitkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan profesional.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 2 ayat (1)
menyebutkan bahwa lingkup SNP meliputi:

a. Standar Isi yang terkandung dalam Permendiknas No.22 Tahun


b. Standar Proses yang terkandung dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007
c. Standar Kompetensi Lulusan yang terkandung dalam Permendiknas No.23 Tahun 2006
dan N0.6 Tahun 2007
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terkandung dalam Permendiknas No.12
dan 13 Tahun 2007
e. Standar Sarana dan Prasarana yang terkandung dalam Permendiknas No.24 Tahun 2007
f. Standar Pengelolaan yang terkandung dalam Permendiknas No.19 Tahun 2007
g. Standar Pembiayaan yang terkandung dalam Permendiknas No.16 dan 18 Tahun 2007
h. Standar Penilaian Pendidikan yang terkandung dalam Permendiknas No.2Tahun 2007
SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2. Jelaskan fungsi / peranan komite sekolah.

Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik
pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar
sekolah.

Komite sekolah terbangun dari unsur masyarakat yang dapat berasal dari perwakilan orang
tua/wali murid berdasarkan jenjang kelas yang dipilih secara demokratis, tokoh masyarakat,
anggota masyarakat yang mempunyai perhatian untuk peningkatan mutu pendidikan, tokoh
pendidikan, dunia usaha/industri, organisasi profesi tenaga pendidikan/guru, wakil alumni, dan
wakil dari siswa (khusus untuk SLTA).

Di dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 54
dikemukakan:

(1) peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan
dan pengendalian mutu pelayanan Pendidikan

(2) masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
Secara lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa di masyarakat ada dewan pendidikan dan
komite sekolah atau komite madrasah, yang berperan sebagai berikut.

a. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi


perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan
dan komite sekolah/madrasah.

b. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan
mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan,, arahan, dan dukungan
tenaga, sarana prasarana, serta pengawasan pendidikan ditingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis.

c. Komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam


peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan
tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan.

3. Bagaimanakah cara menentukan KKM disatuan pendidikan ( sekolah ).

Menurut Prayitno (2013:533) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan acuan untuk
menetapkan seorang peserta didik/siswa secara minimal memenuhi persyaratan atas materi
pelajaran tertentu.

Permendiknas No.20 Tahun 2007 memberikan acuan penting bahwa, KKM bagi mata pelajaran
yang tidak diujikan dalam UNAS menjadi instrumen untuk mengukur dan menilai kompetensi
puncak siswa, sehingga sekolah dapat menentukan standar nilai yang harus dicapai siswa dan
menentukan lulus atau tidaknya, siswa yang belum mencapai standar nilai dikatakan belum
tuntas (Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2012: 112)

Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian mengenai ketentuan
umum pada Pasal 1 (2016: 2) sebagai berikut :

 Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik.
 Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari
suatu satuan pendidikan.
 Kriteria ketuntasan minimal yang selanjutnya disebut kkm adalah kriteria ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi
kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

Pertama-tama yang perlu kita ketahui adalah tingkatan-tingkatan KKM, yaitu :


1. KKM Indikator
2. KKM Kompetensi Dasar
3. KKM Standar Kompetensi
4. KKM Mata Pelajaran selama 1 Semester atau 1 Tahun
5. KKM seluruh mata pelajaran (atau KKM Satuan Pendidikan)
Kriteria pendekatan pengukuran KKM mempergunakan 3 pendekatan, yakni: pendekatan
konpleksitas, pendekatan daya dukung dan pendekatan intake siswa. Kepada 3 pendekatan ini
ditentukan rentang nilai kriteria KKM dan skor pada masing-masing kriteria dengan
mempergunakan rumus: kriteria kompleksitas+ kriteria daya dukung + kriteria intake siswa :
9 x 100 = .
Kriteria rentang nilai KKM sebagai berikut:
1. Rentang nilai kompleksitas:
 Tinggi = 50 – 64
 Sedang = 65 – 80
 Rendah = 81 – 100
2. Rentang nilai daya dukung:
 Tinggi = 81 – 100
 Sedang = 65 – 80
 Rendah = 50 – 64

3. Rentang nilai intake siswa:


 Tinggi = 81 – 100
 Sedang = 65 – 80
 Rendah = 50 – 64
Kriteria skor nilai KKM sebagai berikut:
1. Rentang nilai kompleksitas:
 Tinggi = 1
 Sedang = 2
 Rendah = 3
2. Rentang nilai daya dukung:
 Tinggi = 3
 Sedang = 2
 Rendah = 1
3. Rentang nilai intake siswa:
 Tinggi = 3
 Sedang = 2
 Rendah = 1
Rentang nilai merupakan alat bantu menentukan skor kriteria KKM pada tiap-tiap unsur
kriteria KKM, pada unsur kompleksitas, rentang nilai 50 – 64 menandakan kompleksitasnya
tinggi dengan skor nilai 1 dan pada unsur daya dukung rentang nilai 81 – 100 menandakan
daya dukungnya tinggi dengan skor nilai 3,dan pada intake siswa rentang nilainya 50 – 64
menandakan intake siswa rendah dengan skor nilai 1 dan pada kompleksitas rentang nilainya
81– 100 menandakan kompleksitasnya rendah dengan skor nilai 1.

4. Carilah sebuah kasus tentang kebijakan pendidikan ( sumber berita darimana ) ,


bagaimanakah menurut anda baik , tdk baiknya kebijakan tsb , sebaiknya menurut
anda bagaimana !?

Disini saya mengambil contoh perihal ANALISIS KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
DI SMAN 8 REJANG LEBONG. Sebuah artikel yang ditulis oleh Fera Yuliana, dan Jumira
Warlizasusi.

Hasil penelitian penulis melihat bahwa kemampuan kepala sekolah SMAN 8 Rejang Lebong,
sudah baik dalam pelaksanaan kurikulum 2013 terutama dalam peningkatan mutu, ketika
mengambil kebijakan kepala sekolah sebelum pelaksanaannya kepala sekolah merencanakan
terlebih dahulu program yang akan menjadi kegiatan dalam pembelajaran di sekolah, biasanya
sebelum program dilaksanakan kepala sekolah mengadakan koordinasi terlebih dahulu dengan
wakil kepala sekolah, setelah itu barulah di atur pertemuan dengan dewan guru ditambah dengan
anggota administrasi merupakan bagian dari sekolah. Setelah diadakan pertemuan dengan dewan
guru maka tugas dibagi sesuai dengan tupoksi masing-masing untuk dapat dilaksanakan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran tidak lupa guru memberikan evaluasi kepada siswa setelah proses
pembelajaran dilakukan, untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa dalam kegiatan
pembelajaran.

Hasil penelitian membuktikan bahwa kebijakan kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum
2013, telah mengambil kebijakan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan beberapa
kebijakan,

 Bimtek

bimtek yang dilakukan biasa dilakukan setiap semester yang membahas masalah teknik dalam
pembelajaran dan sejauh mana pelaksanaan tugas tanggung jawab secara moral didalam
mengajar sesuai kurikulum 2013 dan sesuai prinsip perbaikan kurikulum 2013.

 MGMP

peningkatan kompetensi gurumelaluiMGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) biasanya


dilakukan pada mata pelajaran yang serumpun bertujuan memecahkan permasalahan dengan cara
melatih guru supaya dapat menyesuaikan metode pengajaran dengan kurikulum 2013.

 Mengembangkan Kreatifitas

dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini kepala sekolah memberikan kesempatan kepada setiap
guru mata pelajaran mengembangkan kreatifitas, guru yang kreatif menjadi kebutuhan utama
dalam penerapan kurikulum 2013, dalam pelaksanaannya guru mempunyai konsep cara
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan lingkungan kondusif, suasana
pembelajaran demokratis dengan melibatkan peserta didik agar siswa tidak merasa bosan dalam
pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa.

 Sarana Prasarana

kebijakan kepala sekolah sarana prasarana dalam pengelolaannya untuk pelaksanaan kurikulum
2013 agar dapat berjalan dengan baik, pengembangan sarana dan prasarana di SMAN 8 Rejang
Lebong sesuai standar nasional pendidikan, hasil dari pengembangan sarana prasarana
terwujudnya perbaikan atau pengadaan gedung, laboratorium, dan ruangan-ruangan yang sesuai
dengan kebutuhan.
Menurut saya kebijakan yang dilaksanakan Kepala Sekolah SMAN 8 REJANG LEBONG sudah
sangat baik, namun tentu pada setiap kebijakan selalu ada negatif dan ruang untuk
pengembangan.

Empat kebijakan tersebut sudah cukup bagus, karena dalam kebijakan tersebut sang Kepala
Sekolah memerhatikan seluruh komponen untuk dikembangkan, tidak hanya murid saja, guru
dan sarana prasarana pun ikut diperhatikan.

Terlepas dari perencanaan yang matang dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kendala, kendala
yang dihadapi pihak guru yaitu : beberapa mata pelajaran tidak ada guru pengganti yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diampu, apabila guru mengajar materi yang menggunakan media
pembelajaran guru kurang menguasainya dan menimbulkan kecanggungan untuk
menggunakannya, beberapa guru ada yang kurang memahami penyusunan RPP sesuai dengan
tuntutan silabus.

Sedangkan kendala dari siswa, beberapa siswa kurang memperhatikan guru dan materi
pembelajaran, ribut didalam kelas, apalagi dalam pergantian jam kadang membuat kelas lain
merasa terganggu. Sulitnya menumbuhkan semangat peserta didik untuk berdiskusi, untuk
memiliki keberanian mengungkapkan pendapat, dan untuk aktif belajar mandiri serta mau
berapresiasi Siswa memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga memperoleh kendala yang
bervariasi, beberapa siswa masih ada yang malas dalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan sulit untuk diajak maju, beberapa siswa tidak mempunyai cita-cita tidak mau
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan belum menyadari pentingnya pendidikan untuk
masa yang akan datang.

Kendala dari Sarana Prasarana, infocus yang dimiliki kurang sehingga dalam waktu bersamaan
tidak dapat menggunakan maka secara bergilir mereka menggunakan, di laboratorium komputer
ada beberapa komputer yang mati secara total sehingga tidak bisa digunakan lagi.
Referensi

Ana, F. Y., & Warlizasusi, J. (2021). Analisis Kebijakan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan
Kurikulum 2013 untuk meningkatkan Mutu Pendidikan di SMAN 8 Rejang Lebong. Al-Idarah:
Jurnal Kependidikan Islam, 11(1), 13-24.

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH. PEDOMAN AKREDITASI


SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2020

Juliantoro, M. (2017). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Al-


Hikmah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 5(2), 24-38.

Muzhar, M. (2018). Penentuan Standar Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata


Pelajaran Fisika Kelas X SMAN 17 Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar).

Anda mungkin juga menyukai