Pengantar
Dalam mengembangkan kurikulum, ada empat standar yang menjadi tanggung jawab
pendidik, yaitu standar kompetensi lulusan (SKL) yang dijelaskan dalam permendikbud nomor 20
tahun 2016, Standar isi yang dijelaskan dalam permendikbud nomor 21 tahun 2016, Standar
Proses yang dijelaskan dalam permendikbud nomor 22 tahun 2016 dan standar penilaian yang
dijelaskan dalam permendikbud nomor 23 tahun 2016. Pada komponen standar kompetensi
lulusan, pendidik berkewajiban mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran, dalam hal ini
pendidik berkewajiban membuat Pemetaan Kompetensi dasar, Indikator, tujuan pembelajaran,
program tahunan dan program semester, pada komponen standar isi pendidik bertugas membuat
dan mengembangkan bahan ajar, membuat media tayang ataupun membuat LKS, atau media
pembelajaran, sedangkan pada komponen standar proses tugas pendidik adalah mengembangkan
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan pada komponen standar penilaian tugas
pendidik adalah merencanakan penilaian, melaksanakan penilaian dan menganalisis dan
melaporkan, dan memanfaatkan hasil penilaian.
Di antara kesulitan pendidik dalam merencanakan penilaian adalah menentukan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Penetapan KKM yang selama ini dilaksanakan di beberapa satuan
pendidikan yang berada di lingkungan UPT Pendidikan Kecamatan Long Mesangat proses
penetapannya belum sesuai dengan panduan penilain pada sekolah dasar yang disusun oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Selama ini KKM ditetapkan pada rapat dewan pendidik di setiap
satuan pendidikan, namun dalam penyusunan belum mengikuti langkah-langkah yang telah
ditetapkan yaitu menetapkan KKM setiap KD terlebih dahulu untuk menetapkan KKM Mata
Pelajaran. karena untuk memperoleh KKM Mata pelajaran pendidik harus menjumlah terlebih
dahulu KKM setiap KD kemudian membaginya dengan jumlah KD. Selama ini penetapan KKM
Mata Pelajaran ditetapkan dalam rapat dewan pendidik tanpa menghitung KKM setiap KD.
Pendidik masih kesulitan dalam menentukan skor kompleksitas sebuah Kompetensi Dasar,
menentukan skor kondisi satuan pendidikan, serta masih bingung dalam menentukan skor intake
siswa. Di samping itu, pendidik mengalami kesulitan dalam menentukan nilai hasil remedial dan
pengayaan berkaitan dengan KKM.
Memperhatikan permasalahan-permasalahan di atas, perlu disusun Panduan Penetapan
KKM. Panduan penetapan KKM ini diharapkan dapat memudahkan pendidik pada satuan
pendidikan dalam merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan serta memanfaatkan hasil
penilaian baik aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan belajar
yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan.
Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya secara bersama antara
kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. KKM dirumuskan setidaknya dengan
memperhatikan 3 (tiga) aspek: karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran
(kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) pada proses
pencapaian kompetensi.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada satuan pendidikan dapat dilakukan
antara lain dengan cara berikut.
a. Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-masing tingkat kelas dalam
satu tahun pelajaran.
b. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran
(kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) dengan
memperhatikan komponen-komponen berikut.
1) Karakteristik Peserta Didik (Intake)
Karakteristik peserta didik (intake) bagi peserta didik baru (kelas VII) antara lain
memperhatikan rata-rata nilai rapor SD, nilai ujian sekolah SD, nilai hasil seleksi masuk
peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi peserta didik kelas VIII dan IX antara lain
diperhatikan rata-rata nilai rapor semester-semester sebelumnya.
2) Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah tingkat kesulitan dari masing-masing mata
pelajaran, yang dapat ditetapkan antara lain melalui expert judgment guru mata pelajaran melalui
forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhatikan
hasil analisis jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, dan perlu tidaknya
pengetahuan prasyarat.
3) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara lain (1) kompetensi pendidik
(misalnya nilai Uji Kompetensi Guru); (2) jumlah peserta didik dalam satu kelas; (3)
predikat akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan sarana prasarana sekolah.3
2 Ari Pudjiastuti dkk, Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Kelompok Kompetensi E),
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017, hlm. 14-15.
3 Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama, Cetakan ke 3
tahun 2017 hlm. 10-11.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat
kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari
sejumlah kondisi sebagai berikut:
a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;
b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;
g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan
dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan
pengulangan/latihan;
h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat
mencapai ketuntasan belajar.
2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada
masing-masing sekolah.
a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus
dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses
pembelajaran;
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta
didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes;
sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas
sebelumnya.
Tingkat kompleksitas adalah tingkat kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar dan
standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Sebagai contoh, suatu indikator
dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam pencapaiannya perlu didukung oleh
komponen dengan sejumlah kondisi sebagai berikut:
a. Pendidik
1) memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta idik;
2) kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
3) menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan .
b. Peserta didik
1) kemampuan penalaran tinggi;
2) cakap/terampil menerapkan konsep;
3) cermat, kreatif, dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;
4) tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan ti nggi agar dapat mencapai ketuntasan belajar.
c. Waktu
Memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan.
Jika suatu indikator hanya meliputi sebagian dari kondisi tersebut di atas, maka dapat dinyatakan
memiliki kompleksitas sedang dan apabila tidak memerlukan kondisi tersebut indikator dapat
dinyatakan memiliki kompleksitas rendah (Panduan Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, BAB III);
Daya dukung adalah segala sumber daya dan potensi yang dapat mendukung penyelenggaraan
pembelajaran seperti sarana dan prasarana meliputi perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan
untuk proses pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidik an, manajemen
sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah (Panduan Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal,
Dit . P-SMA BAB III);
Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik atau kompetensi awal peserta didik yang dapat
dimanfaatkan dalam mencapai kompetensi dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang telah
ditetapkan dalam jangka waktu tertentu. Untuk kelas X, kemampuan rata-rata peserta didik dapat
didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, nilai ujian nasional, rapor
SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; Sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII
berdasarkan kemampuan rata-rata peserta didik di kelas sebelumnya dengan selalu
mempertimbangkan keterkaitan antara indikator dengan indikator sebelumnya yang telah dicapai
oleh peserta didik. (Panduan Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas, BAB III, Butir C.3). 4
Berdasarkan uraian di atas penulis berusaha merangkum beberapa kriteria dalam menetapkan
KKM yaitu untuk aspek kompleksitas, kondisi satuan pendidikan, dan intake siswa. Untuk aspek
kompleksitas dan kondisi satuan pendidikan penulis mencoba membagi dua yaitu aspek yang
sifatnya konstan (tidak berubah mengikuti KD) dan aspek yang menyesuaikan KD. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Selanjutnya untuk menentukan nilai setiap KKM KD dibuatlah pedoman pensekoran sebagai
berikut:
Panduan Penskoran dalam Penetapan KKM
Panduan Penskoran Variabel Konstan Kompleksitas Materi
Berilah skor 10 jika jumlah KD <=6, 8 jika jumlah KD<=10, 6 Jika jumlah KD<=14, 4 jika
jumlah KD<=18, 2 jika jumlah KD>18
4
Panduan Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal, Dit . P-SMA BAB III);
Panduan Penskoran Variabel Konstan Kondisi Satuan Pendidikan
Berilah skor 10 jika tersedia guru kelas yang hanya mengajar 1 kelas (tidak merangkap kelas lain
atau mata pelajaran lain) atau 1 guru mata pelajaran tidak merangkap pelajaran lain dan hanya
mengajar satu tingkatan kelas (misalnya hanya mengajar kelas 5, tidak mengajar kelas 1-6 tetapi
salah satu kelas saja) 7 jika guru kelas merangkap kelas lain atau mata pelajaran lain, guru mata
pelajaran mengajar 1 mata pelajaran tetapi dengan tingkatan yang berbeda-beda misalnya dari
kelas 1-6), 4 jika guru kelas mengajar lebih dari 1 kelas (1 guru merangkap kelas lain) serta
merangkap pelajaran lain, seperti guru kelas 1, merangkap kelas 2 mengajar pula pelajaran
agama atau 1 guru mata pelajaran guru merangkap pelajaran lain,
Berilah skor 10 jika latar belakang pendidikan guru sesuai bidangnya, 5 jika latar belakang
pendidikan guru tidak sesuai bidangnya
Berilah skor 10 Jika setiap siswa memiliki/menggunakan 1 buku siswa, 8 jika 2 siswa
memiliki/menggunakan 1 buku siswa, 6 jika 3 siswa memiliki/menggunakan 1 buku siswa, 4
jika 4 siswa memiliki/menggunakan 1 buku siswa, 2 jika 2 siswa memiliki/menggunakan 5
buku siswa saat belajar
Berilah skor 10 jika 1 kelas <=8 siswa, 8 jika 1 kelas <=16 siswa, 6 jika 1 kelas <=24 siswa, 4
jika 1 kelas <=32 siswa, 2 jika 1 kelas <=40 siswa,
Berilah skor 10 jika tersedia perpustakaan, buku penunjang untuk siswa, buku penunjang untuk
guru dan laboratorium, 8 jika terdapat 3 dari 4 poin di atas, 6 jika terdapat 3 dari 4 poin di atas,
4 jika tersedia 1 dari 4 poin di atas, 2 jika tidak ada tersedia keempat poin tersebut
Berilah Skor 10 jika akreditasi sekolah A, 7 Jika akreditasi sekolah B, 4 jika akreditasi sekolah C,
2 jika terakreditasi
Panduan Penskoran Variabel Sesuai KD untuk Kompleksitas Materi/Muatan Pelajaran
Berilah skor 10 untuk (C1), 8 untuk (C2), 6 untuk (C3), 4 untuk (C4) dan 2 untuk (C5 dan C6)
Berilah skor 10 untuk kategori pelajaran sangat mudah untuk diajarkan, 8 untuk kategori
mudah, 6 untuk kategori cukup mudah, 4 untuk kategori sulit, 2 untuk kategori sangat sulit
Berilah skor 10 jika jumlah Indikator <=3, 8 jika jumlah Indikator<=6, 6 Jika jumlah
Indikator<=9, 4 jika jumlah Indikator<=12, 2 jika jumlah Indikator>12
Berilah skor 10 jika tidak memerlukan pengetahuan prasyarat, 5 jika memerlukan pengetahuan
prasyarat,
Berilah skor 10 jika hanya memerlukan guru yang benar-benar memahami KD, 8 jika
memerlukan guru yang benar-benar memahami KD dan guru yang kreatif, 6 jika memerlukan
guru yang benar-benar memahami KD, kreatif dan inovatif, 4 jika memerlukan guru yang
benar-benar memahami KD, kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi
Berilah skor 10 jika KD bisa diajarkan semua guru, 5 jika KD harus diajarkan guru yang sesuai
bidangnya
Berilah skor 10 jika untuk memahami KD diperlukan peserta didik dengan kemampuan rata-
rata, 5 untuk memahami KD diperlukan peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi,
Berilah skor 10 jika untuk memahami KD diperlukan peserta didik dengan kemampuan rata-
rata, 5 untuk memahami KD diperlukan peserta didik yang terampil menerapkan konsep
Berilah Skor 10 jika untuk memahami KD diperlukan waktu 4 JP, 6 jika jika untuk memahami
KD diperlukan waktu 8 JP, 2 jika untuk memahami KD diperlukan waktu 12 JP
Panduan Penskoran Variabel Menyesuaikan KD untuk Kondisi Satuan Pendidikan
Berilah skor 10 jika sangat menguasai, 8 jika menguasai, 6 jika cukup menguasai, 4 jika kurang
menguasai, 2 jika tidak menguasai
Berilah skor 10 jika tersedia media, alat dan bahan, 7 jika tersedia 2 dari 3 poin di atas, 4 jika
hanya terdapat 1 dari 3 poin di atas, 2 jika tidak tersedia 3 poin di atas
Berilah skor 10 jika tersedia dukungan dana dan kebijakan sekolah, 6 jika tersedia 1 poin dari 2
poin di atas, 2 jika tidak ada dukungan dana dan kebijakan sekolah
Berilah skor 10 jika ada kepedulian dari orang tua, lingkungan masyarakat, dan perusahaan
sekitar, 8 jika ada 2 dari 3 poin di atas, 5 jika terdapat 1 poin dari 3 poin di atas, 2 jika tidak ada
kepedulian dari seluruh stakeholder sekolah
Panduan Penskoran Intake Siswa
Diambil dari nilai rata-rata per KD di kelas sebelumnya dengan mempertimbangkan
keterkaitan antara indikator KD yang ditentukan KKM-nya dengan indikator sebelumnya yang
telah dicapai oleh peserta didik di semester atau tahun pelajaran sebelumnya
Dalam panduan penilaian untuk sekolah dasar dan sekolah menengah, untuk menentukan nilai
setiap KKM KD dibuatlah pedoman pensekoran sebagai berikut:
Kriteria Skala Penilaian Penilaian Penetapan KKM (Panduan Penilaian SD Tahun 2016)
Aspek yang Dianalisis Kriteria Dan Skala Penilaian
Tinggi Sedang Rendah
Karakteristik Muatan/ Mata Pelajaran (Kompleksitas)
1 2 3
Kondisi Satuan Pendidikan (Pendidik dan Daya Tinggi Sedang Rendah
Dukung) 3 2 1
Tinggi Sedang Rendah
Karakteristik Peserta Didik (Intake)
3 3 3
Kekurangan dalam panduan ini adalah tidak dijelaskannya bagaimana kriteria kompleksitas suatu
KD itu tinggi (1), sedang (2), atau rendah (3), apa saja indikatornya.
Jika menggunakan pedoman pensekoran ini, guru masih kesulitan menentukan kompleksitas KD,
Kondisi satuan pendidikan dan intake siswa. Jika menggunakan pola seperti ini kita bisa
menentukan skor setiap KD yaitu sebagaimana tabel berikut ini:
Kondisi
Intake KKM KD KKM KD
No Kompleksitas Satuan
Siwa (1-3) (0-100)
Pendidikan
1 1 1 1 1,00 33
2 1 1 2 1,33 44
3 1 2 2 1,67 56
4 1 2 3 2,00 67
5 2 2 3 2,33 78
6 2 3 3 2,67 89
7 3 3 3 3,00 100
KKM suatu KD dapat dipastikan antara 33, 44, 56, 67, 78, 89, atau 100. Angka ini menjadi skor
baku untuk setiap KD.
Jika kita menggunakan pola yang lain sebagaimana disebutkan dalam panduan penilaian yang lain
sebagaimana tabel berikut ini:
Kondisi Satuan
Pendidikan Intake KKM KD
No Kompleksitas
Sarana Siwa (0-100)
Guru
Pendukung
1 1 1 1 1 33
2 1 1 1 2 42
3 1 1 2 2 50
4 1 2 2 3 67
5 1 2 3 3 75
6 2 2 3 3 83
7 2 3 3 3 92
8 3 3 3 3 100
KKM suatu KD dapat dipastikan antara 33, 42, 50, 67, 75, 83, 92 atau 100. Angka ini menjadi
skor baku untuk setiap KD.
Kekurangan dalam panduan ini sama dengan panduan sebelumnya yaitu tidak dijelaskannya
bagaimana kriteria kompleksitas suatu KD itu tinggi (1), sedang (2), atau rendah (3), apa saja
indikatornya.
Pedoman pensekoran yang lain menggunakan skala 0-100 sebagaimana tabel berikut ini:
Kriteria Skala Penilaian Penilaian Penetapan KKM (Panduan Penilaian SD Tahun 2016)
Aspek yang Dianalisis Kriteria Dan Skala Penilaian
Tinggi Sedang Rendah
Karakteristik Muatan/ Mata Pelajaran (Kompleksitas)
< 65 65-79 80-100
Kondisi Satuan Pendidikan (Pendidik dan Daya Tinggi Sedang Rendah
Dukung) 80-100 65-79 <65
Tinggi Sedang Rendah
Karakteristik Peserta Didik (Intake)
80-100 65-79 <65
Jika menggunakan pedoman pensekoran ini, guru masih kesulitan menentukan kompleksitas KD,
Kondisi satuan pendidikan dan intake siswa. Jika menggunakan pola seperti ini kita bisa
menentukan skor setiap KD misalkan saja sebagaimana tabel berikut ini:
Kondisi
Intake KKM KD
No Kompleksitas Satuan
Siwa (0-100)
Pendidikan
1 50 60 64 58
2 50 60 72 61
3 62 70 72 68
4 55 78 80 71
5 75 72 82 76
6 70 85 80 78
7 85 90 90 88
Kekurangan dalam panduan ini adalah tidak dijelaskannya bagaimana kriteria kompleksitas suatu
KD itu tinggi (<65), sedang (65-79), atau rendah (80-100), apa saja indikatornya. Misalnya angka
50 untuk kompleksitas itu menggambarkan apa saja, dimana letak kompleksitasnya, pembaca
tidak mengetahui, apa dari jumlah KD, keluasan KD, kedalaman KD, perlu tidaknya
pengetahuan prasyarat, atau waktu yang lama dalam menuntaskan suatu KD, tidak ada kejelasan.
Kapan diberi nilai 50, 55, 64 tidak ada kejelasan. Dan ini akan menimbulkan perbedaan persepsi
antar guru. Dengan penggunaan panduan pensekoran yang jelas perbedaan persepsi ini akan bisa
dihindari.
Dari ketiga aspek yang digunakan untuk menetapkan KKM yang perlu disepakati bersama dalam
Forum Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah
aspek kompleksitas. Berikut ini adalah contoh hasil kesepakatan guru PAI dalam forum KKG
PAI Kec. Long Mesangat dilihat dari aspek kompleksitas KD:
Kompleksitas Jlh
No Jlh Kom
Kompetensi Dasar JLH Indi
KD 1 2 3 4 5 6 7 8 KD pleksitas
kator
Memahami makna Q.S. al-Ma’un
3.1
dengan benar.
10 6 10 8 5 10 10 10 69 6 6 81
Membaca Q.S. al-Ma’un dengan baik
4.1.1
dan benar.
10 8 5 8 5 10 10 10 66 6 6 78
Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. al-
4.1.2
Ma’un dengan baik dan benar.
10 8 10 8 5 10 10 10 71 6 8 85
Menunjukkan hafalan Q.S. al-Ma’un
4.1.3
dengan baik dan benar.
10 8 5 8 5 10 10 10 66 6 6 78
Memahami nama-nama Rasul Allah
3.3
dan Rasul Ulul ‘Azmi.
10 6 10 8 5 10 10 6 65 6 8 79
Menghafal nama-nama Rasul Allah
4.3
dan Rasul Ulul ‘Azmi.
10 8 10 8 5 10 10 10 71 6 8 85
Memahami makna sederhana dalam
3.8
kehidupan sehari-hari.
10 6 10 8 5 10 10 6 65 6 6 77
Mencontohkan sikap sederhana dalam
4.8
kehidupan sehari-hari.
8 10 10 10 10 10 10 10 78 6 6 90
Memahami makna ikhlas beramal
3.9
dalam kehidupan sehari-hari.
10 4 10 8 5 10 10 6 63 6 6 75
Mencontohkan sikap ikhlas dalam
4.9
kehidupan sehari-hari.
8 8 10 8 5 10 10 10 69 6 6 81
Memahami pelaksanaan salat tarawih
3.11
dan tadarus al-Qur’ān.
10 6 10 10 5 10 10 6 67 6 6 79
Mempraktikkan tatacara salat tarawih
4.11
dan tadarus al-Qur’ān.
10 8 10 10 5 10 10 6 69 6 6 81
Memahami kisah keteladanan
3.17 Luqman sebagaimana terdapat dalam 10 6 10 10 5 10 10 6 67 6 6 79
al-Qur’ān.
Menceritakan kisah keteladanan
4.17 Luqman sebagaimana terdapat dalam 8 2 10 10 5 10 10 6 61 6 6 73
al-Qur’ān.
Jumlah 10 9 6 9 8 5 10 10 8 68 6 80
Arbani, S.Pd.I
Selanjutnya untuk menentukan kondisi satuan pendidikan dan intake siswa dikembalikan kepada
guru masing-masing satuan pendidikan, karena setiap satuan pendidikan memiliki karakter yang
berbeda-beda.
Untuk menentukan skor kondisi satuan pendidikan terlebih dahulu kita menentukan skor variabel
konstannya. Misalnya suatu satuan pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki guru kelas/guru mata pelajaran yang fokus hanya mengajar 1 kelas atau 1 mata
pelajaran dalam artian guru tersebut tidak mengajar di kelas lain atau mata pelajaran lain.
2. Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya
3. Tersedia sumber belajar (masing-masing siswa menggunakan 1 buku siswa saat melaksanakan
kegiatan pembelajaran)
4. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar pada semester tersebut adalah 12 orang
5. Sarana prasarana yang dimiliki sekolah adalah sekolah memiliki perpustakaan, namun tidak
memiliki buku penunjang guru selain buku guru, bahkan guru tidak memiliki buku guru dalam
bentuk cetak, hanya dalam format pdf, siswa tidak memiliki buku PR atau buku evaluasi, tidak
tersedia laboratorium)
6. Predikat akreditasi sekolah adalah B
Dengan panduan penskoran yang jelas, terstandar akan dapat ditarik kesimpulan yang sama antara
satuan pendidikan dengan satuan pendidikan yang lain. Jika kita mengacu pada pensekoran yang
telah penulis buat, kita dapat menghitung skor variabel konstan kondisi satuan pendidikan
tersebut. Sebagaimana tabel berikut ini:
Variabel Konstan Kondisi
No 49 Panduan Penskoran
satuan pendidikan
Berilah skor 10 jika tersedia guru kelas yang hanya
mengajar 1 kelas (tidak merangkap kelas lain atau
mata pelajaran lain) atau 1 guru mata pelajaran tidak
merangkap pelajaran lain dan hanya mengajar satu
tingkatan kelas (misalnya hanya mengajar kelas 5,
tidak mengajar kelas 1-6 tetapi salah satu kelas saja) 7
jika guru kelas merangkap kelas lain atau mata
1 Ketersediaan guru 10 pelajaran lain, guru mata pelajaran mengajar 1 mata
pelajaran tetapi dengan tingkatan yang berbeda-beda
misalnya dari kelas 1-6), 4 jika guru kelas mengajar
lebih dari 1 kelas (1 guru merangkap kelas lain) serta
merangkap pelajaran lain, seperti guru kelas 1,
merangkap kelas 2 mengajar pula pelajaran agama
atau 1 guru mata pelajaran guru merangkap pelajaran
lain,
Kesesuaian latar belakang Berilah skor 10 jika latar belakang pendidikan guru
2 pendidikan guru dengan mata 10 sesuai bidangnya, 5 jika latar belakang pendidikan
pelajaran yang diampu guru tidak sesuai bidangnya
Berilah skor 10 Jika setiap siswa
memiliki/menggunakan 1 buku siswa, 8 jika 2 siswa
memiliki/menggunakan 1 buku siswa, 6 jika 3 siswa
3 Ketersedian sumber belajar 10
memiliki/menggunakan 1 buku siswa, 4 jika 4 siswa
memiliki/menggunakan 1 buku siswa, 2 jika 2 siswa
memiliki/menggunakan 5 buku siswa saat belajar
Berilah skor 10 jika 1 kelas <=8 siswa, 8 jika 1 kelas
Rasio jumlah peserta didik
4 8 <=16 siswa, 6 jika 1 kelas <=24 siswa, 4 jika 1 kelas
dalam satu kelas
<=32 siswa, 2 jika 1 kelas <=40 siswa,
Berilah skor 10 jika tersedia perpustakaan, buku
Sarana prasarana pembelajaran
penunjang untuk siswa, buku penunjang untuk guru
(perpustakaan, buku penunjang
dan laboratorium, 8 jika terdapat 3 dari 4 poin di atas,
5 guru selain buku guru, buku 4
6 jika terdapat 3 dari 4 poin di atas, 4 jika tersedia 1
penunjang siswa selain buku
dari 4 poin di atas, 2 jika tidak ada tersedia keempat
siswa, laboratorium)
poin tersebut
Berilah Skor 10 jika akreditasi sekolah A, 7 Jika
6 Predikat akreditasi sekolah 7 akreditasi sekolah B, 4 jika akreditasi sekolah C, 2 jika
terakreditasi
Dapat kita simpulkan satuan pendidikan tersebut memiliki variabel konstan 49. Nilai 49 ini akan
kita tambahkan dengan variabel yang menyesuaikan dengan bunyi KD. Setelah variabel konstan
kita ketahui sekarang kita akan menentukan variabel yang menyesuaikan dengan bunyi KD.
Kondisi satuan Pendidikan yang menyesuaikan KD Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Kelas 5 Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018
Kondisi Satuan Skor
Nilai
No Pendidikan Kondisi
Kompetensi Dasar JLH Variabel
KD Satuan
1 2 3 4 Konstan
Pendidikan
3.1 Memahami makna Q.S. al-Ma’un dengan benar. 10 6 10 8 34 49 83
4.1.1 Membaca Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar. 10 8 5 8 31 49 80
Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. al-Ma’un
4.1.2 10 8 10 8 36 49 85
dengan baik dan benar.
Menunjukkan hafalan Q.S. al-Ma’un dengan
4.1.3 10 8 5 8 31 49 80
baik dan benar.
Memahami nama-nama Rasul Allah dan Rasul
3.3 10 6 10 8 34 49 83
Ulul ‘Azmi.
Menghafal nama-nama Rasul Allah dan Rasul
4.3 10 8 10 8 36 49 85
Ulul ‘Azmi.
Memahami makna sederhana dalam kehidupan
3.8 10 6 10 8 34 49 83
sehari-hari.
Mencontohkan sikap sederhana dalam
4.8 8 10 10 10 38 49 87
kehidupan sehari-hari.
Memahami makna ikhlas beramal dalam
3.9 10 4 10 8 32 49 81
kehidupan sehari-hari.
Mencontohkan sikap ikhlas dalam kehidupan
4.9 8 8 10 8 34 49 83
sehari-hari.
Memahami pelaksanaan salat tarawih dan tadarus
3.11 10 6 10 10 36 49 85
al-Qur’ān.
Mempraktikkan tatacara salat tarawih dan tadarus
4.11 10 8 10 10 38 49 87
al-Qur’ān.
Memahami kisah keteladanan Luqman
3.17 10 6 10 10 36 49 85
sebagaimana terdapat dalam al-Qur’ān.
Menceritakan kisah keteladanan Luqman
4.17 8 2 10 10 30 49 79
sebagaimana terdapat dalam al-Qur’ān.
Jumlah 10 7 9 9 34 49 83
Selanjutnya untuk menentukan intake siswa kita harus melihat nilai rata-rata rapor
REKAP NILAI KD 3 DAN 4 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
KELAS V SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nilai Rapor KD 3 Rata
No NIS NAMA
3.1 3.2 3.4 3.5 3.6 3.7 3.10 3.12 3.13 3.14 3.15 Rata
1 815 Bondan Satrio 63 63 60 65 68 68 63 73 60 67 60 65
2 797 M. Rifa Nul 70 100 53 67 100 75 63 73 53 67 60 71
3 812 Perlinda Juwita 100 67 80 75 100 100 54 60 67 60 60 75
4 812 Rangga Pujiati 70 53 90 67 92 75 54 53 53 53 60 66
5 799 Siska 65 100 77 73 100 100 63 47 60 60 73 74
6 800 Siti Aulia Maya 85 80 100 65 75 68 67 73 60 67 60 73
7 810 Tiara 95 95 95 92 92 100 67 67 80 93 80 87
8 842 Vera Wati 90 80 77 92 100 92 50 53 67 73 60 76
Rata-Rata Per KD 80 80 79 74 91 85 60 63 63 68 64 73
NILAI PRAKTEK Rata
No NIS
NAMA 4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.2 4.4 4.5 4.6 4.7 4.10 4.12 4.13 4.14 4.15 Rata
1 815 Bondan Satrio 65 70 65 70 65 75 70 70 70 65 65 65 65 68
2 797 M. Rifa Nul 70 70 70 75 65 75 70 70 70 65 65 65 65 69
3 812 Perlinda Juwita 75 70 80 75 75 75 70 80 70 70 70 70 70 73
4 812 Rangga Pujiati 65 70 65 70 70 75 70 70 70 65 65 65 65 68
5 799 Siska 70 70 70 75 70 75 70 70 70 65 65 65 65 69
6 800 Siti Aulia Maya 70 70 75 75 75 75 70 70 70 65 65 65 65 70
7 810 Tiara 75 70 80 75 75 75 70 70 70 70 70 70 70 72
8 842 Vera Wati 75 70 80 75 75 75 70 70 70 70 70 70 70 72
Rata-Rata Per KD 71 70 73 74 71 75 70 71 70 67 67 67 67 70
Kompetensi Dasar
3.1 Memahami makna Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan benar.
3.2 Memahami makna al-Asmau al-Husna: al-Mumit, al-Hayy, al-Qayyum, dan al-Ahad.
3.4 Memahami makna diturunkannya kitab-kitab suci melalui rasul-rasul-Nya sebagai
implementasi rukun iman.
3.5 Memahami makna perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
3.6 Memahami makna hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.
3.7 Memahami makna saling menghargai sesama manusia.
3.10 Memahami hikmah puasa Ramadhan yang dapat membentuk akhlak mulia.
3.12 Memahami kisah keteladanan Nabi Dawud a.s.
3.13 Memahami kisah keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
3.14 Memahami kisah keteladanan Nabi Ilyas a.s.
3.15 Memahami kisah keteladanan Nabi Ilyasa’ a.s
3.16 Memahami kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
4.1.1 Membaca Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.1.2 Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.1.3 Menunjukkan hafalanQ.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.2 Membaca al-Asmau al-Husna: al-Mumit, al-Hayy, al-Qayyum, dan al-Ahad
4.4 Menunjukkan makna diturunkannya kitab-kitab suci melalui rasul-rasul-Nya sebagai
implementasi rukun iman.
4.5 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
4.6 Mencontohkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.
4.7 Mencontohkan sikap saling menghargai sesama manusia.
4.10 Menunjukkan hikmah puasa Ramadhan yang dapat membentuk akhlak mulia.
4.12 Menceritakan kisah keteladanan Nabi Dawud a.s.
4.13 Menceritakan kisah keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
4.14 Menceritakan kisah keteladanan Nabi Ilyas a.s.
4.15 Menceritakan kisah keteladanan Nabi Ilyasa’ a.s.
Selanjutnya untuk menentukan nilai intake siswa diambil dari nilai rata-rata per KD di kelas atau
semester sebelumnya dengan mempertimbangkan keterkaitan antara indikator KD yang
ditentukan KKM-nya dengan indikator sebelumnya yang telah dicapai oleh peserta didik di
semester atau tahun pelajaran sebelumnya. Sebagai contoh KD memahami Q.S. At Tin memiliki
kesamaan dengan KD memahami Q.S. Al Maun. KD membaca Q.S. At Tin memiliki keterkaitan
dengan membaca Q.S. Al Maun, KD menulis kalimat dalam Q.S. At Tin memiliki hubungan
dengan KD menulis Q.S. Al Maun, KD memahami kisah keteladanan Nabi Dawud misalnya
memiliki keterkaitan dengan KD memahami kisah keteladan Luqman, KD Menceritakan kisah
keteladanan Nabi Sulaiman memiliki kesamaan dengan KD menceritakan kisah keteladanan
Luqman. Kesamaan itu terlihat bunyi kmpetensi dasar ataupun kesamaan muatan isinya, misalnya
sama-sama membahas tentang ibadah, misalnya ibadah zakat memiliki kesamaan dengan ibadah
sedekah.
No Intake
Kompetensi Dasar
KD Siswa
3.1 Memahami makna Q.S. al-Ma’un dengan benar. 80
4.1.1 Membaca Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar. 71
4.1.2 Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar. 70
4.1.3 Menunjukkan hafalan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar. 73
3.3 Memahami nama-nama Rasul Allah dan Rasul Ulul ‘Azmi. 79
4.3 Menghafal nama-nama Rasul Allah dan Rasul Ulul ‘Azmi. 71
3.8 Memahami makna sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 74
4.8 Mencontohkan sikap sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 70
3.9 Memahami makna ikhlas beramal dalam kehidupan sehari-hari. 74
4.9 Mencontohkan sikap ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. 70
3.11 Memahami pelaksanaan salat tarawih dan tadarus al-Qur’ān. 60
4.11 Mempraktikkan tatacara salat tarawih dan tadarus al-Qur’ān. 70
3.17 Memahami kisah keteladanan Luqman sebagaimana terdapat dalam al-Qur’ān. 63
4.17 Menceritakan kisah keteladanan Luqman sebagaimana terdapat dalam al-Qur’ān. 70
Jumlah 83
Setelah kita menentukan intake siswa terakhir kita bisa menentukan nilai KKM suatu KD dengan
menghtiung rata-rata kompleksitas, kondisi satuan pendidikan dan intake siswa. Misalnya saja
pada contoh berikut ini:
Kompetensi dasar 3.1 memiliki skor kompleksitas 81, Kondisi Satuan Pendidikan 83, dan intake
siswa 80, maka Kriteria Ketuntasan Minimalnya adalah 81+83+80=244 kemudian dibagi 3,
hasilnya adalah 81,33 dibulatkan menjadi 81.
Kompetensi dasar 4.1.1 memiliki skor kompleksitas 78, Kondisi Satuan Pendidikan 80, dan intake
siswa 71, maka Kriteria Ketuntasan Minimalnya adalah 78+80+71=229 kemudian dibagi 3,
hasilnya adalah 76,33 dibulatkan menjadi 76.
Setelah kita selesai menghitung KKM, KKM tersebut kita gunakan untuk menentukan tuntas
tidak tuntasnya peserta didik dalam menguasai suatu kompetensi dasar. Siswa yang berhasil
memperoleh nilai di atas KKM maka dinyatakan tuntas. Dan siswa yang belum mencapai KKM
harus mengikuti kegiatan remedi. Pembahasan mengenai pembelajaran remedi, bagaimana
pelaksanaannya dan penilaiannya dibahas, dalam pembahasan berikutnya.
Contoh KKM
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
Selanjutnya perbedaan KKM menimbulkan perbedaan dalam penulisan Predikat. Untuk lebih memahami
tentang pengaruh KKM dalam penulisan predikat perhatikan tabel berikut ini:5
NILAI Panjang D (Perlu
A (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup)
KKM Rentang Bimbingan)
50 16,67 83 < A <= 100 66 < B <= 83 50 <= C <= 66 < 50
51 16,33 84 < A <= 100 66 < B <= 84 51 <= C <= 66 < 51
52 16,00 84 < A <= 100 67 < B <= 84 52 <= C <= 67 < 52
53 15,67 84 < A <= 100 68 < B <= 84 53 <= C <= 68 < 53
54 15,33 85 < A <= 100 68 < B <= 85 54 <= C <= 68 < 54
55 15,00 85 < A <= 100 69 < B <= 85 55 <= C <= 69 < 55
56 14,67 85 < A <= 100 70 < B <= 85 56 <= C <= 70 < 56
57 14,33 86 < A <= 100 70 < B <= 86 57 <= C <= 70 < 57
58 14,00 86 < A <= 100 71 < B <= 86 58 <= C <= 71 < 58
59 13,67 86 < A <= 100 72 < B <= 86 59 <= C <= 72 < 59
60 13,33 87 < A <= 100 72 < B <= 87 60 <= C <= 72 < 60
61 13,00 87 < A <= 100 73 < B <= 87 61 <= C <= 73 < 61
62 12,67 87 < A <= 100 74 < B <= 87 62 <= C <= 74 < 62
63 12,33 88 < A <= 100 74 < B <= 88 63 <= C <= 74 < 63
64 12,00 88 < A <= 100 75 < B <= 88 64 <= C <= 75 < 64
65 11,67 88 < A <= 100 76 < B <= 88 65 <= C <= 76 < 65
66 11,33 89 < A <= 100 76 < B <= 89 66 <= C <= 76 < 66
67 11,00 89 < A <= 100 77 < B <= 89 67 <= C <= 77 < 67
68 10,67 89 < A <= 100 78 < B <= 89 68 <= C <= 78 < 68
69 10,33 90 < A <= 100 78 < B <= 90 69 <= C <= 78 < 69
70 10,00 90 < A <= 100 79 < B <= 90 70 <= C <= 79 < 70
5
Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD) hlm. 47
71 9,67 90 < A <= 100 80 < B <= 90 71 <= C <= 80 < 71
72 9,33 91 < A <= 100 80 < B <= 91 72 <= C <= 80 < 72
73 9,00 91 < A <= 100 81 < B <= 91 73 <= C <= 81 < 73
74 8,67 91 < A <= 100 82 < B <= 91 74 <= C <= 82 < 74
75 8,33 92 < A <= 100 82 < B <= 92 75 <= C <= 82 < 75
76 8,00 92 < A <= 100 83 < B <= 92 76 <= C <= 83 < 76
77 7,67 92 < A <= 100 84 < B <= 92 77 <= C <= 84 < 77
78 7,33 93 < A <= 100 84 < B <= 93 78 <= C <= 84 < 78
79 7,00 93 < A <= 100 85 < B <= 93 79 <= C <= 85 < 79
80 6,67 93 < A <= 100 86 < B <= 93 80 <= C <= 86 < 80
81 6,33 94 < A <= 100 86 < B <= 94 81 <= C <= 86 < 81
82 6,00 94 < A <= 100 87 < B <= 94 82 <= C <= 87 < 82
83 5,67 94 < A <= 100 88 < B <= 94 83 <= C <= 88 < 83
84 5,33 95 < A <= 100 88 < B <= 95 84 <= C <= 88 < 84
85 5,00 95 < A <= 100 89 < B <= 95 85 <= C <= 89 < 85
86 4,67 95 < A <= 100 90 < B <= 95 86 <= C <= 90 < 86
87 4,33 96 < A <= 100 90 < B <= 96 87 <= C <= 90 < 87
88 4,00 96 < A <= 100 91 < B <= 96 88 <= C <= 91 < 88
89 3,67 96 < A <= 100 92 < B <= 96 89 <= C <= 92 < 89
90 3,33 97 < A <= 100 92 < B <= 97 90 <= C <= 92 < 90
Agar tidak terjadi kesalah pahaman orang tua terhadap predikat yang berbeda-beda alangkah baiknya jika
rapor SD meniru rapor SMP yang menyantumkan KKM dalam Laporan Hasil Belajar atau rapor.
Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya secara bersama-sama kepala
sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. KKM dicantumkan dalam Dokumen I KTSP
dan bersifat dinamis, artinya memungkinkan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan
proses pembelajaran. KKM dituliskan dalam bentuk angka (bilangan bulat) dengan rentang 0 –
100. Dengan demikian, penentuan KKM muatan pelajaran merupakan kewenangan pendidik
yang disetujui di tingkat Satuan Pendidikan melalui rapat dewan guru. KKM dapat dibuat berbeda
untuk setiap mata pelajaran dan dapat juga dibuat sama untuk semua mata pelajaran pada suatu
sekolah. Apabila sekolah menentukan KKM yang berbeda untuk setiap mata pelajaran, sekolah
harus mempertimbangkan panjang interval setiap mata pelajaran. KKM yang berbeda akan
mengakibatkan interval predikat dan penentuan predikat yang berbeda. Misalnya, muatan
pelajaran dengan KKM 75 maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 75, sedangkan KKM 60
maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 60.Hal ini berimplikasi antara lain pada format dan
pengisisan rapor. Apabila sekolah menentukan KKM yang sama untuk semua mata pelajaran,
misalnya dengan menjadikan KKM mata pelajaran paling rendah sebagai KKM satuan
pendidikan. Hal ini akan menyederhanakan penentuan interval predikat serta format dan
pengisian rapor. Nilai KKM ditulis dalam dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah.6
Mengaplikasikan
No Mengetahui (C1) Memahami (C2) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Membuat (C6)
(C3)
1 Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Membandingkan Mengabstraksi
2 Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Menyimpulkan Mengatur
3 Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menilai Menganimasi
4 Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengarahkan Mengumpulkan
5 Membilang Mengasosiasikan Menyesuaikan Mendeteksi Mengkritik Mengkategorikan
6 Mengidentifikasi Membandingkan Mengkalkulasikan Mendiagnosis Menimbang Mengkode
7 Mendaftar Menghitung Memodifikasi Menyeleksi Memutuskan Mengkombinasikan
8 Menunjukkan Mengkontraskan Mengklasifikasi Merinci Memisahkan Menyusun
9 Memberi label Mengubah Menghitung Menominasikan Memprediksi Mengarang
10 Memberi indeks Mempertahankan Membangun Mendiagramkan Memperjelas Membangun
11 Memasangkan Menguraikan Membiasakan Mengkorelasikan Menugaskan Menanggulangi
12 Menamai Menjalin Mencegah Merasionalkan Menafsirkan Menghubungkan
13 Menandai Membedakan Menggambarkan Menguji Mempertahankan Menciptakan
14 Membaca Mendiskusikan Menggunakan Mencerahkan Merinci Mengkreasikan
15 Menyadari Menggali Menilai Menjelajah Mengukur Mengoreksi
16 Mengafal Mencontohkan Melatih Membagankan Merangkum Merancang
17 Meniru Menerangkan Menggali Menyimpulkan Membuktikan Merencanakan
18 Mencatat Mengemukakan Mengemukakan Menemukan Memvalidasi Mendikte
19 Mengulang Mempolakan Mengadaptasi Menelaah Mengetes Meningkatkan
20 Mereproduksi Memperluas Menyelidiki Memaksimalkan Mendukung Memperjelas
21 Meninjau Menyimpulkan Mengoperasikan Memerintahkan Memilih Memfasilitasi
22 Memilih Meramalkan Mempersoalkan Mengedit Memproyeksikan Membentuk
23 Menyatakan Merangkum Mengkonsepkan Mengaitkan Mengecek Merumuskan
24 Mempelajari Menjabarkan Melaksanakan Memilih Mengkritik Menggeneralisasikan
25 Mentabulasi Menjelaskan Meramalkan Mengukur Membuktikan Menggabungkan
26 Memberi kode Mengartikan Memproduksi Melatih Mempertahankan Memadukan
27 Menelusuri Menginterpretasikan Memproses Mentransfer Memvalidasi Membatas
Mengaplikasikan
No Mengetahui (C1) Memahami (C2) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Membuat (C6)
(C3)
28 Menulis Menceritakan Mengaitkan Mendiferensiasikan Mendukung Mereparasi
Menemukenali
29 Menampilkan Menyusun Mengorganisasikan Memproyeksikan Menampilkan
(identifikasi)
30 Mengingat kembali Memberi contoh Mensimulasikan Mengatribusikan Memperbandingkan Menyiapkan
31 Membaca Merangkum Memecahkan Mendiagnosis Menyimpulkan Memproduksi
32 Menyebutkan Menyimpulkan Melakukan Memerinci Mengkritik Merangkum
33 Melafalkan Membandingkan Mentabulasi Menelaah Menilai Merekonstruksi
34 Melafazkan Mengklasifikasikan Melaksanakan Mendeteksi Mengevaluasi Membuat
35 Menuliskan Menunjukkan Mengimplementasikan Mengaitkan Memberi saran Membangun
36 Menghafal Menguraikan Menggunakan Memecahkan Memberi argumentasi Merencanakan
37 Menyusun daftar Membedakan Mengonsepkan Menguraikan Menafsirkan Memproduksi
38 Menggaris bawahi Menyadur Menentukan Memisahkan Merekomendasi Mengkombinasikan
39 Menjodohkan Meramalkan Memproseskan Menyeleksi Merangcang
40 Memilih Memperkirakan Mendemonstrasikan Memilih Merekonstruksi
41 Memberi definisi Menerangkan Menghitung Membandingkan Membuat
42 Menyatakan Menggantikan Menghubungkan Mempertentangkan Menciptakan
43 Melakukan Menguraikan Mengabstraksi
44 Membuktikan Membagi Mengkategorikan
45 Menghasilkan Mengkombinasikan
46 Memperagakan Mengarang
47 Melengkapi Merancang
48 Menyesuaikan Menciptakan
49 Menemukan Mendesain
50 Menyusun kembali
51 Merangkaikan
Catatan: Apabila ada kata kerja operasional yang memiliki bunyi yang sama, maka diambil kata kerja operasional yang ada di level yang lebih rendah,
misalnya kata kerja menjelaskan ada di level C1 dan C2, maka yang diambil adalah C1.