Di Susun Oleh :
Kelompok : 10 (Sepuluh)
Kelas :6D
Anggota :
Istilah inklusif memiliki makna yang sangat luas. Inklusif dapat dikaitkan
dengan adanya persamaan atau kesetaraan hak individual dalam pembagian
sumber-sumber tertentu, seperti politik, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Aspek-
aspek tersebut tidaklah berdiri sendiri-sendiri, melainkan berkaitan satu sama
lainnya. Berdasarkan pandangan Reid, hal ini dapat dilihat bahwa istilah inklusif
berkaitan dengan berbagai aspek hidup manusia yang didasarkan atas prinsip
persamaan, keadilan, dan pengakuan atas hak individu. Sementara apabila
dikaitkan dengan ranah pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 70 Tahun 2009 disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan
dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-
sama dengan peserta didik pada umumnya.
Bentuk pelaporan hasil belajar siswa dilaporkan pada setiap akhir semester
dalam bentuk laporan hasil belajar siswa (raport). Dalam raport, hasil
belajar siswa dilaporkan dalam bentuk angka, huruf, predikat, dan
deskripsi. Pelaporan nilai sikap dilakukan dengan menggunakan modus
dan kecenderungan perubahan sikap yang terjadi selama proses
pembelajaran. Pengentahuan dilakukan dengan menggunakan rata-rata
persaingan kompetensi tersebut dibuatkan rentangan dan dari rentangan
tersebut diberikan niai dalam bentuk huruf dan predikat. Deskripsi hasil
belajar yang digunakan untuk mengungkapkan kompetensi siswa dalam
setiap mata pelajaran sesuai dengan KD-nya.
Skala penilaian Skala penilaian yang digunakan adalah skala 100 dan skala
empat. Skala 100 digunakan untuk setiap aspek penilaian, termasuk
penilaian sikap. Skala empati yang digunakan untuk pelaporan hasil
belajar kepada orang tua/wali murid. Konvensi nilai dari skala 100 ke
skala empat serta mempersembahkan nilai dalam bentuk huruf dan
predikat dilakukan dengan rumusan yang ditentukan oleh sekolah.
Penilaian kelas tidak berarti bahwa penilaian hanya dilakukan di dalam kelas
tetapi juga di luar kelas, secara formal dan informal, atau dilakukan secara khusus.
Penilaian kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. Data
yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan
dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau
hasil belajar yang akan dinilai. Dari keseluruhan proses ini, diperoleh potret/profil
kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditentukan. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai
cara, seperti tes tertulis, penilaian hasil kerja peserta didik melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portofolio), penilaian produk, penilaian projek dan
penilaian unjuk kerja (performance) peserta didik.
Tindakan perbaikan atau remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru
kelas, GPK, atau guru lain yang memiliki kemampuan membimbing anak dan
mengetahui kekurangan peserta didik. Waktu perbaikan diatur berdasarkan
kesepakatan antara peserta didik dan guru yang bersangkutan. Remedial dilakukan
kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar pada indikator
tertentu. Jadi, yang mendapat remedial hanya indikator yang belum tuntas. Remedial
dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun di luar jam efektif, tergantung
bentuk penugasannya maupun bentuk proses belajar mengajar yang ditetapkan oleh
guru. Penilaian kegiatan remedial dapat berupa tes maupun penugasan yang lain
seperti menjawab pertanyaan sesuai topiknya, membuat rangkuman pelajaran, atau
tugas mengumpulkan data.
Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun di luar
jam efektif tergantung bentuk penugasannya maupun bentuk proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru. Penguatan kompetensi ini dapat diberikan dalam bentuk
tugas kegiatan, misalnya membantu peserta didik lainnya yang sangat lemah di
dalam atau di kelas lainnya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah
nilai peserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Bagi peserta didik cepat ini,
apabila secara konsisten selalu cepat, hendaknya dapat diberikan program akselerasi,
yaitu kegiatan tambahan berdasarkan urutan kompetensi yang harus dicapai dalam
seluruh program pembelajarannya.
a. Keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial dan
emosional
b. Partisipasi anak dalam berbagai kegiatan di sekolah
c. Kemampuan / kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai anak
d. Keterbatasan yang dimiliki anak hal-hal yang harus dilakukan orang tua
untuk membantu dan mengembangkan anak lebih lanjut di rumah.
Sistem pelaporan bagi anak berkebutuhan khusus terdiri atas rapor dan
laporan. Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu
satu semester. Di dalam rapor terdapat laporan prestasi mata pelajaran, berisi
informasi tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Adapun laporan disajikan dalam bentuk yang lebih rinci agar orang tua
dapat mengetahui hasil belajar anaknya dalam menguasai kompetensi
matapelajaran dan catatan-catatan guru tentang pencapaian kompetensi tertentu
sebagai masukan kepada anak dan orang tuanya untuk membantu meningkatkan
kinerjanya. Buku rapor bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif terdiri
atas:
- Cover Buku Siswa
- Identitas siswa
- Petunjuk penggunaan
- Laporan akademik
- Kegiatan ekstrakurikuler
- Kehadiran
BUKU :
Adhi, Made kerta dan Ni Putu Seniwati. (2017).Buku Panduaan Pendidikan Inklusif
Sekolah dasar.Denpasar.PT Percetakan Bali dan anggota IKAPI Bali
Budiyanto. (2017). Pengantar Pendidikan Inklusif Berbasis Budaya Lokal.
Kencana.Prenada Media Grup.
Garnida, Dadang. (2015). Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung.PT.Refika
Aditama
Yuwono, Imam dan H.Utomo. (2021). Pendidikan Inklusi. Yogyakarta.CV.Budi Utama
dan anggota IKAPI.