PENDAHULUAN
1
2
Wilayah Motivasi
Belajar Siswa
Gb. 1.1
Posisi Manajemen, Pelayanan Pembelajaran dan Motivasi Belajar
Dalam Pendidikan
(Sumber: Kemendikbud, 2014:50)
memiliki tujuan untuk membantu peserta didik dalam memahami diri, memahami
lingkungan dan merencanakan kehidupannya di masa mendatang supaya
memperoleh kemandirian dalam kehidupannya. Permendiknas Nomor 27 tahun
2008 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi konselor. Bimbingan dan
Konseling menyatakan bahwa konselor profesional adalah konselor yang
memiliki ketersediaan untuk mengembangkan pribadi dan profesionalitasnya
secara berkelanjutan.
Di sekolah, selain ada kegiatan bimbingan konseling, juga ada kegiatan
pembelajaran sebagai kegiatan utama dalam satuan pendidikan. Konsep dasar
kegiatan pembelajaran merupakan suatu prinsip dasar yang fundamental harus
dipahami oleh guru dalam melaksanakan kegiatannya. Dengan memahami
konsep dasar tersebut, diharapkan tercapainya suatu tujuan dari kegiatan
pembelajaran yang bermutusehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Bagi guru sebagai pendidik dalam rangka memahami dan membantu peserta
didik mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan karakteristik
minat dan bakat serta kemampuan yang dimiliki siswa. Sependapat dengan ini,
Siregar, Evaline dan Nara, Hartini (2010:5) menjelaskan bahwa:
Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja,
terarah, dan terencana dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali
dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.
layanan kepemimpinan kepala sekolah menjadi suatu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan dari program layanan lainnya.
Di sekolah menengah kejuruan (SMK) meskipun telah ada wakil kepala
sekolah,pembantu kepala sekolah bagian kurikulum, pembantu kepala sekolah
bagian humas, dan pembantu kepala sekolah bagian sarana dan prasarana akan
tetapi sifatnya koordinatif dan administratif. Mereka bertugas mewakili kepala
sekolah dalam hal memadukan rencana serta mengkoordinasikan penyelenggaraan
pembinaan di sekolah sebagai tanggung jawab tenaga kependidikan.
Kepemimpinan kepala sekolah yang bermutu dalam menjalankan tugasnya
menduduki peran yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
peserta didik yang bermutu di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah
memiliki lima kompetensi, sebagaimana termuat dalam Permendiknas No.13
tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasahmencakup kompetensi, yaitu:
peribadi, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan.
Pengejaran terhadap mutu pendidikan sebagai suatu alasan untuk
mencapai keunggulan kompetitif. Karena hal itu sebagai faktor utama yang
menentukan pilihan terhadap suatu produk atau jasa oleh pelanggannya. Dalam
dunia pendidikan, kualitas berkenaan dengan delapan standar nasional pendidikan,
yang mencakup mutu kelulusan, proses pembelajaran atau latihan dan atau
bimbingan konseling, isi atau materi, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian.
Kelemahan dari kedelapan komponen standar nasional berujung pada
mutu lulusan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya prestasi belajar peserta
didik sebagai alat ukur kelulusan pada akhir masa pendidikan formal tertentu.
Sebagaimana data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun pelajaran
2016/2017 tentang hasil ujian nasional peserta didik jenjang SMK kabupaten
Indramayu sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Ujian Nasional SMK
Kabupaten Indramayu Tahun Pelajaran 2019/2020
NILAI MATA PELAJARAN JUMLAH
TIKA
Kategori C C C C C
Rata-rata 67,54 61,35 61,93 59.29 250,11
Terendah 40,0 34,0 20,0 25,0 44,0
Tertinggi 100,0 100,0 100,0 97,5 386,5
Std 9,33 8,28 7,44 8,29 24,66
Metode, Program
10
teknik
media tugas
Kapasitas guru
(IQ) dan lain- bahan
- lain sumber
Bakat khusus -
instrumental input ( Sarana)
motivasi Expected Perilaku
( Ach) - out put Kognitif
Raw PB (Hasil bel- -Perilaku
input M ajar yang afektif
minat - (peserta diharap- perilaku
didik) kan) psikomo-
tor
kematangan environmental input
kesiapan - (lingkungn)
Sikap
Kebiasaan
dan lain-lain - fisik dll
Social kultural
Gb. 1.2
Komponen-komponen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
(Sumber: Makmun, Abin Syamsuddin, 2012: 165)
sehingga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara memadai. Dalam hal
ini, guru memperkaya proses pembelajaran dengan berbagai pendekatan, seperti
pendekatan konstruktivisme, multiple intelligences, dan kontekstual dalam
mempersiapkan bahan pengajaran kepada peserta didik. Dengan pendekatan ini,
diharapkan guru lebih kreatif, efektif, efisien, dan produktif dalam membantu
perkembangan optimal potensi peserta didik.
Berdasarkan pada gambar 1.2 faktor-faktor yang mempengaruhi atau ikut
menentukan terhadap pencapaian prestasi belajar yang optimal pada kenyataannya
hambatan dan rintangan selalu ada. Misalnya (1) kemampuan dasar (IQ) sebagai
faktor yang menetukan keberhasilan prestasi belajar. Akan tetapi jika yang
bersangkutan memikiki IQ di bawah rata-rata sebagai suatu hambatan utama. (2)
Bakat khusus. Seorang peserta didik akan mencapai percepat prestasi belajar yang
cemerlang,jika bakat khususnya mendukung terhadap prestasi belajarnya; (3)
Kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru dalam manajemen layanan
pembelajaran, dan motivasi belajar siswa bermutu akan mendukung terhadap
pencapaian prestasi belajar peserta didik, akan tetapi jika kurang bermutu akan
menyebabkan prestasi belajar peserta didik menjadi menurun. (4) Sarana dan
prasana pendidikan yang memadai akan mendukung terhadap pencapaian prestasi
belajar peserta didik. akan tetapi jika sebaliknya potensi peserta didik kurang
berkembang secara optimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik antara
faktor internal dan eksternal saling terkait dan berpengaruh tidak bisa terpisahkan
secara sendiri-sendiri. Dengan adanya kebersamaan antara faktor internal dan
eksternal secara bermutu maka akan mempercepat terhadap pencapain prestasi
belajar peserta didik yang unggul.
Keberhasilan suatu sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik
sangat tergantung pada pencapaian prestasi belajarnya. Oleh karena itu, segala
tindakan guru dalam keseluruhan proses belajar mengajar harus didasarkan atas
pertimbangan kondisi objektif peserta didik.
Pada kenyataannya, masih ada peserta didik yang belum mengembangkan
potensinya secara optimal. Oleh karena itu, tugas dan fungsi yang diperankan oleh
12
menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperolah prestasi yang lebih
baik lagi. Motivasi dapat timbul dari luar maupun dari dalam individu itu sendiri.
Motivasi yang berasal dari luar individu diberikan oleh motivator seperti
orangtuanya, guru, konselor, ustadz/ustadzah, orang dekat, dan lain-lain.
Sedangkan motivasi yang berasal atau timbul dalam diri seseorang, dapat
disebabkan seseorang mempunyai keinginan untuk dapat menggapai sesuatu (cita-
cita) dan lain sebagainya.
Manajemen pembelajaran peserta didik dari guru mata pelajaran sampai
saat ini, berdasarkan studi pendahuluan dan menurut suyono (2011:21) masih ada
guru yang melaksanakan proses pembelajaran, diantaranya: (1) Tidak sesuai
dengan bidang keahliannya; (2) Belum memiliki sertifikat guru profesional; (3)
Belum memilikiprogram pengajaran yang memadai,(4) Menggunakan metode
yang sama atau menonton sehingga kurang memancing kreativitas peserta didik;
(5) Tugas/PR yang diterima peserta didik dirasakan memberatkan.; (6)
Pembelajaran hanyaterpaku pada satu buku yang ada di perpustakaan milik
pemerintah sehingga kurangnya pendalaman materi tersebut; (7) Kurangnya
sumber belajar; (8) Kurangnya kemampuan guru dalam menilai hasil belajar; (9)
Masih rendahnya kemampuan/kompetensi guru dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM); (10) Kurangnya motivasi guru dalam melaksankan kegiatan belajar
mengajar (KBM).
Kondisi manajemen kepemimpinan kepala sekolah sampai saat ini bisa
dikatakan kurang optimal. Berdasarkan studi pendahuluan dan menurut Suyono
(2011:26) Hal ini terjadi, diantaranya akibat adanya: (1) Adanya rotasi tugas
kepala sekolah dalam jangka waktu yang singkat bisa menyebabkan kurangnya
konsentrasi kerja kepala sekolah; (2) Jarak rumah kepala sekolah ke tempat
tugasnya memakan waktu sehingga mereka terlambat tiba di sekolah tempat
tugasnya; (3) Kehadiran kepala sekolah kurang rutin; (5) Masih kurangnya
wawasan kepala sekolah terhadap kompetensi kepala sekolah; (6) Kurangnya
keterampilan kepemimpinan kepala sekolah.; (7) Kemampuan komunikasi kepala
sekolah dengan personil lainnya masih lemah; (8) Kemampuan kepala sekolah
masih rendah dalam membina hubungan insani; (9) Kemampuan kepala sekolah
14
Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1) ɛ
r1
Prestasi Belajar Peserta Didik (Y)
Kompetensi Guru (X2)
r2
r3
Motivasi Belajar Siswa
(X3)
NO DIMENSI INDIKATOR
1. Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada
guru
2. Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada
1 Educator
kar-yawan
3. Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada
peserta didik
4. Kepala sekolah membuat perencanaan
matang
18. Kepala sekolah menunjukkan pengetahuan yang
luas
19. Kepala sekolah mampu mengambil keputusan
sesuai dengan konteksnya
20. Kepala sekolah mampu berkomunikasi dengan
santun
21. Kepala sekolah mampu menunjukkan sikap kreatif
6 Innovator
22. Kepala sekolah mendorong wali kelas untuk
mengatur lingkungan fisik
23. Kepala sekolah mendorong guru untuk mengatur
suasanakerja yang harmonis
7 Motivator
24. Kepala sekolah memberikan hadiah kepada guru
yang disiplin
25. Kepala sekolah memberikan dorongan kepada
peserta didik untuk berprestasi
(Sumber: Mulyasa, 2013:98-122)
2. Variabel kompetensi guru (X2)
Kompetensi guru adalah standar kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
dalam merefleksikan kecakapan, keahlian, keterampilan, dan kemampuan guru
pada saat menjalankan tugas profesionalnya. Kompetensi guru juga dapat berupa
suatu proses layanan kegiatan belajar-mengajar yang disampaikan guru kepada
peserta didik di sekolah.
Tabel 1.3. Indikator Variabel kompetensi guru (X2)
NO DIMENSI INDIKATOR
NO DIMENSI INDIKATOR