Anda di halaman 1dari 12

STANDARISASI PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini dibuat memenuhi tugas


Mata Kuliah : Isu-isu Kontemporer PAI
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Mudzakkir Ali, M.A.

Disusun Oleh :
Achlis Afriyanto NIM. 19200011005
Achmad Choirul NIM. 19200011014

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( FIKIH )


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2020
I. Pendahuluan
Pendidikan merupakan bagian dari investasi masa depan, investasi
masyarakat sekaligus investasi negara dalam rangka memajukan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka, dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, pendidikan senantiasa diarahkan untuk menjawab beberapa hal
yang berkaitan dengan masalah kebangsaan dan keumatan. Dalam hal ini
ketika kita kaitkan dengan pendidikan Islam saat ini bagaimana pendidikan
Islam itu mampu menjawab problem keIslaman yang akhir-akhir ini sering
dihadapkan pada kasus kekerasan atas nama agama, toleransi antar umat
beragama serta terciptanya situasi yang kondusif dalam menjalankan
ajaran agama.
Dalam dunia pendidikan, selalu terjadi perkembangan dari
berbagai komponen yang menyusun pendidikan itu sendiri. Karena itu,
pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan. Setiap proses
yang bertujuan tentunya mempunyai ukuran sudah sampai dimana
perjalanan pendidikan k i t a dalam mencapai suatu tujuan
t e r s e b u t . H a l i n i b e r a r t i t u j u a n pendidikan setiap saat perlu
direvisi dan disesuaikan dengan tuntutan p e r u b a h a n . D i m a n a
t e r d a p a t p e n g a r u h y a n g c u k u p b e s a r d a r i t e r u s meningkatnya
teknologi dunia, yang berimbas pada pendidikan kemudian muncul
tuntutan akan adanya perubahan baik dari segi muatan maupun
penyampaiannya. B e r k a i t a n dengan itu, pemerintah telah
melakukan berbagai penataan dalam sistem standarisasi
pendidikan, seperti yang dituangkan dalam undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana
i m p l e m e n t a s i n y a d i j a b a r k a n k e d a l a m s e j u m l a h peraturan
antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang
sekarang diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). 1 Peraturan
Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
1
. E . M u l y a s a , Pengembangan dan Implemetasi Kurikulum 2013 (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2015), hal. 23
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan
II. Pembahasan
A. Pengertian Standarisasi Pendidikan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian standar
adalah sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sah bagi
ukuran, takaran, dan timbangan. Sedangkan pengertian dari istilah
standarisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dsb) dengan
pedoman yang telah ditetapkan.2
Menurut PP No.19 tahun 2005 pengertian dari standar nasional
pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh
wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia.3
Menurut Ahmad Syar’i, standar pendidikan Islam – dalam konteks
nasional - setidaknya harus terdapat salah satu dari dua kriteria berikut :4
Pertama, harus dilihat dari materi dan tujuannya apakah materi
pendidikan yang dikembangkan merupakan kajian, telaah, dan
implementasi dari ajaran dan atau nilai-nilai Islam. Serta apakah tujuannya
dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT ? Pengertian kajian,
telaahan, dan implementasi dari ajaran dan atau nilai-nilai Islam tidak
dalam arti sempit seperti materi aqidah akhlak, fiqh, hukum Islam dan
sejenisnya, namun lebih luas dari itu, seperti mengkaji atau membaca alam
dengan segenap potensi dan kekayaannya sebagai wujud dari tanda-tanda
kekuasaan Allah. Demikian pula dengan tujuan akhirnya, apakah akan
mendekatkan pemahaman manusia dan pendekatan dirinya kepada Tuhan
atau sebaliknya.

2
W.J.S Poerwadarminta, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: PN. Balai Pustaka,
1982, hlm. 964.
3
Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Bandung: Utra Umbara, 2008), hlm. 58
4
. Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, Putaka Firdaus, Jakarta, 2006, hlm. 127
Kedua, dilihat dari personil dan lembaga pengelolanya harus Islam.
Karena banyak lembaga pendidikan non muslim, bahkan mungkin anti
atau tidak simpati pada Islam justru mengelola dan mengembangkan
lembaga pendidikan yang mengkaji ajaran Islam. Namun sekali lagi
tujuannnya justru hanya untuk keperluan pengembangan pengetahuan
belaka, bahkan tidak mustahil dapat dijadikan wahana untuk menonjolkan
Islam itu sendiri.
Dari penjelasan di atas dapat diuraikan bahwa standar pendidikan
Islam harus memenuhi minimal empat standar berikut :
1. Standar bahan ajar yang memuat materi-materi bernuansa Islam
2. Standar kurikulum yang memiliki tujuan akhir pengabdian kepada Allah
3. Standar tenaga pendidik yang muslim
4. Standar lembaga pendidikan yang bercirikan Islam
Standar Pendidikan Islam ini terdapat dalam Al-qur’an surat
Luqman (31): ayat 12-19, ada beberapa nilai-nilai pendidikan dan standar
pendidikan Islam yang bisa menjadi pelajaran dan sebagai metode dalam
mengajar dan memotivasi yaitu Pendidikan ketauhidan, Pendidikan
berbakti kepada kedua orang tua, Pendidikan disiplin dan taat terhadap
hukum, Pendidikan pribadi mandiri dan bertanggung jawab, dan
Pendidikan akhlaqul karimah.5
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008,
standar pendidikan Islam baru diatur pada standar lulusan dan standar isi,
sedangkan untuk standar-standar yang lainnya masih mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan bahwa setiap satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus menyusun
kurikulum dengan mengacu kepada6 :
5
. https://ojs.unida.ac.id/JTM/article/view/1340, diakses pada tanggal 24 Oktober 2020
6
.http://www.kopertis12.or.id/2013/06/28/permendikbud-tentang-standar-nasional-
pendidikan-juklak-pp-32-tahun-2013.html#sthash.WDpyK8WV.dpuf diakses tanggal 25 Oktober
a. Standar Kompetensi Lulusan
Adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP 32/2013 pasal 1
ayat 5).
Juklak baru : Permendikbud no. 54 Tahun 2013.
b. Standar Isi
Adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu (pasal 1 ayat 6)
Juklak baru : Permendikbud no. 64 Tahun 2013
c. Standar Proses
Adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (pasal 1 ayat
7)
Juklak baru : Permendikbud no. 65 Tahun 2013
d. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Adalah kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun
mental, serta pendidikan dalam jabatan (pasal 1 ayat 8).  
Juklak lama : Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
e. Standar Sarana dan Prasarana
Adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (pasal 1 ayat 9). 
Juklak lama: Standar Sarana dan Prasarana
f. Standar Pengelolaan
Adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan,dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,

2020
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan (pasal 1 ayat 10). 
Juklak lama: Standar Pengelolaan
g. Standar Pembiayaan Pendidikan
Adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun (pasal 1 ayat 11). 
Juklak lama : Standar Pembiayaan Pendidikan
h. Standar Penilaian Pendidikan
Adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar Peserta Didik (pasal 1 ayat 12)
Juklak baru: Permendikbud no. 66 Tahun 2013
Selain itu, pada pasal 15 Bab IV Undang-Undang RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas memberikan warna baru bagi perkembangan
pendidikan di Indonesia, karena lembaga-lembaga pendidikan keagamaan
tercakup dalam jenis pendidikan nasional. Kemudian Pembaharuan sistem
pendidikan juga menghapus diskriminasi antara pendidikan yang dikelola
pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta pembedaan
antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum
B. Fungsi dan tujuan Standarisasi Pendidikan
Dalam peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 bab II fungsi dan
tujuan diadakannya Standar nasional pendidikan adalah :
“standar nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.”7 “standar nasional
pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat.”

Ada pula pakar serta peneliti yang betul-betul mempercayai dan yakin
bahwa Standarisasi pendidikan adalah suatu hal yang perlu, Karena
Standar nasional pendidikan mempunyai fungsi diantaranya sebagai
berikut:

7
Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Bandung: Utra Umbara, 2008, hlm. 62.
1. Standar nasional pendidikan berfungsi untuk pengukuran kualitas
pendidikan. Standar tersebut tentunya bukan merupakan ukuran yang
statis, tetapi semakin lama semakin ditingkatkan.
2. Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai pemetaan masalah
pendidikan.
3. Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai penyusunan strategi dan
rencana pengembangan sesudah diperoleh data-data dari evaluasi
belajar secara nasional seperti ujian nasional.
4. Standar nasional pendidikan juga sebagai sarana untuk meningkatkan
mutu pendidikan bukannya bertujuan untuk memasung proses
pemberdayaan peserta didik tetapi yang bertujuan memacu inisiatif
belajar yang kreatif.
C. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Pada bab XI peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 juga terdapat
penjelasan tentang badan standar nasional pendidikan (BSNP). Badan standar
nasional pendidikan (BNSP) adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan dan
amanah dari UU sistem pendidikan nasional misi untuk mengembangkan,
memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi pelaksanaan standar nasional
pendidikan.8
Dalam rangka pengembangan, pemantauan dan pelaporan pencapaian
standar nasional pendidikan, dengan peraturan pemerintah telah membentuk
badan standar nasional (BNSP). Badan tersebut berkedudukan di ibu kota
wilayah negara republik indonesia yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri Pendidikan Nasional. Badan ini menjalankan tugas dan
fungsinya secara mandiri dan profesional. BNSP dipimpin oleh seorang ketua
dan seorang sekretaris yang dipilih oleh dan dari anggota atas dasar suara
terbanyak. Keanggotaan pada BSNP ini berjumlah gasal.
Sesuai dengan peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005, jumlah anggota
BNSP paling sedikit berjumlah 11 (sebelas) orang dan paling banyak 15 (lima
belas) orang. Anggota BSNP terdiri atas  ahli-ahli bidang psikometri, evaluasi

8
. http://www.BNSP.Indonesia.org, diakses tanggal 23 Oktober 2020
pendidikan, kurikulum dan manajemen pendidikan yang memiliki
wawasan,pengalaman dan komitmen untuk peningkatan mutupendidikan.
Keanggotaan BNSP diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Pendidikan
Nasional untuk masa bakti 4 (empat) tahun. Kewenangan yang dimiliki oleh
BNSP sebagaimana diatur dalam PP 19 tahun 2005 mencakup :9
1. Mengembangkan standar nasional pendidikan,
2. Menyelenggarakan ujian nasional
3. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah
dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan
4. Merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
D. Implementasi Kebijakan tentang Standarisasi Nasional Pendidikan
kebijakan tentang Standarisasi Nasional Pendidikan yang telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai berbagai
pemenuhan standar yang harus dijalankan dalam sistem pendidikan, dapat
diketahui bahwa perkembangan pendidikan di Indonesia telah
direncanakan secara jelas dan terarah.  Akan tetapi terdapat pro dan kontra
dalam kebijakan tersebut.
1. Pro tentang kebijakan standarisasi
Pada umumnya kelompok yang mempercayai standarisasi
pendidikan akan meningkatkan proses belajar peseta didik tetapi dengan
kondisi tertentu. Kelompok ini menyutujui adanya standarisasi pendidikan
apabila standar tersebut memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:10
a. Standar yang akan dilaksanakan merefleksikan kebijakan atau wisdom
dari orang tua dan guru. Hal ini berarti standar tidak ditentukan dari
suatu lembaga di luar stakeholder terutama dalam pendidikan yaitu
orang tua dan guru.
b. Penyusunan dan penetapan standar isi atau kurikulum haruslah secara
berhati-hati. Penyusunannya harus mengikutsertakan para ahli
9
. Ibid
10
H.A.R. Tilaar, “Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis”, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006, hlm. 132
kurikulum oleh sebab penyusunan kurikulum pendidikan telah
mengalami berbagai kemajuan. Kurikulum tidak dapat disusun oleh
sembarang orang, oleh para amatir atau politisi, tetapi oleh para pakar-
pakar spesialis kurikulum sehingga standar yang telah ditentukan
mendapatkan kerangka yang jelas dan terarah di dalam kurikulum.
c. Standar yang telah ditentukan hendaknya dapat dilaksanakan oleh
guru professional.
d. Kemajuan akademik di sekolah tidak dapat semata-mata melalui tes
akhir atau ujian akhir.
e. Standar haruslah memberikan kesempatan yang sama untuk semua
peserta didik. Apabila standar mengadakan diskriminasi peserta
didik maka standar tersebut merupakan suatu pemerkosaan yang
biadab terhadap hakikat manusia yang sama.
Selain alasan di atas ada juga alasan dari para pakar yang setuju
terhadap standarisasi pendidikan yaitu sebagai berikut:11
a. Standarisasi berfungsi sebagai penuntun bagi guru di dalam
mengadakan perubahan global.
b. Standarisasi berisi suatu kewajiban moral untuk memberikan
kesempatan yang sama kepada semua peserta didik.
c. Standarisasi yang bersifat nasional akan menghindari keinginan-
keinginan pribadi dan guru.
d. Adanya standar nasional mencegah kontrol lokal yang berlebihan.
e. Standarisasi pendidikan dirasakan suatu kebutuhan karena tuntunan
masyarakat yang berubah dengan cepat.
f. Standarisasi pendidikan akan memberikan akuntabilitas
pendidikan.
2. Kontra Tentang kebijakan Standarisasi
Dewasa ini standarisasi pendidikan banyak dipengaruhi oleh
keputusan-keputusan bisnis dan politik. Hal ini terbukti ketika pergantian
seorang pemimpin maka akan mengalami perubahan juga dalam

11
Ibid, hlm 133
menetapkan kebijakan-kebijakannya contohnya perubahan PP no 19 tahun
2005 diganti menjadi PP no 32 tahun 2013 sesuai dengan bergantinya
tonggak kepemimpinan dalam pemegang kebijakan sampai pada
bergantinya kurikulum.
Standarisasi telah menentukan suatu tujuan yang terletak di luar
proses pendidikan itu sendiri. Apalagi standar ditentukan oleh birokrasi
yang tidak mengenal apa yang terjadi di dalam praktis pendidikan di
sekolah. Selain itu standarisasi pendidikan yang di atur dalam PP no 19
tahun 2005 sekarang PP no 32 tahun 2013 tentang standar nasional
pendidikan menekankan perlunya masyarakat pendidikan merujuk pada
perangkat standar mutu sebagai acuan formal dan baku dalam usaha
peningkatan kualitas pendidikan. Walupun konsep dasar dari ketentuan itu
secara oprasional masih tidak jelas. PP no 19 tahun 20005 sekarang PP no
32 tahun 2013 memberikan ketentuan kriteria minimal tentang system
pendidikan yang berlaku nasional. Ini berarti bahwa setiap satuan
pendidikan harus sedikit-dikitnya memenuhi standar minimal tersebut
untuk dapat dinilai berkualitas. Konsekuensinya setiap satuan pendidikan
yang tidak memenuhi standar itu adalah lemabag sub standar tidak
berkualitas.12 Sehingga hal ini memberikan pemahaman bahwa akan
terciptanya diskriminasi dan pembedaan sedangkan dalam tujuan awal
pendidikan nasional adalah untuk memberikan pemerataan dalam
pendidikan tanpa ada diskriminasi.
Selain alasan-alasan di atas kelompok yang kontra terhadap
standarisasi pendidikan juga menyebutkan bahwa keberhasilan suatu
pendidikan tidak dilihat hanya dari ujian akhir sebagai bahan evaluasi
nasional. Namun pada PP no 32 tahun 2013 ada perubahan terkait ujian
akir nasional bahwa untuk tingkat sekolah dasar baik SD maupun MI
sudah dihapuskan.
III. PENUTUP

12
Winarno Surakhmad, “Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi”, Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2009, hlm. 353
Latar belakang dari Kebijakan Standar Nasional Pendidikan adalah
UU No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS kemudian memunculkan PP
No 19 Tahun 2005 yang sekarang diganti dengan PP No 32 Tahun 2013
tentang SNP. SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
diseluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia. Fungsinya
sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Ruang lingkupnya meliputi: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar
Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan
Standar Penilaian Pendidikan.
SNP dalan prosesnya memiliki badan tersendiri yaitu Badan
standar nasional pendidikan (BNSP) atau lembaga yang dibentuk
berdasarkan dan amanah dari UU sistem pendidikan nasional dengan misi
untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi
pelaksanaan standar nasional pendidikan. BSN menilai pelaksanaan
Standarisasi Nasional pendidikan telah dilaksanakan sesuai dengan ruang
lingkup yang menjadi tanggung jawabnya sampai saat ini. Walaupun
begitu, tetap menimbulkan pro dan kontra dalam kebijakan SNP, sala satu
alas an kelompok pro adalah standarisasi berfungsi sebagai penuntun bagi
guru di dalam mengadakan perubahan global, sedangkan orang yang
kontra memaparkan bahwa standarisasi pendidikan banyak dipengaruhi
oleh keputusan-keputusan bisnis dan politik

DAFTAR PUSTAKA

http://www.BNSP.Indonesia.org,
http://www.kopertis12.or.id/2013/06/28/permendikbud-tentang-standar-nasional-
pendidikan-juklak-pp-32-tahun 2013.html#sthash.WDpyK8WV.dpuf

https://ojs.unida.ac.id/JTM/article/view/1340,

M u l y a s a , E , 2 0 1 5 Pengembangan dan Implemetasi Kurikulum 2013


Bandung: Remaja Rosdakarya

Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005, 2008, tentang Standar Nasional


Pendidikan, Bandung: Utra Umbara

Poerwadarminta, W.J.S, 1982, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: PN.


Balai Pustaka

Surakhmad, Winarno,2009 “Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi”, Jakarta:


PT Kompas Media Nusantara

Syar’i, Ahmad,2006, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Putaka Firdaus,

Tilaar, H.A.R, 2006 “Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis”,


Jakarta: PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai