Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


ANGGOTA : - Emar Muamar
- Farid
- Fauziyah Rizqi
- Gina Hayatunufus
- Hasta Widya Larasati
- Juwita Elza Manurung
- Sherly Dwi Octavia
- Sunengsih

JURUSAN PENDIDIKAN KIMA


FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

KATA PENGANTAR
Puji & syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan
rahmat serta karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Standar Nasional Pendidika ini sesuai dengan waktu yang
penulis rencanakan.
Penulis mengucapkan terimakasih juga kepada dosen pengantar
pendidikan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
mengerjakan tugas ini, sehingga penulis menjadi lebih mengerti dan
memahami tentang Undang-Undang No.32 tahun 2013, tak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh
pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril
maupun materil.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
penilaian mata kuliah Pengantar Pendidikan di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi
yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study
banding atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai
referensi. Dan semoga bisa memberi tambahan pengetahuan bagi kita
semua.
Ibarat pepatah Tak Ada Gading Yang Tak Retak, maka begitu
pulalah dengan halnya makalah ini, walaupun penulis telah berusaha
semaksimal mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kesalahan, kekurangan dan kehilapan dalam penulisan makalah
ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini kedepan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.

Serang, 05 November 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan
nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal ini diperkuat dalam UUD 1945 pasal 31 yang
intinya menjelaskan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak
memperoleh pengajaran (pendidikan). Jadi, ini mengindikasikan
bahwa negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
memenuhi pendidikan tiap-tiap warga negaranya guna mewujudkan
tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan. Setiap
proses yang bertujuan tentunya mempunyai ukuran sudah sampai
dimana perjalanan pendidikan kita dalam mencapai suatu tujuan
tersebut. Berbeda dengan tujuan fisik seperti jarak suatu tempat
atau suatu target produksi, tujuan pendidikan merupakan suatu
yang intangible dan terus menerus berubah dan meningkat. Tujuan
pendidikan selalu bersifat sementara atau tujuan yang berlari. Hal
ini berarti tujuan pendidikan setiap saat perlu direvisi dan
disesuaikan dengan tuntutan perubahan. Dalam konteks pendidikan
nasional Indonesia diperlukan standar yang perlu dicapai di dalam
kurun waktu tertentu di dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan. Hal ini berarti perlu perumusan yang jelas dan terarah
dan fisible mengenai tujuan pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan
dapat berupa tujuan ideal, tujuan jangka panjang, tujuan jangka
menengah dan rencana strategis yang terlihat dengan keadaan dan
waktu tertentu.
Rumusan tujuan pendidikan tersebut mendapat legal formal dengan
adanya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) dimana implementasinya dijabarkan ke dalam
sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 yang sekarang diganti dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,
yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang ada
adalah, sebagai berikut : 1. Definisi dan tujuan Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
2. Ruang lingkup Standar Nasioal Pendidikan (SNP)
3. Strategi pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi Standar Nasional Pendidikan (SNP)
2. Untuk mengetahui lingkup Standar Nasional Pendidikan (SNP)
3. Untuk mengetahui strategi dalam pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan (SNP)


Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia, bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu diselaraskan
dengan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, nasional, dan
global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
maka pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP)
terbaru sebagai perubahan atas PP No. 19 Tahun 2005. PP tersebut
adalah PP No. 32 Tahun 2013.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

B. Lingkup Standar Pendidikan Nasional


Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Repulik Indonesia
Nomor 32 tahu 2013 pasal 2 ayat (1), Standar Pendidikan Nasional
terdiri atas 8 lingkup, yaitu standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
1. Standar Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran.

2. Standar Proses
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan.
Secara garis besar standar proses pembelajaran dapat
dideskripskan sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotiasi peserta didik,
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan
psikologis peserta didik.
b. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil Pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran
untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.

3. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Secara garis besar standar
kompetensi lulusan tersebut dapt dideskripsikan sebagai berikut :
a. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.
b. Standar Kompetensi Lulusan meliputi Kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau mata kuliah.
c. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria
mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial. Dan
yang penting mereka juga harus memiliki kompetensi moral dan
kompetensi spiritual secara proporsional.
Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket
A, Paket B dan Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan
pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi kepala
sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi,
pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga
kebersihan.

5. Standar Sarana dan Prasarana


Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi
dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.
Setiap lembaga pendidikan wajib memiliki sarana dan
prasarana yang telah ditentukan. Ada pun sarana tersebut antara
lain meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sedangkan prasarananya antara lain lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat.

6. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas. Sedangkan pengelolaan satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi
perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam
ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan
kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan
akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area
fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-
masing perguruan tinggi.

7. Standar Pembiayaan
Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama
satu tahun.
Ada tiga macam biaya dalam standar ini :
a. Biaya investasi satuan pendidikan yaitu biaya penyediaan
sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia,
dan modal kerja tetap.
b. Biaya personal sebagaimana adalah biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Biaya operasi satuan pendidikan, meliputi :
1) Gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan
2) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
3) biaya operasi pendidikan tak langsung seperti air,
pemeliharaan sarana dan prasarana, pajak, asuransi, lain
sebagainya.

8. Standar Penilaian Pendidikan


Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
Peserta Didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada prinsip
penilaian yaitu: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka,
menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis,beracuan
kriteria, dan akuntabel (Lampiran Permendiknas No.20 Tahun
2007 Bagian B).
Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai
teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan
atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik (Lampiran
Permendiknas No.20 Tahun 2007 Bagian C.1).
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
(PP No.19 Tahun 2005 Pasal 64 ayat 1).

C. Strategi Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP )

Satuan pendidikan pada tahap awal harus mampu menyusun


dan melaksanakan program pemenuhan SNP yang realistis dan
sesuai kondisi nyata (berdasarkan hasil analisis konteks), dengan
memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia baik di dalam
maupun di luar sekolah, melalui berbagai strategi antara lain:
a. Pemenuhan standar isi (SI) dapat dilaksanakan melalui
pengembangan dan pemberlakuan KTSP sesuai dengan
mekanisme dan prosedur yang berlaku; mensosialisasikan
KTSP baik internal maupun eksternal; mengevaluasi dan
memvalidasi dokumen KTSP secara periodik.
b. Pemenuhan standar proses dapat dilakukan melalui
peningkatan kualitas dan kelengkapan perangkat
pembelajaran (RPP dan bahan Ajar); optimalisasi sarana
prasarana dan lingkungan yang tersedia baik di dalam
maupun di luar sekolah; peningkatan
pengawasan/pengendalian dan melaksanakan perbaikan
pelaksanaan pembelajaran secara periodik.
c. Pemenuhan standar kompetensi lulusan (SKL) dapat
dilaksanakan melalui pengkajian/pemetaan SKL satuan
pendidikan, kelompok mapel dan mata pelajaran
(keterkaitannya dengan SK dan KD dalam SI); memanfaatkan
hasil UN dan US dalam penyusunan program perbaikan
pembelajaran berdasarkan hasil UN dan US untuk
meningkatkan mutu lulusan.
d. Pemenuhan standar ketenagaan dapat dilaksanakan melalui
optimalisasi tenaga yang ada, pelatihan peningkatan
kompetensi dan profesional, pemanfaatan sumber daya
manusia yang ada di luar sekolah (kerjasama dengan instansi
lain), serta pengusulan mutasi antar sekolah dan atau
pengangkatan guru baru kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota/provinsi.
e. Pemenuhan standar sarana dan prasarana dapat dilaksanakan
melalui optimalisasi penggunaan, pemeliharaan dan
perawatan sarana yang ada, penghapusan/hibah ke sekolah
lain yang memerlukan dan atau penambahan sarana baru.
f. Pemenuhan standar pengelolaan dapat dilaksanakan melalui
optimalisasi seluruh sumber daya yang ada di sekolah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sesuai kewenangan
sekolah dan kepala sekolah; menerapkan prinsip manajemen
berbasis sekolah (MBS) dalam keseluruhan proses pengelolaan
sekolah, mulai penyusunan program kerja, pelaksanaan dan
evaluasi keterlaksanaan program; melaksanakan
validasi/perbaikan program kerja secara periodik;
meningkatkan peranserta para pembina mulai dari tingkat
kabupaten/kota, provinsi, pusat dan atau masyarakat di
lingkungan setempat dalam meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk kebijakan,
program, ketenagaan, sarana dan prasarana maupun
pembiayaan;
g. Pemenuhan pembiayaan di setiap satuan pendidikan dapat
dilaksanakan melalui optimalisasi seluruh dana yang diterima
oleh sekolah baik melalui dana APBD, APBN maupun dana dari
masyarakat.
h. Pemenuhan standar penilaian melalui peningkatan kualitas
dan kelengkapan perangkat penilaian; melaksanakan dan
mengelola hasil penilaian peserta didik secara sesuai dengan
mekanisme dan prosedur yang berlaku; melibatkan orangtua
dan masyarakat dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, Standar Nasional
Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
3. Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Repulik Indonesia Nomor 32
tahu 2013 pasal 2 ayat (1), Standar Pendidikan Nasional terdiri atas 8
lingkup, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.

B. Saran
1. Agar Standar Nasional Pendidikan dapat terlakasana dengan baik, maka
hal-hal yang merupakan lingkup Standar Nasional Pendidikan harus
terpenuhi dengan baik.
2. Agar pendidikan di seluruh indonesia menjadi lebih mampu bersaing
maka perlunya standarisasi pendidikan di berbagai jenjang pendidikan
atau satuan pendidikan di manapun berada.

Anda mungkin juga menyukai