Anda di halaman 1dari 22

TUJUAN PENDIDIDIKAN NASIONAL DAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

OLEH KELOMPOK 3 :

NURHAEDA : 19010110030
DESI MAYASARI : 19010110032
NUR AFIFA : 19010110033
WAHDANIA ISA : 19010110034
MUH. OGI SAPUTRA T. : 19010110035
ANAS : 19010110036
FATMAWATI : 2020010110002

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan judul “Tujuan Pendidikan Nasional dan Standar Nasional
Pendidikan (SNP)”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta umatnya hingga
akhir zaman.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas kelompok Pembelajaran Mata Kuliah Kajian Kurikulum
Program studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Kendari Tahun Akademik
2021/2022.
Pada kesempatan ini penulis penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen pengampu
bapak Drs. La Boy, M.Pd., teman – teman serta pihak yang sudah
memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari Karya Tulis ini sangat jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Kami
harap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Kendari, 28 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

B. Standar Nasional Pendidikan (SNP)

1. Pengertian Standar Nasional Pendidikan (SNP)

2. Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

3. Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan (SNP)

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang

Masalah dasar dan tujuan pendidikan merupakan suatu maslah yang


sangat undamental dalam pelaksanaan pendidikan. Seban dasar pendidikan
itu akan menentukan corak dan isi pendidikan, sedangkan tujuan pendidikan
akan menetukan ke arah mana anak di didik itu dibawa. Pendidikan
merupakan usaha manusia untutk meningkatkan ilmu pengetahuan yang
didapat dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses
transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar
kualitas yang diharapkan dapat tercapai, diperlukan penentuan tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas hasil
pendidikan, khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan
seiring dengan kemajuan kehidupan masyarakat yang membutuhkan hasil
pendidikan tersebut.

Setiap negara di dunia terus melakukan peningkatan kualitas dan


kuantitas pendidikan masing-masing. Indonesia, dalam hal ini melakukan
perubahan sistem pendidikan gunamencapai kualitas atau mutu pendidikan
yang terus menerus menuju ke arah lebih baik. Salah satu perubahan
mendasar dalam bidang pendidikan nasional  adalah lahirnya peraturan
pmerintah (PP) no. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
(SNP). PP ini beserta penjabarannya  dalam permendiknas seharusnya
dijadikan pedoman oleh semua pihak dalam merencanakan. Hal ini perlu
diupayakan secara serius dan fokus, karena peradaban masyarakat
bangsaIndonesia ditentukan oleh bagaimana pendidikan dijalani oleh
masyarakat.Setiap satuan pendidikan selayaknya mencapai standar nasional
pendidikan.Berkaitan dengan hal tersebut akan dibahas mengenai Tujuan
Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Pendidikan Nasional?
2. Apa Pengertian Standar Nasional Pendidikan (SNP)?
4. Apa Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan (SNP)?
5. Apa saja Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan (SNP)?
C. Tujuan
1. Mengetahui Tujuan Pendidikan Nasional.
2. Mengetahui Pengertian Standar Nasional Pendidikan (SNP).
3. Mengetahui Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
4. Mengetahui Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan (SNP).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional


Keberadaan manusia dari sejak kelahirannya terus mengalami
perubahan-perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Manusia
yang merupakan makhlup hidup dengan akl budi memiliki potensi untuk
terus melakukan pengembangan. Sifat pengembangan manusia
menunjukkan sisi dinamisnya, artinya perubahan terjadi terus-menerus
pada manusia. Salah satu pengembangan manusia, yaitu melalui
pendidikan (Triwiyanto, 2014).

Pendidikan sejatinya adalah sesuatu yang memiliki peran sebagai


pondasi dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan
pendidikan harus dilakukan dengan sebaik mungkin dan berorientasi
kepada masa depan. Dalam lingkup yang luas, pendidikan bisa
dikatakan sebagai proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan
serta kebiasaan yang akan digunakan menjadi warisan dari satu generasi
menuju generasi selanjutnya. Tujuan utama yan harus menjadi orientasi
dalam pendidikan salah satu-Nya adalah mengembangkan potensi dan
mencerdaskan manusia menjadi semakin lebih baik. Tujuan pendidikan
ini termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang
berbunyi, sebagai berikut: “Mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serat peradaban bangsa yang bermartabat dalam
ragka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, barakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam UUD 1945 alinea ke-4
terdapat kalimat “Mencerdaskan kehidupan bangsa” merupakan tujuan
pendidikan nasional yang menggambarkan cita-cita bangsa Indonesia untuk
mendidik dan menyamaratakan pendidikan ke seluruh penjuru Indonesia
agar tercapai kehidupan berbangsa yang cerdas.
B. Standar Nasional Pendidikan (SNP)
1. Pengertian Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal
tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan
diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Repoblik Indonesia (NKRI)
yag berfungsi sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
(Hayat dan Yusuf, 2010).

Standar nasional pendidikan adalah tentang sistem pendidikan di


seluruh wilayah hukum Negara kesatuan Repoblik Indonesia, sedangkan
peserta didik adalah anghota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi didiK melalui proses Pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu secara kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Repoblik
Indonesia dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka meWujudkan Pendidikan nasional yang bermutu.

2. Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan (SNP)


Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pendidikan dalam rangka
mewujudkan Pendidikan nasional yang bermutu. Dengan demikian,
dalam Pendidikan standar Pendidikan ini menjadi sumber dan acuan
penyelenggaraan Pendidikan untuk mewujudkan Pendidikan nasional
yang bermutu. Fungsi lainnya adalah sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan Pendidikan dalam rangka mewujudkan
Pendidikan nasional yang bermutu. Tujuan Standar Nasional
Pendidikan yaitu menjamin mutu Pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan
disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
3. Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Dalam peraturan pemerintah 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan BAB II pasal 2 disebut bahwa lingkup standar
nasional pendidikan meliputi;
a. Standar isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kopetensi


yang dituangkan dalam kriteria tentang kopetensi tamatan,kopetensi
bahan kajian,kopetensi mata pelajaran,dan silabus matapelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.Setiap jenjang memiliki kompetensi yang
berbeda,mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah dan
dalam standar isi termuak kerangka dasar dan struktur
kurikulum,beban blajar,kurikulum tingkat satuan pendidikan,dan
kalender pendidikan/akademik,yang berguna untuk pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
b. Standar proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan plaksanaan pembelajaraan pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kopetensi lulusan.Proses
pembelajaaran pada satuan pendidikan diselengarakan secara
interaktif,inspiratif,menyenangkan,menantan motivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif,serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa,kreativitas,dan kemandirian sesuai dengan bakat,minta,dan
perkembangan fisik serta pisikologis peserta didik. (Perundang-
undangan pendidikan,sulfemi,wahyu bagja)[2016/70]

Berdasarkan permendigbud nomor 65 tahun 2013. Standar


proses dijabarkan dengan sebagai kriteria mengenai plaksanaan
pembelajaraan pada satuan pendidikan untuk mencapai standar ko
petensi lulusan.

Dari penyusunan tersebut bahwa standar proses merupakan


suatu tahap proses pembelajaran yang menjabarkan mengenai
kriteria atau yang dalam kamus besar bahasa Indonesia(KBBI)
diartikan sebagai suatu ukuran tertentu yang menjadi dasar penilaian
atau penetapan sesuatu,kaitanya dengan plaksanaan pembelajaran
guna mencapai kopetensi lulusan.

Standar proses merupakan sebuah pedoman atau tahapan


langka-langka bagi para guru saat mereka meberikan pembelajaran
dalam kelas,dengan harapan proses pendidikan yang berlangsung
bisa efektif,efisien dan inofatif. Sehingga beberapa target atau
kriteria mengenai kopetensin lulusan dapat tercapai dengan
sempurnah.
c. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (PP No. 19 tahun 2005 pasal 1 ayat 4). Pengelolaan
standar kompetensi lulusan berpegang kepada prinsip dan keyakinan
bahwa lulusan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
terhadap kualifikasi kemampuan lulusan yang direncanakan dan
ditetapkan oleh setiap program studi yang dikelola.Keyakinan
tersebut semakin diperkuat oleh PP No. 19 tahun 2005 pasal 27 ayat
2 yang menegaskan bahwa “standar kompetensi lulusan pendidikan
tinggi ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi.
Penetapan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan
tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan,
mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang
bermanfaat bagi kemanusiaan (PP No. 19 tahun 2005 pasal 26 ayat
4). Untuk mencapai tujuan tersebut, maka standar kompetensi
lulusan perlu direncanakan (planning), diorganisasikan (organizing),
dan dilaksanakan (actuating), serta dikontrol (controlling) secara
sistemik dan konsisten
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta
pendidikan dalam jabatan (PP No. 19 tahun 2005 pasal 1 ayat 7).
Lebih lanjut pada standar nasional pendidikan ditegaskan bahwa
pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (PP No.
19 tahun 2005 pasal 28 ayat 1). Sementara itu, yang dimaksud
kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 28 ayat 2).
Pengelolaan standar pendidik dan tenaga pendidikan, harus dimulai
dengan perencanaan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan
yang dibutuhkan sesuai dengan karakteristik dan kekhasan program
yang dikembangkan. Merumuskan dan mengembangkan syarat-
syarat dan mekanisme penseleksian calon pendidik dan tenaga
pendidik yang dibutuhkan. Berdasarkan rencana ini, segala sesuatu
yang menyangkut penerimaan calon pendidik dan tenaga
kependidikan diorganisasikan, baik jumlah, jenis, kualifikasi, sarana
dan prasarana yang diperlukan, syarat- syarat serta mekanisme
penerimaannya dipersiapkan secara maksimal dan sistemik untuk
mendapatkan calon pendidik yang berkualitas. Setelah itu, barulah
kegiatan penerimaan calon pendidik dan tenaga kependidikan
diselenggarakan sesuai dengan rencana. Di samping itu, menurut
Tilaar, (2008:196) mutu pendidikan terus ditingkatkan antara lain
dengan meningkatkan kualifikasi tenaga pendidik, sarana dan
prasarana belajar yang memadai.
1) Penilaian atau pengawasan dilakukan terhadap proses
penseleksian dan penerimaan calon pendidik dan tenaga
kependidikan yang dilakukan. Dalam penilaian atau pengawasan
ini juga dilakukan control terhadap semua aspek yang
dikehendaki dan hasil yang dicapai sesuai dengan karakteristik
dan kekhasan program yang dikembangkan.Memperkuat gagasan
ini, dalam PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 31 ayat 1 ditegaskan
bahwa: ‘pendidik pada pendidikan tinggi memiliki kualifikasi
pendidikan minimum: Lulusan diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) untuk program diploma

2) Lulusan program magister (S2) untuk program sarjana (S1)

3) Lulusan program doktor (S3) untuk program magister (S2) dan


program doktor (S3)’.

Lebih lanjut, dinyatakan bahwa: ‘tenaga kependidikan pada


pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan
sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya (PP No. 19 tahun 2005
pasal 36 ayat 1).
e. Standar Saran dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
labor- atorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi
dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
infor- masi dan komunikasi (PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 1
ayat 8).

Dalam perencanaan sarana dan prasarana, segala sesuatu


yang menyangkut pelaksanaan rencana itu perlu disiapkan dan
diorganisasikan secara sistemik untuk mendapatkan sarana dan
prasarana yang memadai dan berkualitas. Hasil pengorganisasian
semua kelengkapan untuk mendapatkan sarana dan prasarana
tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan memperoleh
sarana dan prasarana sebagaimana tercantum dalam rencana yang
sudah disusun dan disepakati. Memperkuat gagasan ini, Tilaar,
(2008: 98) menegaskan bahwa kegiatan lembaga pendidikan tinggi
perlu ditunjang oleh seperangkat fasilitas serta prasarana yang
memungkinkan terlaksananya kegiatan tersebut.Salah satu fasilitas
pokok dan esensial ialah tersedianya perpustakaan dengan buku
yang lengkap.Penilaian atau pengawasan terhadap kegiatan
pelaksanaan dalam memperolah sarana dan prasarana merupakan
kegiatan penting untuk mendapatkan mutu dan kualitas sarana dan
prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan rencana. Dalam penilaian
atau pengawasan ini segala aspek, jenis, kuantitas, dan kualitas
sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dikontrol secara cermat
untuk mendapatkan sarana dan prasarana sesuai dengan rencana
yang sudah ditetapkan dan disepakati
f. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Garis besar standar
pengelolaan yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.
1) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan dan akuntabilitas.
2) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas
yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku
memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam
pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan
area fungsional pengelolahan lainnya yang diatur oleh masing-
masing perguruan tinggi.
3) Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur
tentang :
a) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus;
b) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh
kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun, dan
dirinci secara semesteran , bulanan dan mingguan;
c) Struktur organisasi satuan pendidikan;
d) Pembagian tugas di antara pendidik;
e) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
f) Peraturan akademik;
g) Tata tertib satuan pendidikan yang minimal meliputi tata
tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik serta
penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
h) Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam
lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga
satuan pendidikan dengan masyarakat ;
i) Biaya operasional satuan pendidikan.
4) Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja
tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja
jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4
(empat) tahun .
5) Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, rencana kerja
tahunan harus disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah/madrasah,
sedangkan untuk pendidikan tinggi harus disetujui oleh lembaga
wewenang sebagaimana diatur oleh masing-masing perguruan
tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
6) Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri,
resensi, efektif, dan akuntabel.
7) Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan
supervisi,evaluasi,pelaporan, dan tingkat lanjut hasil
pengawasan.
8) Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga
perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan
berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas satuan pendidikan.

9) Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik


dilakukan secara teratur dan kesinambungan oleh pengawas atau
pemilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan.
10) Pelaporan hasil pengawasan dilakukan oleh pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, dan pengawasan
atau pemilik satuan pendidikan.
11) Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan wajib
menindaklanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan mutu
satuan pendidikan, termasuk memberikan sanksi atas
pelanggaran yang ditemukannya.
12) Pemerintah Daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang
pendidikan dengan memprioritaskan program:
a) Wajib belajar;
b) Peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang
pendidikan menengh.
c) Penuntasan pemberantasan buta aksara;
d) Penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun
masyarakat;
e) Peningkatan status guru sebagai profesi;
f) Peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan
masyarakat;
g) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
pendidikan.
13) Pemerintah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan
dengan memprioritaskan program:
a) Wajib belajar;
b) Peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang
pendidikan menengah dan tinggi;
c) Penuntasan pemberantasan buta aksara;
d) Penjaminan mutu pada satuan pendidikan baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah maupun Masyarakat;
e) Peningkatan status guru sebagai profesi;
f) Peningkatan mutu dosen;
g) Standarisasi pendidikan;
h) Akreditasi pendidikan;
i) Peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal,
nasional, dan global;
j) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
pendidikan titik; dan
k) Penjamin mutu pendidikan nasional.
14) Pemerintah bersama-sama Pemerintah Daerah menyelenggarakan
sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah untuk dikembangkan menjadi
satuan pendidikan bertaraf internasional. Materi
menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu-satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi untuk dikembangkan menjadi
satuan pendidikan bertaraf internasional.
g. Standar Pembiayaan Pendidikan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang
berlaku selama setahun. Biaya operasi satuan pendidikan adalah
bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsung
kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan
secara teratur dan berkelanjutan.

Dalam garis besarnya standar biaya ini mencakup hal-hal


sebagai berikut.
1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya
operasi,dan biaya personal.

2) Biaya investasi meliputi biaya pembelian sarana dan prasarana,


pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
3) Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
4) Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: (1) gaji pendidik dan
tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji; (2) bahan atau peralatan habis pakai; dan (3) biaya operasi
pendidikan tak langsung berupa daya air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi,
konsumsi, pajak, asuransi, dan sebagainya. Standar biaya
operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
usulan BSNP.
h. Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik titik. Beberapa hal
yang perlu diketahui berkaitan dengan standar penilaian ini, dalam
garis besarnya mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas: (1) penilaian hasil belajar oleh oleh
pendidik; (2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; (3)
penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
2) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas:
(1) penilaian hasil belajar oleh pendidik; dan (2) penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
3) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

4) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai


pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata
pelajaran.
5) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan dilakukan dalam bentuk ujian
nasional.
6) Ujian nasional dilakukan secara objektif, terkendali dan
akuntabel, serta diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan
sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran.
7) Hasil ujian nasional dijadikan sebagai salah satu pertimbangan
untuk: (1) pemetaan mutu program dan satuan pendidikan; (2)
dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; (3)
penentuan kelulusan peserta didik; (4) pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
8) Setiap peserta didik wajib mengikuti 1 kali ujian Nasional tanpa
dipungut biaya, dan berhak mengulanginya sepanjang sebelum
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.
9) Pada umumnya ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), dan pendidikan kewarganegaraan.
10) Peserta didik nyatakan lulus dari satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah: (1) menyelesaikan
seluruh program pembelajaran; (2) memperoleh nilai minimal
baik pada penilaian akhir untuk seluruh kelompok mata pelajaran
11) Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi; dan lulus Ujian Nasional.
Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tujuan pendidikan ini termuat dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 yang berbunyi, sebagai berikut:
“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serat
peradaban bangsa yang bermartabat dalam ragka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, barakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam UUD 1945 alinea
ke-4 terdapat kalimat “Mencerdaskan kehidupan bangsa”
merupakan tujuan pendidikan nasional yang menggambarkan cita-
cita bangsa Indonesia untuk mendidik dan menyamaratakan
pendidikan ke seluruh penjuru Indonesia agar tercapai kehidupan
berbangsa yang cerdas.

2. Standar Nasional pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal


tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem
pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Repoblik
Indonesia (NKRI) yag berfungsi sebagai dasar perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

3. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam


perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pendidikan dalam
rangka mewujudkan Pendidikan nasional yang bermutu. Tujuan
Standar Nasional Pendidikan yaitu menjamin mutu Pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana,
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global.

4. Dalam Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 Tentang Standar


Nasional Pendidikan, BAB II pasal 2 disebutkan bahwa Lingkup
Standar Nasional Pendidikan meliputi: (a) Standar isi; (b) Standar
proses; (c) Standar kompetensi lulusan; (d) Standar pendidik dan
tenaga kependidikan; (e) Standar sarana dan prasarana; (f) Standar
pengelolaan; (g) Standar pembiayaan; dan (h) Standar penilaian
pendidikan.
B. Saran
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwasanya dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena
itu, penulis berharap kritik dan saran dari berbagai pihak demi
terciptanya makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Muhammad Iwan. 2017. Fenomena Implementasi Standar Nasional


Pendidikan Pada Sekolah - Sekolah Unggulan Di Samarinda. Vol. 9 Nomor
1.hal 84
Ardimen. 2012. Pengelolaan Lembaga Pendidikan Berbasis SNP Dalam
Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan.Ta’dib.Vol. 15 Nomor 2
Dokumen Kesiapan Sekolah SMK Ma’arif Al Munawwir Krapyak
Yogyakarta Menuju Pemenuhan Standar Nasional Abstraksi.
Egok, Asep Sukenda. 2019. Profesi Pendidikan. CV. Pilar Nusantara:
Semarang.
Kompetensi dan Kompetensi Dasar). PT Remaja Rosdakarya: Bandung
Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Bumi Aksara:
Jakarta.
Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Yang Disempurnakan ( Pengembangan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Saifuddin. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Deepublish.
Sleman.
Simatupang, Halim. Dkk. 2019.Telaah Kurikulum SMP di Indonesia. CV. pustaka
MediaGuru. Surabaya.
Yanti, Helda. 2021. Standar Bagi Pendidik Dalam Standar Nasional
Pendidikan Indonesia. Journal of education .Vol 1 Nomor 1.hal 64

Anda mungkin juga menyukai