Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar
amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, di antaranya adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan Standar
Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan
tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang
harus dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan
1
tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Standar Isi disesuaikan
dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk
menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi
ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi
tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap
dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi
Standar Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi
adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi
dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi
yang berjenjang.
Kurikulum sendiri merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (2)
ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
dididk. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan
2
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan
pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar
kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Pengembangan kurikulum 2013 secara berkesinambungan mempertimbangkan
berbagai hal dan masukan dari berbagai unsur masyarakat sebagai satu kesatuan entitas
bangsa yang menginginkan peningkatan kualitas peserta didik di masa depan. Dalam
perjalanan pengembangannya disertai dengan evaluasi formatif yang memungkinan
perbaikan pada tataran dokumen dan implementasi. Perbaikan ini melibatkan seluruh
komponen masyarakat sehingga kurikulum hasil perbaikan menjadi milik semua komponen
bangsa. Perbaikan kurikulum dapat dilakukan secara holistik komprehensif mulai dari ide,
desain, dokumen sampai dengan implementasi. Namun perbaikan kurikulum juga dapat
dilakukan pada sebagian dimensi kurikulum dan aspek tertentu dari kurikulum. Perbaikan
kurikulum 2013 pada saat ini lebih bersifat evaluasi formatif dengan melakukan perbaikan
pada dokumen KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran dan penilaian hasil
belajar, serta buku teks pelajaran.
Dalam dunia Pendidikan sekarang ini sedang dihadapkan pada persoalan baru yaitu
hadirnya wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang awalnya terdeteksi muncul di china
tepatnya di kota Wuhan pada akhir tahun 2019, mendadak menjadi teror mengerikan bagi
masyarakat dunia, terutama setelah merenggut nyawa ratusan orang dalam waktu yang
relatif singkat. Hampir kurang lebih 200 negara di dunia terjangkit virus korona termasuk
Indonesia.
Berbagai upaya telah dikerahkan telah dilakukan dalam rangka pencegahan, pengobatan
dan sebagainya dalam rangka memotong mata rantai penyebaran virus corona, dari
pembuatan regulasi kebijakan oleh pemerintah mulai dari Penerapan Sosial Berskala Besar
(PSBB), penggunaan masker, membiasakan cuci tangan dengan sabun di air
mengalir/Hansanitizer, menjaga imunnnitas tubuh, jaga jarak (Psychal distancing),
menghindari kerumunan banyak oarang dalam satu tempat (social distancing), Isolasi
mandiri hingga lockdown di beberapa wilayah termasuk kota-kota besar di negera kita sudah
dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus korona.
Kehadiran pandemi Corona Virus Disease (Covid-2019), memunculkan berbagai
persoalan yang menghantui bangsa ini, menyebabkan problem socio-cultural multi dimensi
baik politik, sosial, budaya, ekonomi hingga ketahan mental baik fisik maupun sprirtual

3
yang harus segera diatasi karena menyangkut keberlangsungan hidup dan kemandirian jati
diri bangsa termasuk didalamnya layanan pendidikan pada sekolah secara khusus.
Dalam hal ini negara berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Oleh karena itu negara berkewajiban mencarikan jalan keluar keberlangsungan pendidikan
di sekolah. Menyadari letak geografis wilayah Indonesia sebagai daerah kepulauan dengan
keadaan yang berbeda-beda, perlu dirumuskan regulasi yang dapat menjadi solusi agar
kegiatan pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan baik di tengah kondisi darurat
apapun. Sebab Belajar tidak pernah mengenal kata berhenti, dalam kondisi apapaun tanpa
menganal ruang dan waktu. Namun dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa
berjalan secara normal seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap
mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran.
Pada masa darurat Covid-19, sekolah telah menyiapkan sejumlah strategi dan program
guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai
dengan kondisi dan kreatifitas serta kemampuan sekolah. Mulai menugaskan peserta didik
belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua hingga bentuk-bentuk lain
yang membuat keberadaan peserta didik tetap terlayanan pada kebutuhan belajaranya sesuai
dengan batas kemampuan yang ada. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilaksanakan
sepenuhnya di sekolah, tetapi peserta didik dapat belajar dari rumah. Kegiatan pembelajaran
yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka antara guru dengan peserta didik
di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam jaringan) dan
luring (luar jaringan). Upaya-upaya tersebut dalam rangka mengoptimalkan layanan
pendidikan di sekolah di masa darurat
Dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, diketahui bahwa belum semua
sekolah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara online/daring (dalam
jaringan) secara penuh, dan sebagian besar menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh
secara luring (luar jaringan). Beberapa kendala ditemukan antara lain; keterbatasan SDM,
keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki peserta didik, kesulitan akses
internet dan keterbatasan kuota internet peserta didik yang disediakan orang tuanya, dan
sebagainya. Selain itu pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa darurat Covid-19
antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya sangat bervariasi, sesuai dengan persepsi
dan kesiapan masing-masing sekolah.
Implementasi Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada Sekolah,
terutama jenjang Sekolah Dasar menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan
4
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran
tidak hanya dilaksanakan sepenuhnya di sekolah, tetapi peserta didik dapat belajar dari
rumah. Kegiatan pembelajaran yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka
antara guru dengan peserta didik di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh
secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari rumah
menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan komunikasi aktif antara guru, orang tua dan
peserta didik menjadi satu kesatuan yang saling mendukung, dengan prinsip bahwa semua
kita adalah guru, semua kita adalah murid dan semua tempat adalah kelas, nampaknya
menjadi oase ditengah dahaga akan prestasi anak bangsa.
Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada
kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah
dan kemandirian peserta didik. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan
materi pelajaran dan memberi tugas kepada peserta didik, agar terwujud pembelajaran yang
bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar peserta didik tidak mengalami kebosanan
belajar dari rumah.
Hasil Analisis Konteks yang dilakukan oleh TPK dari 8 standar tentang kondisi Ideal yang
diharapkan sekolah serta potensi dan karakteristik satuan pendidikan ,dengan hasil analisis sebagai
berikut :

5
1. IDENTIFIKASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
(ISI, SKL, PROSES, PENGELOLAAN DAN PENILAIAN)

No. Aspek Indikator Kondisi Sat. Pend. Upaya Pencapaian

1. Standar Isi Kurikulum sekolah Banyak guru belum Diadakan workshop


memenuhi BSNP melakukan kajian SK- pengembangan SK-KD
KD secara komperhensip

Baru 3 MP KKM 75,


2. SKL KKM masing-masing yang lain 70 Mendorong guru untuk
mapel 75. meningkatkan kompetensi
dan menaikkan KKM.

Laporan orangtua Meningkatkan pendidikan


Hasil belajar peserta alumni, sikap lulusan karakter siswa
didik sesuai SKL dapat beradaptasi dengan
lingkungan.
Hasil UASBN : Meningkatkan pembinaan
Rata rata BIN : 8,14, menghadapi UASBN
MAT: 8,56,
IPA: 7,99 Diadakan workshop
pengembangan bahan ajar
3. S Proses Penggunaan ICT belum cetak dan ICT.
Mengembangkan
program, silabus dan maksimal.
RPP sesuai BSNP
Kontrol pimpinan sekolah
terhadap kegiatan di
4. S. Pengelolaan Komite sekolah dan lapangan
Merumuskan Visi Misi
dan disosialisasikan dewan guru aktif dalam
kepada steakholder mensosialisasikan &
pelaksanaan Visi Misi

Pengelolaan sekolah Diadakan penyesuaian


berdasarkan Rencana secara bertahap.
Rencana Kerja Tahunan kerja Tahunan
dijadikan dasar
pengelolaan sekolah Rencana penilaian
Memonitor dan
tertuang dalam silabus
mengadakan evaluasi
Perencanaan, informasii dan RPP
5. S. Penilaian sistem penilaian
dan sistem penilaian Sistem penilaian
dilakukan sesuai standar diinformasikan ke
orangtua melalui
pertemuan kelas.
Guru melakukan
penilaian berbasis kelas

6
ANALISIS KONDISI SATUAN PENDIDIKAN

No Komponen Kekuatan Kelemahan


1 Pendidik Konsultan B.Inggris = 1 orang Masih ada yang berkualifikasi
Pembina Akademik/BK = 1 orang diploma tiga = 1 orang
Jumlah guru= 26 orang Guru BK masih kurang familiar
-20 berkualifikasi S-1 dengan TIK.
-1 orang sedang menyelesaikan S-1 2 orang guru tidak sesuai bidang
- 3 orang sedang menyelesaikan S-2 ajar (jurusan teknik dan bahasa arab
- 2 orang berkualifikasi S-2 mengajar tematik)
- 1 orang sudah lolos sertifikasi.
92 % bekerja sesuai dengan
bidangnya
96 % familiar dengan TIK.
80% guru berusia < 30 tahun

2 Tenaga Personil tenaga kependidikan cukup Perlu penambahan personil TU


Kependidikan lengkap (1 satpam, 2 tukang kebun, , karena beban tugas semakin
1 TU, 1 pustakawati ) banyak.
Semuanya bekerja sesuai dengan
bidangnya
3 Siswa Jumlah siswa tercukupi= 492 orang Belum ada yang berprestasi sampai
dengan 14 rombongan belajar. ketingkat nasional
Tingkat kehadiran cukup tinggi.
Beberapa siswa memiliki keunggulan
akademik dan non akademik.

4 Sarana Prasarana Semua ruangan berkondisi baik. Ukuran ruang Lab IPA masih belum
Ada ruang laboratorium IPA, TIK dan memadai (ideal untuk 26 orang,
ruang musik, perpustakaan . namun di isi 30 orang)
Sebagian ruang masih
menggunakan lahan Aula masjid
5 Program Dirumuskan sesuai dengan SNP. - Sering terjadi perubahan waktu
Seluruh steakholder dilibatkan dalam mengikuti kebijakan pemerintah.
pembuatan program sekolah (yayasan, - Sebagian kecil orangtua siswa
guru, orangtua murid diwakilkan oleh tidak menyesuaikan kegiatan
WOK dan komite, konselor ) siswa dengan program yang
Disosialisasikan pada seluruh sudah disosialisasikan.
orangtua murid pada pertemuan Awal
Tahun Pembelajaran

ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN


No Komponen Peluang Tantangan / Ancaman
1 Komite Sekolah Pengurus pada umumnya orang- Sikap kritis komite
orang yang cukup kompeten
Dari berbagai profesi
Sangat peduli dengan sekolah
3 Dinas pendidikan Kompetensi dinas pendidikan Pembinaan klinis masih sangat
memadai. kurang

4 Alumni 85 % diterima di SMP favorit Perhatian ke sekolah masih sangat


7
kurang terhadap alumni
Belum terbentuknya wadah alumni.

5 Sosial Budaya Terletak di perumahan/kompleks Sistem saluran air hujan belum


UI/UNJ. dapat teratasi (musim hujan ari
Jauh dari keramaian. tidak mengalir dengan baik).
6 Ekonomi Menengah ke atas Kompitetor sejenis

Berdasarkan latar belakang tersebut, agar kegiatan pembelajaran pada masa darurat
berjalan dengan baik dan optimal, maka SDS Cendana Batam telah menyusun Kurikulum
Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19, sebagai acuan sekolah dalam menyelenggarakan
pembelajaran di masa darurat pada Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada SDS Cendana Batam ini
disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dengan melibatkan unsur; guru,
konselor, komite sekolah, Kepala Sekolah, praktisi pendidikan, pengawas pembina dan unsur
stakeholder lainnya.

B. Dasar Hukum
Pengembangan Kurikulum Pendidikan di SD Cendana Batam berlandaskan pada:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan;
6) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter;
7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pendidikan Dasar dan Menengah;
8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah;

8
9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan;
10) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009
tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang memiliki kelainan dan/atau bakat
istimewa;
11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
2014 Tentang Kurikulum 2013 SD/MI;
12) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
14) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Menengah;
15) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
16) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
17) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah;
18) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum Tahun 2013;
19) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru;
20) Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah ;
21) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
22) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
23) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 Tahun 2016
Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;

9
24) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
25) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2017 tentang Hari Sekolah;
26) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 30 Tahun 2017
tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan;
27) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar
oleh Pemerintah;
28) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2018 tentang Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan;

29) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun


2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar;

30) Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/202l, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor
HK.O1.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19);
31) Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2020 Tentang Kebijakan Merdeka Belajar dalam Penentuan Kelulusan Peserta Didik dan
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2020/2021;
32) Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020 tentang Langkah Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pada Satuan
Pendidikan;
33) Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanan Pendidikan Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) ;
34) Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2021 Tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian
Sekolah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19);

10
35) Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari
Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
36) Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Dasar;
37) Surat Edaran Walikota Batam Nomor 322/419.1/DISDIK/III/ 2020 tentang Antisipasi
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Kota Batam. ( surat edaran
yang masih berlaku )
1)

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum 2013


Kurikulum SD Cendana Batam dikembangkan dengan tujuan:
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan pendidikan agama.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas
dirinya sebagai manusia. Yang dimaksud kesadaran dan wawasan adalah termasuk
wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, kemajemukan bangsa, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, dan sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Mengenal, menyikapi, dan megapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan perilaku ilmiah yang kritis, kreatif, mandiri.
4. Menanamkan kepada peserta didik karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong
serta integritas
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
6. Mengenal keaneragaman di Indonesia, terutama di Kota Batam yang penduduknya terdiri
atas berbagai macam suku bangsa, ras, dan agama.
7. Mengembangkan kepribadian siswa sesuai dengan bakat, minat, serta potensi yang
dimilikinya.
8. Memberi bekal kecakapan abad 21 yaitu berpikir kritis, kreatif, kolaboratif serta
komunikatif.

D. Acuan Konseptual

11
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, acuan konseptual penyusunan Kurikulum Sekolah
Cendana Batam adalah sebagai berikut.

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia


Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa,
dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan
interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan;
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh
pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir
kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan
pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung
jawab warga negara.
12
7. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja.
Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS)
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum
harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan

13
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Sesuai dengan Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pengembangan kurikulum ini didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral
berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

14
Sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dalam memasuki Tahun Pelajaran
2021/2022, dalam rangka pengembangan kurikulum 2013 SDS Cendana menetapkan visi, misi
dan tujuan sekolah terdasarkan analisis SWOT.
Analisis SWOT suatu metode analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan
eksternal dalam organisasi, faktor eksternal tempa kekuatan (strenght) dan kelemahan
(weakness), sedangkan faktor eksternal terupa peluang (opportunity) dan ancaman (threats).
1. Faktor Eksternal
a. Kekuatan ( Stregbt)
Kekuatan SD Cendana Batam di antaranya
1) Mempunyai jaringan yang luas, terletak diletak di kelurahan Belian, kecamatan
Batam Kota, kota Batam.
2) Sarana dan Prasarana memadai, sebagai sekolah dasar umum yang mengintegrasi
program keagamaan. SD Cendana Batam memiliki mushala, tempat wudhu yang
memadai untuk program pembiasaan ibadah rutin seperti shalat dhuha, dzuhur dan
ashar berjamaah, disamping itu juga memiliki lapangan yang luas sebagai penunjang
program dibidang olah raga.
3) Manajemen kepemimpinan Kepala sekolah dan kinerja guru yang memadai untuk
terwujudnya pengelolaan pendidikan yang bermutu
4) Upgrade SDM yang terkelanjutan dari manajemen baik dibidang umum maupun
bidang keagamaan
5) Terjalinnya hubungan kekeluargaan yang kooperatif antara Kepala Seolah, guru,
karyawan dengan orang tua siswa, pengurus komite, warga sekitar sekolah dan
stakeholder untuk bersama mengembangkan pendidikan bermutu di SD Cendana
Batam.
6) Berbagai macam ekstrakurikuler yang siap mengasah bakat dan minat siswa
7) Sistem Full Day School yang didukung oleh adanya lembaga TPQ Sekolah.
b. Kelemahan (weakness)
Kondisi internal negatif yang dapat merendakan penilaian terhadap Sekolah diantaranya:
1) Membutuhkan dana yang banyak
2) Kemampuan berbahasa asing SDM yang masih perlu di upgrade
3) Pendalaman ilmu agama SDM (guru) yang masih belum merata untuk menunjang
pengintegrasian program-program keagamaan kedalam program umum.
4) Tidak semua guru mahir dalam menggunakan IT
2. Faktor Eksternal
15
a. Peluang
1) Output SD Cendana Batam mempunyai peluang yang tinggi untuk melanjutkan ke
jenjang selanjutnya, baik di SMP Negeri maupun di Pondok Pesantren.
2) Menjadi rujukan pengembangan bagi sekolah lain
3) Adanya keseimbangan peningkatan potensi guru
4) Kerja sama yang baik antara sekolah dasar negeri yang berdekatan secara geografis
dengan SD Cendana Batam.
b. Ancaman
1) Banyaknya bermunculan lembaga pendidikan yang sederajat dengan biaya yang lebih
murah
2) Mahalnya biaya perawatan sarana dan prasarana yang dimiliki
3) Adanya kompetitor lembaga pendidikan yang sama.

Berdasarkan analisis SWOT diatas maka SD Cendana Batam merumuskan beberapa hal dian
taranya:
A. Visi Sekolah
“Terwujudnya Peserta Didik yang Unggul, Berilmu, Beramal, Berakhlakul Karimah”.
Visi ini diakronimkan dengan UMUAMALAH (Unggul, Berilmu, Beramal, Berakhlakul
Karimah).

B. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, maka rumusan misi yang ditetapkan adalah:
1. Mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif, efisien, produktif, dan menyenangkan.
3. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah secara intensif.
4. Memberikan teladan kepada siswa dalam beribadah dan kegiatan sehari-hari yang Islami.
5. Mengembangkan kompetensi dan ketrampilan mengajar guru sehingga pelaksanaan
pembelajaran yang efektif, efisien, produktif, dan menyenangkan dapat terwujud.
6. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk bidang keagamaan dalam upaya
menanamkan dasar-dasar kemahiran dibidang agama Islam.
7. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk bidang olah raga
8. dalam upaya pengembangan bidang fisik motorik.
9. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk bidang penalaran dan penelitian dalam
upaya pengembangan bidang pengetahuan.
16
10. Menerapkan manajemen yang transparan, demokratis, akuntabilitas, profesional dan
partisipatif dengan melibatkan warga sekolah dan stake holder.
11. Melaksanakan hubungan masyarakat yang bermartabat, dan proaktif untuk kepentingan
pendidikan.

C. Tujuan Satuan Pendidikan


1. Tujuan Pendidikan Nasional
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan Pendidikan Dasar
Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan Umum
“Terbentuknya manusia yang berkepribadian muslim yang semua aspek-aspek
kehidupannya berlandaskan kepada ajaran Islam dan seluruh aktivitasnya diyakini ibadah
dalam rangka pengabdian kepada Allah dan penyerahan diri kepada-Nya”.
4. Tujuan Khusus
”Mempersiapkan cendekiawan muslim yang bertauhid, kompetitif, berakhlaqul
karimah cakap, trampil, mandiri, percaya diri, berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas, berfikiran bebas, dan berguna bagi agama, masyarakat, Negara
Republik Indonesia serta mampu menerapkan Ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari”.

17
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar
Mengacu pada Lampiran I Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 terdapat 3 landasan
sebagai kerangka dasar, yaitu:
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.  
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.  
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan
tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan
orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

18
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik.  Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut  dipelajari untuk  menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas


dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri
seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

19
2. Landasarn Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil
belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.

3. Landasan Yuridis
Landasan Yuridis adalah Sebagai Berikut :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
d. Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang
dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Pembelajaran di masa Pandemi covid 19, baik darring maupun luring


Pelaksanaan pembelajaran di masa Pandemi covid 19, baik darring maupun luring
dilaksanakan sesuai dengan Edaran Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang

20
Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Desease (Covid 19), adalah sebagai berikut:
a. Tujuan
Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) selama darurat COVID-19 bertujuan
untuk:
1) Memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan
pendidikan selama darurat COVID-19;
2) Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19;
3) Mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan; dan
4) Memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik
dan orang tua/wali.
b. Prinsip Pelaksanaan
BDR dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(COVID 19), yaitu:
1) Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan
utama dalam pelaksanaan BDR;
2) Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh
capaian kurikulum;
3) BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai
pandemi COVID-19;
4) Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang
pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik;
5) Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan
pendidikan dan Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing- masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR;
6) Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat
kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif;
dan
7) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan
orang tua/wali.

c. Metode dan Media Pelaksanaan Belajar Dari Rumah


BDR dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dibagi ke dalam 2
(dua) pendekatan:
1) Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring)
2) Pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring)

Dalam pelaksanaan PJJ, satuan pendidikan dapat memilih pendekatan (daring


atau luring atau kombinasi keduanya) sesuai dengan ketersediaan dan kesiapan
sarana dan prasarana.
1) Media dan Sumber Belajar Pembelajaran Jarak Jauh Daring
21
Pembelajaran di rumah secara daring dapat menggunakan gawai (gadget)
maupun laptop melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring
2) Media dan Sumber Belajar Pembelajaran Luring
Pembelajaran di rumah secara luring dalam masa BDR dapat dilaksanakan
melalui:
a) Televisi, contohnya Program Belajar dari Rumah melalui TVRI;
b) Radio;
c) Modul belajar mandiri dan lembar kerja;
d) Bhan ajar cetak; dan
e) alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.

B. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata
pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan
dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mata pelajaran umum kelompok B
merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap dan
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan
dalam bidang sosial, budaya dan seni (Permendikbud No. 57/2014).
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki
seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk
setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai
Kompetensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada
kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

22
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I, II, dan III

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas I Kelas II Kelas III
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran menjalankan ajaran menjalankan ajaran
agama yang agama yang agama yang
dianutnya dianutnya dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan perilaku
disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, jawab, santun, peduli, jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan keluarga, teman, dan keluarga, teman, guru
guru guru dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara faktual dengan cara faktual dengan cara

23
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas II Kelas III
Mengamati mengamati mengamati
[mendengar, [mendengar, [mendengar,
melihat, membaca] dan melihat, membaca] dan melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan menanya berdasarkan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk dirinya, makhluk dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan kegiatannya, dan kegiatannya, dan
benda-benda yang benda-benda yang benda-benda yang
4. Menyajikan
dijumpainyapengetahuan
di rumah 4. Menyajikan
dijumpainyapengetahuan
di rumah 4. Menyajikan
dijumpainyapengetahuan
di rumah
faktual faktual faktual
dalam bahasa yang jelas dalam bahasa yang dalam bahasa yang jelas,
dan logis, dalam karya jelas dan logis, dalam sistematis dan logis,
yang estetis, dalam karya yang estetis, dalam karya yang estetis,
gerakan yang dalam gerakan yang dalam gerakan yang
mencerminkan anak mencerminkan anak mencerminkan anak
sehat, dan dalam sehat, dan dalam sehat, dan dalam
tindakan yang tindakan yang tindakan yang
mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku
anak beriman dan anak beriman dan anak beriman dan
Tabel 2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV, V, dan VI
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Menerima, 1. Menerima, 1. Menerima,
menjalankan, dan menjalankan, dan menjalankan, dan
menghargai ajaran menghargai ajaran menghargai ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.

24
2. Menunjukkan 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, tanggung jawab, santun, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri peduli, dan percaya diri peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dalam berinteraksi dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dengan keluarga, teman, dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya guru, dan tetangganya guru, dan tetangganya
serta cinta tanah air. serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara faktual dan konseptual faktual dan konseptual
mengamati dan menanya dengan cara mengamati, dengan cara mengamati,
berdasarkan rasa ingin menanya dan menanya dan
tahu tentang mencoba mencoba

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas IV Kelas V Kelas VI
dirinya, makhluk berdasarkan rasa berdasarkan rasa ingin
ciptaan Tuhan dan ingin tentang tahu tentang
kegiatannya, dan benda- dirinya, makhluk ciptaan dirinya, makhluk ciptaan
benda yang dijumpainya Tuhan dan kegiatannya, Tuhan dan kegiatannya,
di rumah, di sekolah dan dan benda-benda yang dan benda-benda yang
tempat bermain dijumpainya di rumah, dijumpainya di rumah, di
4. Menyajikan pengetahuan di sekolah dan
4. Menyajikan tempat
pengetahuan sekolah dan pengetahuan
4. Menyajikan tempat
faktual dalam bahasa faktual dan konseptual faktual dan konseptual
yang jelas, sistematis dan dalam bahasa yang jelas, dalam bahasa yang jelas,
logis, dalam karya yang sistematis, logis dan sistematis, logis dan
estetis, dalam gerakan kritis, dalam karya yang kritis, dalam karya yang
yang mencerminkan anak estetis, dalam gerakan estetis, dalam gerakan
sehat, dan dalam yang mencerminkan anak yang mencerminkan anak
tindakan yang sehat, dan dalam sehat, dan dalam
mencerminkan perilaku tindakan yang tindakan yang
anak beriman dan mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku

25
SD Cendana Batam pada Tahun Pelajaran 2021/2022 untuk semua kelas sudah
melaksanakan Kurikulum 2013. Karena itu proses pembelajaran sebagian besar
menggunakan pendekatan tematik kecuali muatan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti.
Adapun struktur kurikulum dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 1
Sturktur Kurikulum

Alokasi Waktu Belajar


Perminggu
No Mata Pelajaran
I II III IV V VI

Kelompok A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5

3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B

1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4

Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 30 32 34 36 36 36

Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni,
budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga
serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga
terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan
26
menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan
antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia
perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan
IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai
tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata
pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain
kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat
pula kegiatan ekstrakurikuler SDS Cendana Batam antara lain Pramuka (Wajib), Usaha
Kesehatan Sekolah, Seni Tari, dan Bahasa Inggris.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok
mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten
lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan
peserta didik pada satuan pendidikan tersebut

C. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 SD Cendana Batam meliputi sejumlah mata pelajaran yang
kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan
Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan
pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap
muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke
dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan
menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan
dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan Satandar Nasional
Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.

1) Mata Pelajaran

27
Mata Pelajaran kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Mata Pelajaran kelompok A
merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh
Kementerian Pendidikan pusat, dan mata pelajaran kelompok B merupakan kelompok
mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh Dinas Pendidikan daerah
dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal/konten lokal (Permendikbud No. 57/2014).

1. Pendidikan Agama Islam


Tujuan:
a. Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT;
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
3. Bahasa Indonesia
Tujuan:

28
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun
2018.
4. Matematika
Tujuan:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

29
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun
2018.
5. Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
7. Seni Budaya dan Prakarya
30
Tujuan:
a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
d. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat lokal,
regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan
Nomor 37 Tahun 2018.
8. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
Tujuan:
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis.
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

2) Muatan Lokal
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,
keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta

31
permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
Mengingat Batam merupakan kota yang berbatasa dengan 2 negara, industri
yang memiliki daya saing internasional maka perlu adanya kemampuan bahasa Inggris
yang mumpuni serta ilmu agama yang cukup maka perlu adanya kemampuan tambahan
sehingga siswa mampu bertahan di era global di abad 21 ini.
Maka dari itu, SD Cendana Batam menambah muatan lokal tambahan yaitu
Bahasa Inggris, Fiqih, dan Akidah Akhlak.

3) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial
belajar,dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan
cara :
a. Identifikasi
 Daya dukung dan potensi
 Bakat dan minat siswa.
b. Pemetaan
 Jenis layanan pengembangan diri
 Petugas yang melayani
 Siswa yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program
(Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi
Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan
Sumber Belajar).
 Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
 Monitoring Pelaksanan
 Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )

32
 Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid,
transparan dan akuntable)
 Pelaporan : Umum dalam format raport
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
1. Kegiatan Ektrakurikurer
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler
meliputi beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri
atas:
a. Pramuka
b. Pencak Silat
c. Unit Kesehatan Sekolah
d. Kepemimpinan
2. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas kehidupan
berbangsa dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui :
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas
maupun di sekolah.Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam
kegiatan rutin di SD Cendana Batam adalah sebagai berikut:
1) Senyum, Salam, Sapa (3S) di gerbang sekolah tiap pagi
2) Sholat Dhuha dan Dzuhur berjamaah
3) Upacara bendera setiap hari senin
4) Berdoa sebelum dan sesudah belajar
5) Membaca dan menyimak bacaan Al Qur’an setiap hari selasa
6) Conversation dan muhadatsah setiap hari rabu
7) Budi pekerti setiap hari jum’at
8) Membaca surat pendek dalam Al Qur’an setiap hari
9) Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk
kelas
10) Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
11) Membaca buku di perpustakaan
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada
tingkat kelas maupun tingkat sekolah.
33
1) Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
2) Pekan Kreatifitas dan olahraga
3) Peringatan Hari Besar Nasional
4) Study tour
5) Pekan Olahraga antar kelas
c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi
oleh ruang.
1) Membiasakan memberi salam
2) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
3) Membiasakan antri
4) Membiasakan membantu teman yang kena musibah
5) Berdiskusi dengan baik dan benar
6) Operasi Semut

1. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola
pendidikan yang lain kepada siswanya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja siswa yang baik

2. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme


a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional

3. Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri

34
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di
SD Cendana Batam adalah keterampilan dalam berkomunikasi, menampilkan
ketrampilan olah tubuh serta potensi dalam bidang keagamaan yang sering
ditampilkan di sekolah seperti :
a. Muhadharah
b. Karate
c. Tahfidz

4) Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Penerapan penguatan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan
pendekatan berbasis kelas, sekolah dan masyarakat yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1) PPK berbasis kelas
Pengintegrasian program PPK berbasis kelas dijelaskan sebagai berikut:
a) Pengintegrasian PPK dalam kurikulum
Langkah-langkah penerapan PPK melalui pengintegrasian dalam kurikulum
adalah sebagai berikut:
(1) Identifikasi nilai-nilai karakter yang ada dalam materi pelajaran.
(2) Membuat desain RPP dengan muatan fokus penguatan karakter
menggunakan metode pembelajaran dan manajemen kelas yang sesuai.
(3) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP.
(4) Melakukan penilaian autentik atas pembelajaran yang dilakukan.
b) PPK melalui manajemen kelas
Dalam penerapannya, kegiatan ini menempatkan pendidik sebagai
individu yang berwenang mengarahkan, membangun budaya dalam
pembelajaran, melakukan evaluasi serta membuat kesepakatan bersama untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang harmonis dengan siswa.
Penerapan PPK melalui manajemen kelas berupa kesepakatan-
kesepakatan yang dibuat guru di dalam suatu kelas untuk membiasakan nilai
karakter seperti dalam contoh berikut:
(1) Peserta didik dilarang berbicara ketika guru sedang menyampaikan
pelajaran atau ketika seorang teman sedang menyampaikan pendapatnya
(penanaman nilai karakter toleransi dan saling menghargai).

35
(2) Siswa yang melanggar kesepakatan bersama akan mendapatkan
hukuman (penanaman nilai karakter tanggung jawab).
(3) Sebelum menyampaikan pendapatnya, peserta didik harus mengangkat
tangan terlebih dahulu dan berbicara setelah diizinkan (penanaman nilai
saling menghargai dan berani).
c) PPK dalam pelajaran khusus
Selain diintegerasikan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada dalam
kurikulum, sekolah juga memasukkan PPK ke dalam pelajaran khusus yang
memuat nilai-nilai tertentu dalam PPK. Dalam hal ini satuan pendidikan
terkait, mendesain sendiri tema yang disesuaikan dengan visi misi sekolah
serta memilih sendiri prioritas nilai karakter yang akan ditekankan kepada
peserta didik.
d) PPK dalam gerakan literasi
Dalam penerapannya berupa pembiasaan membaca, menyimak maupun
berbicara informasi di luar materi pembelajaran sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai. Sumber-sumber informasi tersebut dapat berupa pojok baca,
perpustakaan serta jaringan internet.
2) PPK Berbasis Sekolah
Penguatan Pendidikan Karkter (PPK) di sekolah yang melibatkan seluruh
sistem, struktur dan pelaku pendidikan di sekolah. Dalam hal ini, kegiatan yang
dilakukan berfokus pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang
merepresentasikan nilai-nilai karakter utama dalam PPK yang menjadi prioritas
sekolah.
Langkah-Langkah dalam pelaksanaan PPK berbasis sekolah adalah sebagai
berikut:
a) Menentukan Nilai Utama PPK
Sebagai langkah awal pelaksanaan PPK, sekolah mengadakan assesment
awal diantaranya dengan memilih dan mendiskusikan nilai utama yang akan
dijadikan fokus dalam kegiatan PPK dengan seluruh pemangku kepentingan
pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Bersamaan dengan hal itu, satuan
pendidikan juga merumuskan nilai pendukung dan relevan yang dipilih, serta
keterkaitan antar nilai utama dan nilai pendukung dalam membentuk
karakter warga sekolah yang tertuang dalam visi dan misi sekolah.
b) Menyusun Jadwal Mingguan atau Harian
36
Penyusunan jadwal kegiatan oleh satuan pendidikan ini dilakukan untuk
memperkuat penguatan pendidikan karakter secara habituasi dan terintegrasi.
Kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler dilakukan sesuai dengan minat dan
bakat siswa di bawah bimbingan guru, pelatih, orang tua maupun
masyarakat. Dalam kegiatan pembiasaan dapat berupa refleksi,
menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama. Dalam penerapannya, durasi
waktu tidak mengikat, disesuaian dengan satuan pendidikan.
c) Mendesain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dalam penyusunan kurikulum ini memuat dan mengintegrasikan nilai-
nilai utama serta nilai-nilai pendukung dalam gerakan PPK yang telah
disepakati oleh satuan pendidikan yang dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
(1) Memeriksa kelengkapan dokumen kurikulum
(2) Melakukan sosialisasi program PPK kepada seluruh komponen yang ada
di sekolah.
(3) Membuat kesepakatan dan komitmen bersama dengan seluruh komponen
yang ada di sekolah untuk mendukung dan melaksanakan PPK.
d) Evaluasi Peraturan Sekolah
Dalam gerakan PPK ini, sekolah hendaknya perlu melakukan koreksi
dan evaluasi terkait program dan peraturan-peraturan yang telah ada
sebelumnya dan menyelaraskannya dengan nilai karakter yang akan dibentuk
pada program PPK tersebut. Misalkan saja pada peraturan tentang kedisiplinan
yang menyangkut kehadiran siswa, penetapan kriteria ketuntasan minimal dan
lain sebagainya. Upaya telaah, analisis dan revisi dari peraturan-peraturan ini
penting dilakukan dalam rangka membentuk peserta didik yang mampu
belajar dari pengalaman yang mereka rasakan. Dalam penyelenggaraannya,
tahapan ini dapat dilakukan bersama dengan seluruh komponen sekolah yang
terkait.
e) Pengembangan Tradisi Sekolah
Dalam program PPK berbasis sekolah ini, dilakukan dengan memperkuat
tradisi sekolah yang sudah ada sebelumnya. Sekolah melakukan evaluasi
dan refleksi diri apakah tradisi yang diwariskan dalam satuan pendidikan
yang masih relevan dengan keadaan saat ini atau perlu dilakukan revisi untuk

37
menjawab agar relevan dengan kondisi saat ini dan selaras dengan upaya
penguatan pendidikan karakter yang ada di sekolah.

f) Pengembangan Kegiatan Kokurikuler


Kegiatan kokurikuler dilakukan dengan rangkaian penugasan yang
sesuai dengan pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran yang disesuaikan
dengan materi dalam intrakurikuler dan tercantum dalam silabus dan RPP yang
disusun oleh guru. Kegiatan ini dilakukan di lingkungan sekolah maupun di
luar lingkungan sekolah dengan tujuan agar siswa tetap dalam pengawasan
guru sekalipun berada di luar lingkungan sekolah. Kegiatan ini dapat
berupa proyek, penelitian, praktikum, wawancara dan lain sebagainya baik
secara individu maupun berkelompok.
g) Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat siswa sesuai
dengan bidang kemampuannya. Kegiatan ekstrakurikuler memuat dan
menegaskan nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam setiap kegiatan
yang dilakukan. Meskipun secara implisit kegiatan ekstrakurikuler sudah
mengandung nilai-nilai karakter,
3) PPK Berbasis Masyarakat
Sekolah melakukan kolaborasi bersama dengan lembaga, komunitas dan
organisasi di luar lembaga pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam penerapan
penguatan pendidikan karakter yang ada di sekolah.
Lembaga atau komunitas di luar lembaga sekolah yang dimaksud
adalah:
a) Paguyuban orang tua baik per-kelas maupun per-sekolah b) Komunitas
pengelola pusat kesenian dan budaya
c) Lembaga-lembaga pemerintahan
d) Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber belajar (perpustakaan,
museum, cagar budaya, cagar alam dan lain sebagainya)
e) Komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan f) Komunitas
keagamaan
g) Komunitas seniman dan budayawan lokal
h) Lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki komitmen dengan pendidikan
i) Lembaga penyiaran media masa.
38
Beberapa contoh kolaborasi yang dapat dilakukan instansi pendidikan
dengan lembaga di luar lembaga pendidikan antara lain adalah:
a) Pembelajaran berbasis Museum, Cagar Budaya dan Sanggar Seni.
b) Kelas Inspirasi
c) Kejasama dengan Komunitas Keagamaan

5) Gerakan Literasi Sekolah


a. Ketentuan Umum pengembangan Literasi di sekolah
Dalam Pengembangan Litersi di sekolah, ada beberapa prinsip penting dalam
pengembangan literasi di suatu lembaga pendidikan. Berikut ini adalah beberapa prinsip
pengembangan literasi sekolah:
Bersifat Berimbang: Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda satu dengan
yang lain. Sekolah harus menerapkan prinsip ini dengan menerapkan strategi dalam
membaca dan variasi bacaan.
Bahasa Lisan Sangat Penting: Setiap sistwa harus dapat berdiskusi tentang suatu
informasi dalam diskusi terbuka yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat.
Dengan begitu, diharapkan siswa mampu menyampaikan pendapatnya dan melatih
kemampuan berpikir lebih kritis.
Berlangsung Pada Semua Kurikulum : Seharusnya program literasi diterapkan
pada seluruh siswa dan tidak tergantung pada kurikulum tertentu. Dengan kata lain,
kegiatan literasi menjadi suatu kewajiban bagi semua guru dan bidang studi.
Pentingnya Keberagaman: Keberagaman adalah sesuatu yang layak untuk
dihargai dan dirayakan di setiap sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menyediakan berbagai buku bertema kekayaan budaya negara Indonesia sehingga siswa
lebih mengenal budaya bangsa dan turut serta melestarikannya.
b. Model Literasi Sekolah
Model program literasi sekolah yang dikembangkan di SDS Cendana Batam:
(1) Jadwal wajib ke perpustakaan.
Dengan memberikan jadwal maka tentu kegiatan ini akan lebih terlaksana secara
baik dan teratur. Buku diperpustakaan tidak hanya untuk di baca saja oleh siswa
namun juga dapat dipinjam serta setelah membaca siswa harus menulis ringkasan
dari apa yang dibaca.
(2) Membaca buku non pelajaran sebelum proses belajar dimulai.

39
Buku non pelajaran yang dibaca seperti buku cerita motivasi, teknologi, cerita
rohani dan tentunya buku tersebut memuat pelajaran tentang kearifan, budi pekerti
yang baik, nasionalisme.
(3) Membuat dinding motivasi di kelas.
Kata-kata yang letakkan di dinding merupakan kata-kata yang menginspirasi siswa
sehingga dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
c. Tahapan Program Literasi
Program Gerakan Literasi SDS Cendana Batam dilaksanakan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas sekolah
(ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan
kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan
perangkat kebijakan yang relevan).
Adapun ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pembiasaan
Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah
Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap
kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal
fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik.
2. Pengembangan
Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi Kegiatan
literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan
komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan (Anderson &
Krathwol, 2001).
3. Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi pada tahap
pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan
komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan
buku pelajaran. Dalam tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata
pelajaran).

d. Evaluasi
Evaluasi  bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kualitas program Gerakan
Literasi Sekolah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, tujuan evaluasi gerakan
literasi adalah sebagai berikut:

40
(1) Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterlaksanaan program
gerakan literasi di sekolah.
(2) Memperoleh gambaran mutu gerakan literasi di sekolah secara umum.
(3) Melihat kendala-kendala yang terjadi
(4) Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun
rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program gerakan literasi sekolah ke depan
(5) Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program gerakan literasi di sekolah.
6) Pengembangan Kewirausahaan
Berdasarkan kajian pentingnya penanaman nilai- nilai kewirausahaan bagi anak di atas,
berikut disajikan beberapa ide kegiatan yang dapat diaplikasikan dalam pendidikan
kewirausahaan untuk anak usia sekolah dasar, baik di sekolah maupun di rumah. Berikut
Pengembangan kewirausahaan di SDS Cendana Batam
1. Modelling
Misalnya saja, orang tua bisa menceritakan kisah
tentang teman yang berhasil menjalankan bisnis, baik bisnis kecil- kecilan mapun yang
sudah
sukses. Setelah bercerita, orang tua dapat meyakinkan anak bahwa mereka juga bisa sukses
seperti itu, dan memberikan arahan bagaiamna menjadi pengusaha baik, cerdas dan sukses.
Kisah- kisah sukses dari para wirausahawan tersebut dapat dijadikan inspirasi bagi anak
untuk
semakin bersemangat mengembangkan jiwa wirausaha yang dimilikinya. Guru dapat
melakukan pembelajaran dengan mendatangkan langusng narasumber (seorang
wirausahawan) untuk langsung bercerita dikelas tentang usaha yang dijalankan. Pada saat
narasumber berscerita, siswa dapat secara langsung bertanya tentang informasi yang ingin
diketahui tentang usaha narasumber tersebut.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan studi lapangan yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berdasarkan pengamatan tentang suatu objek atau keadaan. Guru dapat
memberikan tugas bagi siswa untuk mengobservasi tempat- tempat usaha yang ada di
lingkungan sekitar siswa atau sekolah, baik barang maupun jasa. Siswa diminta untuk
mengamati berapa jumlah pegawai, barang apa yang dijual, berapa banyak barang- barang
yang dapat terjual
dalam satu hari, dan sebagainya. Misal, memberikan tugas pada masing- masing siswa unt
melakukan observasi di salon, bengkel, restaurant, usaha rumahan ataupun usaha-usaha lain
masyarakat di sekitar atau lingkungan sekolah dan lain- lain.
Siswa diminta mencatat beberapa hal yang ditemukan tentang usaha salon. Siswa dapat
melakukan wawancara dengan pemilik usaha, karyawan dan bahkan para pengunjung.

41
Dengan tugas seperti ini siswa dapat memperoleh banyak informasi dan pengalaman tentang
kewirausahaan. Selain itu, tugas ini dapat melatih aspek sosial siswa, karena anak akan
berinteraksi dengan orang lain untuk memperoleh data tentang proses menjalankan usaha,
bagaiman proses mendirikan usaha, pelayanan terhadap pengunjung, tanggapan pengunjung,
dan hal- hal lain.

3. Karya Wisata
Anak- anak bisa diajak berkarya wisata atau mengunjungi tempat perbelanjaan, atau
tempat- tempat produksi barang atau jasa. Misalnya anak- anak diajak berkunjung ke pabrik
pembuatan sosis, pembuatan kue, atau produsen- produsen kerajinan yang produknya sampai
dieksport ke luar negeri. Pengalaman karya wisata seperti ini akan menjadi pengalaman yang
mengesankan bagi anak, karena mereka dapat langsung mengetahui bagaimana proses
pembuatan barang dan jasa tersebut. Rasa tertarik dan terkesan ini diharapkan mampu
memberikan motivasi kepada anak agar nantinya bisa membuka suatu lapangan kerja dan
bermanfaat dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan anak- anak. Sebelum melakukan karya
wisata tentu baik guru dan guru perlu persiapan yang matang, baik dari segi alat bahan,
biaya, dan waktu.
4. Market day
Market day adalah kegiatan seperti bazar atau pameran yang diselenggarakan oleh
sekolah, dimana terdapat siswa yang membuat dan menjual hasil karya mereka yang
biasanya
diselenggarakan dalam setiap 1 bulan sekali atau sesuai kebijakan sekolah. Kegiatan ini
dilakukan oleh siswa mulai dari proses produksi, distribusi dan konsumsi.
Kegiatan ini diawali dari pemberian tugas dan tanggung jawab kepada siswa untuk membuat
barang atau kerajianan yang menerapkan prinsip kewirausahaan. Kegiatan ini dapat
diorganisasikan dalam bentuk kelompok. Hal ini berarti siswa bersama kelompoknya
mencipatakan ide membuat produk dengan menggunakan prinsip menambah nilai guna atau
manfaat dari sebuah barang. Misal, siswa membuat kerajinan dari kain perca, dari botol
bekas, stick ice cream dan lain-lain yang diubah menjadi bentuk- bentuk barang yang
menarik dan bermanfaat. Contoh lain; yang diikuti oleh siswa -siswi khususnya kelas 5.
Adapun beberapa barang maupun kerajinan yang dijual hari ini seperti flanel / handycraft ,
coklat unik , minuman sinom dan kedelai , makanan nasi goreng dan sebagainya.
Kemudian siswa diberikan untuk menjual atau menawarkan produk mereka dalam event
yang diberi nama market day. Siswa yang lain dan para guru bertanggung jawab menjadi
konsumen.

42
Guru juga memiliki kewajibaan untuk terus mengontrol jalannya market day dan
menanamkan nilai jual beli yang benar sesuai syaria‘at agama. Pada acara ini, pihak sekolah
bisa mengundang orang tua siswa untuk ikut berpartsiispasi sebagai konsumen. Hal ini
dilakuan sebagai bentuk penghargaan atas kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
5. Budidaya Tanaman Sayuran di Sekolah
Zaman yang serba sulit sekarang ini memang untuk mencari sebuah pekerjaan sangatlah
sulit. Apalagi bagi mereka yang hanya tidak memiliki pendidikan tinggi. Mengajarkan siswa
untuk bisa berwirausaha akan menjadikan mereka bukanlah hanya penerima sebagai buruh
saja. Menciptakan lapangan usaha sendiri dengan modal secukupnya namun tekad yang kuat
untuk menjadi seorang wirausahawan akan mendorong segala kemajuan dalam diri.

7) Pembelajaran Abad 21
a. Kurikulum untuk SD Cendana Batam, memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau
kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
b. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan
dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata
pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.

8) Strategi Pembelajaran dan Penilaian di Masa Pandemi Covid 19


1. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran SDS Cendana Batam pada masa darurat tetap
berpedoman pada Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 201./2022. berjalan yang
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau.
Bila kondisi darurat sedang berlangsung dan ditetapkan sebagai masa darurat
oleh pemerintah maka proses pembelajaran di sekolah mengikuti mekanisme
kurikulum darurat yang ditetapkan pada Dinas Pendidikan Kota Batam. Kegiatan
43
pembelajaran bukan untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum
semata, namum lebih menititikberatkan pada penguatan karakter, praktek ibadah,
peduli pada lingkungan dan kesalehan sosial lainnya.
Kegiatan pembelajaran masa darurat melibatkan guru, orang tua, peserta didik
dan lingkungan sekitar. Kegiatan pembelajaran harus dapat mengembangkan
kompetensi peserta didik pada aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan.
Kegiatan pembelajaran di SDS Cendana Batam selama masa kedaruratan
diarahkan pada budaya menumbuhkembangkan kompetensi literasi bahasa, literasi
matematik, literasi sains, literasi media, literasi teknologi dan literasi visual.
Kegiatan pembelajaran yang dirancang guru harus dapat merangsang tumbuhnya 4C
(Critical thinking, Collaborative, Creativity dan Communicative) pada diri peserta
didik.
Kegiatan pembelajaran pada masa kedaruratan wajib mempertimbangkan
terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan civitas akademika baik pada aspek
fisik maupun psikologi warga sekolah.
2. Penilaian di Masa Pandemi Covid 19
Sistem penilaian pembelajaran pada masa darurat, yaitu guru dapat merancang
penilaian hasil belajar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/juknis penilaian hasil belajar
susuai masa darurat;
b. Penilaian hasil belajar dapat mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan;
c. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk portofolio, penugasan, proyek, praktek,
tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau bentuk
asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan atau keamanan;
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS) dan
penilaian akhir tahun (PAT);
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna dan tidak
perlu dipaksakan mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh;
f. Pemberian tugas kepada peserta didik dan penilaian hasil belajar pada masa
Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan
kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
44
akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah. Pemberian tugas perlu proporsional
atau tidak berlebihan, agar perlindungan kesehatan, keamanan, dan motivasi
peserta didik selama masa darurat tetap terjaga;
g. Hasil belajar anak dikirim ke guru bisa berupa foto, gambar, video, animasi,
karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan yang
memungkinkan diwujudkan di masa darurat;
h. Dari hasil belajar tersebut, guru dapat melakukan penilaian baik dengan teknik
skala capaian perkembangan maupun hasil karya.
Hasil penilaian dianalisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang
muncul lalu dilakukan skoring.

9) Strategis pelaksanaan Asesmen Nasional; pelaksanaan Asesmen Kelas (bagi guru dan
peserta didik)
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar
yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM,
yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca maupun
numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis,
keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta
keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan
beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi
literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur
kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten. 
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan,
mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas
individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta untuk dapat berkontribusi secara
produktif kepada masyarakat.
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan
untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia.
Tujuan AKM
Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu kurikulum (apa yang
diharapkan akan dicapai), pembelajaran (bagaimana mencapai) dan asesmen (apa yang sudah
dicapai). Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi mengetahui capaian murid terhadap
kompetensi yang diharapkan. Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk menghasilkan

45
informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan hasil belajar murid.
Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat
kompetensi murid. Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata
pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan
tingkat capaian murid. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian murid akan memudahkan
murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran.
Komponen Instrumen AKM
Untuk memastikan AKM mengukur kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan, juga
sesuai dengan pengertian Literasi Membaca dan Numerasi yang telah disampaikan terdahulu,
soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten,
berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini
dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Pada Numerasi konten
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan
Ketidakpastian, serta Aljabar. 
Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat
menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada Literasi Membaca dan Numerasi
dibedakan menjadi tiga level. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan
informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Pada Numerasi, ketiga level
tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.
Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks
pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

10) Beban Belajar


Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di SD Cendana Batam kelas I, II, dan III masing-
masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap
minggu. Jam belajar SD Cendana Batam adalah 35 menit. Kompetensi Dasar Sekolah
Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3 Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan
pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran
siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian
informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi,
dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran

46
guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau
belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan
masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru
melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

Tabel 2 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SD Cendana Batam
Satu jam Minggu
Jumlah jam Waktu
pembelajaran Efektif per
Kelas pembelajaran pembelajaran per
tatap tahun
Per Minggu tahun
muka/menit ajaran
1190 jam
1 35 34 38 pembelajaran
(45220 menit)
1190 jam
2 35 34 38 pembelajaran
(45220 menit)
1260 jam
3 35 36 38 pembelajaran
(47880 menit)
1330 jam
4 35 38 38 pembelajaran
(50540 menit)
1330 jam
5 35 38 38 pembelajaran
(50540 menit)
1330 jam
6 35 38 38 pembelajaran
(50540 menit)

Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur


maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.

Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaranUntuk tatap muka
60 %
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi
untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.
47
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis
pengembangan yang di pilih.

5. Ketuntasan Belajar Minimal


Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal
ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 75%. Sekolah harus
menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu
mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan
belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas,
esensial intake siswa, dan saran prasarana. Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM SD
Cendana Batam Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut :
Tabel 3 :
Standar Hasil Belajar/SKBM

SKBM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf

Kelompok A

1 Pendidikan Agama 75 Tujuh Puluh Lima

2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh Puluh

3 Bahasa Indonesia 70 Tujuh Puluh

4. Matematika 70 Tujuh Puluh

5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 Tujuh Puluh

48
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 Tujuh Puluh

Kelompok B

7. Seni Budaya dan Keterampilan 75 Tujuh Puluh Lima

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 75 Tujuh Puluh Lima

Kelompok C

9 Bahasa Inggris 75 Tujuh Puluh Lima

10 Fikih 75 Tujuh Puluh Lima

11 Akidah Akhlak 75 Tujuh Puluh Lima

6. Kelulusan
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah melalui Ujian Sekolah
1) Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran, dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD), Kompetensi Inti
(KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
3) Lulus Ujian Sekolah
Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan pendidikan dalam rapat dewan guru

7. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan
kelas SD Cendana Batam sebagai berikut :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada kelas untuk
tahun pelajaran yang diikuti.
2) Mencapai tingkat kompetensi yang disyaratkan, minimal sama dengan KKM yang
ditetapkan oleh Satuan Pendidikan.

49
3) Mencapai nilai sikap minimal baik berdasarkan kriteria penilaian sikap yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.

50
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

A. Permulaan Tahun Ajaran


Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Hari pertama masuk sekolah untuk murid baru
kelas 1 adalah rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah ( MPLS ) selama 3 hari dari
tanggal 12 sampai dengan 15 Juli 2021.
Kegiatan MPLS untuk murid baru kelas 1, di SD Cendana Batam menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi saat ini dalam keadaan masa pandemi Covid-19, dimana kegiatan
dilaksanakan dari rumah dengan sistem daring. Jadwal kegiatan MPLS untuk kelas 1 sebagai
berikut:

51
No Hari Tanggal Kegiatan Keterangan
1 Senin, Wali kelas mengirimkan video kepada wali
12 Juli 2021 murid kelas 1 melalui media whatsapp yang
berisi sambutan kepala sekolah dan
lingkungan sekolah dengan latar suara Mars
Cendana, serta berkomunikasi tentang
kegiatan MPLS selanjutnya.
2 Selasa, Wali kelas mengirimkan video kepada wali
13 Juli 2021 murid kelas 1 melalui media whatsapp yang
berisi perkenalan Guru dan staf karyawan SD
Cendana Batam dengan latar suara Hymne
Cendana, serta berkomunikasi tentang
kegiatan MPLS selanjutnya.
3 Rabu, Wali kelas mengirimkan video kepada wali
14 Juli 2021 murid kelas 1 melalui media whatsapp yang
berisi tata tertib di SD Cendana Batam, serta
berkomunikasi tentang kegiatan belajar
system daring yang akan dilaksanakan di hari
berikutnya.

Untuk murid kelas II, III, IV, V, dan VI, pada permulan tahun pelajaran baru, tetap
melakukan kegiatan orentasi pengenalan teman sekelas, guru kelas, ruangan kelas dan
kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran . adapun kegiatan orentasi
permulaan tahun pelajaran sebagai berikut :

No Hari Tanggal Kegiatan Keterangan


1 Senin, Wali kelas mengirimkan pesan yang berisi
13 Juli 2021
perkenalan dan sambutan kepada wali murid
melalui media whatsapp, orang tua
mengirimkan foto siswa memakai seragam
sekolah sebagai absensi, serta berkomunikasi
tentang kegiatan MPLS selanjutnya.
2 Selasa, Wali kelas mengirimkan video kepada wali
14 Juli 2021
murid melalui media whatsapp yang berisi
52
pembagian tugas Guru dan staf karyawan SD
Cendana Batam dengan latar suara Hymne
Cendana, orang tua mengirimkan foto siswa
memakai seragam sekolah sebagai absensi,
serta berkomunikasi tentang kegiatan MPLS
selanjutnya.
3 Rabu, Wali kelas mengirimkan video kepada wali
15 Juli 2021
murid melalui media whatsapp yang berisi
tata tertib di SD Cendana Batam, serta
berkomunikasi tentang kegiatan belajar
system daring yang akan dilaksanakan di hari
berikutnya.

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu
kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah,
kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


a. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
ajaran pada setiap satuan pendidikan. Berikut minggu efektif Belajar SD Cendana Batam
Tahun Pelajaran 2021/2022:
Minggu Efektif Belajar Semester 1
Minggu
No Bulan Kalender
Tidak Efektif Efektif

1 Juli 5 2 3
2 Agustus 4 0 4
3 September 5 0 5
4 Oktober 4 1 3
5 November 4 0 4
6 Desember 5 4 1
Jumlah 27 7 20

53
Minggu Efektif Belajar Semester 2
Minggu
No Bulan Kalender
Tidak Efektif Efektif

1 Januari 4 0 4
2 Februari 4 0 4
3 Maret 5 2 3
4 April 4 2 2
5 Mei 5 3 2
6 Juni 5 4 1
Jumlah 27 11 16

b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang
pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

PERHITUNGAN MINGGU/JAM EFEKTIF SEMESTER GANJIL SD CENDANA BATAM


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Perhitungan minggu efektif dan jumlah jam efektif dari kalender pendidikan dan jadwal mengajar :

No Bulan Jumlah Minggu Minggu Efektif Jam Per Minggu Jam Efektif

1 Juli 5 2,2 36 79

2 Agustus 4 3,8 36 137

3 September 5 4,4 36 158

4 Oktober 4 3,2 36 115

5 November 4 4 36 144

6 Desember 5 0,8 36 29

Jumlah Jam Efektif 662

54
PERHITUNGAN MINGGU/JAM EFEKTIF SEMESTER GENAP SD CENDANA BATAM

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Perhitungan minggu efektif dan jumlah jam efektif dari kalender pendidikan dan jadwal mengajar :

No Bulan Jumlah Minggu Minggu Efektif Jam Per Minggu Jam Efektif

1 Januari 4 4 36 144

2 Februari 4 4 36 144

3 Maret 5 3,2 36 115

4 April 4 1,6 36 58

5 Mei 5 2,2 36 79

6 Juni 5 1,4 36 50

Jumlah Jam Efektif 590

C. Pengaturan Waktu Libur


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang
hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester,
jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. (Permendikbud No 61 /2014)

PERHITUNGAN WAKTU LIBUR SEMESTER GANJIL

TAHUN PELAJARAN 2021 – 2022

55
Libur
Bulan HES HEF Total
Minggu Nasional Semstr Lain2

Jul 11 3 4 1 10 2 31

Agu 19 0 5 2 0 5 31

Sep 22 0 4 0 0 4 30

Okt 16 5 4 1 0 5 31

Nov 20 0 5 1 0 4 30

Des 4 10 4 0 10 3 31

Jumlah 92 18 26 5 10 23 184

PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2021-2022

Libur
Bulan HES HEF Total
Minggu Nasional Semstr Lain2

Jan 20 0 5 0 2 4 31
Feb 20 0 4 1 0 4 29

Mar 16 5 4 2 0 4 31

Apr 8 3 4 3 0 12 30

Mei 11 0 5 3 0 12 31

Jun 7 9 4 2 4 4 30

Jumlah 82 17 26 11 6 40 182

BAB V

PENUTUP

56
Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam
penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan visi, misi,
tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan
perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah
akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa
penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya
dapat membentuk ahklak budi luhur.

Dengan disusunnya Dokumen 1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diharapkan:


1. Menjadi acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program pelaksanaan kurikulum
2013 agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan berkelanjutan.
2. Menjadi acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum 2013 dalam mengukur
efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
3. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan rumusan
latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi program.
4. Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.
5. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih memahami
dan mmberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kurikulum 2013 pada tingkat satuan
pendidikan secara terarah agar lebih berhasil guna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua
pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan
pencerahan pelaksanaan di tingkat satuan pendidikan. Selanjutnya diharapkan kualitas produk
peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.

57

Anda mungkin juga menyukai