Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TENTANG

“IMPLEMENTASI STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL”

Disusun Oleh:
Kelompok 1:
1. Atmaja Rafif Mahardika
2. Annas Al-Anshar
3. A. M. Sangaji
4. Dewa Putu Wirawan
5. Wiwin Wartisah
6. Anggi Putri Meylita
7. Baiq Anne Mira Arshylya
8. Ummaira Prihartiningrum
9. Al Aini Auliya
10. Wulandari
11. Baiq Juwita Hepy Rukmana

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita iman kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan salah satu tugas
dari Mata Kuliah PENGANTAR PENDIDIKAN yang diampuh Oleh Bapak Dr.
Muhammad Hendri Nuryadi, M.Sc yang berjudul “IMPLEMENTASI SETANDAR
PENDIDIKAN NASIONAL”. Maka dari ini kami dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan tepat waktu. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu , kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampuh mata kuliah pengantar
pendidikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman anggota kelompok 1 yang
senantiasa bekerja sama dalam menyusun makalah ini dan dosen pengampuh mata kuliah
pengantar pendidikan dan kepada semua pihak yang sudah membantu untuk,
menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan makalah ini , kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan amal shaleh bagi kami. Aamiin ya rabbal
alamin.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan utama yang mengatur tentang
standar minimal yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sekolah oleh segenap
penyelenggara sekolah, yaitu guru dan kepala sekolah. Tuntutan profesionalisme seorang
guru tidak hanya dari pihak pemerintah saja, melainkan juga diminta oleh pihak
masyarakat yang memanfaatkan tenaga guru dalam membimbing, mengajar, dan
mendidik peserta didik. Alasannya tanpa adanya profesionalisme guru maka akan sangat
mustahil siswa dapat mencapai kualitas hasil belajar yang maksimal. Tentunya perlu
secara seksama kita lakukan peninjauan kembali kepada Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kondisi saling lempar tanggung jawab ini yang terpantau oleh pemerintah pusat,
sehingga diterbitkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengisyaratkan
agar sekolah menerapkan Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah yang sering dikenal
dengan MBS. Penerapan MBS ini hasruslah memenuhi 8 (delapan) standar nasional
pendidikan (SNP), yakni: 1) standar isi; 2) standar proses; 3) standar kompetensi lulusan;
4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; 5) standar sarana dan prasarana; 6) standar
pengelolaan; 7) standar pembiayaan; 8) standar penilaian pendidikan.
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan standar pendidikan nasional ?
2. Apakah standar pendidikan nasional sudah terpenuhi ?
3. Apa tujuan standar pendidikan nasional ?
4. Bagaimana cara mengimplementasikan standar pendidikan nasional ?

c. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang standar pendidikan nasional
2. Untuk mengetahui sudahnya terpenuhi standar pendidikan nasional
3. Untuk mengetahui tujuan dari standar pendidikan nasional
4. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan standar pendidikan nasional
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan utama yang mengatur tentang standar
minimal yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sekolah oleh segenap penyelenggara sekolah,
yaitu guru dan kepala sekolah. Dalam hal tersebut pendidikan harus mempunyai batas atau
pencapaian yang sesuai dengan bakat dan kemampuan peserta didik di Indonesia yang dimana
kita ketahui dalam mencapai tujuan bersama harus sesuia dengan bakat dan kemampuan tidak
ada keterpaksaan dalam belajar. Didalam standar pendidikan nasional juga harus ada tenaga
pendidik yang professional dalam pelaksanaan belajar dan mengajar. Tenaga pendidik yang
professional akan membantu standar pendidikan nasional untuk mencapai tujuan peserta didik
dalam proses pembelajaraan dan mencapai kualitas hasil belajar yang maksimal.
Fungsi dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar dalam melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang
berkualitas. Sedangkan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan adalah untuk menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk karakter
dan peradaban bangsa yang bermartabat.
Contoh standar pendidikan nasional di Indonesia:

1. Standar Isi

Hal-hal yang diatur dalam Standar Isi mencakup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal untuk jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Di
dalam Standar Isi terdapat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

Peraturan Menteri terkait Standar Isi:

 Permen No. 22 tahun 2006


 Permen No. 24 tahun 2006
 Permen No. 14 Tahun 2007
2. Standar Kompetensi Lulusan
Pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik menggunakan Standar Kompetensi
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Hal-hal yang diatur dalam Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) mencakup standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan
dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Peraturan Menteri terkait Standar Kompetensi Lulusan:

 Permen No. 23 Tahun 2006


 Permen No. 24 tahun 2006
3. Standar Proses Pendidikan
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan secara interaktif,
inspiratif, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk aktif berpartisipasi. Proses belajar-
mengajar ini juga memberikan ruang bagi kreativitas, prakarsa, dan kemandirian sesuai dengan
minat, bakat, dan perkembangan psikologis/ fisik para peserta didik.

Peraturan Menteri terkait Standar Proses Pendidikan:

 Permen No. 41 Tahun 2007


 Permen No. 1 Tahun 2008
 Permen No. 3 Tahun 2008
4. Standar Sarana dan Prasarana
Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana pendidikan seperti media pendidikan,
peralatan pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, perabot, dan perlengkapan lainnya.
Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan prasarana pendidikan seperti lahan, ruang
kelas, ruang pendidik, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang perpustakaan, dan prasarana
pendukung lainnya.

Peraturan Menteri terkait Standar Sarana dan Prasarana:

 Permen No. 24 Tahun 2007


 Permen No. 33 Tahun 2008
 Permen No. 40 Tahun 2008
5. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan mencakup tiga bagian, yaitu;

 Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.


 Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
 Standar pengelolaan oleh Pemerintah.
Peraturan Menteri terkait Standar Pengelolaan:

 Permen No. 19 Tahun 2007


6. Standar Pembiayaan Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Pembiayaan Pendidikan adalah biaya investasi,
biaya operasi, dan biaya personal.

 Biaya investasi satuan pendidikan mencakup biaya pengadaan prasarana dan sarana
pendidikan, modal kerja tetap, dan pengembangan sumber daya manusia.
 Biaya operasi satuan pendidikan mencakup gaji tenaga pendidik, peralatan pendidikan,
biaya pemeliharaan saran dan prasarana, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
 Biaya personal mencakup biaya pendidikan yang harus dibayar peserta didik agar dapat
mengikuti proses belajar-mengajar.
Peraturan Menteri terkait Standar Pembiayaan Pendidikan:
 Permen No. 69 Tahun 2009
7. Standar Penilaian Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Penilaian Pendidikan diantaranya penilaian hasil
belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar
oleh pemerintah.

Peraturan Menteri terkait Standar Penilaian Pendidikan:

 Permen No. 20 Tahun 2007


8. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik atau guru harus mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat rohani dan jasmani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pendidik harus memiliki ijazah dan/ atau sertifikat keahlian sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik adalah
sebagai berikut:

 Kompetensi pedagogik
 Kompetensi kepribadian
 Kompetensi profesional
 Kompetensi sosial
Peraturan Menteri terkait Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

 Permen No. 12 Tahun 2007


 Permen No. 13 tahun 2007
 Permen No. 16 Tahun 2007
 Permen No. 24 Tahun 2008
 Permen No. 25 Tahun 2008
 Permen No. 26 Tahun 2008
 Permen No. 27 Tahun 2008
 Permen No. 40 – 45 Tahun 2009
BAB III
PEMBAHASAN

1. Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan utama yang mengatur tentang


standar minimal yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sekolah oleh segenap
penyelenggara sekolah, yaitu guru dan kepala sekolah. Dalam hal tersebut
pendidikan harus mempunyai batas atau pencapaian yang sesuai dengan bakat dan
kemampuan peserta didik di Indonesia yang dimana kita ketahui dalam mencapai
tujuan bersama harus sesuia dengan bakat dan kemampuan tidak ada keterpaksaan
dalam belajar. Didalam standar pendidikan nasional juga harus ada tenaga
pendidik yang professional dalam pelaksanaan belajar dan mengajar. Tenaga
pendidik yang professional akan membantu standar pendidikan nasional untuk
mencapai tujuan peserta didik dalam proses pembelajaraan dan mencapai kualitas
hasil belajar yang maksimal.
2. Pasalnya standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh Undang –
Undang No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional belum terpenuhi
di semua sekolah di seluruh Indonesia. Sebelum standar pendidikan nasional
terpenuhi di seluruh wilayah Indonesia, ujian nasional tetap menjadi symbol
ketidakadilan, target utama pendidikan formal adalah anak didik yang berproses
penyelenggaraannya tidak dapat terlepas dari berbagai unsur seperti fasilitas
sekolah, guru, buku, dan sebagainya. Evaluasi terhadap layanan dari berbagai
unsur terkait yang harus dilakukan. Layanan dimaksud adalah terpenuhinya
sarana dan prasarana belajar juga tesedia kualitas pendidik dan proses pendidikan
itu sendiri agar anak didik siap untuk dapat berperan dijamannya. Undang –
Undang No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB IV Pasal 11
ayat 1, juga menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib
memberikan pelayananan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga Negara tanpa diskriminasi. Proses
belajar dan mengajar yang bermutu adalah serangkaian kegiatan yang bermakna
dan ditumpukkan pada tujuan terukur pada kurikulum bukan bahan ajar yang
diakhiri tes atau ujiaan. Evaluasi terhadap proses pembelajaraan dilakukan secara
berkesinambungan dan hasilnya membantu proses perbaikan belajar dan
mengajar. Peningkatan kualitas kemampuan berpikir dan bertingkah laku harus
terukur. Proses belajar dan mengajar yang berkualitas dan dibimbing oleh
pendidik yang terampil dan mampu menghasilakan penilaian terhadap anak didik
lebih objektif dan mewakili kemampuannya.
3. Tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan adalah untuk menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk
karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana,
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global. Ketika semua tujuan pendidikan ini dapat dikerjakan dengan
sangat baik maka tentu akan memberikan sumbangsih secara signifikan dalam
pembangunan sumber daya manusia. Apalagi dengan jumlah masyarakat
Indonesia yang saat ini sangat besar sekitar 254 juta orang, yang akan sangat
berpotensi dalam bersaing dengan penduduk lainnya di dunia.Pendidikan
diharapkan bisa menjangkau manusia secara utuh, yang biasa dikenal dengan
pendidikan holistis. Pendidikan holistis dapat mengajarkan peserta didik untuk
dapat menemukan identitas diri serta mengarahkan mereka kepada talenta yang
dimiliki untuk dapat dikembangkan. Dengan adanya pendidikan holistis yang
diajarkan para pendidik kepada peserta didik akan menolong mereka mengerti
pentingnya pendidikan dalam upaya mengerti lingkungan, serta membantu
mengidentifikasi permasalahan yang ada di sekitar mereka. Harapannya adalah
tujuan pendidikan dapat diterapkan dalam kehidupan keseharian para peserta
didik. Tetapi sayangnya, pendidikan di Indonesia belum menghasilkan output
secara maksimal seperti yang diharapkan dalam tujuan pendidikan
tersebut.Sebagai salah satu faktor terbesar dalam upaya mendukung pembangunan
sumber daya manusia, pemerintah diharapkan mampu menjalankan fungsinya
secara maksimal. Fungsi yang dimaksud dengan memfasilitasi pengetahuan
secara baik kepada para peserta didik di semua daerah yang ada di Indonesa.
Tentu bukan hal yang mudah untuk dapat memberikan pelayanan pendidikan
secara merata di negeri dengan daerah kepulauan terbesar di dunia ini. Sebagai
negara dengan penduduk terbesar ketiga di dunia, Indonesia seharusnya bisa
menjadi negara maju jika didukung juga oleh kualitas sumber daya
manusianya.Sayangnya potensi tersebut masih tertanam, yang mungkin
disebabkan oleh masalah pemerataan serta kualitas pendidikan, khususnya di
daerah tertinggal. Padahal, potensi dari siswa-siswi di daerah tertinggal juga tidak
kalah dengan daerah perkotaan apabila mereka diberikan kesempatan untuk
belajar dan mereka mendapatkan pengajaran yang tepat. Salah satu contohnya
adalah anak-anak SD berasal dari Papua di bawah bimbingan Bapak Yohanes
Surya yang menjadi pemenang olimpiade matematika tahun 2011 yang
diselenggarakan oleh Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary
School.
4. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam membangun dan meningkatkan daya
saing sumber daya manusia bangsa, melalui pendidikan yang dilakukan selama ini
tetaplah bermakna dalam upaya pencerdasan bangsa, walau tetap saja
dihadapkan/dibenturkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang sangat cepat dan globalisasi yang berdampak terhadap kehidupan
masyarakat, baik kehidupan individu maupun sosial kemasyarakatan. Upaya
pemerintah tersebut melalui pencanangan wajib belajar pendidikan dasar 9
(sembilan) tahun yang terdiri dari program 6 (enam) tahun di sekolah dasar dan 3
(tiga) tahun di sekolah menengah pertama.2 Kebijakan pemerintah ini merupakan
upaya nyata pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui kesempatan akses dan pemerataan pendidikan pada masyarakat. Hal ini
juga sebagai usaha dalam mencapai pendidikan yang bermutu, beradab, dan yang
dapat memanusiakan manusia perlu memperhatikan prinsip pendidikan sepanjang
hayat (lifelong education) dan memperhatikan empat pilar (sendi) pendidikan,
yakni: (1)
learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar dengan
berbuat), (3) learning to be (belajar menjadi seseorang), dan (4) learning to live
together with to live others (belajar hidup bersama) dalam
pelaksanaannya.3Lahirnya Undang-Undang SISDIKNAS dan diperkuat dengan
peraturan lainnya, di antaranya peraturan berkaitan dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP), arah dan capaian pendidikan nasional semakin jelas. Delapan
standar pendidikan yang ditetapkan dianggap merepresentasikan kebutuhan
holistic dari penyelenggaran pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan
(SNP) merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi oleh penyelenggara
dan/atau satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana,
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global. Implementasi SNP pada sekolah-sekolah dalam setiap
tingkatannya merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi sebagai ukuran
ketercapaian dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan. Salah satu implikasi
positif dari ketercapaian yang merupakan buah dari konsistensi dalam
mengimplementasikan SNP ini adalah, lahirnya keunggulan-keunggulan yang
dimiliki oleh sekolah tersebut. Sekolah-sekolah yang ada di Wilayah Samarinda
juga telah berkompetisi untuk memenuhi tuntutan delapan standar pendidikan.
BAB 1V
PENUTUP
1.4. PENUTUP
a. Kesimpulan

Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan utama yang mengatur tentang standar minimal
yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sekolah oleh segenap penyelenggara sekolah, yaitu guru
dan kepala sekolah. Didalam standar pendidikan nasional juga harus ada tenaga pendidik yang
professional dalam pelaksanaan belajar dan mengajar. Pasalnya standar pendidikan nasional
yang telah ditetapkan oleh Undang – Undang No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional belum terpenuhi di semua sekolah di seluruh Indonesia. Evaluasi terhadap layanan dari
berbagai unsur terkait yang harus dilakukan. Tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan
adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional
Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Upaya
pemerintah tersebut melalui pencanangan wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun
yang terdiri dari program 6 (enam) tahun di sekolah dasar dan 3 (tiga) tahun di sekolah
menengah pertama.Kebijakan pemerintah ini merupakan upaya nyata pemerintah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui kesempatan akses dan pemerataan
pendidikan pada masyarakat. Hal ini juga sebagai usaha dalam mencapai pendidikan yang
bermutu, beradab, dan yang dapat memanusiakan manusia perlu memperhatikan prinsip
pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) dan memperhatikan empat pilar (sendi)
pendidikan, yakni: (1) . Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat.
b. Saran

Anda mungkin juga menyukai