Di dusun oleh :
Nim : 151421146
Kelas : 4F
2023/2024
i
A. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
1
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
nasional.
2
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 menjelaskan mengenai ketentuan-
ketentuan guru dan dosen dan kaitannya dalam kependidikan di Indonesia.
Dalam UU ini dijelaskan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
3
diartikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sedangkan tujuan adalah
menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. (Ara
Hidayat dan Iman Machali,2012:175).
1. Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Sekolah/Madrasah
(Berdasarkan Permen Nomor 22 Tahun 2006)
a. Standar Isi.
Standar isi pendidikan nasional diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006. Standar
isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (Ara
Hidayat dan Imam Machali,2012:176).
b. Standar proses
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus
dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
c. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap pengetahuan dan keterampilan.
d. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan harus memiliki
4
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional (Ara Hidayat dan Imam Machali,2012: 197)
e. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan dan
perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah seperti gedung, ruangan, meja, kursi, alat peraga, buku pelajaran
dan lain-lain. Sedangkan prasarana adalah semua komponen yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan mengajar di
sebuah lembaga pendidikan seperti jalan menuju sekolah, halaman
sekolah, tata tertib sekolah dan lain-lain. (Soetopo dalam Ara Hidayat
dan Imam Machali,2012:204).
f. Standar pengelolaan Pendidikan
Standar pengelolaan pendidikan sebagaimana diatur dalam
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 memuat 6 hal pokok yaitu: 1)
Perencanaan Progaram, 2) Pelaksanaan Rencana Kerja, 3) Pengawasan
dan Evaluasi, 4) Kepemimpinan Sekolah/Madrasah, 5) Sistem Informasi
Manajemen, dan 6) Penilaian khusus. (Ara Hidayat dan Imam
Machali,2012:211)
g. Standar Pembiayaan Pendidikan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu
tahun.
h. Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah standar pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme,prosedur dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.
5
dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ditetapkan dengan peraturan menteri
Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
Sebenarnya eksistensi sadar standar isi ini sebagai manifestasi dari UU No.
20 tahun 2003, pasal 35 ayat (1) yang berbunyi. "standar nasional pendidikan
terdiri atas standar isi, standar proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala"tujuan
ditetapkannya standar nasional pendidikan yakni digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan dan pembiayaan sebagaimana diatur dalam ayat (2). Dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar
pendidikan nasional, dijelaskan bahwa standar nasional pendidikan adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Implementasi undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan dengan 8 standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan
standar penilaian pendidikan. Dalam standar isi mencakup:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai
bagian tidak terpisahkan standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
6
Standar isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
7
profesional adalah orang yang terdiri dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
b. Kompetensi pedagogik
Kemampuan pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan
kompetensi khas yang membedakan guru dengan profesi lainnya.
c. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, Arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial, yakni
bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma
sosial, bangga sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Indikasinya guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara harmonis
dengan peserta didik, sesama pendidik dan dengan tenaga kependidikan,
serta dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
8
a. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja
9
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk
tugas rumah dan/atau proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang
dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah
menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam
bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
c. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.
5. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan
deskripsi kemajuan belajar.
10
G. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang
merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau di desain
dalam pelaksanaan pembelajaran. Standar proses pendidikan adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Keterkaitan standar proses dengan standar lainnya dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar proses pendidikan
nasional, dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
a. Komponen-komponen dalam proses pendidikan
1. Perencanaan proses pembelajaran, perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus sebagai pengembangan rencana proses pendidikan yang
memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi
(SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), RPP dijabarkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
KD.
3. Buku teks pelajaran seperti buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh
menteri, buku teks peserta didik, buku panduan yang digunakan guru.
Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber
belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.
4. Pengelolaan kelas, pengelolaan kelas adalah usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas sekondusif mungkin sehingga proses
11
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan pembelajaran
5. Penilaian hasil pembelajaran, penilaian dilakukan oleh pendidik
terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik serta digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki
hasil belajar.
6. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, tindak lanjut.
Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Guru dalam rangka
pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Unsur dan sub unsur kegiatan
Guru yang dinilai angka kreditnya adalah pendidikan, pembelajaran/bimbingan
dan tugas tertentu, pengembangan keprofesian berkelanjutan, penunjang tugas
guru.
12
13