Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 1

REGULASI YANG BERKAITAN DENGAN GURU

Dosen pengampuh : Bapak Dr. Kudus, S.Pd., M.Pd

Di dusun oleh :

Magfirah Cahyani zul-Qodar

Nim : 151421146

Kelas : 4F

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023/2024

i
A. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Dalam perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai


orang secara beragam bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori
yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks
akademik merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan dapat semakin memperkaya
khazanah berpikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan teori itu
sendiri. Tetapi untuk kepentingan kebijakan nasional, pendidikan dapat
dirumuskan secara jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak yang terkait
dengan pendidikan, sehingga setiap orang dapat mengimplementasikan secara
tepat dan benar dalam setiap praktik pendidikan.

Untuk mengetahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita


dalam memiliki rumusan formal dan operasional sebagaimana termaktub dalam
UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni:

"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara."

Berdasarkan definisi di atas, ditemukan tiga pokok pikiran utama yang


terkandung di dalamnya, yaitu: (1) usaha sadar dan terencana; (2) mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

1
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
nasional.

B. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Undang-undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 adalah sebuah


legalitas formal yang menjamin perlindungan hukum bagi para guru untuk
dapat bekerja secara aman, kreatif, profesional dan menyenangkan, serta
merupakan pengakuan guru sebagai profesi yang perlu diperhatikan
kesejahteraannya. Diimplementasikannya undang-undang guru dan dosen
nomor 14 tahun 2005 telah menjadikan guru sebagai sebuah jabatan
profesional, yang menjadikan guru mempunyai tugas dan kewajiban tertentu
sehingga perlu diperhatikan kesejahteraannya dalam arti luas, meliputi gaji,
tunjangan dan rasa aman dalam menjalankan tugasnya. Kesejahteraan tersebut
diperoleh melalui kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi guru.

Disebutkan bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan


akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang
dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Disebutkan bahwa guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, di mana pasal 9 dijelaskan bahwa
kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud diperoleh melalui pendidikan
tinggi program sarjana atau diploma empat. Dengan demikian jelaslah bahwa
guru harus memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D/Akta IV baik guru yang
mengajar di TK/RA, SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA/SMK/MAK.

2
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 menjelaskan mengenai ketentuan-
ketentuan guru dan dosen dan kaitannya dalam kependidikan di Indonesia.
Dalam UU ini dijelaskan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Profesi guru dan profesi dosen harus memenuhi prinsip profesionalitas


dalam menjalankan profesi tersebut. Salah satu prinsip tersebut adalah
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Kaitannya
dengan prinsip ini termasuk juga adalah kualitas dan sertifikasi. Mengenai hal
ini, pemerintah telah mengadakan program-program pemberdayaan untuk
meningkatkan aspek-aspek tersebut, yang diantaranya adalah pembinaan dan
pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karir,
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional. Dalam pelaksanaan tugas ke profesionalnya,
seorang guru mempunyai kewajiban diantaranya:

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang


bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi


secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.

C. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi
sistem pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan (SNP) diatur dalam
Peraturan Pemerintah (Permen) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Dalam Permen tersebut standar nasional pendidikan

3
diartikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sedangkan tujuan adalah
menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. (Ara
Hidayat dan Iman Machali,2012:175).
1. Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Sekolah/Madrasah
(Berdasarkan Permen Nomor 22 Tahun 2006)
a. Standar Isi.
Standar isi pendidikan nasional diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006. Standar
isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (Ara
Hidayat dan Imam Machali,2012:176).
b. Standar proses
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus
dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
c. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap pengetahuan dan keterampilan.
d. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan harus memiliki

4
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional (Ara Hidayat dan Imam Machali,2012: 197)
e. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan dan
perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah seperti gedung, ruangan, meja, kursi, alat peraga, buku pelajaran
dan lain-lain. Sedangkan prasarana adalah semua komponen yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan mengajar di
sebuah lembaga pendidikan seperti jalan menuju sekolah, halaman
sekolah, tata tertib sekolah dan lain-lain. (Soetopo dalam Ara Hidayat
dan Imam Machali,2012:204).
f. Standar pengelolaan Pendidikan
Standar pengelolaan pendidikan sebagaimana diatur dalam
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 memuat 6 hal pokok yaitu: 1)
Perencanaan Progaram, 2) Pelaksanaan Rencana Kerja, 3) Pengawasan
dan Evaluasi, 4) Kepemimpinan Sekolah/Madrasah, 5) Sistem Informasi
Manajemen, dan 6) Penilaian khusus. (Ara Hidayat dan Imam
Machali,2012:211)
g. Standar Pembiayaan Pendidikan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu
tahun.
h. Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah standar pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme,prosedur dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.

D. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi


Standar isi adalah suatu bagan rencana lingkup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang

5
dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ditetapkan dengan peraturan menteri
Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
Sebenarnya eksistensi sadar standar isi ini sebagai manifestasi dari UU No.
20 tahun 2003, pasal 35 ayat (1) yang berbunyi. "standar nasional pendidikan
terdiri atas standar isi, standar proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala"tujuan
ditetapkannya standar nasional pendidikan yakni digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan dan pembiayaan sebagaimana diatur dalam ayat (2). Dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar
pendidikan nasional, dijelaskan bahwa standar nasional pendidikan adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Implementasi undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan dengan 8 standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan
standar penilaian pendidikan. Dalam standar isi mencakup:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai
bagian tidak terpisahkan standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

6
Standar isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

E. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi


Guru
Kualifikasi adalah pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian
atau keahlian yang diperlukan untuk mencapai sesuatu (kamus besar bahasa
Indonesia). Kualifikasi akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus
dalam bidang pendidikan baik sebagai pengajar pelajaran, administrasi
pendidikan yang diperoleh dari proses pendidikan. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, kualifikasi akademik diartikan sebagai
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 28 ayat 2).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (WJS Purwadaminta) kompetensi
berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu
hal. Pengertian dasar kompetensi (conpetency) yakni kemampuan atau
kecakapan. Kompetensi adalah tindakan cerdas,penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Adapun kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak
secara singkat kompetensi bagi guru dapat disimpulkan bahwa kompetensi
guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan
profesi keguruannya. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru,
yaitu sebagai berikut.
a. Kompetensi profesional
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal dengan kata lain guru

7
profesional adalah orang yang terdiri dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
b. Kompetensi pedagogik
Kemampuan pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan
kompetensi khas yang membedakan guru dengan profesi lainnya.
c. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, Arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial, yakni
bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma
sosial, bangga sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Indikasinya guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara harmonis
dengan peserta didik, sesama pendidik dan dengan tenaga kependidikan,
serta dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

F. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian


Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan
keberhasilan belajar peserta didik.

8
a. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja

9
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk
tugas rumah dan/atau proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang
dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah
menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam
bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
c. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.
5. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan
deskripsi kemajuan belajar.

10
G. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang
merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau di desain
dalam pelaksanaan pembelajaran. Standar proses pendidikan adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Keterkaitan standar proses dengan standar lainnya dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar proses pendidikan
nasional, dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
a. Komponen-komponen dalam proses pendidikan
1. Perencanaan proses pembelajaran, perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus sebagai pengembangan rencana proses pendidikan yang
memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi
(SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), RPP dijabarkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
KD.
3. Buku teks pelajaran seperti buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh
menteri, buku teks peserta didik, buku panduan yang digunakan guru.
Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber
belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.
4. Pengelolaan kelas, pengelolaan kelas adalah usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas sekondusif mungkin sehingga proses

11
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan pembelajaran
5. Penilaian hasil pembelajaran, penilaian dilakukan oleh pendidik
terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik serta digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki
hasil belajar.
6. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, tindak lanjut.

H. Permendiknas No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan Fungsional Guru dan


Angka Kreditnya
Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Guru dalam rangka
pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Unsur dan sub unsur kegiatan
Guru yang dinilai angka kreditnya adalah pendidikan, pembelajaran/bimbingan
dan tugas tertentu, pengembangan keprofesian berkelanjutan, penunjang tugas
guru.

12
13

Anda mungkin juga menyukai