Definisi mutu menurut Crosby yang dikutip oleh Amri (2013) adalah kesesuaian dengan apa
yang disyaratkan. Suatu produk dikatakan bermutu jika memenuhi atau melebihi kebutuhan,
harapan, dan persyaratan pelanggan (pemakai). Jika dikaitkan dengan bidang pendidikan, mutu
berarti layanan yang memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan dari peserta didik. Mutu
Pendidikan menurut Sani, Pramuniati, dan Mucktiany (2015) adalah kesesuaian antara kebutuhan
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan layanan yang diberikan oleh pengelola
pendidikan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan yang bermutu mensyaratkan kesesuain antara
layanan pendidikan dan hasil pendidikan dengan standar dan kebutuhan pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terdiri dari pihak internal dan eksternal . Pihak
internal meliputi: peserta didik, guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan. Sedangkan pihak
eksternal meliputi: calon peserta didik, orang tua, pemerintah, dan masyarakat.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan mengemukakan bahwa mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan
bangsa yang dapat diraih dari penerapan sistem pendidikan nasional. Standar mutu pendidikan di
Indonesia ditetapkan dalam standarisasi nasional yang dikenal dengan Standar Nasional Pendidikan
(SNP). SNP merupakan kriteria minimum tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan
pendidikan nasional yang harus dipenuhi oleh penyelenggara dan atau satuan pendidikan, yang
berlaku diseluruh wilayah hukum NKRI.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (telah diubah
menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013) tentang Standar Nasional Pendidikan,
dinyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan dikatakan bermutu apabila terselenggara sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang telah ditentukan. Standar Nasional Pendidikan
berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sedangkan tujuan ditetapkannya Standar Pendidikan
Nasional Pendidikan adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Adapun
standar pendidikan yang telah ditetapkan yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Mutu pendidikan perlu dikembangkan. Strategi yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi
sekolah saat ini adalah dengan melakukan analisis SWOT. Analisis ini bertujun untuk memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunit), serta meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threat). Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal lembaga pendidikan
sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternalnya. Dalam hal pendidikan, tujuan
analisis ini adalah untuk mengetahui posisi sekolah, apakah sudah maju atau masih tertingggal dalam
mutu pendidikannya (Amri,2013).
DAFTAR PUSTAKA
Amri, R. 2013. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah dalam Teori, Konsep, dan
Analisis. Prestasi Pustaka Publisher, cetakan pertama: Jakarta.
Bashir, S. 2014. Teacher as A Role Model and Its Impact on the Life of Female Students. International
Journal of Research, Vol.1, p.2350- 0530.
Kurniasih, I dan Sani, B. 2017. Kupas Tuntas Kompetensi Pedagogik Teori dan Praktik untuk
Peningkatan Kinerja dan Kualitas Guru. Kata Pena.
M. Novauli, F. 2015. Kompetensi Guru dalam Peningkatan Prestasi Belajar Pada Smp Negeri dalam
Kota Banda Aceh, Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 3, No. 1, Hal.44-67.