Anda di halaman 1dari 9

Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....

(Niswanto) ISSN 1412-565 X

MANAJEMEN PEMBINAAN PENGAWAS SEKOLAH DASAR


(Studi Kasus pada Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh)

Niswanto
Universitas Syah Kuala Banda Aceh
email: niswanto@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian tentang manajemen pembinaan pengawas Sekolah Dasar (SD) ini untuk mengetahui bagaimanakah pola
pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan kota Banda Aceh terhadap pengawas SD. Fokus penelitian pada
proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembinaan. Pendekatan naturalistik-kualitatif digunakan dalam
penelitian ini, dengan alat pengumpul data wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian adalah
1) Perencanaan pembinaan pengawas SD sudah dilakukan, namun masih kurang detil untuk pembinaan pengawas
satuan pendidikan, analisis kebutuhan hanya pada aspek kuantitatif. 2) Pelaksanaan pembinaan pengawas
pendidikan masih kurang efektif, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor personal yang melakukan
pembinaan, pengorganisasian program, keterlibatan stakeholder, serta teknik yang digunakan dalam membina
pengawas. 3) Penilaian pengembangan pengawas pendidikan masih kurang efektif, penyebabnya antara lain,
hanya menerima laporan dari pengawas, tidak menggunakan standar kinerja pengawas, usaha tindak lanjut kurang
sistematis. Rekomendasi dari penelitian ini adalah: 1) Pembinaan pengawas pendidikan perlu diawali dengan
perencanaan untuk melakukan kajian terhadap kebutuhan pengawas SD melalui perencanaan yang rasional. 2)
Pelaksanaan pembinaan terhadap pengawas SD hendaknya melibatkan stakeholders dalam suatu koordinasi
yang sinergi untuk meningkatkan kinerja pengawas. 3) Untuk mengetahui hasil pembinaan yang telah dilakukan
terhadap pengawas perlu dilakukan penilaian tentang keberhasilan pembinaannya dan untuk pengembangan karir
pengawas.
Kata kunci: manajemen, pembinaan, pengawas sekolah dasar

ABSTRACT
This study of monitoring management of primary school teachers aimed to identify the patterns of the methods
utilized by the Ministry of Education of Banda Aceh in assisting the primary school supervisors. The focuses of
the study are on the planning, the application and the evaluation of the assisting process itself. Naturalistic –
qualitative approach was used in the study using the instruments of interview tools, observations and a study of
documentation. The results were 1) The planning of the assisting process for the primary school supervisors had
been completed yet lack of details for the supervisors supervision especially for the education unit, the analysis
for the necessity of it was only based on the quantitative aspect. 2) The application of the assisting process for the
education supervisors was still yet to be effective which was due to several factors i.e. factor regarding the person
who conducted the assisting, the program organization, the involving of the stakeholder as well as the techniques
used in supervising the supervisors. 3) The evaluation on the improvement of the education supervisors was
still yet to be effective, the causes being e.g. the mere acceptance of the supervisor’s reports without having any
standardized performance of the supervisors thus a less systematic follow up events. Recommendations concluded
from this study are: 1) the assisting of the education supervisors need to be started with rational planning of re-
examination upon the needs of the supervisors for primary school supervisors. 2) The application of the assisting
process for the primary school supervisors should involve the stakeholders in a synergic coordination to improve
the performance of the supervisors. 3) In order to identify the results yielded from the assisting process, evaluation
of the success of it need to be conducted upon the supervisors which were aimed for the career improvement of the
supervisors.

Key words: management, supervision, school supervisors monitoring

PENDAHULUAN membantu guru-guru mencapai hasil


Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas belajar siswa secara optimal. Keterbatasan
sekolah dasar (SD) sering berhadapan penguasaan pengetahuan dan pendekatan
dengan berbagai masalah, terutama untuk dalam pengelolaan proses belajar mengajar

172
Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....
(Niswanto) ISSN 1412-565 X

akan menjadi kendala bagi pengawas yang memang telah dilakukan, bahkan sudah rutin
secara fungsional bertugas untuk itu. Dengan dilakukan, misalnya dengan mengadakan
demikian maka, upaya peningkatan kinerja pelatihan, yang bertujuan untuk penyegaran
(performance) guru dalam pengelolaan proses pengetahuan dalam bidang pengawasan
belajar mengajar berbanding lurus dengan maupun untuk memperkenalkan cara-cara
upaya peningkatan kinerja (performance) baru yang inovatif kepada pengawas sekolah
pengawas yang berfungsi mengembangkan tentang sistem pembinaan yang dianggap
performance guru. lebih efektif. Sekali pun upaya ini telah
Keterlibatan pengawas dalam meningkatkan dilakukan di Nanggroe Aceh Darussalam
mutu pendidikan dapat optimal perlu (NAD), namun hasil yang dicapai masih jauh
didukung oleh sistem yang kondusif. Sistem dari harapan dan terkesan hanya merupakan
pengawasan yang dinamis dan berorientasi kegiatan rutin dan belum profesional, artinya
pada mutu merupakan suatu kebutuhan untuk efektivitas layanan pembinaan terhadap guru-
meningkatkan mutu pendidikan. Kebutuhan guru yang dilakukan oleh para pengawas
akan fungsi pengawas yang profesional masih dipertanyakan, terutama bila dilihat
semakin dirasakan oleh guru sehubungan dari peringkat nasional lulusan sekolah
dengan peran mereka dalam penyelenggaraan (SLTA) dari provinsi Aceh yang diterima di
proses belajar mengajar dan tuntutan perguruan tinggi negeri, di mana peringkat
peningkatan mutu pendidikan. Upaya nasional terbaik yang pernah dicapai satu
peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dasa warsa terakhir adalah nomor urut 17
dijelaskan di atas, antara lain perlu didukung dari 33 provinsi. Khusus untuk SD di kota
oleh program peningkatan mutu pengawas. Banda Aceh tahun 2008/2009, capaian rata-
rata UAS dalam kisaran nilai terendah 6.75
Sistem pembinaan pengawas pendidikan yang dan tertinggi 7,61. Dilihat dari data di atas,
berorientasi pada mutu pendidikan idealnya sepertinya capaian hasil belajar murid SD di
dilakukan sejak dari proses rekrutmen, dengan kota Banda Aceh masih perlu ditingkatkan.
tujuan untuk menjaring tenaga potensial Lalu muncul pertanyaan, bagaimana
yang memiliki potensi dan komitmen dalam pengawas melaksanakan fungsinya
fungsinya. Sistem seleksi pengawas selama selama ini, adakah para pengawas selalu
ini, yang mengutamakan mantan kepala mendapatkan pembinaan manakala mereka
sekolah atau untuk memperpanjang masa telah menempati posisi sebagai pengawas,
pensiun pejabat tertentu, perlu dievaluasi dan bagaimana perlakukan yang diterima oleh
kembali efektivitasnya. Dikatakan demikian para pengawas dari Dinas Pendidikan kota
karena pengawas pendidikan memerlukan Banda Aceh berkaitan dengan peningkatan
orang-orang yang energik dan memiliki kompetensi para pengawas?
ide-ide inovatif untuk dikembangkan dalam
proses belajar mengajar di sekolah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
ketidakefektifan pengawas dalam
Menyadari bahwa faktor keberhasilan proses melaksanakan fungsinya. Di antaranya adalah
belajar mengajar dapat dicapai kalau guru sistem yang digunakan dalam rekrutmen
selaku pengelolanya dapat berfungsi secara calon pengawas, kesiapan pengawas dalam
efektif dan profesional dengan dukungan melaksanakan tugasnya, serta komitmen
fungsi pengawas yang profesional, maka dari dinas pendidikan sebagai organisasi
profesionalisasi kinerja pengawas menjadi yang mengelola pengawas untuk membina
penting untuk diperhatikan, hal ini dapat pengawas pendidikan dalam melaksanakan
ditempuh melalui sistem pembinaan pengawas tugas. Faktor yang disebutkan terakhir,
yang berkelanjutan. Upaya ke arah itu yaitu komitmen dinas pendidikan, besar

173
Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....
(Niswanto) ISSN 1412-565 X

pengaruhnya dalam mewujudkan pengawas guru. Atas dasar pemikiran di atas penulis
dengan kompetensi yang sesuai dengan tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
tuntutan pekerjaannya. “Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah
Salah satu kendala yang selama ini terjadi Dasar (Studi Kasus pada Dinas Pendidikan
dalam program pengembangan pengawas Kota Banda Aceh”. Pertimbangan yang
pendidikan adalah sistem seleksi para dipergunakan dalam memilih pengawas pada
calon pengawas pendidikan. Ada kesan jenjang SD sebagai tempat penelitian karena
bahwa pekerjaan pengawas merupakan upaya peningkatan mutu sangat strategis bila
pekerjaan untuk memperpanjang masa dimulai dari jenjang yang paling rendah,
dinas seorang pegawai negeri sipil atau yaitu SD. Dianggap strategis karena dengan
memperlambat memasuki masa pensiun peningkatan mutu pendidikan di SD, maka
para pegawai di jajaran dinas pendidikan secara alamiah akan berkontribusi kepada
dengan mengabaikan harapan kinerja dari upaya peningkatan mutu pendidikan pada
pekerjaan tersebut. Dengan dikeluarkannya jenjang di atasnya. Di samping itu ikut
keputusan menteri pendidikan nasional no membantu upaya membenahi pekerjaan
12/2007, tentang standar pengawas sekolah/ guru SD agar semakin profesional di masa
madrasah mengisyaratkan bahwa pekerjaan mendatang.
pengawas merupakan pekerjaan profesional Berdasarkan latar belakang penelitian
yang membutuhkan kesiapkan khusus yang telah diuraikan terdahulu, dimana
bagi pelaksananya, karena di dalamnya pengawas memegang peranan penting
ditegaskan standar minimal yang harus dalam memajukan atau meningkatkan
dimiliki bagi seorang pengawas pendidikan, mutu pendidikan, maka hal tersebut tidak
baik dari sudut kesiapkan akademik maupun dapat dilepaskan dari kompetensi pengawas
kompetensinya. dalam melaksanakan fungsinya. Kompetensi
Pembinaan pengawas pendidikan idealnya pengawas SD yang ada pada Dinas Pendidikan
dilakukan dalam suatu pola pengelolaan kota Banda Aceh merupakan tanggung
sejak dari perencanaan kebutuhan pengawas jawab Dinas Pendidikan untuk membinanya.
dengan kualifikasi dan kualitas akademik Secara lebih tegas permasalahan dalam
yang harus dipenuhi, bagaimana mengadakan penelitian ini dikemukakan dalam pertanyaan
pengembangan kemampuan mereka tatkala sebagai berikut: (1) Bagaimanakah Dinas
sudah berada di dalam fungsinya dalam Pendidikan kota Banda Aceh menyusun
bentuk pembinaan yang berkelanjutan, serta program pembinaan untuk pengawas SD di
faktor apa saja yang harus diperhatikan kota Banda Aceh; (2) Bagaimanakah Dinas
untuk memaksimalkan fungsi pengawas Pendidikan kota Banda Aceh merealisasikan
agar optimal dalam menjalankan fungsinya. atau melaksanakan program pembinaan
Bahkan, perlu pula dipikirkan bagaimana pengawas SD di kota Banda Aceh; dan
menilai kinerja pengawas sebagai tenaga (3) Bagaimanakah pelaksanaan penilaian
fungsional yang senantiasa dibutuhkan oleh terhadap pembinaan pengawas SD di kota
guru-guru untuk pengembangan profesi Banda Aceh.
mereka yang terus-menerus dinamis. Penelitian ini berusaha mengkaji secara
Dengan demikian maka jelas bahwa pembinaan mendalam tentang pengelolaan pembinaan
pengawas pendidikan akan membawa pengawas pendidikan SD pada Dinas
dampak terhadap upaya meningkatkan mutu Pendidikan Kota Banda Aceh. Secara teoretis
pendidikan melalui peningkatan mutu proses penelitian ini dapat memperkaya khasanah
belajar mengajar yang diselenggarakan studi administrasi pendidikan, terutama
yang terkait dengan pembinaan pengawas

174
Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....
(Niswanto) ISSN 1412-565 X

agar memiliki kompetensi sesuai fungsinya. dimulai dari lembaga yang paling bawah
Selain itu hasil penelitian ini dapat juga (sekolah dasar atau SD), yang secara
dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut berkelanjutan memberi dampak alamiah
bagi pengambil kebijakan yang berhubungan pada upaya peningkatan mutu pendidikan
dengan pembinaan pengawas dalam pada lembaga di atasnya. Untuk itu perlu
melakukan fungsi terhadap pembinaan guru. dukungan nyata dari pegawas pendidikan
Penelitian ini berawal dari pemikiran tentang sebagai pemberi pencerahan atau membantu
upaya peningkatan mutu pendidikan yang pemikiran konsultatif bagi para kepala sekolah
tertera di dalam renstra pendidikan nasional dan guru-guru SD untuk berkinerja dengan
tentang penguatan pelayanan, daya saing lebih baik dan pada gilirannya memperoleh
regional, dan daya saing internasional. hasil belajar atau lulusan SD yang lebih baik.
Substansi renstra tersebut mengidikasikan Secara visual, kerangka berpikir penelitian
perlunya peningakatan mutu pendidikan, dapat dikemukakan sebagai berikut:
dan peningkatan mutu pendidikan idealnya
Tuntutan, Fungsi
dan Peran Ligkungan Eksternal
Pengawas (Peluang & Ancaman)
Pendidikan

Kinerja
Analisis Model Strategi
Pengawas
Pengembangan.
Pendidikan Pengawas sebagai Rancangan Peningkatan
pengendali mutu Model Strategi
Pengelolaan pendidikan di SD Kota mutu SD Kota
Optimalisasi Temuan Empirik Pengemb.
Program Pembinaan Banda Aceh Banda Aceh
Fungsi dan Fungsi dan Pengawas
dan Pengembangan melalui
Peran Peran Pendidikan SD
Pengawas • Proses Manajemen peningkatan
Pengawas Pengawas Kota Banda
Pendidikan Tenaga Pengws.Pddk mutu PBM
Pendidikan Pendidikan Aceh
• Peran Lembaga
Terkait
• Komitmen thd mutu
Kebijakan Program • Penumbuhan Budaya
Pembinaan dan Mutu
Pengembangan Pengawas

Tenaga Pengawas
Profesionalisasi
Pendidikan
Pendidikan
Lingkungan Internal
(Kekuatan & Kelemahan)

KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN

METODE PENELITIAN 1989:197-200; Moleong, 1993:4-8; Satori


Penelitian yang menggunakan pendekatan dan Komariah, 2009).
kualitatif. Pendekatan penelitian semacam Unit analisis penelitian ini bersifat
ini mempunyai karakteristik, antara lain (a) institusional, dengan pengertian bahwa yang
data diambil langsung dari setting alami; menjadi fokus kajian adalah organisasi atau
(b) penentuan sampel secara purposif; (c) lembaga yang terkait dalam manajemen
peneliti sebagai instrumen pokok; (d) lebih pembinaan pengawas SD, bukan atas nama
menekankan pada proses dari pada produk individu atau pejabat pengelolanya. Dalam
sehingga bersifat analitik; (e) analisis data penelitian kualitatif banyaknya sampel bukan
secara induktif atau interpretasi bersifat merupakan kriteria utama. Oleh karena itu
idiografik; (f) mengutamakan makna di yang diutamakan adalah bagaimana sampel
balik data, (Bogdan dan Biklen, 1982:27-29; tersebut dapat memberikan informasi
Nasution, 1988:9-12; Sujana dan Ibrahim, sebanyak mungkin sesuai dengan tujuan

175
Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....
(Niswanto) ISSN 1412-565 X

penelitian. Untuk keperluan tersebut orientasi; (2) tahap eksplorasi; dan (3) tahap
pengambilan sampel dalam penelitian ini member check. Analisis data dilakukan
dilakukan dengan teknik purposif (purposive dengan mengikuti prosedur sebagaimana
sampling). Adapun sampel yang dijadikan yang disarankan oleh Nasution, (1988:129-
responden sebagai nara sumber dalam 130), serta Miles dan Huberman (1984:21
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) serta Satori dan Komariah, 2009), yaitu
Pengawas SD pada Dinas Pendidikan Kota (1) reduksi data, (2) display data, dan (3)
Banda Aceh; (2) Kepala sekolah; dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi.
Guru Tingkat kepercayaan dalam penelitian ini
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan diupayakan memenuhi persyaratan sebagai
dalam penelitian ini adalah wawancara, berikut (Nasution. 1988:114-124, Muhadjir,
observasi, dan studi dokumentasi. Ketiga 1990:150-159, Satori dan Komariah, 2009),
teknik tersebut dipergunakan untuk yaitu (1) kredibilitas (validitas internal),
memperoleh informasi yang saling (2) transferabilitas (validitas eksternal),
mendukung atau melengkapi tentang (3) dependabilitas dan konformabilitas
manajemen pembinaan pengawas SD yang (reliabilitas dan objektivitas).
diselenggarakan di kota Banda Aceh.
HASIL PENELITIAN
Agar wawancara tetap berlangsung dalam
konteks, peneliti menggunakan pedoman 1. Perencanaan Sistem Pengembangan
wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan Pengawas Pendidikan pada Dinas
yang terbuka. Untuk melengkapi informasi Pendidikan Kota Banda Aceh
dari wawancara yang dilaksanakan, dan Dinas Pendidikan kota Banda Aceh dalam
sekaligus untuk melakukan recheck atau menyusun perencanaan program pembinaan
triangulasi, maka dilakukan pula observasi dan pengembangan pengawas mengacu
dan studi dokumentasi dengan melihat kepada visi dan misi Dinas Pendidikan kota
peristiwa-peristiwa dan catatan-catatan Banda Aceh. Visi Dinas Pendidikan kota
atau laporan tentang sistem pembinaan dan Banda Aceh adalah “mewujudkan Dinas
pengembangan kemampuan profesional Pendidikan sebagai institusi terpercaya
tenaga pengawas pendidikan yang dilakukan untuk menciptakan manusia yang unggul
oleh unit analisis penelitian. berwawasan lingkungan dan bertaqwa
Bogdan dan Biklen, (1982:73-74), pada Tuhan Yang Maha Esa”. Untuk
mengemukakan bahwa keberhasilan suatu merealisasikan visi tersebut, perencanaan
penelitian kualitatif (naturalistik) sangat program pembinaan dan pengembangan
tergantung pada ketelitian dan kelengkapan pengawas, khususnya pengawas untuk
catatan lapangan (field notes) yang disusun Sekolah Dasar, pada Dinas Pendidikan kota
oleh peneliti, karenanya dalam penelitian Banda Aceh mempersyaratkan seorang calon
ini peneliti melengkapi diri dengan pengawas memenuhi kriteria kualifikasi
buku catatan, tape recorder dan kamera. pendidikan minimal S1 kependidikan,
Perlengkapan tersebut dipergunakan untuk memiliki track record yang baik selama
merekam informasi verbal maupun non- menjadi guru, menguasai berbagai metode
verbal selengkap mungkin. Penelitian pembelajaran dengan baik, menguasai
kualitatif tidak memiliki tahapan-tahapan substansi semua materi pelajaran SD secara
yang tegas, namun secara garis besar dapat baik, serta memiliki kemampuan dalam
dibedakan menjadi tiga tahapan (Lincoln berkomunikasi dengan baik. Persyaratan
dan Guba, 1985:235-236), yaitu (1) tahap ini adalah mutlak dalam rangka untuk
mewujudkan visi Dinas Pendidikan kota
176
Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....
(Niswanto) ISSN 1412-565 X

Banda Aceh. Selain itu, ada syarat lain pendidikan, seperti Dinas Kesehatan,
yang merupakan hak prerogatif Kepala Dinas Pertanian dan dinas-dinas lainnya.
Dinas Pendidikan. Untuk merealisasikan Anggaran tersebut juga didistribusikan untuk
visi tersebut, dijabarkanlah misi Dinas membiayai pendidikan yang berlangsung di
Pendidikan kota Banda Aceh, yaitu: (1) Dayah-dayah. Bahkan, pendidikan kedinasan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga berkelanjutan untuk jabatan struktural bagi
kependidikan, dan fasilitas pendidikan; pegawai negeri sipil dalam lingkungan
(2) Pendidikan dan pelayanan pendidikan Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat
kepada masyarakat yang lebih memadai; (3) II di Provinsi NAD ikut menggunakan
Mewujudkan sumber daya manusia yang dana tersebut. Di samping itu, anggaran
menguasai IPTEK dan yang berlandaskan yang secara nominal terbilang cukup besar
IMTAQ; (4) Mewujudkan kehidupan sosial tersebut kurang optimal dipergunakan untuk
budaya yang berkepribadian dinamis, kreatif penyelenggaraan pendidikan, apalagi yang
untuk pembangunan daerah dan nasional; berorientasi untuk meningkatkan mutu.
(5) Pemerataan dan memperluas kesempatan Hal ini disebabkan sebahagian besar dari
memperoleh pendidikan bagi anak-anak dan anggaran tersebut banyak terserap untuk
masyarakat; dan (6) Mewujudkan sistem dan memperbaiki atau membangun sekolah-
iklim pendidikan di Kota Banda Aceh yang sekolah yang terbakar semasa konflik.
demokratis dan berkualitas guna mewujudkan 2. Pelaksanaan program pembinaan dan
masyarakat yang berakhlakul karimah, pengembangan pengawas pendidikan
kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, belum dilakukan secara efektif. Kurang
cerdas, sehat, disiplin, bertanggungjawab efektifnya pelaksanaan program
dan terampil. pembinaan dan pengembangan pengawas
pendidikan, disebabkan oleh beberapa
Kepala Sub Dinas Pendidikan TK/SD Dinas
faktor penghambat, yaitu:
Pendidikan kota Banda Aceh, mengaku
bahwa misi pendidikan yang merupakan a. Faktor personal, yaitu ketidak
jabaran dari visi pendidikan banyak terdapat mampuan para pembina program
permasalahan dalam penyusunan rencana pembinaan dan pengembangan
yang akan diimplementasikan. Sebagai tenaga pengawas pendidikan
untuk melaksanakan program
contoh, misi pendidikan pertama adalah
pengembangan secara efektif
“meningkatkan kualitas dan kuantitas
karena keterbatasan pengetahuan,
tenaga kependidikan, serta fasilitas keterampilan, dan bahkan
pendidikan”. Dalam realisasinya, rencana kepribadiannya.
untuk mengimplementasikan misi tersebut
pada tahap perencanaan berhadapan dengan b. Faktor administratif, yaitu belum
tersedianya perangkat administratif
banyak permasalahan, terutama biaya.
yang baku di dalam sistem Dinas
Sekali pun di Nanggroe Aceh Darussalam
Pendidikan Kota Banda Aceh dalam
ketika penelitian ini dilaksanakan memiliki bentuk hirarki struktur sebagai
anggaran yang cukup besar untuk sektor pegangan para pembina program
pendidikan (dana dari perimbangan hasil pembinaan dan pengembangan
bumi lebih kurang Rp 700 Milyar per tahun tenaga pengawas pendidikan yang
untuk pendidikan), namun angka tersebut terfokus pada pelaksanaan program
belum menjamin dukungan penuh terhadap pembinaan dan pengembangan
kebutuhan pengembangan misi pendidikan. tenaga pengawas pendidikan.
Dana yang sebesar itu harus dibagi ke c. Faktor manajerial, yaitu sistem
berbagai Dinas yang ikut menyelenggarakan manajemen dengan menerapkan

177
Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....
(Niswanto) ISSN 1412-565 X

pendekatan birokratis dalam program Pendidikan, Kasubbag Personalia,


pembinaan dan pengembangan Kasubdin Pendidikan Dasar, Kepala
tenaga pengawas pendidikan, Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar,
membuat para pembina program Koordinator Pengawas Pendidikan,
menjadi pasif, kurang berani Perguruan Tinggi (terutama FKIP
berinisitif atau mengambil prakarsa Unsyiah), dan Majelis Pendidikan
tetapi selalu menunggu perintah Daerah kota Banda Aceh.
dari atas untuk setiap kegiatan yang Sekalipun stakeholder yang terlibat
terkait dengan program pembinaan dalam program pembinaan dan
dan pengembangan tenaga pengawas pengembangan pengawas pendidikan
pendidikan. demikian banyak tetapi sangat
d. Faktor eksternal, yaitu kondisi- disayangkan karena perhatian mereka
kondisi yang berada di luar sistem terhadap program pembinaan dan
Dinas Pendidikan Kota Banda pengembangan pengawas pendidikan
Aceh, akan tetapi mempengaruhi masih sangat kurang, hal ini terlihat
pelaksanaan program pembinaan jarangnya mereka duduk bersama
dan pengembangan tenaga pengawas untuk membicarakan berbagai
pendidikan, seperti tingkat sosial permasalahan yang berhubungan
ekonomi, sikap pembina program, dengan program pembinaan dan
dan dukungan stakeholders. pengembangan pengawas pendidikan.

e. Pengorganisasian program pembinaan g. Prosedur program pembinaan dan


dan pengembangan pengawas pengembangan pengawas pendidikan
pendidikan belum membuat yang dilakukan pada program
pembagian kerja (job description) pembinaan dan pengembangan
secara tertulis dan rinci di antara pengawas pendidikan adalah: (1)
personil pembina yang dilibatkan mengumpulkan informasi melalui
dalam program pengembangan tenaga need asesmen, (2) mengidentifikasi
kependidikan. Akibatnya, personil masalah, (3) menganalisis masalah, (4)
yang dilibatkan tidak mengetahui mencari serta menetapkan alternatif
secara jelas apa dan kapan suatu pemecahan masalah, (5) menetapkan
aktivitas seharusnya dilakukan. Di prioritas upaya pemecahan masalah,
samping itu, para pembina yang dan (6) melaksanakan program
ditunjuk sebagai pembina program pembinaan dan pengembangan
pembinaan dan pengembangan pengawas pendidikan.
pengawas pendidikan terikat dengan h.
Teknik pelaksanaan program
struktur tugas Dinas Pendidikan pembinaan dan pengembangan
Kota Banda Aceh, akibatnya personil pengawas pendidikan pada Dinas
tersebut justru lebih mementingkan Pendidikan Kota Banda Aceh belum
tugas-tugas pokok yang melekat dapat dilaksanakan secara efektif.
pada jabatan struktural yang menjadi Dengan perkataan lain, program
tanggung jawabnya, sementara pembinaan dan pengembangan
tanggung jawab dalam program pengawas pendidikan belum
pembinaan dan pengembangan sepenuhnya diarahkan pada
pengawas pendidikan dilaksanakan upaya peningkatan kemampuan
kurang terprogram. profesional tenaga pengawas
f.
Pihak-pihak yang terlibat pendidikan secara efektif. Teknik
dalam program pembinaan dan pelaksanaan program pembinaan dan
pengembangan pengawas pendidikan pengembangan pengawas pendidikan
kota Banda Aceh, adalah Kepala Dinas belum dilakukan secara efektif,

178
Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....
(Niswanto) ISSN 1412-565 X

hal ini disebabkan antara lain: (a) pembinaan dan pengembangan


personil yang berfungsi melakukan pengawas pendidikan jarang sekali
pembinaan terhadap pengawas mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah
pendidikan pada umumnya adalah seperti seminar, loka karya dan
menduduki jabatan struktural pada penelitian dalam bidang pengawasan
Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, pendidikan.
dengan demikian mereka lebih 3. Penilaian Pelaksananan Pengembangan
terfokus pada pekerjaan yang melekat Tenaga Pengawas Pendidikan
pada jabatan strukturalnya, (b) kurang
jelasnya job description (pembagian Sebagai suatu rangkaian, pelaksanaan
kerja) di antara personil (pembina program pembinaan pengawas pendidikan
pengawas pendidikan), sehingga yang didahului oleh tahapan perencanaan,
siapa akan melakukan pekerjaan apa maka dilakukan penilaian terhadap
kurang terlihat, sebagai akibatnya pelaksanaan program dilakukan untuk
efektivitas program pembinaan mencapai efektivitas dan efisiensi.
dan pengembangan pengawas
pendidikan kurang dapat dicapai, Deskripsi tentang penilaian program
(c) perhatian pimpinan (Kepala pembinaan pengawas pendidikan dikelom­
Dinas Pendidikan Kota Banda pokkan ke dalam tiga, yaitu pengawasan
Aceh) secara kelembagaan masih terhadap implementasi visi dan misi Dinas
kurang terutama dalam memberikan Pendidikan Kota Banda Aceh, pengawasan
insentif bagi tim yang berfungsi terhadap sistem analisis kebutuhan (needs
melakukan pembinaan terhadap assesment), dan pengawasan terhadap
pengawas pendidikan, (d) kurangnya pelaksanaan program pembinaan dan
dukungan materil dari organisasi pengembangan pengawas pendidikan.
terutama bagi pengawas pendidikan
yang melanjutkan pendidikan
dalam rangka pengembangan KESIMPULAN
profesional, (e) personil yang terlibat 1. Pembinaan pengawas pendidikan perlu
dalam program pembinaan dan diawali dengan perencanaan untuk
pengembangan pengawas pendidikan melakukan kajian terhadap kebutuhan
kurang memiliki ilmu dan wawasan pengawas SD melalui perencanaan yang
tentang kepengawasan kependidikan, rasional.
hal ini disebabkan antara lain: (1)
2.
Pelaksanaan pembinaan terhadap
penunjukkan mereka sebagai pembina
pengawas SD hendaknya melibatkan
pengawas pendidikan bukan atas
stakeholders dalam suatu koordinasi
dasar kualifikasi dan kualitas dalam
yang sinergi untuk meningkatkan kinerja
bidang kepengawasan pendidikan,
pengawas.
melainkan karena mereka menduduki
jabatan struktural tertentu yang terkait 3. Untuk mengetahui hasil pembinaan yang
dengan pengawas pendidikan, (2) telah dilakukan terhadap pengawas perlu
pada umumnya para personil yang dilakukan penilaian tentang keberhasilan
berfungsi sebagai pembina program pembinaannya dan untuk pengembangan
karir pengawas.

DAFTAR PUSTAKA
Acheson, K.A dan Gall, M.D, (1987), Techniques in the Clini­cal  Supervision of Teachers, Second  Edition,  White
Plains, New York: Longman.
Alfonso, RJ, Firth, GR dan Nevile, RF. (1981), Instructional Supervision: A Behavior System, Boston: Allyn and
Bacon Inc.

179
Manajemen Pembinaan Pengawas Sekolah Dasar ....
(Niswanto) ISSN 1412-565 X

As’ad, Mohd. (1982). Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan-Suatu Pendekatan Psikologik. Jakarta: Liberti
Aziz, M. M. (2005), Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2002,
(Studi Khusus Bidang Keistimewaan Aceh), Tesis, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Bafadal, I. (2003), Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Dari Sentralisasi menuju Desentralisasi,
Jakarta: Bumi Aksara.
Bafadal, I. (2003), Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar dalam Kerangka Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Bafadal, I. (2004), Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-kanak, Jakarta: Bumi Aksara.
Bafadal, I. (1992), Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, Jakarta: Bumi
Aksara.
Barra, R. J.  (1986), Putting Quality Circles to Work(terjemahan Agus  Maupala  dan  Kristina),  Jakarta: Erlangga.
Bastian, A. R. (2002), Reformasi Pendidikan: Langkah-langkah Pembaharuan dan Pemberdayaan Pendidikan
dalam Rangka Desentralisasi Sistem Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.
Bittel, L. R. dan Newstrom, J. W. (1994), Pedoman Bagi Penyelia,Jilid 2, Cet. I, Jakarta, Binaman Pressindo.
Bittel, L. R. dan Newstrom, J. W. (1996), Pedoman Bagi Penyelia,Jilid 1, Cet. II, Jakarta, Binaman Pressindo.
Bogdan, RC and Biklen, SK. (1982), Qualitative Research  for Education, Boston: Allyn and Bacon Inc.
Boles, H. W. dan Davenport, James A. (1983). Introductional To Educational Leadership. Lanham : University
Press.
Borich, G. D. (1988), Effective Teaching Methods, Ohio: Merrill Publishing Company, Colombus.
Bowen, H. R. (1980), The Costs of Higher Education: How Much Do Colleges and Universities Spend per Student
and How Much Should They Spend, San Francisco: Jossey-Bass Publishers
Castetter, W. B. (1981), The Personnel Function in Educational Administration, (third ed.), New York: MacMillan
Publishing Co., Inc.
Cogan, M.L,  (1973), Clinical Supervision, Boston:  Honghton Mifflin.
Cunningham, W. G. (1982). Systematic Planning for Educational Change. (first. ed.). California : Mayfiekd
Publishing Company.
Depdikbud (1980). Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan di Indonesia. Jakarta : Ditjen
Dikti
Eko H. dan Nunuk A. (1987), Gugus Kendali Mutu dalam Pengendalian Mutu Terpadu, Editor Eko  Henryanto
dan Marbun, BN, Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.
Engkoswara, (1987), Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Engkoswara, (1999), Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Engkoswara, (2002), Lembaga Pendidikan Sebagai Pusat Pembudayaan (Hidup Harmoni di Keluarga, Sekolah
dan di Masyarakat), Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Feigenbaum, AV. (1986), Total Quality Control, New York: Mc. Grow Hill Book Company.
Flippo, E. B. (1987), Personnel Management, Alih Bahasa : Moh. Masud, Jakarta: Erlangga.
Flippo, E. B. (1991), Manajemen Personalia, Jilid I, Alih Bahasa Oleh : Moh Masud, Jakarta: Erlangga.
Gaffar, Moh. F. (1987), Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi, Jakarta: P2LPTK
Gaffar, Moh. F. (1984), TQC dalam Pembinaan Produktivitas LPTK,    Makalah disampaikan   pada   Konferensi   ISPI
tanggal 17-19 Mei 1984.
Gaspersz, V. (1997), Membangun Tujuh Kebiasaan Kualitas dalam Praktek Bisnis Global, Jakarta: Gramedia.
Gibson, et. al. (1997), organisasi: perilaku struktur proses, jakarta : binarupa aksara.
Gilbert, T. F. (1978), Human Competence, Engineering Worthy Performance, New York: McGraw-Hill Book
Company.

180

Anda mungkin juga menyukai