Anda di halaman 1dari 3

PROFESIONALISME DAN KREDIBILITAS ASESOR

KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh: Ilisya P. Indrasari

A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan ranah yang paling penting dalam membangun peradaban
suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mutu pendidikannya baik atau
sangat baik. Di Indonesia, salah satu tolak ukur untuk mengukur mutu pendidikan
adalah dengan melalui kegiatan akreditasi. Akreditasi adalah suatu kegiatan penilaian
kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan kriteria (standar) yang telah
ditentukan. Kelembagan Akreditasi sekolah terdiri atas Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/madrasah (BAN-S/M), Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah
(BAP-S/M) dan Unit Pelaksana Akreditasi (UPA-S/M) yang dibentuk oleh BAP-S/M.
Asesor berada dalam struktur organisasi BAP-S/M.
Asesor adalah tenaga profesional yang telah memenuhi persyaratan untuk
diangkat dan ditugasi oleh BAN-S/M melalui BAP-S/M, untuk melakukan penilaian dan
visitasi di sekolah/madrasah sebagai bagian dari proses akreditasi (BAN S/M, 2018).
Asesor sebagai ujung tombak kegiatan akreditasi, menjadi pelaksana visitasi,
melakukan penilaian terhadap data yang diberikan kepada BAP-S/M dibandingkan
kenyataan data di lapangan. Penilaian yang dilakukan oleh asesor akan menentukan
peringkat akreditasi yang laik diberikan kepada sekolah/madrasah bersangkutan.

B. PEMBAHASAN
Menurut Crosby (dalam Husaeni Usman, 2015), mutu adalah sesuai dengan
yang diisyaratkan atau distandarkan (conformance to requirement). Ketika suatu produk
memiliki mutu sesuai dengan standard atau kriteria mutu yang telah ditentukan, maka
produk tersebut dikatakan bermutu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan bab I pasal 1 bahwa yang dimaksud
standard nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Bab II pasal 2
disebutkan bahwa lingkup standard nasional pendidikan meliputi standard isi, standard
proses, standard kompetensi lulusan, standard pendidik dan tenaga kependidikan,
standard sarana dan prasarana, standard pengelolaan, standard pembiayaan, dan
standard pengelolaan pendidikan.
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satu
pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan (PP no.19 tahun 2005). Tujuan
akreditasi sekolah/madrasah adalah: 1) memberikan informasi tentang kelayakan
sekolah/madrasah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan SNP; 2)
memberikan pengakuan peringkat kelayakan; dan 3) memberikan rekomendasi tentang

1
penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang
diakreditasi dan pihak terkait.(BAN S/M, 2010)
Asesor sebagai tenaga professional yang ditugasi oleh BAN S/M untuk
melakukan penilaian dan visitasi di sekolah/madrasah sebagai bagian dari akreditasi,
memiliki peranan penting dalam menentukan peningkatan mutu sekolah yang
merupakan lembaga pendidikan, selain sekolah itu sendiri. Oleh Karena
itu,profesionalisme dan kredibilas asesor sangat diperlukan.
Profesionalisme berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri
suatu profesi atau orang yang professional (https://kbbi.web.id/profesionalisme). Ciri
seorang professional: (1) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati
piawai ideal. (2) Meningkatkan dan memelihara imeg profesi. (3) Keinginan untuk
senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat
meningkatkan dan meperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya. (4)
Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi. Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas,
atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kredibilitas)
Dalam norma-norma yang harus di di pegang dan menjadi komitmen bagi semua
pihak yang terlibat dalam akreditasi, baik pihak sekolah, asesor, dan Badan Akreditas
Propinsi (BAP) S/M, salah satu diantaranya adalah Profesionalisme. Profesionalisme
bagi seorang asesor adalah, harus: (a) memahami ketentuan dan prosedur
pelaksanaan akreditasi, (b) memiliki kecakapan dalam menggunakan perangkat
akreditasi sekolah/madrasah, (c) memberikan penilaian secara objektif, dan (d)
memberikan saran dan rekomendasi dalam rangka perbaikan, pengembangan, dan
peningkatan kinerja sekolah/madrasah (Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah, 2018).
Selain profesionalisme, norma-norma yang harus dipegang dan menjadi
komitmen adalah: (1) kejujuran, (2) mandiri, (3) profesionalisme, (4) keadilan, (5)
kesejajaran, (6) keterbukaan, (7) bertanggung jawab, (8) menjaga kerahasiaan.
Kredibilitas berhubungan dengan integritas dan kepercayaan. Seorang asesor yang
dapat menjaga dan memegang komitmen terhadap norma-norma tersebut adalah
asesor yang memiliki kredibilitas yang tinggi.
Profesionalisme dan kredibilas asesor sebagai pelaksana lapangan yang
melakukan penilaian dan civitasi di sekolah/madrasah, akan menentukan peringkat
akreditasi yang diperoleh oleh sekolah/madrasah (terakreditasi A, B, atau C).
Berdasarkan penelitian Farida Hanun (2015), hubungan akreditasi dengan peningkatan
mutu pendidikan, yaitu: (1) Kepercayaan masyarakat semakin kuat dan menjadi syarat
mendapatkan bantuan dari pemerintah, (2) menjadikan stakeholder madrasah kompak
dan lebih semangat melakukan kegiatan positif, c) Terpenuhinya 8 standar akan
tercipta KBM yang kondusif sehingga mutu pendidikan dan kepercayan masyarakat
meningkat.

2
Ketika seorang asesor memiliki profesionalisme dan kredibilitas tinggi, maka
penilaian akreditasi akan menggambarkan mutu sekolah yang sebenarnya. Hal ini
sangat berpengaruh kepada strategi pengembangan sekolah/madrasah selanjutnya
untuk mempertahankan (jika terakreditasi A) atau meningkatkan mutu sekolah (jika
terakreditasi B atau C). Sehingga seluruh sekolah/madrasah secara berkesinambungan
dan terencana, akan menuju sekolah/madrasah yang Memenuhi Standar nasional
Pendidikan, dengan kata lain peningkatan mutu pendidikan akan tercapai.

C. PENUTUP
Asesor sebagai salah satu pelaksana akreditasi, yang melakukan penilaian dan
civitasi langsung terhadap pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan di
sekolah/madrasah, sangat menentukan peringkat akreditasi yang akan diperoleh
sekolah/madrasah. Hasil akreditasi akan menentukan strategi pengembangan
sekolah/madrasah, baik itu mempertahankan (jika terakreditasi A) ataupun
meningkatkan mutu sekolah (jika sekolah masih terakreditasi B atau C). sehingga
secara berkesinambungan dan tersencana, seluruh sekolah akan berupaya menuju
sekolah/madrasah yang memenuhi standard Nasional Pendidikan. Oleh karenanya,
profesionalisme dan kredibilitas asesor sangat menentukan mutu sekolah/madrasah
yang pada hakekatnya akan menentukan dan meningkat mutu pendidikan.

D. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. 2019. KBBI Online. [On
Line]. Tersedia: https://kbbi.web.id/profesionalisme. [10 Maret 2019]
Hanun, Farida. 2015. Jurnal: Akreditasi Madrasah Sebagai Kunci Keberhasilan dalam
Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Edukasi. Volume 13 Nomor 1,
April 2015. [On Line]. Tersedia:
https://jurnaledukasikemenag.org/index.php/edukasi/article/view/237/187. [12
Maret 2019].
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara. [On Line].
Tersedia: http://www.unm.ac.id/files/surat/pp-19-tahun-2005-ttg-snp.pdf. [12
Maret 2019].
Wikipedia. ___. Kredibilitas. [On Line]. Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kredibilitas. [10 Maret 2019]
Tim penyusun. 2018. Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah.Jakarta: Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah. [On Line]. Tersedia:
bansm.kemdikbud.go.id/unduh/get/23. [13 Maret 2019].
Usman, Husaini. 2015. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Proyek Penulisan
Buku/Bahan Ajar Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai