Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok:

Kiky Arifah Rismaningrum (19103141006)


Viona Resti (19103241025)
Anisa Rahmawati (19103241051)
Amat Jamaluddin (19103241061)
Erisa Eka Nur Cahyani (19103241074)

TUGAS
MANAJEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

Topik: Akreditasi Sekolah/Madrasah


A. Pengertian
1. Sekolah Reguler
Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah adalah salah satu pilar dari
realisasi slogan BAN S/M yaitu Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu.
Ketiga Pilar yang lain adalah Asesor yang bermutu, Manajemen yang bermutu,
dan Hasil yang bermutu.
2. Sekolah Khusus
Instrumen akreditasi atau kriteria dan perangkat akreditasi SLB
merupakan instrumen yang digunakan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah /
Madrasah untuk melakukan penilaian kelayakan akreditasi pada sekolah /
madrasah luar biasa (SDLB, SMPLB, dan SMALB). Salah satu hasil akreditasi
terhadap SLB terkini, yakni tahun 2019 adalah memberikan penilaian dan
peringkat akreditasi terhadap satuan pendidikan SLB. Oleh karena peringkat
akreditasi tahun 2019 masih berdiri masing-masing, yaitu peringkat SDLB,
SMPLB, dan SMALB, maka pemberian nilai, status, dan peringkat untuk SLB
akan dilakukan melalui konversi hasil penilaian per jenjang.
B. Fungsi
1. Sekolah Reguler
Perangkat akreditasi berfungsi sebagai alat penilaian mutu pendidikan
yang valid dan reliabel dengan mengacu pada standar nasional pendidikan dan
peraturan-peraturan yang terkait. perangkat yang bermutu terdiri atas instrumen,
petunjuk teknis data dan informasi pendukung serta teknik Penskoran. perangkat
akreditasi disusun dengan bahasa yang mudah dan sederhana sehingga tidak
menimbulkan salah pengertian dan perbedaan pendapat antara sekolah atau
madrasah dengan asesor. Perangkat disusun dengan lebih sederhana sehingga
memudahkan sekolah atau madrasah adalah mempersiapkan akreditasi dan pada
saat visitasi.
2. Sekolah Khusus
Akreditasi dilakukan oleh suatu badan akreditasi independen diluar
institusi tersebut, dan hasilnya nanti berupa pengakuan bahwa institusi yang
dinilai tersebut telah memenuhi dan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
Dalam hal ini Akreditasi Sekolah dilaksanakan oleh BAN SM (Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madarasah. Dari hasil akreditasi tersebut sebuah institusi telah
dianggap layak untuk beroperasi serta melaksanakan seluruh programnya. Jadi
akreditasi merupakan proses evaluasi dan penilaian layak tidaknya sebuah
institusi yang dilakukan secara berkesinambungan. Hal juga mengandung arti
bahwa akreditasi juga sebagai proses evaluasi dan penilaian terhadap mutu serta
kualitas yang dilakukan pada penyelenggara pendidikan tersebut.
C. Lingkup
Berdasarkan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2012 (pasal 1 ayat 2) Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah adalah badan evaluasi mandiri yang
menetapkan kelayakan program dan satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Selanjutnya pada pasal 1 ayat 6 dijabarkan bahwa sekolah/madrasah adalah
bentuk satuan pendidikan formal yang meliputi:
1. Sekolah Dasar (SD);
2. Madrasah Ibtidaiyah (MI);
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP);
4. Madrasah Tsanawiyah (MTs);
5. Sekolah Menengah Atas (SMA);
6. Madrasah Aliyah (MA);
7. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);
8. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK);
9. Sekolah Luar Biasa (SLB); dan
10. Satuan pendidikan formal lain yang sederajat.
D. Ketentuan dan Persyaratan
Ketentuan akreditasi pada program atau satuan pendidikan formal adalah:
1. Akreditasi di SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, dan SMA/MA/SMALB
diberlakukan untuk satuan pendidikan.
2. Akreditasi di SMK/MAK diberlakukan untuk program keahlian
sesuai nama program keahlian pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008
tentang Standar. Sarana SMK. Bagi program keahlian yang memiliki lebih
dari satu kompetensi keahlian, akreditasi tetap dilakukan pada program
keahlian dengan menilai seluruh kompetensi keahlian.
Sekolah/madrasah yang mengusulkan untuk diakreditasi harus memenuhi
persyaratan berikut:
1. Memiliki surat keputusan pendirian/operasional sekolah/madrasah;
2. Memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas;
3. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
4. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan;
5. Melaksanakan kurikulum yang berlaku; dan
6. Telah menamatkan peserta didik.
E. Mekanisme
1. Penetapan Sasaran Sekolah/Madrasah
BAN-S/M menetapkan jumlah sasaran dan daftar satuan pendidikan yang
akan diakreditasi di setiap provinsi berdasarkan data base BAN-S/M. BAP-S/M
melakukan validasi terhadap data sekolah/madrasah yang akan diakreditasi pada
tahun berjalan. Validasi data dilakukan untuk memastikan bahwa
sekolah/madrasah yang akan diakreditasi memenuhi persyaratan dan memiliki
kesiapan untuk diakreditasi. Untuk memastikan bahwa sekolah memenuhi semua
persyaratan, BAP-S/M berkoordinasi dengan Disdik Provinsi dan Kanwil
Kemenag. Hasil validasi yang dilakukan BAP-S/M dikirim kembali ke BAN-S/M
untuk ditetapkan sebagai sasaran yang akan diakreditasi pada tahun berjalan.
2. Sosialisasi dan Penyampaian Perangkat Akreditasi
Keputusan BAN-S/M tentang kuota dan sasaran akreditasi   disampaikan
kepada sekolah/madrasah melalui BAP-S/M, Disdik dan Kanwil/Kankemenag.
Tujuan kegiatan ini adalah agar sekolah/madrasah mempersiapkan diri untuk
mengikuti akreditasi, dengan: (a) mempelajari perangkat akreditasi, (b) tahapan
dan jadwal pelaksanaan, (c) tugas dan tanggung jawab sekolah/madrasah, serta
(d) mengisi  instrumen dan melengkapi data pendukung.
3. Pengisian dan Pengiriman Instrumen Akreditasi
Sekolah/madrasah mengunduh dan mempelajari dokumen Perangkat
akreditasi yang terdiri atas: (a) Instrumen Akreditasi, (b) Petunjuk Teknis; (c)
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung, (d) Teknik Penskoran
dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi. Sekolah/madrasah mengisi
secara online melalui aplikasi Sispena: (a) instrumen akreditasi dan (b) instrumen
pengumpulan data dan informasi pendukung, sesuai kondisi riil sekolah.
4. Penetapan Kelayakan Sekolah/Madrasah dan Penugasan Asesor
BAP-S/M mengunduh dan mengevaluasi hasil isian akreditasi
sekolah/madrasah dari Sispena S/M untuk menentukan kelayakan
sekolah/madrasah yang akan diakreditasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin
bahwa sekolah/madrasah yang akan divisitasi telah memenuhi persyaratan
kelayakan. BAP-S/M mengirimkan hasil penetapan kelayakan untuk divisitasi
kepada sekolah/madrasah dan menugaskan asesor untuk melaksanakan visitasi ke
sekolah/madrasah yang memenuhi persyaratan.
5. Visitasi Ke Sekolah/Madrasah
Visitasi adalah kegiatan verifikasi dan klarifikasi isian instrumen
akreditasi, instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung (IPDIP),
mengacu pada petunjuk teknis pengisian instrumen akreditasi serta observasi
kegiatan pembelajaran di kelas dan kondisi lingkungan sekolah/madrasah.
6. Validasi Proses dan Hasil Visitas
Asesor yang telah selesai melakukan visitasi memberikan laporan kepada
BAP-S/M. Laporan visitasi tersebut perlu divalidasi, untuk menjamin proses dan
hasil akreditasi kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
7. Verifikasi Hasil Validasi dan Penyusunan Rekomendasi
Setelah validasi proses dan hasil visitasi, BAP-S/M melaksanakan
verifikasi hasil validasi dan penyusunan rekomendasi. Kegiatan ini dilakukan
agar penetapan hasil akreditasi benar-benar objektif sesuai dengan keadaan
sekolah/madrasah.
8. Penetapan Hasil dan Rekomendasi Akreditasi
Hasil dan rekomendasi akreditasi sekolah/madrasah ditetapkan melalui
rapat pleno BAP-S/M yang dihadiri oleh anggota BAN-S/M dituangkan dalam
surat keputusan. BAP-S/M membuat rekomendasi untuk pihak terkait guna
ditindaklanjuti dalam perencanaan perbaikan mutu pendidikan.
9. Penerbitan dan Penyerahan Sertifikat Akreditasi
Hasil  pleno BAP-S/M dan BAN-S/M menetapkan hasil akreditasi melalui surat
keputusan dengan dilengkapi rekomendasi akreditasi. Isi surat keputusan tersebut
memuat data seluruh sekolah/madrasah yang telah diakreditasi, baik yang
terakreditasi maupun tidak terakreditasi. Sebagai bukti status dan peringkat
akreditasi yang telah dicapai oleh sekolah/madrasah, BAP-S/M menerbitkan dan
menyerahkan sertifikat akreditasi kepada setiap sekolah/madrasah yang
terakreditasi.
10. Sosialisasi Hasil Akreditasi
Masyarakat perlu memperoleh informasi tentang status dan peringkat akreditasi
sekolah/madrasah. Untuk itu, hasil akreditasi perlu disosialisasikan oleh BAN-
S/M dan BAP-S/M kepada masyarakat. Kegiatan sosialisasi dilakukan  melalui
seminar, media massa, website, compactdisk, dan media lainnya.
F. Kebijakan Khusus Akreditasi Sekolah Luar Biasa/Sekolah Khusus
Kebijakan akreditasi SLB diatur sebagai berikut.
Persyaratan khusus SLB yang akan diakreditasi adalah:
1. Memiliki surat keputusan pendirian/operasional sekolah/madrasah;
2. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
3. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan;
4. Melaksanakan kurikulum yang berlaku;
5. Telah melaksanakan pendidikan dalam 3 tahun berturut-turut untuk SMPLB
dan SMALB, 6 tahun berturut-turut untuk SDLB, dan
6. Kepemilikan dan penggunaan fasilitas dan sumber daya bersama.
SLB yang menyelenggarakan pendidikan satu atap serta memiliki tingkat
pendidikan dan program berbeda dapat mendayagunakan pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan secara
bersama.
1. Pendidik dan tenaga kependidikan.
a. Guru (guru tidak melampaui jumlah maksimum beban mengajar).
b. Kepala sekolah/madrasah, TU, dan tenaga pendukung lainnya.
2. Sarana dan prasarana (tidak melampaui kapasitas maksimal penggunaan).
a. Ruang ibadah.
b. Ruang bina diri.
c. Tempat dan alat olahraga.
3. Pengelolaan; dapat dikelola dalam satu sistem manajemen untuk semua
program pendidikan, tingkat satuan, dan jenjang yang dimiliki.
4. Pembiayaan; boleh terintegrasi atau terpisah.
Fasilitas dan sumber daya bersama harus menjamin proses pembelajaran
secara layak sesuai ketentuan.
5. Asesor SLB
Asesor akreditasi SLB memiliki kewenangan melakukan penilaian kelayakan
semua satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB.
G. Kebijakan Khusus Akreditasi Sekolah Satu Atap
Satuan pendidikan (sekolah/madrasah) satu atap jumlahnya cukup besar
dan tersebar hampir di seluruh Indonesia yaitu: TK-SD satu atap, RA-MI satu
atap, SD-SMP satu atap, dan MI-MTs satu atap. Sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional, model pendidikan satu atap ini menerapkan SNP dengan
perspektif yang khas. Kekhasannya terletak pada pengelolaan layanan yang
bersifat terpadu dengan menerapkan efisiensi namun tetap mengikuti SNP. Oleh
sebab itu, kriteria dan perangkat akreditasi yang berlaku tetap dapat diterapkan
dalam pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan satu atap dengan memperhatikan
aspek keterpaduan dalam pengelolaan yang bermakna efisiensi.
Kebijakan akreditasi sekolah/madrasah satu atap diatur sebagai berikut.
1. Penentuan satuan pendidikan satu atap ditentukan berdasarkan realitas di
lapangan yang dilengkapi dengan Surat Keterangan atau bukti tertulis dari
pihak berwenang.
2. Sekolah Satu Atap ditentukan oleh Dinas Pendidikan; dan
3. Madrasah Satu Atap ditentukan oleh Kanwil atau Kankemenag
Kabupaten/Kota;
4. Persyaratan akreditasi sekolah/madrasah satu atap adalah sama seperti
persyaratan akreditasi sekolah/madrasah pada umumnya yaitu:
a. memiliki Surat Keputusan Pendirian/Operasional Sekolah/Madrasah;
b. memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas;
c. memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
d. memiliki pendidik dan tenaga kependidikan;
e. melaksanakan kurikulum yang berlaku; dan
f. telah menamatkan peserta didik. 
Kepemilikan butir-butir (a), (c), dan (d) di atas dapat menerapkan prinsip
pemanfaatan bersama, sebagai berikut:
1. Perangkat akreditasi yang digunakan adalah sama dengan perangkat
akreditasi untuk sekolah/madrasah pada umumnya.
2. Pernyataan kepala sekolah/madrasah satu atap diisi dan ditandatangani oleh
kepala satuan pendidikan satu atap. Apabila masing-masing satuan
pendidikan memiliki kepala sekolah/madrasah sendiri-sendiri, maka nama
kepala sekolah/madrasah bersangkutan yang dicantumkan.
3. Data sekolah/madrasah satu atap diisi dengan nama sekolah/madrasah yang
akan diakreditasi. Visi sekolah/madrasah satu atap diisi dengan visi bersama
sebagai lembaga satu atap atau visi masing-masing kalau ada rumusan
sendiri-sendiri, demikian juga isian misinya.
4. Guru dan tenaga kependidikan tidak dipersoalkan dari mana asalnya, yang
terpenting adalah fungsi dan perannya di dalam proses pembelajaran. Guru
dan tenaga kependidikan yang ada dikelola secara terpadu sehingga dianggap
aset bersama. Guru dan tenaga kependidikan yang tidak digunakan bersama
hanya diakui pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
5. Sarana dan prasarana pendidikan menerapkan prinsip pemanfaatan bersama.
Seluruh sarana dan prasarana yang dapat dipakai secara bersama diakui
sebagai sarana dan prasarana satuan pendidikan yang sedang diakreditasi.
Sarana dan prasarana yang bersifat khusus untuk satuan pendidikan lain tidak
dimasukkan, misalnya buku pelajaran untuk SD berbeda dengan buku teks
untuk SMP.
6. Pengisian instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung akreditasi
yang berkaitan dengan kepemilikan tenaga pendidik dan kependidikan serta
sarana dan prasarana mengikuti peran dan fungsi seperti pada butir 6 dan 7.
Dengan demikian, kalau keduanya sedang diakreditasi hasil isiannya
sebagian akan menunjukkan adanya tumpang tindih yang disebabkan oleh
peran dan fungsi ganda dari unsur pendidik dan tenaga kependidikan tertentu
bagi kedua satuan pendidikan.
7. Penerapan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan
Standar Penilaian Pendidikan tetap berlaku sebagaimana pada pelaksanaan
akreditasi sekolah/madrasah pada umumnya.
a. Teknik penskoran dan pemeringkatan hasil akreditasi sesuai pedoman
pada perangkat akreditasi.
b. Mekanisme akreditasi untuk satuan pendidikan satu atap sama seperti
mekanisme akreditasi yang berlaku bagi sekolah/madrasah pada
umumnya.
c. Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah satu atap dilakukan per satuan
pendidikan, misalnya pada pelaksanaan akreditasi SD-SMP Satu Atap
maka SD diakreditasi tersendiri, demikian pula SMP diakreditasi sendiri.
d. Pelaksanaan akreditasi kedua satuan pendidikan dalam sekolah/madrasah
satu atap bisa dilakukan dalam waktu bersamaan, dan dapat juga
dilakukan pada waktu yang berbeda.
e. Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan satu atap dilaksanakan oleh
asesor sesuai sertifikat asesor yang dimiliki dan masih berlaku.
H. Instrumen Akreditasi

Anda mungkin juga menyukai